METODE PENELITIAN Prof. dr. Guslihan Dasa Tjipta, SpAK 4. DR.dr. Rosihan Anwar, DMM, MS, Sp.MK, M.Pd

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian Desain penelitian adalah Observasional cross sectional analitik. 3.1.1. Kriteria inklusi : 1. Bayi berumur 3 bulan – anak 16 tahun yang kontak serumah dengan penderita TB BTA + yang mendapat pengobatan dengan OAT. 2. Bersedia mengikuti sampai akhir penelitian, dengan mengisi surat persetujuan. 3.1.2. Kriteria eksklusi : 1. Gizi buruk 2. Tifus abdominalis 3. Campak morbilli 4. Gondongan mumps 5. Tuberkulosis berat : Meningitis Tuberkulosis dan Tuberkulosis milier 6. Batuk rejan 7. sedang mendapat pengobatan dengan obat kortikosteroid ataupun obat imunosupresif lainnya. 8. Menderita penyakit keganasan seperti limfoma Hodgkin dan limfoma non Hodgkin. 9. Mendapat imunisasi polio oral dan campak kurang dari 6 minggu. 15 Welldany Siregar: Perbedaan Hasil Uji Mantoux Pada Anak Umur 3 Bulan - 16 Tahun Yang Kontak Serumah Dengan Penderita Tuberkulosis BTA + Yang Telah Diimunisasi Dan Belum Imunisasi BCG, 2008. USU e-Repository © 2008 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Simeuleu Timur, Kecamatan Simeulue Tengah, Kecamatan Simeulue Barat dan Kecamatan Teupah Barat, Kabupaten Simeuleu, Prov. Nanggroe Aceh Darussalam. Penelitian dilakukan mulai bulan Agustus 2007 – Januari 2008 terhadap penderita TB dengan OAT tahun 2005, 2006 dan 2007. 3.3. Perkiraan Besar Sampel Sudigdo, 2002 Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue, diperoleh jumlah wanita usia subur di kab. Simeulue sebanyak 13566 orang, jumlah anak laki-laki dan perempuan usia 1 – 16 tahun sebanyak 35313 orang. Sehingga rata-rata jumlah anak yang dimiliki setiap KK adalah 3 orang 35313 : 13566 = 2,6, dibulatkan jadi 3 . Jumlah penderita TB yang mendapat pengobatan dengan OAT pada tahun 2005, 2006, dan 2007 sebanyak 174 orang. Populasi anak yang berisiko terinfeksi TB: 174 penderita TB x 3 = 522 orang. Perkiraan besar sampel ditentukan dengan formula Slovin. n = 2 e N 1 N + n = 2 1 , 522 1 522 + = 22 , 5 1 522 + = 22 , 6 522 = 83. Welldany Siregar: Perbedaan Hasil Uji Mantoux Pada Anak Umur 3 Bulan - 16 Tahun Yang Kontak Serumah Dengan Penderita Tuberkulosis BTA + Yang Telah Diimunisasi Dan Belum Imunisasi BCG, 2008. USU e-Repository © 2008 n = jumlah subjek N = perkiraan populasi anak yang berisiko terinfeksi TB e = margin error = 10 . Dari rumus di atas didapatkan besar sampel sebanyak 83 orang. 3.4. Definisi Operasional 1. Anak kontak serumah kontak erat : anak yang tinggal serumah dengan penderita TB paru BTA + dalam waktu 3 bulan. 2. Umur sampel ditetapkan berdasarkan umur kalender. 3. Status imunisasi BCG ditentukan dengan scar atau KMS, bila scar tidak di jumpai tetapi tertera dalam KMS, imunisasi BCG dianggap telah diberikan. 4. Hasil uji Mantoux + apabila diameter indurasi ≥ 10 mm dan − apabila 0-4 mm. Indurasi 5-9 mm hasil meragukan dan harus diulang 2 minggu kemudian, untuk menghindari efek booster. Anak di bawah umur 5 tahun di imunisasi BCG hasil uji Mantoux + apabila diameter indurasi ≥ 15 mm dan jika tidak diimunisasi, uji Mantoux apabila + indurasi ≥ 10 mm Rahajoe, 2005. 5. Status nutrisi anak diklasifikasikan menjadi gizi baik, sedang, kurang atau buruk berdasarkan pemeriksaan antropometri Depkes, 1991. 6. Pengukuran antropometri adalah pengukuran berbagai variasi ukuran fisik dan komposisi kasar tubuh manusia pada berbagai tingkat umur dan status nutrisi yang berbeda Depkes, 1991. Welldany Siregar: Perbedaan Hasil Uji Mantoux Pada Anak Umur 3 Bulan - 16 Tahun Yang Kontak Serumah Dengan Penderita Tuberkulosis BTA + Yang Telah Diimunisasi Dan Belum Imunisasi BCG, 2008. USU e-Repository © 2008 7. Penderita TB ditetapkan dengan pemeriksaan mikroskopis BTA +, menggunakan skala IUATLD Depkes, 2002. 8. Jumlah penghuni: Jumlah penghuni dalam rumah tempat tinggal, berdasarkan rumus jumlah penghuniluas bangunan. Syarat rumah dianggap sehat adalah 10 m² per orang Depkes, 2003; Achmadi, 2005. 9. Ventilasi baik, apabila dijumpai ukuran jendela 10 dari luas permukaan lantai dan berfungsi dengan baik sebagai tempat sirkulasi udara Depkes, 1999; Achmadi, 2005. 10. Pendidikan orang tuawali: a. SD apabila pernah duduk dan atau tamat SD. b. SMP apabila pernah duduk dan atau tamat SMP. c. SMA apabilla pernah duduk dan atau tamat SMA. d. Sarjana apabila pernah duduk atau tamat perguruan tinggi. 11. Penghasilan: Jumlahgaji yang didapat oleh keluarga tersebut dalam satu bulan Badan Pusat Statistik Welldany Siregar: Perbedaan Hasil Uji Mantoux Pada Anak Umur 3 Bulan - 16 Tahun Yang Kontak Serumah Dengan Penderita Tuberkulosis BTA + Yang Telah Diimunisasi Dan Belum Imunisasi BCG, 2008. USU e-Repository © 2008 3.5. Kerangka Kerja Kriteria Eksklusi Uji Mantoux Imunisasi BCG + Imunisasi BCG − Kriteria Inklusi Gambar 2. Kerangka Kerja 3.6. Cara Kerja 1. Sampel diperoleh dari 174 penderita TB dewasa BTA + yang mendapat pengobatan dengan OAT di RSUD Simeulue. Anak umur 3 bulan-16 tahun kontak serumah dengan penderita diambil sebagai sampel. 2. Data dasar sampel dicatat seperti nama, umur, jenis kelamin dan status imunisasi. Sampel didatangi langsung oleh peneliti dan petugas TB RSUD Simeulue, diberi pengarahan maksud penelitian. Keluarga yang setuju mengisi surat persetujuan dan bersedia mengikuti sampai akhir penelitian. 3. Terhadap sampel dilakukan uji Mantoux memakai PPD RT-23 kekuatan 2 TU buatan Biofarma Bandung dengan dosis 0,1 ml, memakai semprit tuberkulin 27 G, secara intradermal di permukaan sentral volar tangan kiri bawah. Khusus bayi yang akan dilakukan uji Mantoux digendong, dipegang lengan kirinya dengan kuat oleh pembantu peneliti. Daerah suntikan dibersihan dengan kapas yang Welldany Siregar: Perbedaan Hasil Uji Mantoux Pada Anak Umur 3 Bulan - 16 Tahun Yang Kontak Serumah Dengan Penderita Tuberkulosis BTA + Yang Telah Diimunisasi Dan Belum Imunisasi BCG, 2008. USU e-Repository © 2008 sudah dibasahi dengan air bersih, lalu dilakukan penyuntikan intradermal dengan memakai PPD RT 23 kekuatan 2 TU sebanyak 0,1 ml, memakai semprit tuberkulin 27 G. Suntikan dilakukan secara intradermal. Dengan perlahan-lahan jarum ditusukkan pada kulit, setelah tepat intradermal posisi jarum suntik dibuat sejajar dengan pemukaan kulit dengan sedikit didorong. Apabila suntikan dilakukan dengan benar telihat kulit membengkak berwarna kepucatan dengan diameter 6-10 mm. Pada waktu menyuntik anak berikutnya semprit dan jarum diganti dengan yang baru Rahajoe, 2005. 4. Pembacaan hasil uji mantoux dilakukan setelah 48-72 jam oleh peneliti sendiri dengan mengukur indurasi melintang bukan eritema di bawah sinar yang terang. Hasil uji Mantoux dinyatakan dalam milimeter. Penentuan hasil positif pada anak yang sudah diimunisasi BCG bila indurasi ≥ 15 mm, pada anak yang belum diimunisasi BCG indurasi ≥ 10. Bila timbul bulla atau vesikel dicatat. 3.7. Variabel yang diamati Variabel bebas : jenis kelamin, umur, imunisasi, ventilasi, jumlah penghuni dalam rumah, penghasilan keluarga, pendidikan ayah dan pendidikan ibu. Variabel tergantung: status BCG. Welldany Siregar: Perbedaan Hasil Uji Mantoux Pada Anak Umur 3 Bulan - 16 Tahun Yang Kontak Serumah Dengan Penderita Tuberkulosis BTA + Yang Telah Diimunisasi Dan Belum Imunisasi BCG, 2008. USU e-Repository © 2008 3.8. Analisa Data Data dikumpul dan disajikan secara kualitatif, diuji dengan menggunakan uji kai-kuadrat uji X², nilai p 0,05 dinyatakan bermakna signifikan. Untuk melihat perbedaan uji mantoux pada anak umur 3 bulan-16 tahun, yang sudah diimunisasi dan tidak imunisasi BCG. Analisa data dilakukan dengan membandingkan jenis kelamin, umur, imunisasi, ventilasi, jumlah penghuni dalam rumah, jumlah penghasilan keluarga, pendidikan ayah, pendidikan ibu dengan menggunakan program SPSS Statistical Package Solution Services versi 15. Welldany Siregar: Perbedaan Hasil Uji Mantoux Pada Anak Umur 3 Bulan - 16 Tahun Yang Kontak Serumah Dengan Penderita Tuberkulosis BTA + Yang Telah Diimunisasi Dan Belum Imunisasi BCG, 2008. USU e-Repository © 2008

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN