Mikrostruktur Diagram Alir Penelitian SAMPEL Fe Mn

Dalam melaksanakan test, beban haruslah diberikan secara mulus tanpa tumbukan dan dijaga tetap berkontak selama 10 sampai 15 detik. Beban harus tepat hingga lebih baik dari 1 persen, kedua diagonal cetakan diukur dan nilai rata-rata digunakan unuk menghitung HV dengan persamaan : HV = 2 2 d L 8544 . 1 = d 2 sin L 2 Dimana d = diagonal rata-rata L = beban, kgf α = sudut sisi 136

2.7 Mikrostruktur

Pemilihan bahan baku baja ditentukan oleh faktor komposisi paduan. Faktor komposisi paduan dapat menunjukan sifat fisis dan sifat mekanis dan mikro struktur. Mikrostruktur dapat menginterprestasikan kekerasan dari bahan tersebut. Analisa mikrostruktur adalah salah satu bagian dari metalurgi fisis yang dapat menganalisa mikrostruktur dari baja akibat perlakuan panas dan perlakuan mekanis yang menghasilkan bentuk butir yang nantinya dapat memperbaiki sifat fisis dan sifat mekanis dari baja. andaikan suatu bahan dipanaskan sampai temperatur 800 – 1200 C, dengan komposisi 0,68 wt C sampai fasa austenit. Kemudian didinginkan sampai 600 C fasa yang terbentuk adalah fasa pearlit alpha + sementit tetapi bila didinginkan sampai batas kritis 738 C fasa gamma sebahagian akan terdistorsi Sapta Rosnardi : Analisis Proses Paduan Transformasi Bainitik Baja Mangan, 2008 USU Repository © 2008 menjadi fasa alpha, dan bila dilanjutkan pendinginan dibawah sedikit batas kritis ferit akan bergabung didalam pearlit dan austenit akan bertranformasi menjadi karbida sementit andaikan didinginkan secara cepat fasa austenit akan bertransfomasi menjadi sementit Gambar 2.9. Suhu transisi austenit t ferrit Ferrit pro eutektoid Austenit Ferit bergabung di dalam pearlit Gambar 2.9 Perubahan Mikrostruktur Baja Karbon Selama PendinginanLambat Adnyana,1997 Tranformasi sementit tidak terjadi dan produk transformasinya akan berubah menjadi fasa bainit dan martensit. Fasa bainit terbentuk akibat pendinginan dengan cepat mencapai temperatur 200 C sampai 400 C. Sapta Rosnardi : Analisis Proses Paduan Transformasi Bainitik Baja Mangan, 2008 USU Repository © 2008

2.8 Struktur Mikro Logam

Metalurgi fisik adalah pengetahuan tentang metalografi. Konstitusi dari logam dan strukturnya maupun paduan-paduannya dipelajari dengan dukungan mikroskop optik, dan pada umumnya di pergunakan mikroskop elektron. Bila atom berbagai jenis unsur logam dicampur, dapat terjadi paduan dan akan terbentuk bermacam-macam struktur mikro. Setelah permukaan logam dipoles dan dietsa dengan bahan kimia khusus, maka dengan penyinaran dibawah mikroskop akan tampak batas butir sebagai garis ,seperti yang nampak pada Gambar 2.10. Tiap volum yang mempunyai orientasi tertentu disebut butir dan daerah tak teratur antar butir disebut batas butir grain boundary . Makin halus butir, makin kuat bahan dan kekuatan luluh, keuletan dan ketangguhan bahan juga semakin tinggi. Gambar 2.10 Struktur Butir Baja Ferrit α yang Telah Dietsa Besar butiran tergantung pada laju pendinginan dan proses pengerjaan pendinginan sewaktu logam dibentuk. Sapta Rosnardi : Analisis Proses Paduan Transformasi Bainitik Baja Mangan, 2008 USU Repository © 2008 Struktur mikro dari logam dapat memberikan sebagian imformasi yang mendukung sifat dari logam tersebut. Salah satu yang dapat dianalisa dari struktur mikro adalah ukuran butir dari logam. Dimana ukuran butir mempengaruhi kekerasan logam.

2.8.1 Metode Planimetric Metode Jeffries

Metode Planimetric dikembangkan oleh Jeffries yang telah digunakan cukup lama dan sederhana untuk menentukan jumlah butir persatuan luas pada bagian bidang yang dapat dihubungkan pada standart ukuran butir ASTM E112. Metode Jeffries lebih sederhana penggunaannya jika dibandingkan dengan metode-metode lainnya.Vander, 1984, hal 445. Dalam penggunaan metode Jeffries dapat dilakukan dengan menggambar sebuah lingkaran pada gambar struktur mikro yang akan dianalisa. Jumlah butir yang utuh didalam daerah lingkaran disebut dengan n 1 dan jumlah butir yang berpotongan dengan garis lingkaran disebut dengan n 2 . Struktur mikro yang dianalisa dengan metode Jeffries, dapat dilihat pada gambar 2.11. Sapta Rosnardi : Analisis Proses Paduan Transformasi Bainitik Baja Mangan, 2008 USU Repository © 2008 Gambar 2.11 Mikrostruktur Metode Jeffries Vander 1984 Dari Gambar 2.11 Mikrostruktur Jeffries dapat ditentukan diameter butir rata- rata dengan rumus sebagai berikut : Jumlah butir per milimeter persegi Na dapat dihitung dengan persamaan : Na = f + 1 n ⎟ ⎠ ⎞ 2 2 n 2.1 Dimana f adalah faktor Jeffries F = A M 2 2.2 A adalah luas lingkaran yang terbentuk pada Gambar 2.12 Mikro struktur : A mm 2 = A = 1 Na 2.3 Diameter butir rata-rata dapat ditentukan dengan persamaan 2-4 d mm = A 12 = 2 1 1 Na 2.4 Sapta Rosnardi : Analisis Proses Paduan Transformasi Bainitik Baja Mangan, 2008 USU Repository © 2008 Ukuran butir G berdasarkan standard ASTM E112 sebagai berikut : Sebagai pembanding diameter butir dari mikro struktur dapat dilihat berdasarkan standar ASTM no.112 E pada lampiran E, dengan terlebih dahulu menghitung ukuran butir G dengan persamaan 2.5 G = 2 log N log A - 2.95 G = [ ] N log 322 . 3 A - 2.95 Hasil diameter butir perhitungan dibandingkan dengan Tabel data grain size berdasarkan standar ASTM E 112, Lampiran E. 2.5

2.9 Analisis Struktur Mikro

Pemilihan bahan baku baja ditentukan oleh faktor komposisi unsur, sifat mekanik yang diinginkan, sifat fisis, dan struktur mikro dari baja sebagai penentu ketahanan baja.. Penganalisaan struktur mikro yang dilakukan pada benda uji berguna untuk mengetahui struktur mikro dari baja mangan yaitu : pengujian mikroskop optik.

2.9.1 Mikroskop Optik

Mikroskop optik Gambar 2.12 merupakan salah satu alat yang digunanakan untuk mengamati struktur mikro dari suatu bahan. Pada prinsipnya mikroskop optik atau mikroskop cahaya terdiri dari tiga bagian, yaitu : a. Cermin, untuk memantulkan permukaan logam. b. Lensa objektif, yang mempunyai daya pisah. c. Lensa okuler untuk memperbesar bayangan yang terbentuk oleh lensa objektif. Sapta Rosnardi : Analisis Proses Paduan Transformasi Bainitik Baja Mangan, 2008 USU Repository © 2008 Berkas horizontal cahaya dari sumber cahaya dipantulkan dengan memakai reflektor kemudian melalui lensa objektif sinar diterusksn ke atas permukaan sampel. Beberapa cahaya yang dipantulkan dari permukaan sampel akan diperbesar melalui lensa objektif , dan kembali melalui bidang reflektor. Banyangan benda uji akan diperbesar oleh lensa okuler. Kekuatan pembesaran awal dari lensa objektif dan okuler biasanya digambarkan pada puncak lensa yang terhubung dengan komputer ketika mengambil foto struktur mikro didapat hasil yang presisi. Namun sebelum dilakukan pengamatan mikrokop, pada benda uji dilakukan proses pemolesan etsa sehingga didapat gambaran ukuran butir, keteraturan dan ketidak teraturan butir sehingga didapat hasil yang maksimal. Sapta Rosnardi : Analisis Proses Paduan Transformasi Bainitik Baja Mangan, 2008 USU Repository © 2008 Gambar.2.12 Skema Mikroskop Optik Vander, 1984 Sapta Rosnardi : Analisis Proses Paduan Transformasi Bainitik Baja Mangan, 2008 USU Repository © 2008

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir Penelitian SAMPEL Fe Mn

ANALISIS KOMPOSISI XRF,SPEKTROMETER Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian PERLAKUAN PANAS 1200 C Analisis struktur fasa KESIMPULAN Metallographic , Tanpa perlakuan Pendinginan air water quenching PERLAKUAN PANAS KEMBALI 450 C 60 menit 500 C 60 menit 550 C 60 menit 600 C 60 menit Pendinginan udara Air cooling Diskusi Sapta Rosnardi : Analisis Proses Paduan Transformasi Bainitik Baja Mangan, 2008 USU Repository © 2008

3.2 Bahan