Hakikat Novel LANDASAN TEORI
dikenalkan dari tokoh ini misalnya, nama, asal, ciri fisik, dan sifatnya. Konflik atau tikaian adalah ketegangan atau pertentangan antara dua
kepentingan atau kekuatan di dalam cerita rekaan atau drama. Komplikasi atau rumitan adalah bagian tengah alur rekaan atau drama yang
mengembangkan tikaian. Klimaks adalah bagian alur cerita rekaan atau drama yang melukiskan puncak ketegangan, terutama dipandang dari segi
tanggapan emosional pembaca. Leraian adalah bagian struktur alur yang sesudah tercapai klimaks. Pada tahap ini peristiwa-peristiwa yang terjadi
menunjukkan perkembangan lakuan ke arah selesaian. Selesaian adalah tahap akhir suatu cerita atau drama. Dalam tahap ini semua masalah dapat
diuraikan, kesalahpahaman dijelaskan; rahasia dibuka.
15
Berdasarkan beberapa pendapat tentang alur yang telah dikemukakan di atas alur merupakan rangkaian peristiwa yang di dalamnya terdapat
pengenalan, konflik, komplikasi, klimaks, peleraian, dan akhirnya cerita itu mencapai penyelesaian bagaimana cerita itu dapat terselesaikan.
3. Tokoh dan Penokohan
Tokoh dan penokohan adalah salah satu unsur yang terpenting dalam suatu cerita. Kehadiran tokoh ikut menentukan apakah ia mempunyai peran
baik atau buruk, yaitu sebagai tokoh yang dipuja atau dipuji protagonis atau sebagai tokoh yang menghalangi tujuan tokoh protagonis antagonis.
Di dalam sebuah karya fiksi, istilah tokoh merujuk pada pelaku yang ada dalam cerita tersebut. Istilah tokoh dalam sebuah cerita, menunjuk pada
penempatan atau pelukisan gambaran tokoh-tokoh tertentu dengan watak tertentu. Tokoh cerita adalah orang orang yang ditampilkan dalam karya
sastra yang sifatnya naratif, atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang
15
Wahyudi Siswanto, op.cit., h. 159-160.
diekspresikan dalam ucapan dan tindakan.
16
Dari penjelasan Abrams tersebut, sudah jelas bahwa pengertian “Tokoh” mengacu pada orangnya
pelaku cerita. Istilah penokohan mempunyai pengertian yang lebih luas daripada
pengertian tokoh. Nurgiyantoro mengatakan bahwa penokohan menyangkut masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakannya, bagaimana
penempatan dan pelukisannya dalam cerita sehingga mampu memberikan gambaran yang jelas bagi pembaca.
17
Dengan demikian Nurgiyantoro berpendapat bahwa penokohan lebih luas pengertiannya daripada tokoh dan
perwatakan, sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh, cerita, bagaimana perwatakan, bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam
sebuah cerita sehingga mampu memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca.
Dilihat dari fungsi penampilan, tokoh dibedakan menjadi dua, yaitu:
18
a. Tokoh protagonis
Altenberhand dan
Lewis dalam
Burhan Nurgiyantoro
mengemukakan bahwa tokoh protagonis sebagai tokoh yang kita kagumi, tokoh yang berpendirian pada norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi
kita. b.
Tokoh antagonis Tokoh antagonis adalah tokoh yang menjadi penyebab terjadinya
konflik. Biasanya berbanding terbalik dengan tokoh protagonis secara langsung maupun tidak langsung.
16
M.H. Abrams, A Glosaary Literary Terms, New York: Holt, Rinehart and Winston, 1981, h. 20.
17
Burhan Nuriyantoro. Op. cit ., h. 166.
18
Ibid., h. 178.