71
BAB V ANALISA DATA
V.1. Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan pembuatan akta kelahiran yang cukup panjang tidak lepas dari peran pemerintah daerah bahkan pemerintah pusat sebagai penyelenggara
pelayanan publik. Persyaratan untuk memenuhi setiap prosedur pembuatan akta kelahiran cukup banyak ditambah lagi lokasi, dan birokrasi yang cukup panjang di
dalam mengurus pembuatan akta kelahiran ini memang cukup menimbulkan keresahan di masyarakat.
Menurut Peraturan Pemerintah No.96 Tahun 2012 menyebutkan bahwa setiap penyelenggara wajib menyusun, menetapkan dan menerapkan standar pelayanan.
Penyelenggara dalam menyususn standar pelayanan wajib mengikutsertakan masyarakat dan pihak terkait serta mengacu pada ketetentuan teknis yang telah
ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dalam penerapan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, masyarakat merasa cukup kesulitan mengikuti
prosedur dalam mengurus pembuatan akta kelahiran. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan para informan, prosedur pelaporan kelahiran yang malampaui batas
waktu 1 tahun harus berdasarkan Penetapan Pengadilan Negeri dan harus mengikuti Pengadilan Lapangan. Prosedur ini cukup merumitkan bagi orang tua yang ingin
mengurus sendiri akta kelahiran anaknya yang berlokasi cukup jauh dari Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil maupun Pengadilan Negeri mengingat luas
Kabupaten Simalungun mencapai 438.660 Hektar atau 6,12 persen dari luas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
72
Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 63KEPPAN72003 tentang prinsip-prinsip dalam pelayanan publik bahwa
prosedur pelayanan publik harus tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan. Namun kenyataan dilapangan menunjukkan hal sebaliknya. Demi
menghindari prosedur yang cukup rumit ini, para informan yang telah mengurus di tahun 2013 justru lebih memilih mengurus melalui Biro Jasa Calo maupun
Perantara lainnya seperti pegawai kelurahan. Menurut penulis hal ini merupakan sisi buruk adanya birokratisasi pelayanan
seperti yang selama ini seringkali dikeluhkan masyarakat. Masyarakat sudah cukup lelah dengan prosedur pelayanan yang panjang dan rumit yang mengharuskan mereka
menjadi bulan-bulanan petugas dari satu meja ke meja lain untuk memenuhi persyaratan. Melihat Prosedur dan birokrasi panjang tersebut terlebih bagi Orangtua
yang mengurus Akta Kelahiran anaknya yang melampaui batas waktu, tentu hal ini cukup menyulitkan. Situasi rumit seperti ini tidak kondusif bagi mereka. Pemohon
tentu menginginkan proses yang efektif dan efisien untuk dapat lebih menghemat waktu, biaya dan tenaga yang harus mereka keluarkan.
Dengan melihat gejolak yang terjadi di masyarakat, pemerintah pun tidak tinggal diam. Akhirnya pada 17 Januari 2014, Pemerintah melalui Surat Edaran
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia kepada Gubernur dan Bupati di Seluruh Indonesia memerintahkan agar dengan segera menerapkan UU No.24 tahun 2013
tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 . Hal inilah yang membuat terdapat perubahan prosedur yang cukup mendasar dalam penyelenggaraan
administrasi kependudukan. Kondisi seperti ini tentu sangat membantu bagi masyarakat, selain tidak
memerlukan lagi penetapan dari pengadilan, masyarakat juga sudah bisa mengurus penerbitan akta kelahiran di tempat domisili penduduk. Hanya saja memang karena
Undang-Undang ini masih terbilang baru, masih banyak masyarakat belum
Universitas Sumatera Utara
73
mengetahuinya sehingga katidaktahuan masyarakat ini dimanfaatkan oleh oknum- oknum tertentu untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Hasil wawancara dengan
para informan yang sedang mengurus Akta Kelahiran setelah UU No. 24 Tahun 2013 ini diterbitkan adalah para informan cukup puas dengan Prosedur baru yang sudah
diterapkan oleh Dinas Catatan Sipil Kabupaten Simalungun.
V.2. Waktu Pelayanan