Penularan dan Penyebaran Patogenesis

2.3. Penularan dan Penyebaran

Tuberkulosis ditularkan melalui udara oleh partikel kecil yang berisi kuman tuberkulosis yang disebut “ droplet” . Droplet nukleus yang berukuran 1-5 µm dapat sampai ke alveoli.Droplet nukleus kecil yang berisi basil tunggal lebih berbahaya daripada sejumlah besar basil didalam partikel yang besar, sebab partikel besar akan cenderung menumpuk di jalan napas daripada sampai ke alveoli sehingga akan dikeluarkan dari paru oleh sistem mukosilier. Batuk merupakan mekanisme yang paling efektif untuk menghasilkan droplet nukleus.Satu kali batuk yang cepat dan kuat akan menghasilkan partikel infeksius sama banyaknya dengan berbicara keras selama lima menit .Penyebaran melalui udara juga dapat disebabkan oleh manuver ekspirasi yang kuat seperti bersin, berteriak ,bernyanyi.Satu kali bersin dapat menghasilkan 20.000-40.000 droplet, tapi kebanyakan merupakan partikel yang besar sehingga tidak infeksius. London dan Roberts meneliti bahwa pasien pasien yang batuk lebih dari 48 kali malam akan menginfeksi 48 dari orang yang kontak dengan pasien.Sementara pasien yang batuk kurang dari 12 kalimalam menginfeksi 28 dari orang yang kontak dengan pasien. Basil tuberkulosis juga dapat memasuki tubuh melalui traktus gastrointestinal ketika minum susu yang mengandung mikobakterium. Jalan lain masuknya kedalam tubuh manusia adalah melalui luka pada kulit atau membran mukosa, tetapi penyebaran dengan cara ini sangat jarang. Jika fokus tuberkulosis telah terbentuk pada satu bagian tubuh maka penyakit Mual Bobby E Parhusip : Peranan Foto Dada Dalam Mendiagnosis Tuberkulosis Paru Tersangka Dengan Bta Negatif Di Puskesmas Kodya Medan, 2009 dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain melalui pembuluh darah, saluran limfatik, kontak langsung, saluran cerna sering dari intestinum kembali ke darah melalui duktus torasikus dan terakhir yang paling sering melalui jalan napas. 11,16

2.4. Patogenesis

Tuberkulosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh cell mediated immune response . Sel efektornya adalah makrofag,sedang limfosit biasanya sel T merupakan immunoresponse cell . Inhalasi partikel besar yang berisi lebih dari tiga basil tuberkulosis tidak akan sampai ke alveoli, partikel akan melekat di dinding bronkus dan akan dikeluarkan oleh sistem mukosiliari, tetapi inhalasi partikel kecil yang berisi 1-3 basil dapat sampai ke alveoli. M tuberkulosis yang masuk ke alveoli akan diikuti oleh vasodilatasi dan masuknya leukosit polimorfonuklear dan makrofag yang berfungsi untuk memakan dan membunuh basil tersebut.Setelah beberapa hari maka leukosit berkurang dan makrofag jadi dominan.Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut yang disebut dengan focus primer atau ghon focus yang merupakan infeksi primer. Infeksi primer ini dapat sembuh dengan atau tanpa bekas atau dapat berlanjut terus dan bakteri terus di fagosit atau berkembang biak didalam sel. Basil dapat menyebar melalui kelenjar getah bening menuju kelenjar getah bening regional. Gabungan terserangnya kelenjar Mual Bobby E Parhusip : Peranan Foto Dada Dalam Mendiagnosis Tuberkulosis Paru Tersangka Dengan Bta Negatif Di Puskesmas Kodya Medan, 2009 getah bening dengan fokus primer disebut kompleks Ghon.Infeksi primer kadang-kadang berlanjut terus dan perubahan patologisnya bersamaan seperti TB post primer. TB post primer umumnya terlihat pada paru bagian atas terutama pada segmen posterior lobus atas atau pada bagian apeks lobus bawah. Terjadinya TB post primer dapat terjadi melalui salah satu dari 3 mekanisme ini yaitu: 1. Perkembangan langsung dari TB primer 2. Reaktivasi dari TB primer 3. Reinfeksi dari luar exogenous reinfection Proliferasi dari hasil tuberkulosis di dalam nekrosis sentral diikuti dengan perlunakan dan pencairan zat kaseosa dapat pecah ke bronkus dan membentuk kavitas.Perdarahan dapat terjadi jika proses kaseosa berlanjut ke pembuluh darah pada dinding kavitas. Penyebaran kaseosa dan bahan cair kedalam percabangan bronkus akan menyebarkan infeksi kedaerah paru yang lainya.Rupturnya fokus kaseosa ke dalam pembuluh darah mengakibatkan terjadinya TB milier. 7,11

2.5. Diagnosis

Dokumen yang terkait

Perilaku penderita TB Paru Positif Dalam Upaya Pencegahan Penularan Tuberkulosis Pada Keluarga di Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

35 163 127

Faktor-Faktor Risiko Penularan TB Paru pada Keluarga yang Tinggal Serumah di Kabupaten Aceh Timur

3 68 135

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU BTA (+) POSITIF PADA KLIEN TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS KENDAL KEREP KECAMATAN BLIMBING MALANG

0 27 23

Hubungan Manifestasi Klinis dan Hasil Pemeriksaan Foto Toraks dalam Mendiagnosis TB di RSU Kota Tangerang Selatan pada Tahun 2013

0 15 84

HUBUNGAN GAMBARAN FOTO TORAKS PASIEN TUBERKULOSIS PARU ANAK DENGAN UJI TUBERKULOSIS DI RSUD SARAS HUSADA

0 4 65

Peranan Uji Kulit Tuberkulin Dalam Mendiagnosis Tuberkulosis (Studi Pustaka).

0 0 12

Performa Pemeriksaan Xpert MTBRIF dengan Menggunakan Spesimen Bilasan Lambung dalam Mendiagnosis Tuberkulosis Paru pada Pasien HIV Tersangka Tuberkulosis Paru | Mboeik | Jurnal Penyakit Dalam Indonesia 1 PB

0 1 6

SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KONDISI RUMAH DENGAN TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF DI PUSKESMAS KUNTI KABUPATEN PONOROGO

0 2 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis Paru - DISTRIBUSI TERSANGKA TUBERKULOSIS PARU PADA KELUARGA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 0 10

DISTRIBUSI TERSANGKA TUBERKULOSIS PARU PADA KELUARGA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF ARTIKEL ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat Mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

0 0 11