Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat
PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI
(Studi Pada Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat) Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana
Departemen Ilmu Administrasi Negara
Disusun Oleh :
FITRAH DEWINTA BR PURBA 090921032
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
HALAMAN PERSETUJUAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ADMINISTRASI NEGARA
Nama : Fitrah Dewinta Br purba NIM : 090921032
Departemen : Ilmu Administrasi Negara
Judul : Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat
Medan, Maret 2011
Dosen Pembimbing Ketua Departemen
Ilmu Administrasi Negara
Dra. Elita Dewi.M.SP.
196007041986012002 196401081991021001 M. Husni Thamrin, M.si
Dekan FISIP USU
196805251992031002 (Prof.Dr.Badaruddin,M.si)
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunianya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas sumatera Utara Medan.
Adapun judul skripsi ini adalah ”Pengaruh Kepemimpinan Camat
Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai”
Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda Almarhum Sinarta Purba S.pd dan
Ibunda Almarhumah Juraidah Tanjung serta Keluarga terkasih yang sangat
penulis cintai, doa tulus suci yang senantiasa terucap dan turut hadir mewakili dalam setiap keberhasilan yang penulis raih. Hal tersebut menjadi modal utama bagi penulis dalam menghimpun kekuatan menuju terselesaikannya skripsi ini. penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Badaruddin,MSi selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs.Zakaria,MSP selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs.M. Husni Thamrin, M.si, selaku ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara yang telah banyak memberi ilmu pengetahuan di masa penulis kuliah
(4)
4. Ibu Dra. Elita Dewi M.SP, selaku Sekertaris Depatemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas sumatera Utara, Sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dengan tulus dan sabar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Terimakasih pula kepada seluruh Staf Pengajar FISIP USU yang telah memberikan banyak bekal ilmu, nasehat, bimbingan serta arahan kepada penulis, selama penulis menimba ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
6. Terimakasi kepada bapak Camat dan kepada seluruh pegawai yang telah
banyak Salapian Kabupaten langkat membantu berlangsungnya proses
penelitian ini.
7. Terimakasih kepada kedua adikku Edi Putranta Purba dan Loviga Prananta Purba yang selalu menberi motivasi dan doa-doa buat penulis,
karna doa kedua adik-adik tersayang penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin.
8. Terimakasi buat seluruh keluarga besar penulis keluarga purba margana terimakasih atas doa-doanya serta motivasi yg telah diberikan pada
saya itu sangat membantu saya dan mendorong saya menjadi lebih baik lagi kedepannya.
(5)
10.Buat kawan-kawan alumni administrasi perpajakan abangnda adenan,
abangnda iwan cahyadi, abangda sutan, abangnda, mustari, abangda afrizal, abangnda penyu, kak husna, kak yanie, abangnda taufik, nuzul, gelex, hot, beby, ana, lasmi, fadly chebonk,agung dll, yang tak mungkin
saya sebutkan secara keseluruhan makasih banyak atas persaudaraan yang telah terjalin di IKA AP dan terimakasih atas ilmu-ilmu yang telah dibagi sehingga saya dapat pembelajaran yg banyak
Akhir kata penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan skipsi ini, serta berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, dan ini semua tidak terlepas dari keterbatasan waktu, bahkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karna itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan serta berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, mahasiswa, dan masyarakat dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Administrasi Negara.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Medan, Maret 2011
Penulis
(090921032)
(6)
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iii
ABSTRAK ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Kerangka Teori ... 6
1.5.1. Kepemimpinan ... 6
1.5.1.1. Pengertian Kepemmpinan ... 6
1.5.1.2. Fungsi Pemimpin ... 7
1.5.1.3. Syarat Pemimpin Yang ideal ... 13
1.5.2. Efektivitas Kerja Pegawai ... 15
1.5.2.1. Pengertian Efektivitas Kerja ... 15
1.5.2.2. Faktor yang mempengaruhi Efektivitas Kerja ... 16
1.5.3. Pengaruh Fungsi Kepemimpinan Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai ... 18
1.6. Hipotesis ... 20
(7)
1.8 Defenisi Operasional ... 22
BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian ... 25
2.2 Lokasi Penelitian ... 25
2.3 Populasi dan Sampel ... 25
2.4 Teknik Pengumpulan Data... 26
2.5 Teknik Penentuan Skor ... 27
2.6. Teknik Analisa Data ... 29
BAB III DESKRIFSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Daerah ... 30
3.2. Kondisi Geografis... 32
3.2.1 Letak / Iklim... 33
3.2.2 Bentuk Permukaan Tanah ... 33
3.2.3 Gambaran Umum Demografis ... 33
3.3 Visi Dan Misi ... 37
3.3.1 Pengertian Visi ... 37
3.3.2 Tujuan Penetapan Visi ... 38
3.3.3 Visi Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat ... 38
3.3.4 Misi Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat... 39
3.4 Struktur Organisasi Kecamatan Salapian ... 40
(8)
3.4.2 Sekertaris Camat ... 41
3.4.3 Seksi Pemerintahan ... 42
3.4.4 Seksi Ketentraman dan Ketertiban ... 43
3.4.5 Seksi pembangunan ... 44
3.4.6 seksi kesejahteraan masyarakat...45
3.4.7 Seksi Umum ... 46
BAB IV PENYAJIAN DATA 4.1 Kriteria Responden ... 48
4.1.1 Indentitas responden menurut jenis kelamin ... 48
4.1.2 Kriteria Responden Berdasarkan umur ... 49
4.1.3 Kriteria Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 50
4.1.4 Kriteria Responden Berdasarkan Masa kerja ... 50
4.1.5 Kriteria Responden Berdasarkan Golongan ... 51
4.2 Variabel Penelitian ... 51
4.2.1 Kepemimpinan (X) ... 52
4.2.2 efektivitas kerja pegawai sebagai variable terikat (Y) ... 58
BAB V ANALISA DATA 5.1 Analisa Data ... 67
5.1.1. Kepemimpinan (X) ... 67
5.1.2 Efektivitas Kerja Pegawai (Y)... 72
(9)
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ... 79 6.2 Saran ... 80 Daftar Pustaka
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel I : Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin Tabe 2 : Distribusi responden berdasarkan umur
Tabel 3 : Distribusi responden berdasarkan pendidikan Tabel 4 : Distribusi responden berdasarkan masa kerja Tabel 5 : Distribusi responden berdasarkan golongan
Tabel 6 : Distribusi responden tentang apakah pemimpin sering melakukan arahan dan petunjuk pada saat pegawai dihadapkan pada persoalan pekerjaan
Tabel 7 : Distribusi responden tentang jawaban responden tentang frekuensi camat dalam memberikan penjelasan tugas kepada bawahan
Tabel 8 : Distribusi responden tentang pegawai dalam menjalankan perintah yang diberikan oleh camat
Tabel 9 : Distribusi responden tentang apakah camat sering meningkatkan kerjasama dan menyarankan agar tidak menyampurkan urusan pegawai lain
Tabel I0 : Distribusi responden tentang frekuensi apakah camat sering melibatkan seluruh pegawai untuk ikut serta dalam pelaksanaan program organisasi
Tabel 11 : Distribusi responden tentang frekuensi camat sering mengikutsertakan pegawai dalam mengambil keputusan
Tabel 12 : Distribusi responden tentang frekuensi dalam memberikan tanggungjawab tugas/pekerjaan kepada bawahan
Tabel 13 : Distribusi responden pemimpin dalam hal mengawasi pekerjaan bawahan
Tabel 14 : Distribusi responden kepedulian camat dalam menilai hasil kerja bawahan
Tabel 15 : Distribusi responden tentang kesuaian waktu yang telah diberikan untuk menyelesaikan tugas/pekerjaan bagi para bawahan
Tabel 16 : Distribusi responden tentang keampuan para bawahan dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan
Tabel 17 : Distribusi responden tugas/pekerjaan yang dibebankan oleh camat sudah sesuai dengan kemampuan para bawahan
(11)
Tabel 18 : Distribusi responden tentang bawahan dalam menunda-nunda tugas / pekerjaan yang diberikan
Tabel 19 : Distribusi responden tentang kehadiran bawahan ditempat kerja pada saat jam kerja
Tabel 20 : Distribusi jawaban responden tentang kemampuan bawahan dalam mengerjakan tugas / pekerjaan sesuai dengan mutu yang diharapkan
Tabel 21 : Distribusi responden tentang merasa terbebani atas tuntutan hasil kerja sesuai dengan mutu yang diinginkan camat
Tabel 22 : Distribusi responden tentang tingkat frekuensi bawahan dalam menerima teguran terhadap hasil kerja yang tidak sesuai dengan mutu yang diharapkan oleh camat
Tabel 23 : Distribusi responden tentang ketersediaan peralatan dikantor apakah sudah memadai untuk membantu dalam menyelesaikan tugas / pekerjaan
Tabel 24 : Distribusi responden tentang tingkat kesesuaian biaya yang disediakan oleh Camat untuk menyelesaikan tugas/pekerjaan
(12)
ABSTRAK
PENGARUH KEPEMIMPINAN CAMAT TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI
(Studi Pada Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat)
Nama : Fitrah Dewinta Br Purba
Nim : 090921032
Departemen : Ilmu Administrasi Negara (ekstension)
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Pembimbing : Dra.Elita Dewi M.sp
Penelitian ini dilakukan pada kantor camat salapian kabupaten langkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Kantor Camat kabupaten Langkat. Masalah yang dikaji dalam dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran Fungsi Kepemimpinan Seorang Camat, bagaimana gambaran efektivitas kerjaPegawai, dan seberapa besar pengaruh kepemimpinan camat Salapian Kabupaten langkat.
Aspek yang diteliti secara garis besar meliputi dua hal, yaitu kepemimpinan camat dan efektivitas kerja pegawai. Indikator yang digunakan untuk kepemimpinan camat adalah pengarahan, komunikasi, pengambilan keputusan, dan motivasi. Sedangkan indikator untuk efektivitas kerja pegawai adalah waktu, tugas, produktivitas, motivasi, evaluasi kerja, pengawasan, lingkungan kerja, perlengkapan dan fasilitas.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriftif kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui cara penyebaran angket, dan observasi. Dan ditunjang juga dengan sejumlah buku, karya ilmiah, dan dokumen/arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisa korelasi rank sperman dan untuk mengetahui persen besarnya pengaruh kepemimpinan camat terhadap efektivitas kerja pegawai digunakan rumus t-hitung. Data diambil dan diperoleh dari 21 responden yang dilakukan melalui penyebaran angket.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan positif antara kepemimpinan camat terhadap efektivitas kerja pegawai dan hubungannya ada pada kategori kuat. Berdasarkan hasil uji korelasi rank sperman diperoleh hasil 0,876 %. Kemudian berdasarkan hasil koefisien t-terhitung maka diperoleh kerja pegawai 7,787%. dipengaruhi oleh fungsi kepemimpinan sedangkan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain seperti gagi, system informasi dan intensif.
(13)
ABSTRAK
PENGARUH KEPEMIMPINAN CAMAT TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI
(Studi Pada Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat)
Nama : Fitrah Dewinta Br Purba
Nim : 090921032
Departemen : Ilmu Administrasi Negara (ekstension)
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Pembimbing : Dra.Elita Dewi M.sp
Penelitian ini dilakukan pada kantor camat salapian kabupaten langkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Kantor Camat kabupaten Langkat. Masalah yang dikaji dalam dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran Fungsi Kepemimpinan Seorang Camat, bagaimana gambaran efektivitas kerjaPegawai, dan seberapa besar pengaruh kepemimpinan camat Salapian Kabupaten langkat.
Aspek yang diteliti secara garis besar meliputi dua hal, yaitu kepemimpinan camat dan efektivitas kerja pegawai. Indikator yang digunakan untuk kepemimpinan camat adalah pengarahan, komunikasi, pengambilan keputusan, dan motivasi. Sedangkan indikator untuk efektivitas kerja pegawai adalah waktu, tugas, produktivitas, motivasi, evaluasi kerja, pengawasan, lingkungan kerja, perlengkapan dan fasilitas.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriftif kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui cara penyebaran angket, dan observasi. Dan ditunjang juga dengan sejumlah buku, karya ilmiah, dan dokumen/arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisa korelasi rank sperman dan untuk mengetahui persen besarnya pengaruh kepemimpinan camat terhadap efektivitas kerja pegawai digunakan rumus t-hitung. Data diambil dan diperoleh dari 21 responden yang dilakukan melalui penyebaran angket.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan positif antara kepemimpinan camat terhadap efektivitas kerja pegawai dan hubungannya ada pada kategori kuat. Berdasarkan hasil uji korelasi rank sperman diperoleh hasil 0,876 %. Kemudian berdasarkan hasil koefisien t-terhitung maka diperoleh kerja pegawai 7,787%. dipengaruhi oleh fungsi kepemimpinan sedangkan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain seperti gagi, system informasi dan intensif.
(14)
BAB I PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang
Pemimpin dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Kemampuan dan keterampilan dalam pengarahan adalah faktor penting efektivitas suatu organisasi. Bila organisasi dapat mengidentifikasikan kualitas-kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan, kemampuan untuk menyeleksi pemimpin-pemimpin yang efektif akan meningkat. Dan bila organisasi dapat mengidentifikasikan prilaku dan teknik-teknik kepemimpinan efektif` organisasi, berbagai prilaku dan teknik tersebut akan dapat dipelajari.
Pada sebuah organisasi pemerintahan, kesuksesan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh kepemimpinan, melalui kepemimpinan dan didukung oleh kapasitas organisasi pemerintahan yang memadai, maka penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (Good Governance) akan terwujud, sebaliknya kelemahan kepemimpinan merupakan salah satu sebab keruntuhan kinerja birokrasi di Indonesia.(Istianto, 2009: 2)
Kepemimpinan (leadership) dapat dikatakan sebagai cara dari seorang pemimpin (leader) dalam mengarahkan, mendorong dan mengatur seluruh unsur-unsur di dalam kelompok atau organisasinya untuk mencapai suatu tujuan
(15)
organisasi yang diinginkan sehingga menghasilkan kinerja pegawai yang maksimal. Dengan meningkatnya kinerja pegawai berarti tercapainya hasil kerja seseorang atau pegawai dalam mewujudkan tujuan organisasi.
Suatu organisasi pada dasarnya adalah suatu bentuk kerja sama antar dua orang atau lebih. Baik yang di sebut organisasi ataupun kelompok, tujuannya adalah untuk mencapai sesuatu. Jika sesuatu yang ingin dicapai itu bener dapat diraih, maka tujuannya efektif. Efektivitas adalah ukuran sejauh mana tujuan dapat dicapai. Efektivitas adalah suatu kontinum yang merentang dari efektif, kurang efektif, sedang-sedang, sangat kurang, sampai tidak efektif. (Sigit, 2003:2).
Efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Bila dilihat dari aspek segi keberasilan pencapaian tujuan, maka efektivitas adalah memfokuskan pada tingkat pencapaian terhadap tujuan organisasi. selanjutnya ditinjau dari aspek ketepatan waktu, maka efektivitas adalah tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan tepat pada waktunya dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang telah dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan.
Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat adalah suatu Instansi Pemerintah. Camat adalah perangkat Pemerintah wilayah kecamatan yang menyelenggarakan tugas pemerintahan umum di wilayah kecamatan. Kecamatan merupakan barisan terdepan melaksanakan tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang dibantu dari pemerintahan desa atau kelurahan. Oleh karna itu, pentingnya
(16)
tugas, fungsi dan wewenang kecamatan untuk pembangunan daerah adalah yang paling dekat dengan masyarakat tersebut.
Pemerintahan kecamatan Salapian Kabupaten langkat, yang berkerja untuk masyarakat sudah seharusnya memberi pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Untuk mendapatkan pelayanan yang demikian, pegawai kantor kecamatan Salapian Kabupaten langkat harus efektif mungkin dalam menjalankan pekerjaannya. Namun sayang pada prakteknya, sering kali ditemukan pegawai yang tidak berkerja efektif sebagaimana mestinya. Misalnya saja para pegawai sering kali datang terlambat masuk kerja dari jam kerja yang telah ditentukan, bahkan meninggalkan kantor sebelum jam kerja berakhir. Selain itu fasilitas-fasilitas pendukung bagi para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan masih minim, sehingga terkadang mereka memberikan pelayanan yang kurang memuaskan terhadap masyarakat. Disinilah dituntut kepemimpinan seorang camat dalam mengelola para bawahannya agar lebih efektif dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya demi menciptakan aparatur pemerintahan yang baik dan sehat.
Untuk mencapai efektivitas kerja yang diinginkan camat Salapian harus menjalankan fungsi dan tugas dengan cara memotivasi para pegawainya dan juga selalu berkomunikasi, agar para pegawainya menyadari bahwa mereka memang dibutuhkan dan tidak dibeda-bedakan, sehingga mereka mengerjakan pekerjaan mereka dengan sebaik-baiknya, demi kemajuan bersama. Camat juga dibutuhkan untuk mengontrol kegiatan para pegawai apakah berjalan dengan tujuan yang ingin di capai atau tidak. Camat dan pegawai haruslah saling bekerja sama dalam
(17)
usaha pencapaian tersebut. Masing-masing dari mereka haruslah menyadari tugas dan tanggungjawabnya. Hal ini yang mendorong penulis untuk mengkaji dan meneliti masalah Kepemimpinan Camat yang dikaitkan dengn Efektivitas Kerja Pegawai. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis mengupayakan suatu kajian ilmiah dalam judul penelitian sebagai berikut : “Pengaruh
Kepemimpinan Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai (Pada Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat)”.
1.2 Perumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan pokok dalam penelitian ini, yaitu : “Sejauhmana Pengaruh Fungsi pemimpin Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai” pada Kantor Camat Salapian, Kabupaten Langkat.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui sejauhmana Pengaruh fungsi pemimpin terhadap Efektivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Salapian, Kabupaten Langkat
(18)
1.4. Manfaat Penelitian
Disamping tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini, penelitian ini juga dapat bermanfaat. Adapun manfaat yang ingin dicapai oleh penulis adalah:
1. Bagi penulis khususnya, penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan penulis menulis karya ilmiah, terutama dalam menganalisa permasalahan yang terjadi di masyarakat yang ada kaitannya dengan ilmu yang di dapat didalam perkuliahan.
2. Bagi Instansi terkait, penelitian diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna bagi kemajuan instansi itu sendiri.
3. Bagi Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melengkapi ragam penelitian yang telah dilakukan oleh para mahasiswa serta dapat menjadi bahan masukan bagi Fakultas dan diharapkan dapat menjadi salah satu referensi tambahan bagi mahasiswa dimasa yang akan datang.
(19)
1.5. Kerangka Teori 1.5.1. Kepemimpinan
1.5.1.1. Pengertian kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin, yang berarti seseorang yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan dan kelebihan dalam satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktifitas demi tercapainya suatu maksud dan beberapa tujuan (kartono, 2005:76).
Menurut (Rivai, 2004:64), Kepemimpinan pada dasarnya mempunyai pokok pengertian sebagai sifat, kemampuan, proses, dan atau konsep yang dimiliki oleh seseorang sedemikian rupa sehingga ia diikuti, dipatuhi, dihormati dan orang lain bersedia dengan penuh keikhlasan melakukan perbuatan atau kegiatan yang telah dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan sebagai proses untuk mempengaruhi orang lain.
Umar (2008:38) mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses pengarahan dan usaha mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok.
Sedangkan Menurut Hasibuan (2003:170) “Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi”.
Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain agar mau berperan serta dalam rangka memenuhi tujuan yang telah ditetapkan bersama.
(20)
Dimana defenisi kepemimpinan akhirnya dikategorikan menjadi tiga elemen. (Susanto A.B; Koesnadi Kardi, 2003:115), yakni :
1. Kepemimpinan merupakan proses ;
2. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (hubungan) antara pimpinan dan bawahan;
3. Kepemimpinan merupakan ajakan kepada orang lain
Dari berbagai pengertian diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa secara umum pengertian pemimpin adalah suatu kewanangan yang disertai kemampuan seseorang dalam memberikan pelayanan untuk menggerakan orang-orang yang berada dibawah koordinasinya dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan suatu organisasi.
1.5.1.2. Fungsi Pemimpin
Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan tersebut harus dijalankan sesuai dengan fungsinya. Sehubungan dengan hal tersebut, menurut nawawi (1995:74), fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam, bukan berada diluar situasi itu. Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian didalam situasi sosial kelompok atau organisasinya. Fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi memiliki dua dimensi yaitu :
(21)
1. Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinnya.
2. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin.
Sehubungan dengan dua dimensi tersebut, menurut Nawawi, secara operasional dapat dibedakan dengan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu :
1. Fungsi Instruktif
Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah. Dalam hal ini fungsi orang yang dipimpin adalah sebagai pelaksana perintah. Inisiatif tentang segala sesuatu yang ada kaitannya dengan perintah tersebut, sepenuhnya adalah merupakan fungsi pemimpin, fungsi ini juga berarti bahwa keputusan yang ditetapkan pemimpin tanpa kemauan para bawahannya tidak akan berarti. Jika perintah tidak dilaksanakan juga tidak akan ada artinya. Intinya, kemampuan bawahan menggerakan pegawainya agar melaksanakan perintah, bersumber dari keputusan yang ditetapkan. Perintah yang jelas dari pimpinan berati juga sebagai perwujudan
(22)
proses bimbingan dan pengarahan yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan organisasi.
2. Fungsi Konsultatif
Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan sebagai usaha untuk menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan mungkin perlu konsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya. Konsultasi yang dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feed back), yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
3. Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kesepakatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing. Fungsi ini tidak sekedar berlangsung dua arah, tetapi juga perwujudan pelaksanaan hubungan manusia yang efektif antara pemimpin dan orang yang dipimpin baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Sekalipun memiliki kesempatan yang sama bukan berarti setiap orang bertindak semaunya, tetapi harus dilakukan dan dikerjakan secara terkendali dan terarah yang merupakan kerjasama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain.
(23)
Dengan demikian musyawarah menjadi hal yang sangat penting dalam kesempatan berpartisipasi melaksanakan program organisasi. Pemimpin tidak sekedar mampu membuat keputusan dan memerintahkan pelaksanaannya, akan tetapi pemimpin harus tetap dalam posisi sebagai pemimpin yang melaksanakan fungssi kepemimpinan bukan sebagai pelaksana.
4. Fungsi Delegasi
Dalam melaksanakan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan seorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh pemimpin seorang diri. Jika pemimpin berkerja seorang diri, ia pasti tidak dapat berbuat banyak dan mungkin dapat menjadi tidak berarti sama sekali. Oleh karena itu sebagian wewenang perlu didelegasikan kepada para bawahannya agar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
5. Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat mewujudkannya melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawaasan. Dalam
(24)
melakukan kegiatan tersebut berarti pemimpin berusaha mencegah terjadinya kekeliruan atau kesalahan setiap perseorangan dalam melaksanakan beban kerja atau perintah dari pimpinannya.
Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut diatas, diselenggarakan dalam aktifitas kepemimpinan secara intergral. Aktifitas atau kegiatan kepemimpinan yang bersifat intergral tersebut dalam hal pelaksanaannya akan berlangsung sebagai berikut ;
a. Pemimpin berkewajiban mejabarkan program kerja yang menjadi keputusan yang kongkrit untuk dilaksanakan sesuai dengan prioritasnya masing-masing keputusan-keputusan itu harus jelas hubungannya dengan tujuan kelompok/organisasi.
b. Pemimpin harus mampu menterjemahkan keputusan-keputusan menjadi intruksi yang jelas, sesuai dengan kemampuan anggota yang melaksanakannya. Setiap anggota yang melaksanakannya. Setiap anggota harus mengetahui dari siapa intruksi diterima dan pada siapa di pertanggungjawabkan.
c. Pemimpin harus berusaha untuk mengembangkan dan menyalurkan kebebasan berpikir dan mengeluarkan pendapat baik secara perorangan maupun kelompok kecil. Pemimpin harus mampu menghargai gagasan, pendapat, saran, kritik anggotanya sebagai wujud dari partisipasinya. Usaha mengembangkan partisipasi anggota tidak sekedar ikut aktif dalam melaksanakan perintah, tetapi juga dalam memberikan informasi dan masukan
(25)
untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi pemimpin dalam membuat dan memperbaiki keputusan-keputusan.
d. Mengembangkan kerjasama yang harmonis, sehingga setiap anggota mengerjakan apa yang harus dikerjakannya, dan bekerjasama dalam mengerjakan sesuatu yang memerlukan kebersamaan. Pemimpin harus mampu memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap kemampuan, prestasi atau kelebihan yang dimiliki setiap anggota kelompok/organisasinya.
e. Pemimpin harus membantu dalam mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan sesuai dengan batas tanggungjawab masing-masing. Setiap anggota harus didorong agar tumbuh menjadi orang yang mampu menyelesaikan masalah-masalahnya, dengan menghindari ketergantungan yang berlebihan dari pemimpian atau orang lain. Setiap anggota harus dibina agar tidak menjadi orang yang selalu menunggu perintah. Namun diharapkan setiap anggota/bawahan adalah orang yang inisiatif artinya mampu berkerja dengan sendirinya karena kesadaran bahwa ia memiliki tanggungjawab.
(26)
1.5.1.3. Syarat Pemimpin Yang Ideal
Secara garis besar, seorang pemimpin idealnya memiliki tiga kategori umum, yakni (Arep, 2002:241)
1. Kemampuan menganalisa dan menarik kesimpulan yang tepat. Ia harus mampu menganalisa sesuatu masalah, situasi atau serangkaian keadaan tertentu dan menarik kesimpulan-kesimpulan yang tepat.
2. Kemampuan untuk menyusun suatu organisasi serta dapat menyeleksi dan menempatkan orang-orang yang tepat untuk mengisi jabatan dalam organisasi yang bersangkutan.
3. Kemampuan untuk membuat sedemikian rupa, agar organisasi yang bersangkutan berjalan lancar untuk menuju tujuan, cita-cita dan putusan dari tingkat yang lebih tinggi kepeda bawahan-bawahannya, agar tujuan dan putusan-putusan itu dapat diterima dengan baik.
Ketiga kemampuan tersebut, idealnya dimiliki oleh seseorang pemimpin agar organisasi maju dan berkembang. Yang harus diingat, fungsi pemimpin juga harus dapat memotivasi staf/pegawainya. Untuk itu, paling tidak ada 8 watak atau sifat dari seseorang pemimpin yang efektif dalam memotivasi pegawai untuk meningkatkan produktivitas kerjanya. Mampu untuk menimbulkan kepercayaan pada diri orang lain. Untuk itu dibutuhkan sejumlah persyaratan yang harus dipunyai oleh seorang pemimpin, yakni :
(27)
1. Harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang alat-alat teknis dan prosedur-prosedur yang dipergunakan oleh para pegawainya, sehingga ia dapat member petunjuk-petunjuk dalam mengoprasikan alat-alat setra prosedur-prosedur yang diperlukan.
2. Pengetahuan dan pengertian tentang garis-garis besar kebijaksanaan organisasi
3. Seorang pemimpin harus senantiasa setia memegang teguh setiap ucapannya. Ia harus senantiasa menepati janjinya, jika ingin menanam kepercayaan bawahannya.
4. Seorang pepemimpin harus mampu memberikan penilaian yang baik terhadap semua permasalahan, baik yang bersifat kedinasan maupun yang bersifat pribadi.
5. Tabah dalam usahanya untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin harus mempunyai keyakinan yang teguh atas segala sesuatu yang ingin dicapainya. Tegasnya ia harus tabah dan tekun untuk mencari cara-cara melakukan sesuatu sampai mendapatkan yang paling tepat untuk mencapai tujuan organisasi.
6. Kemampuan untuk memberikan pengertian tanpa menimbulkan kesalah pahaman dalam dalam menjelaskan/mengemukakan tujuan organisasi kepada pihhak lain .
7. Kemampuan untuk mendengarkan secara simpatik, baik berupa usul-usul maupun berupa kritikan dari pihak lain maupun dari pihak bawahannya.
(28)
8. Senantiasa menaruh minat yang tulus dan ikhlas terhadap orang lain, atulus terhadap kesejahteraan bagi pihak yang dipimpinnya.
9. Kemampuan untuk memahami manusia serta reaksinya. Seorang pemimpin harus paham benar akan manusia baik manusia sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok dan mengetahui mengapa ia bertindak sedemikian rupa.
10.Seseorang pemimpin harus senantiasa waspada untuk selalu bersikap objektif dan jangan sampai membiarkan putusannya dipengaruhi oleh sentiment orang lain.
11.Seseorang pemimpin harus senantiasa bersikapterus terang dan transparan. Ia tidak boleh membiarkan orang lain berkata terhadap dirinya ; “ia selalu ingin
12.rahasia dan tertutup”.
1.5.2. Efektivitas Kerja Pegawai
1.5.2.1 Pengertian Efektivitas Kerja
Setiap organisasi selalu dihadapkan pada persoalan keterbatasan sumber daya manusia dalam mencapai tujuannya. Interaksi antar berbagai sumberdaya manusia dalam mencapai tujuannya. Interaksi antar berbagai sumber daya tersebut harus dikelola dengan baik sehingga dapat mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Secara sederhana efektivitas kerja dapat didefenisikan sebagai kemampuan untuk melakukan sesuatu tepat pada sasaran.
(29)
Efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Bila dilihat dari aspek segi keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Selanjutnya dari aspek kecepatan waktu, maka efektivitas tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan tepat pada waktunya dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang disediakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam program yang telah disusun sebelumnya.
Menurut komarudin (2000) “ Efektivitas adalah suatu keadaan dalam mencapai tujuan. Manajemen yang efektif perlu disertai dengan manajemen yang efisien. Tercapainya, tujuan mungkin hanya dapat dilakukan dengan penghamburan dan, oleh karena itu manajemen tidak boleh hanya diukur dengan efektifitas tetapi juga diperlukan efisiensi”.
Sedangkan menurut Susilo Maryoto (2000) “ Efektifitas adalah suatu yang berhubungan dengan hasil-hasil yang dicapai misalnya pemain bola yang efektif adalah angka rata-rata pukulan bolanya terbaik pada masa akhir pertandingan, begitu juga pejabat pimpinan yang efektif adalah seseorang yang mencapai angka tertinggi bila dinilai dari hasil-hasil yang dicapai”.
1.5.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja
Efektivitas yang diartikan sebagai keberhasilan melakukan program dipengaruhioleh berbagai faktor-faktor yang dapat menentukan efektivitas kerja Karyawan berhasil dilakukan dengan baik atau tidak dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan. Tugas bawahan dapat berjalan dengan baik apabila dilakukan
(30)
pemberitahuan (komunikasi) tentang pendelegasian tugas/tanggung jawab serta adanya evaluasi kerja dari pimpinan. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja dalam organisasi :
1. Waktu
Ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan merupakan faktor utama. Semakin lama tugas yang dibebankan itu dikerjakan, maka semakin banyak tugas lain menyusul dan hal ini akan memperkecil tingkat efektivitas kerja karena memakan waktu yang tidak sedikit.
2. Tugas
Bawahan harus diberitahukan maksud dan pentingnya tugas-tugas yang didelegasikan kepada karyawan
3. Produktivitas
Seorang karyawan mempunyai produktivitas kerja yang tinggi dalam bekerja tentunya akan dapat menghasilkan efektivitas kerja yang baik demikian pula sebaliknya
4. Motivasi
Manajer dapat mendorong bawahan melalui perhatian pada kebutuhan dan tujuan mereka yang sensitif. Semakin termotivasi karyawan untuk bekerja secara positif semakin baik pula kinerja yang dihasilkan.
(31)
5. Evaluasi Kerja
Manajer memberikan dorongan, bantuan dan informasi kepada bawahan,sebaliknya bawahan harus melaksanakan tugas dengan baik dan menyelesaikan untuk dievaluasi tugas terlaksana dengan baik atau tidak
6. Pengawasan
Dengan adanya pengawasan maka kinerja karyawan dapat terus terpantau dan hal ini dapat memperkecil resiko kesalahan dalam pelaksanaan tugas.
7. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah menyangkut tata ruang, cahaya alam dan pengaruh suara yang mempengaruhi konsentrasi seseorang karyawan sewaktu bekerja.
8. Perlengkapan dan Fasilitas
Adalah suatu sarana dan peralatan yang disediakan oleh pimpinan dalam bekerja. mFasilitas yang kurang lengkap akan mempengaruhi kelancaran karyawan dalam bekerja. Semakin baik sarana yang disediakan oleh perusahaan akan mempengaruhi semakin baiknya kerja seorang dalam mencapai tujuan atau hasil yang diharapkan.
Dari seluruh penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas kerja adalah suatu bentuk usaha yang dilaksanakan oleh para pegawai yang dilaksanakan secara bersama terhadap pencapaian dan pemenuhan beberapa
(32)
ketentuan yang dicapai sesuai dengan standart yang berlaku dengan organisasi tersebut.
1.5.3. Pengaruh Fungsi Kepemimpinan Terhadap efektivitas Kerja Pegawai
Fungsi kepemimpinan pada dasarnya mempunyai pokok pengertian sebagai usaha untuk mempengaruhi dan mengarahkan para pegawai untuk berkerja keras, memiliki semangat kerja yang tinggi dan memotivasi tinggi guna mencapai tujuan organisasi. Hal ini terutama terikat dengan fungsi mengatur hubungan antara individu atau kelompok dengan organisasi. Selain itu, fungsi pemimpin dalam mempengaruhi dan mengarahkan individu atau kelompok yang bertujuan untuk membantu organisasi bergerak kearah pencapaian tujuan organisasi.
Suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagai besar ditentukan oleh pemimpin. Hal ini dapat dilihat bagaimana seorang pemimpin dalam bersikap dan bertindak. Cara bersikap dan bertindak dapat terlihat dengan cara melakukan suatu pekerjaan. Suatu ungkapan mulia mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggungjawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Hal ini merupakan ungkapan yang mendudukan posisi pemimpin dalam suatu instansi pemerintahan khususnya, pada posisi yang terpenting. Dimana pada hal ini pemimpin tersebut adalah seorang Camat, yang bertugas membawahi para pegawainya yang berada pada kecamatan Salapian Kabupaten langkat.
Sedangkan efektivitas kerja adalah penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal ini
(33)
juga berkaitan dengan kuantitas dan kualitas kerja yang dihasilkan. Artinya yaitu seberapa banyak pekerjaan yang dapat dilakukan dalam waktu yang telah ditentukan, dan apakah sesuai dengan mutu yang telah ditentukan, dan apakah sesuai dengan mutu yang telah ditargetkan atau tidak.
Tercapainya tujuan organisasi diharapkan tercapainya pula tujuan individu para bawahan. Suatu organisasi akan berhasil mencapai tujuan dan sasarannya apabila semua komponen organisasi berupaya menampilkan kinerja yang optimal termasuk peningkatan efektivitas kerjanya masing-masing. Seseorang pegawai akan efektif dalam melakukan pekerjaan apabila terdapat keyakinan dalam dirinya bahwa berbagai keinginan, kebutuhan, harapan dan tujuannya dapat tercapai.
Dalam hal ini dapat dilihat peran dan tugas seorang camat pada pemerintahan Kecamatan Salapian Kabupaten langkat adalah berusaha untuk mempengaruhi para pegawainya dengan cara memotivasi dan komunikasi untuk terus berkerja secara efektif sesuai dengan waktu dan tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain, efektif tidaknya pekerjaan yang dilakukan para pegawainya tergantung bagaimana cara atau sikap seorang Camat dalam memimpin. Atau apa-apa saja kegiatan yang perlu dilakukan agar semua pegawai mau dan rela mengikuti semua keinginan Camat tersebut demi mencapai tujuan organisasi.
(34)
1.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara suatu penelitian yang mana kebenarannya perlu untuk diuji serta dibuktikan melalui penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Dengan kata lain hipotesis dapat juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. (Sugiono, 2005:70).
Hipotesis nol : tidak ada hubungan antara X dan Y
Hipotesis alternative : terdapat hubungan antara X dan Y
Ho : p = 0 (berarti tidak ada hubungan )
Ho : p 0 (berarti ada hubungan) (Sugiono, 2005:187)
Berdasarkan pada perumusan masalah dan kerangka teori yang telah dipaparkan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : “terdapatnya pengaruh yang positif dan signifikan antara fungsi kepemimpinan Camat terhadap efektivitas kerja pegawai.”
1.7. Definisi Konsep
Menurut Singarimbun (1995:31) konsep adalah istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan fenomena yang dirumuskan atas dasar
(35)
generalisasi dari sejumlah kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.
Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interprestasi ganda dari variabel yang diteliti. Untuk mendapatkan balasan yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka dalam hal ini penulis mengemukakan definisi dari konsep yang akan dipergunakan :
1. Kepemimpinan
kepemimpinan adalah suatu cara seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya sehingga bawahan berkerja dengan baik dan mau bekerja sama untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Efektivitas Kerja
Efektivitas kerja pegawai adalah penyelesaian pekerjaan tepat waktu yang telah ditetapkan oleh para setiap bagian yang ada didalam organisasi.
1.8. Definisi Oprasional
Definisi oprasional adalah unsur-unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana mengukur suatu variabel sehingga dengan pengukuran tersebut dapat diketahui indikator-indikator apa saja sebagai pendukung untuk dianalisa kedalam variabel-variabel tersebut, singarimbun (1995:46).
1. Variabel (X)
Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah kepemimpinan, dengan indikator-indikatornya adalah :
(36)
a. Pengarahan
Pemimpin memberikan pengarahan yang jelas dan dapat dimengerti oleh pegawai dalam melakukan pekerjaan.
b. Komunikasi
Komunikasi sebagai cara yang dilakukan dalam proses pekerjaan sehingga pegawai mau bekerjasama.
c. Pengambilan keputusan
memberikan wewenang dan tanggungjawab dalam pengambilan keputusan kepada pegawainya dalam menyelesaikan pekerjaan.
d. Motivasi
memberikan bimbingan, dorongan dan pengawasan kepada bawahan dalam pelaksanaan pekerjaan
2. Variable Terikat (Y)
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah efektivitas kerja pegawai, dengan indikatornya adalah :
a. Waktu
Ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan merupakan faktor utama. Semakin lama tugas yang dibebankan itu dikerjakan, maka semakin banyak tugas lain menyusul dan hal ini akan memperkecil tingkat efektivitas kerja karena memakan waktu yang tidak sedikit.
(37)
b. Tugas
Bawahan harus diberitahukan maksud dan pentingnya tugas-tugas yang didelegasikan kepada pegawai
c. Produktivitas
Seorang pegawai mempunyai produktivitas kerja yang tinggi dalam bekerja tentunya akan dapat menghasilkan efektivitas kerja yang baik demikian pula sebaliknya
d. Motivasi
Seorang pegawai dapat mendorong dirinya sendiri untuk dapat menyelesaikan tugas/tanggujawabnya dengan sebaik mungkin sesuai dengan kualitas yang diharapkan pimpinan
e. Evaluasi Kerja
Pimpinan menilai hasil kerja pegawai dengan cara mengevaluasi kinerja pegawai apakah telah mampu menyelesaikan tugas sesuai dengan keahliannya dan sesuai dengan kualitas yang harapan pimpinan.
f. Pengawasan
Dengan adanya pengawasan maka kinerja pegawai dapat terus terpantau dan hal ini dapat memperkecil resiko kesalahan dalam pelaksanaan tugas.
(38)
Lingkungan kerja adalah menyangkut tata ruang, cahaya alam dan pengaruh suara yang mempengaruhi konsentrasi seseorang pegawai sewaktu bekerja.
h. Perlengkapan dan Fasilitas
Adalah suatu sarana dan peralatan yang mendukung oleh pemerintah dalam bekerja. Fasilitas yang kurang lengkap akan mempengaruhi kelancaran pegawai dalam bekerja. Semakin baik sarana yang disediakan oleh perusahaan akan mempengaruhi semakin baiknya kerja seorang dalam mencapai tujuan atau hasil yang diharapkan.
(39)
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1. Bentuk Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskrifsi kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabele independent (variabel bebas) dengan variable dependent (variabel terikat). Melalui metode ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada.
2.2. LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat.
2.3. Populasi Sampel
2.3.1. populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulan, Sugoyono (2005:90). Berdasarkan penjelasan tersebut, makanya menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang terdapat pada Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat yang berjumlah 21 orang pegawai.
(40)
2.3.2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber data. Dalam penelitian ini, sampel diambil berdasarkan teknik sampel jenuh, dimana sampling ini digunakan apabila semua populasi digunakan sebagai sampel yang didasarkan atas adanya tujuan tertentu dan tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian. Dengan demikian maka sampel yang digunakan dalam peenelitian ini adalah semua jumlah populasi terkucuali pemimpin atau camat tidak diikut sertakan, yakni jumlanya 21 orang pegawai
2.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam data menurut klarifikasinya jenis dan sumbernya, yaitu :
1. pengumpulan data primer, adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan instrument sebagai berikut :
a. Metode angket (kuisioner) yaitu pemberian daftar pertanyaan secara tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan beberapa alternative jawaban.
b.Metode observasi melakukan pengamatan secara langsung terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengan fokus penelitian.
(41)
2. Pengumpulan data sekunder, yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan cara menelaah sejumlah buku, karya ilmiah dan dokumen/arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
2.5. Teknik Penentuan Skor
Melalui penyebaran angket yang berisikan beberapa pertanyaan maka ditentukan skor dari setiap jawaban sehingga menjadi data yang bersifat kuantitatif. Adapun skor dari setiap pertanyaan yang ditentukan adalah sebagai berikut ;
- Untuk jawaban alternatif “a” diberi skor 5
- Untuk jawaban alternatif “b” diberi skor 4
- Untuk jawaban alternatif “c” diberi skor 3
- Untuk jawaban alternatif “d” diberi skor 2
- Untuk jawaban alternatif “e” diberi skor 1
Kemudian untuk menentukan kategori jawaban responden alternative jawaban tergolong tinggi, sedang, sangat sedang, terlebih dahulu menentukan interval dengan cara sebagai berikut :
(42)
Banyaknya Bilangan Skor Tertinggi – Skor Terendah
Maka diperoleh :
demikian dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-masing variabel dan subvariabel yaitu :
a. Skor untuk kategori sangat tinggi : 4,21-5,00
b. Skor untuk kategori tinggi : 3,41-4,20
c. Skor untuk kategori sedang : 2,61-3,40
d. Skor untuk kategori rendah : 1,81-2,60
e. Skor untuk kategori sangat rendah : 1,00-1,80
Untuk dapat member interprestasi terhadap kuatnya hubungan tersebut, maka dapat digunakan pedoman sebagai berikuat : (Sugiyono, 2005:214)
Untuk dapat member interprestasi terhadap kuatnya hubungan tersebut, maka dapat digunakan pedoman sebagai berikut : (Sugiyono, 2005:214)
(43)
- Untuk interval 0,20 - 0,399, maka tingkat hubungannya rendah
- Untuk interval 0,40 - 0,599, maka tingkat hubungannya sangat rendah
- Untuk interval 0,60 - 0,799, maka tingkat hubungannya sangat redah
- Untuk interval 0,80 - 0,1000, maka tingkat hubungannya sangat rend
2.6. Teknik Analisa Data
Untuk mengetahui koefisien korelasi variabel x terhadap variabel y, digunakan rumus korelasi peringkat spearman (Uyanto, 2006:201)
Dimana : : koefisien korelasi spearman
n : Jumlah observasi
d : selisih pasangan peringkat (rank) ke -1
Untuk menguji apakah koefisien korelasi peringkat spearman yang diperoleh signifikan digunakan rumus :
(44)
Dimana : : koefisien korelasi spearman
n : Jumlah observasi
(45)
BAB III
DESKRIFSI LOKASI PENELITIAN
3.1 GAMBARAN UMUM DAERAH
Kecamatan Salapian merupakan salah satu bahagian wilayah Kecamatan di Kabupaten Langkat, yang pada masa lalu Pemerintah Kecamatan Salapian berstatus Distrik dibawah Pemerintah Kajuruan Bahorok berkedudukan di Bandar Muda dan dipimpin oleh seorang Raja Kecil (Kejuruan)bernama Datok Tengku
Bagi.
Dari cacatan sejarah setelah Indonesia Merdeka Tahun 1945, Pemerintah Kejuran Muda terbagi menjadi dua Kecamatan yakni ;
1. Kecamatan Kuta Mbaru, berkedudukan di Maryke dan dipimpin oleh seorang Assisten Wedana bernama RANGGUT SEMBIRING.
2. Kecamatan Salapian, berkedudukan di Tanjung Langkat dan dipimpin oleh seorang Assisten Wedana bernama TERUS BANGUN.
Setelah penyerahan kedaulatan Tahun 1949 Kecamatan Kuta Mbaru dan Kecamatan Salapian digabungkan menjadi satu Kecamatan menjadi Kecamatan Salapian berkedudukan di Tanjung Langkat.
Selanjutnya pada tanggal 18 Pebruari 2008 secara resmi Kecamatan Salapian dimekarkan menjadi 3 (tiga) Kecamatan yaitu Kec.Salapian, Kec.Kuta mbaru dan Kec.Sirapit yang peresmiannya dilakukan oleh Bupati Langkat Bapak H.Syamsul Arifin SE, yaitu
(46)
Pemberian nama kata “ SALAPIAN” diangkat dari nama Sungai yaitu Sungai Piam, dimana letak geografis sungai Piam tersebut melintasi sebahagian wilayah Ibukota Kelurahan Tanjung Langkat Kecamatan Salapian.
Pembentukan Pemerintah Kecamatan Salapian berdasarkan Peraturan Daerah Kab.Langkat Nomor 39 Tahun 2000 tentang Pembentukan Organisasi dan Tatakerja Pemerintah Kecamatan Kab.Langkat..
Menurut catatan data kepegawaian bahwa sampai saat ini sudah 21 orang Camat yang ditugaskan untuk memimpin Pemerintah Kecamatan Salapian yaitu : 1. LOKO KEMBAREN bertugas sejak Tahun 1950 s/d 1955
2. TERUS BANGUN bertugas sejak Tahun 1955 s/d 1959
3. TUAN NAYO bertugas sejak Tahun 1959 s/d 1963
4. NAMPEKEN SEMBIRING bertugas sejak Tahun 1963 s/d 1965
5. TAREN NAMOAJI bertugas sejak Tahun 1965 s/d 1970
6. YACHMAN SITOMPUL bertugas sejak Tahun 1970 s/d 1975
7. DJUMAS BA bertugas sejak Tahun 1975 s/d 1978
8. MANSUR DAHLAN bertugas sejak Tahun 1978 s/d 1979
9. RAMBIO LUMBANGAOL bertugas sejak Tahun 1979 s/d 1982
10. GUS SOFYAN bertugas sejak Tahun 1982 s/d 1985
(47)
12. REH AMAN TARIGAN bertugas sejak Tahun 1989 s/d 1990
13. GUS SOFYAN bertugas sejak Tahun 1990 s/d 1993
14. H,SOFYAN NASUTION bertugas sejak Tahun 1993 s/d 1994
15. AMIRUDDIN HAMZAH bertugas sejak Tahun 1994 s/d 1995
16. ABDUL KARIM bertugas sejak Tahun 1995 s/d 1996
17. HAFLUR HASAN bertugas sejak Tahun 1996 s/d 1999
18. KHAIRUL AZHAR bertugas sejak Tahun 1999 s/d 2000
19. ZULKIFLI, BA bertugas sejak Tahun 2000 s/d 2004
20. SUTRISUANTO,S.Sos,MAP bertugas sejak Tahun 2004 s/d 2008
21. N G A D I, S.Sos bertugas sejak Tahun 2008 s/d
sekarang
3.2 KONDISI GEOGRAFIS
Wilayah Kecamatan Salapian terletak dijalur lintas tujuan wisata Bukit Lawang Kecamatan Bahorok, dengan luas Wilayah Lebih kurang 22,33 Km bujur sangkar ( 223,323 Ha) berbatasan :
- Sebelah U T A R A dengan Kecamatan Sirapit - Sebelah T I M U R dengan Kecamatan Kuala - Sebelah SELATAN dengan Kabupaten Karo
(48)
3.2.1 LETAK / IKLIM
- Ketinggian diatas permukaan laut = 40 Meter
- Lintang Uatara = 3º45-4º00
- Bujur Timur = 98º15 - 98º00
- Suhu Udara rata-rata = 27 * C s/d 29 * C
- Perkiraan curah hujan per tahun = 273 mm
3.2.2 BENTUK PERMUKAAN TANAH
-Datar sampai dengan berombak lebih kurang = 90,7 %
-Berombak sampai berbukit lebih kurang = 9,3 %
3.2.3 GAMBARAN UMUM DEMOGRAFIS
Menindaklanjuti Surat Keputusan Bupati Langkat Nomor 51 Tahun 2002 tentang Pendelegasian sabahagian kewenangan Bupati Langkat kepada Kecamatan di Kabupaten Langkat diantaranya seperti tersebut pada Bagian Kedua tentang Bidang Pemerintahan Desa.
a. DATA NAMA DESA DAN KELURAHAN
1. Desa Perkebunan Bandar Telu
(49)
3. Desa Perkebunan Tambunan
4. Desa Perkebunan Bandar Telu
5. Kelurahan Tanjung Langkat
6. Desa Naman Jahe
7. Desa Turangi
8. Desa Ujung Teran
9. Desa Pamah Tambunan
10. Desa Minta Kasih
11. Desa Ujung Bandar
12. Desa Lau Tepu
13. Desa Paranggguam
14. Desa Poncowano
15. Desa Adin Tengah
16. Desa Lau Lugur
(50)
b. DATA KEPENDUDUKAN
NO Nama
Desa/Kelurahan Jumlah KK Jumlah LK Jumah PR Jumlah Jiwa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Desa Perk.Tj.Keliling Desa Perk.Gl.Langkat Desa Perk.Tambunan Desa Perk.Bandar Telu Kel.Tanjung langkat Desa Naman Jahe Desa Turangi Desa Ujung Teran Desa PamahTambunan Desa minta Kasih Desa Ujung Bandar Desa lau tepu Desa parangguam Desa Poncowarno Desa Adin Tengah Desa lau lugur Desa Pancur Ido Jumlah 648 151 143 339 811 982 349 407 330 358 273 308 345 329 325 316 359 6.768 1.666 393 386 584 1.955 2.230 811 1.032 745 891 741 753 896 940 724 875 822 16.444 1.578 366 329 564 2.147 2.080 934 1.103 906 903 515 791 731 706 874 705 973 16.905 3.244 759 715 1.148 4.102 4.910 1.745 2.135 1.651 1.794 1.256 1.544 1.727 1.646 1.598 1.580 1.795 33.349 Sumber Data KUPTD Catpil Kec.Salapian
(51)
c. DATA PENDUDUK MENURUT KELOMPOK USIA - Usia 0-4 Tahun = 1.390 Jiwa
- Usia 5-14 Tahun = 8.912 Jiwa
- Usia 15-19 Tahun = 5.117 Jiwa
- Usia 20-54 Tahun = 11.347 Jiwa
- Usia 55 Tahun Keatas = 6.583 Jiwa
Jumlah 33.349 Jiwa
d. DATA PENDUDUK MENURUT KELOMPOK AGAMA
- Islam = 25.390 Jiwa
- Kristen Protestan = 7.082 Jiwa
- Kristen Katolik = 654 Jiwa
- Budha = - Jiwa
- Hindu = - Jiwa
- Pemena = 223 jiwa
(52)
e. DATA PENDUDUK MENURUT SUKU BANGSA
- Karo = 14.806 Jiwa
- Jawa = 16.572 Jiwa
- Tapanuli = 720 Jiwa
- Minang = 137 Jiwa
- Melayu = 896 Jiwa
- Kalimantan = 166 Jiwa
- Lain-lain = 52 Jiwa
Jumlah 33.349 Jiwa
3.3 VISI DAN MISI
3.3.1 Pengertian Visi
Visi adalah cara pandang jauh kedepan, kemana Instansi Pemerintah harus dibawa agar dapat eksisi, antisipatif dan inovatif. Secara umum Visi adalah pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan instansi Pemerintah.
(53)
Visi Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat merupakan komitmen murni Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat beserta unsur didalamnya untuk berani melihat dan berbuat kedepan, karena masa depan dan periode lepas landas pembangunan Kabupaten Langkat tahun 2006 – 2010 yang penuh tantangan.
Dapat diartikan Visi dalam konteks pembangunan adalah cara pandang untuk melihat inti persoalan atau wawasan yang jauh menerawang kedepan, mutlak diperlukan dalam memberikan arah penyelenggara pemerintah dan kegiatan yang dilaksanakan. Melalui penetapan Visi maka ada sesuatu yang hendak dituju dalam melaksanakan seluruh aktivitas pembangunan.
3.3.2 Tujuan Penetapan Visi
Penetapan Visi merupakan gambaran bersama mengenai masa depan menjadi komitmen murni dari seluruh unsur di Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat.Tujuan Visi adalah untuk mencerminkan apa yang akan dicapai, memberikan arah dan fokus st rategis yang jelas, menjadi perekat dan menyatukan gagasan yang strategik, memiliki orientasi terhadap masa depan, mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan organisasi dan mampu menjamin keseimbangan organisasi.
3.3.3 Visi Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat
Visi Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat dirumuskan dan ditetapkan sebagai berikut :
(54)
” Mewujudkan Kecamatan Salapian yang Maju dan Sejahtera ”
Penjelasan pengertian dari kata-kata yang terdapat dalam Visi ini adalah sebagai berikut :
1. Maju mengandung arti bahwa sudah mampu bekembang merubah pola kehidupan kea rah yang lebih baik dan dapat mengikuti perkembangan zaman kea rah yang positif.
2. Sejahtera mengandung arti bahwa sudah mampu memenuhi segala kebutuhan yang diperlukan untuk kehidupan yang layak dan berkesinambungan.
3.3.4 Misi Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat
Misi adalah suatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh organisasi sesuai visi yang ditetapkan, agar organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.
Misi merupakan fokus dari sasaran yang ingin dicapai, menjelaskan pola dan strategi pencapaian sehingga seluruh aparatur dan masyarakat sebagai pelaku (stake holder) dapat mengenal Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat dengan segala kelebihan dan kekurangannya, tantangan dan peluangnya, mengetahui peran dan program serta yang diperoleh secara bertahap 5 (lima) tahun kedepan.
(55)
Dalam menyongsong perubahan kedepan dan mengingat letak geografis yang strategis dan sumber daya alam yang potensial maka misi tersebut perlu dipertajam dengan program strategis dan unggulan. Penajaman Misi dilakukan dengan menerapakan prinsip pembangunan manusia yang lebih manusiawi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk mencapai hasil dari komitmen murni masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Langkat (Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat) dalam mewujudkan langkah yang maju dan sejahtera sesuai dengan perkembangan yang beroreintasi kedepan maka Misi yang ditetapkan Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat sebagai berikut :
” Meningkatkan Peran Serta Masyarakat Dalam Pembangunan
Daerah. “
3.4 Struktur Organisasi Kecamatan Salapian 3.4.1 Camat
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana maksud diatas, Camat mempunyai Fungsi :
a. Penyusunan Program dan Kegiatan Kecamatan ;
b. Mengkoordinasikan Penyelenggaraan Pemerintahan di wilayah Kecamatan ;
c. Menyelenggarakan kegiatan Pembinaan Ideologi Negara dan Kesatuan Bangsa ;
(56)
d. Mengkoordinasikan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat ;
e. Melaksanakan Pembinaan Penyelenggaraan terhadap kegiatan di Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum ;
f. Melaksanakan Pembinaan Penyelenggaraan Bidang Ekonomi dan Pembangunan;
g. Pelaksanaan Penatausahaan Kecamatan ;
h. Pelaksanaan Tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan Fungsinya.
3.4.2 Sekertaris Camat
Sekertaris camat mempunyai tugas membantu camat dibidang pembinaan administrasi dan memberikan pelayanan teknis administrative kepada seluruh perangkat kecamatan. Untuk melaksanakan sebagaimana yang dimaksud , sekertaris kecamatan mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :
a. Menyusun rencana kerja
b. Mengumpulkan, menghimpun, dan mengelola data serta informasi yang berhubungan dengan bidang tugas
c. Melakukan pemantauan dan pengendalian program
d. Melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan kearsipan kecamatan
e. Melaksanakan kegiatan administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan rumah tangga dan barang inventaris kecamatan
(57)
f. Membantu camat dengan mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh prangkat kelurahan dan kepala lingkungan
g. Menginventarisir permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang administrasi perangkat kecamatan serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah
h. Menyusun dan mengkajikan data statistic dan grafik atau visualisasi data perangkat kecamatan
i. Melakukan pemeriksaan administrasi dan memberikan paraf untuk kelanjutan proses penyelesaian surat menyurat
j. Mengevaluasi dan menyusun laporan bulanan, berkala, dan tahunan serta mengkoordinasikannya dengan unit terkait
k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh camat
3.4.3 Seksi Pemerintahan
a. Menyusun rencana kegiatan kerja
b. Menghimpun dan mengelola data yang berhubungan dengan bidang pemerintahan
c. Mengumpulkan bahan dalam rangka pembinaan lingkungan dan masyarakat
d. Membantu pelaksanaan tugas-tugas dibidang pemungutan pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
(58)
e. Membantu pelaksanaan tugas-tugas dibidang keagrariaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
f. Memberikan pelayanan administrasi kepada masyarakat dibidang pemerintahan
g. Membantu menyelenggarakan pelayanan administrasi kependudukan antara lain dibidang pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK), mencatat surat kematian/kelahiran, mencatat surat pindah/mandah masuk dan keluar
h. Melaksanakan kegiatan pencatatan monografi kecamatan
i. Membantu camat dalam kegiatan pembinaan kegiatan sosial politik, ideologi Negara dan kesatuan bangsa
j. Menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang tugas dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah
k. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan dibidang pemerintahan
l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh camat
3.4.4 Seksi Ketentraman dan Ketertiban
Seksi ini mempunyai tugas melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan ketentraman dan ketertiban di kecamatan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud, seksi ketentraman dan ketertiban mempunyai fungsi antara lain :
(59)
a. Menyusun rencana kegiatan kerja
b. Menyusun program dan menyelenggarakan pembinaan dengan bidang ketentraman dan ketertiban umum
c. Mengumpul dan mengolah data yang berhubungan dengan bidang ketentraman dan ketertiban umum
d. Melaksanakan pembinaan kepada masyarakat dibidang ketentraman dan ketertiban umum sesuai dengan ketentuan yang berlaku
e. Membantu pelaksanaan pengawasan terhadap penyaluran bantuan kepada masyarakat dan melakukan kegiatan pengamanan akibat bencana alam dan bencana lainnya
f. Membantu mengusahakan kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan kerukunan warga
g. Memberiakn pelayanan kepada masyarakat dibidang ketentraman dan ketertiban
h. Membantu penyelenggaraan kegiatan administrasi Pertahanan Sipil
i. Membina kegiatan siskamling
j. Melaksanakan pengamanan dan penerbitan terhadap pelanggaran peraturan daerah serta peratuaran perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan ketentraman dan ketertiban umum serta mengkoordinasikannya kepada intansi terkait
(60)
k. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan dibidang ketentraman dan ketertiban
l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh lurah
3.4.5 Seksi pembangunan
Seksi pembangunan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan perekonomian dan pembangunan di wilayah kelurahan
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud, seksi pembangunan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Menyusun rencana kegiatan
b. Mengumpulkan, mengelolah, dan mengevaluasi data dibidang perekonomian dan pembangunan
c. Melaksanakan kegiatan pembinaan terhadap perkoprasian, pengusaha ekonomi lemah, dan kegiatan perekonomian lainnya dalam rangka meningkatkan kehidupan perekonomian masyarakat
d. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dibidang perekonomian dan pembangunan
e. Melaksanakan kegiatan dalam rangka meningkatkan swadaya dan partisipasi untuk meningkatkan perekonomian dan pelaksanaan pembangunan
(61)
f. Membantu pembinaan koordinasi pelaksanaan pembangunan serta menjaga dan memeliahara sarana dan prasarana fisik dilingkungan kelurahan
g. Melaksanakan administrasi perekonomian dan pembangunan di kelurahan
h. Membantu, membina, dan menyaiapkan bahan-bahan dalam rangka musyawarah Lembaga ketahanan Masyarakat Desa (LKMD)
i. Membina kelompok-kelompok industry, koprasi, dan pendidikan
j. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan dibidang perekonomian dan pembangunan
k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh lurah.
3.4.6 seksi kesejahteraan masyarakat
Seksi kesejahteraan masyarakat mempunyai tugas melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat.
Untuk melaksanakan tugas yang dimaksud, maka seksi kesejahteraan masyarakat mempunyai fungsi sebagai berikut ;
a. Menyusun rencana kegiatan
b. Memberiakan pelayanan kepada masyarakat dibidang kesejahteraan masyarakat
(62)
c. Melaksanakan pembinaan dalam bidang keagamaan, kesehatan, keluaga berencana, dan pendidikan masyarakat
d. Membantu pelaksanaan pembinaan kegiatan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga (PKK), karang taruna, pramuka, dan organisasi kemasyarakatan lainnya
e. Melakukan pembinaan dalam bidang kegiatan olah raga dan sosial budaya
f. Membantu mengumpulkan dan menyalurkan dana/bantuan terhadap korban bencana alam dan bencana lainnya
g. Membantu kegiatan mengumpulkan xakat, infaq, dan shadaqah
h. Membantu pelaksanaan pemungutan dana Palang Merah Indonesia (PMI)
i. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan dibidang kesejahteraan rakyat
3.4.7 Seksi Umum
Seksi umum mempunyai tugas melaksanakan urusan dibidang pelayanan umum yang meliputi inventarisasi, kebersihan, serta sarana dan prasarana umum.
Untuk melaksanakan tugas tersebut maka seksi umum mempunyai fungsi antara lain :
(63)
a. Menyusun rencana kegiatan kerja
b. Menyusun program peningkatan pelayanan umum
c. Menyusun program dan menyelenggarakan pembinaan pelayanan kebersihan, keindahan, pertamanan, dan sanitasi lingkungan
d. Menyusun program dan menyelenggarakan pembinaan sarana dan prasarana fisik pelayanan umum
e. Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan umum
f. Memberikan pelayanan administrasi kepada masyarakat yang memerlukan legalisasi lurah
g. Melakukan pembinaan kepada lingkungan tentang peningkatan pelayanan umum
h. Memberikan penyuluhan kepada masyaratakat tentang prosedur tetap pelayanan umum
i. Mensosialisasikan peraturan perundang-undangan dan peraturan daerah serta kebijakan pemerintah kepada seluruh perangkat kelurahan maupun masyarakat
j. Melakukan evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan bidang tugas
(64)
BAB IV PENYAJIAN DATA
Pada bab ini penulis akan menyajikan tentang data-data yang diperoleh selama masa penelitian yang telah dilakukan pada kantor kecamatan Salapian Kabupaten langkat. Berdasarkan angket atau kuesioner yang telah disebarkan kepada pegawai yang dijadikan sampel pada penelitian ini yaitu berjumlah 21 orang pegawai.
Adapun hasil kuesioner sebagai instrument utama dalam penelitian ini akan disajikan satu persatu berdasarkan urutan pertanyaan sesuai dengan yang terdapat didaftar kuesioner, sementara itu, hasil observasi akan disajikan untuk melengkapi hasil kuesioner.
4.1 Kriteria Responden
Berikut ini adalah hasil data mengenai identitas responden melalui kuesioner yang dipeeroleh selama penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel frekuensi.
(65)
4.1.1 Indentitas responden menurut jenis kelamin
Tabel 1 : Identitas responden berdasarkan jenis kelamin
No Keterang Frekuensi Persentase
1 Pria 10 47.6
2 Wanita 11 52.4
Total 21 100.0
Sumber : kuesioner penelitian 2011
Berdasarkan tabel 1 diatas, dapat diketahui bahwa seluruh responden yang berjumlah 21 orang, dimana 10 orang adalah pegawai laki-laki dengan jumlah persentase 47,6%, dan 11 orang adalah pegawai wanita dengan jumlah persentase 52,4 5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pegawai yang berkerja dikantor camat Salapian kabupaten langkat lebih besar wanita.
4.1.2 Kriteria Responden Berdasarkan umur
Disini kita dapat melihat bagaimana variasi tingkatan usia pegawai kecamatan Salapian Kabupaten Langkat, dimana penelitian ini mengelompokan kedalam kelas dengan rentang usia 22 - >46 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2: Identitas responden berdasarkan Umur
No. Umur Frekuensi Persentase %
1 22-29 1 4.8
2 30-37 1 4.8
3 38-45 4 19.0
4 >46 15 71.4
Total 21 100.0
(66)
Dari Tabel diatas dapat diketahui bahwa rentang usia responden dari angka 22 tahun sampai 46 tahun keatas, responden yang berusia antara 22-29 tahun berjumlah 1 orang (4,8%). Kemudian responden yang rentang usia 30-37 berjumlah 1 orang (4,8%), sedangkan responden yang berusia 38-45 tahun berjumlah 4 orang (19,0%) dan responden yang berasal dari umur 46 tahun keatas berjumlah 15 orang atau (71,4%).
4.1.3 Kriteria Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 3 : Idetitas responden berdasarkan pendidikan
No Pendidikan terakhir Frekuensi Persentase
1 SLTA/SMA 14 66.7
2 DI 1 4.8
3 DIII 2 9.5
4 Sarjana 4 19.0
Total 21 100.0
Sumber : kuesioner penelitian 2011
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden penelitian pada kantor camat Salapian kabupaten langkat mempunyai latar belakang pendidikan SLTA/SMA 14 orang atau 66,7%, Sarjana (SI) dengan jumlah 4 orang atau 19,0 %, DIII berjumlah 2 orang atau 9,5% sedangkan minoritas responden terdiri dari DI berjumlah 1 orang atau 4,8%.
(67)
4.1.4 Kriteria Responden Berdasarkan Masa kerja Tabel 4 : Idetitas responden berdasarkan pendidikan
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 1-5 - -
2 6-10 - -
3 11-15 6 28.6
4 16-20 9 42.9
5 >26 6 28.6
Total 21 100.0
Sumber : Kuesioner penelitian 2011
Dari tabel diatas menunjukan mayoritas penelitian responden berdasarkan masa kerja pada kantor camat salapian bahwa ada 9 orang pegawai atau 42,9% responden yang memiliki masa kerja antara 16-20 tahun, kemudian ada 6 orang pegawai atau 28,6% responden yang memiliki masa kerja antara 11-15 tahun dan ada 6 orang pegawai atau 28,6% responden yang memiliki masa kerja diatas 26 tahun.
4.1.5 Kriteria Responden Berdasarkan Golongan Tabel 5 : Idetitas responden berdasarkan golongan
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 I - -
2 II 6 28.6
3 III 11 52.4
4 IV - -
5 Tenaga Honorer 4 19.0
Total 21 100.0
Sumber data : kuesioner penelitian 2011
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden penelitian pada kantor camat salapian kabupaten langkat berpangkat/golongan III dengan jumlah
(68)
11 orang pegawai atau 52,4%, sedangkan 6 orang pegawai atau 28,6% yang berpangkat/golongan II, dan minoritas responden adalah tenaga honorer atau yang berjumlah 4 orang pegawai atau 19,0%.
4.2 Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan 2 variabel yang terdiri dari variabel bebas yaitu Kepemimpinan (X) dan variabel terikat yaitu Efektivitas kerja pegawai (Y). variabel X terdiri dari 9 pertanyaan dan variabel terikat (Y) terdiri dari 10 pertanyaan.
4.2.1 Kepemimpinan (X)
Untuk mengukur variabel Kepemimpinan, digunakan 9 pertanyaan yang diperoleh dari indikator-indikator yang telah diteentukan. Pada setiap pertanyaan diberikan 5 alternatif jawaban, dan kepada responden diminta untuk memilih salah satu dari kelima alternatif jawaban tersebut. Berdasarkan jawaban responden dan kuesioner yang disebarkan yang berisi pertanyaan variabel X (Kepemimpinan) maka hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 6 :Distribusi jawaban responden tentang apakah pemimpin sering melakukan pengarahan dan petunjuk pada saat pegawai dihadapkan pada persoalan pekerjaan
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Sering sekali 4 19,0
2 Sering 17 81,0
3 Kadang-kadang - -
4 Jarang - -
5 Tidak pernah - -
Total 21 100.0
(69)
Dari tabel 6 diatas, dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan apakah pemimpin sering melakukan arahan dan petunjuk pada saat pegawai dihadapkan pada persoalan pekerjaan terdapat 17 orang pegawai atau 81,0% yang menyatakan sering kemudian responden yang menyatakan sering sekali ada 4 orang pegawai atau 19,0%. data tersebut menunjukan bahwa camat salapian kabupaten langkat sering memberikan pengarahan kepada pegawainya.
Tabel 7: Distribusi jawaban responden tentang frekuensi camat dalam memberikan penjelasan tugas kepada bawahan
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Sering sekali - -
2 Sering 12 57.1
3 Kadang-kadang 9 42.9
4 Jarang - -
5 Tidak pernah - -
Total 21 100.0
Sumber data : kuesioner penelitian 2011
Dari tabel 7 diatas tentang frekuensi camat dalam memberikan penjelasan tugas kepada bawahan, dapat dilihat bahwa mayoritas ada 12 orang pegawai atau 57,1% yang menyatakan sering sedangkan terdapat 9 orang pegawai atau 42,9% yang menyatakan jawaban kadang-kadang dan untuk katagori jawaban sering sekali, jarang dan tidak pernah tidak satupun responden yang memilih. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa camat dalam memberikan tugas pada pegawainya sering memberikan penjelasan tugas terlebih dahulu, supaya pegawai mengerti apa yang harus dikerjakannya. Dengan memberi penjelasan tugas sebelum pegawai mengerjakan tugasnya dapat mengefektifkan kerja pegawai,
(70)
karena dengan memberi penjelasan pegawai dapat mengetahui apa saja yang harus dikerjakannya.
Tabel 8 : Distribusi jawaban responden tentang frekuensi pegawai dalam menjalankan perintah yang diberikan oleh camat
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Sering sekali 3 14.3
2 Sering 18 85.7
3 Kadang-kadang - -
4 Jarang - -
5 Tidak pernah - -
Total 21 100.0
Sumber data : kuesioner penelitian 2011
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa menurut responden, yaitu menurut 18 orang pegawai atau 85,7% menyatakan sering pegawai melakukan perintah yang diberikan oleh camat dan 3 orang pegawai yang lain atau 14,3% menyatakan sering sekali, sedangkan untuk jawaban kadang-kadang, jarang dan tidak pernah tidak ada 1 respondenpun yang menjawabnya, dari data tersebut menunjukan bahwa pegawai pada kantor camat salapian kabupaten langkat sering menjalakan perintah yang diberikan oleh camat.
Tabel 9 :Distribusi jawaban responden tentang frekuensi camat sering meningkatkan kerjasama dan menyarankan agar tidak menyampurkan urusan pegawai lain
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Sering sekali 4 19,0
2 Sering 6 28,6
3 Kadang-kadang 8 38,1
4 Jarang 3 14,3
5 Tidak pernah - -
Total 21 100.0
(71)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa menurut responden, yaitu ada 4 orang pegawai atau 19,0% menyatakan sering sekali bahwa camat sering meningkatkan kerjasama dan menyarankan agar tidak menyampuri urusan pegawai lain dan 6 orang pegawai atau 28,6% menyatakan sering kemudian ada 8 orang pegawai atau 38,1% menyatakan kadang-kadang sementara responden yang menyatakan jarang ada 3 orang pegawai atau 14,3%, maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan pekerjaan camat berusaha untuk meningkatkan kerjasama diantara pegawainya dengan tidak mencampuri urusan atau tugas pegawai lainnya, karena setiap pegawai sudah diberikan tugas masing-masing yang sesuai dengan kemampuannya.
Tabel 10 : Distribusi jawaban responden tentang frekuensi camat sering melibatkan seluruh pegawai untuk ikut serta dalam pelaksanaan program organisasi
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Sering sekali 1 4,8
2 Sering 7 33,3
3 Kadang-kadang 9 42,9
4 Jarang 4 19,0
5 Tidak pernah - -
Total 21 100.0
Sumber data : kuesioner penelitian 2011
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa menurut responden, yaitu 1 orang pegawai atau 4,8% menyatakan sering sekali camat melibatkan seluruh pegawai untuk ikut serta dalam pelaksanaan program organisasi dan ada 7 orang pegawai atau 33,3% menyatakan sering, kemudian ada 9 orang pegawai atau 42,9% menyatakan kadang-kadang sedangkan yang menyatakan jarang ada 4 orang pegawai atau 19,0%. Dari pertanyaan tersebut maka dapat disimpulkan
(72)
bahwa dalam melaksanakan program organisasi camat sudah cukup baik dalam hal melibatkan pegawainya yang sesuai dengan tugas masing-masing. Dengan demikian pelaksanaan program organisasi yang akan dikerjakan akan mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Tabel 11: Distribusi jawaban responden tentang frekuensi camat sering mengikutsertakan pegawai dalam mengambil keputusan
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Sering sekali 5 23,8
2 Sering 7 33,3
3 Kadang-kadang 6 28,6
4 Jarang 3 14,3
5 Tidak pernah - -
Total 21 100.0
Sumber data : kuesioner penelitian 2011
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa menurut responden, yaitu menurut 5 orang pegawai atau 23,8% menyatakan camat sering sekali mengikutsertakan pegawai dalam mengambil keputusan, kemudian 7 orang pegawai atau 33,3% menyatakan sering. Sedangkan ada 6 orang pegawai atau 28,6% yang menjawab kadang-kadang, Dan 3 orang pegawai atau 14,3% yang menjawab jarang. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa camat sering mengikutsertakan pegawai dalam mengambil keputusan dan berkerjasama demi tercapainya tujuan organisasi yang telah ditentukan.
(73)
Tabel 12 : Distribusi jawaban responden tentang frekuensi dalam memberikan tanggungjawab tugas/pekerjaan kepada bawahan
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Sering sekali 9 42,9
2 Sering - -
3 Kadang-kadang 12 57,1
4 Jarang - -
5 Tidak pernah - -
Total 21 100.0
Sumber data : kuesioner penelitian 2011
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa menurut responden, yaitu menurut 9 orang pegawai atau 42,9% menyatakan camat sering sekali memberi tanggungjawab tugas/pekerjaan pada bawahan dalam menyelesaikan pekerjaan selanjutnya ada 12 orang pegawai atau 57,1% menyatakan kadang-kadang, dapat disimpulkan bahwa camat sering sekali memberi tanggungjawab tugas/pekerjaan kepada bawahan. Pemberian tanggungjawab diharapkan mendorong bawahan untuk lebih mandiri dan lebih berpikir kreatif dan inovatif. Camat juga harus mampu mengawasi tanggungjawab yang telah diberikan kepada bawahan, apakah sesuai prosedur atau tidak.
Tabel 13 : Distribusi jawaban responden tentang pemimpin dalam hal mengawasi pekerjaan bawahan
No Keterangan Frekuensi Persentase
1 Sering sekali 2 9,5
2 Sering 8 38,1
3 Kadang-kadang 9 42,9
4 Jarang 2 9,5
5 Tidak pernah - -
Total 21 100.0
(1)
d. jarang
e. tidak pernah
8. Apakah Camat sering Mengawasi Pekerjaan Bapak / Ibu?
a. sering sekali
b. sering
c. kadang-kadang
d. jarang
e. tidak pernah
9. Menurut Bapak / Ibu, apakah Camat mau peduli dalam menilai hasil kerja Bapak / Ibu?
a. sangat peduli
b. peduli
c. ragu-ragu
d. kurang peduli
(2)
Efektivitas Kerja Pegawai Sebagai Variabel Terikat (Y)
1. Menurut Bapak / Ibu, apakah waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas / pekerjaan sesuai bagi bapak / Ibu?
a. sangat sesuai
b. sesuai
c. ragu-ragu
d. tidak sesuai
e. sangat tidak sesuai
2. Apakah Bapak / Ibu, mampu menyelesaikan tugas / pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan?
a. sangat mampu
b. mampu
c. ragu-ragu
d. tidak mampu
e. sangat tidak mampu
3. Menurut Bapak / Ibu, apakah tugas / pekerjaan yang dibebankan oleh Camat sudah sesuai dengan kemampuan bapak?
(3)
a. sangat sesuai
b. sesuai
c. ragu-ragu
d.tidak sesuai
e. sangat tidak sesuai
4. Apakah Bapak / Ibu, selama ini sering menunda-nunda tugas / pekerjaan yang diberikan?
a. tidak pernah
b. sangat jarang
c, jarang
d. sering
e. sangat sering
5. Apakah Bapak / Ibu, selama ini sering berada / hadir ditempat kerja pada saat jam kerja?
a. sangat sering
(4)
c. jarang
d. sangat jarang
e. tidak pernah
6. Apakah Bapak / Ibu, mampu mengerjakan tugas / pekerjaan sesuai dengan mutu yang diharapkan?
a. sangat mampu
b. mampu
c. ragu-ragu
d. tidak mampu
e. sangat tidak mampu
7. Apakah Bapak / Ibu, selama ini sering merasa terbebani atas tuntutan hasil kerja sesuai dengan mutu yang diinginkan camat?
a. tidak pernah
b. sangat jarang
c. jarang
(5)
e. sangat sering
8. Apakah Bapak / Ibu, sering mengalami teguran terhadap hasil kerja Bapak / Ibu yang tidak sesuai dengan mutu yang diharapkan?
a. tidak pernah
b. sangat jarang
c. jarang
d. sering
e. sangat sering
9. Menurut Bapak / Ibu, apakah peralatan yang tersedia dikantor sudah memadai untuk membantu Bapak / Ibu dalam menyelesaikan tugas / pekerjaan?
a. sangat memadai
b. memadai
c. ragu-ragu
d. tidak memadai
(6)
10.Menurut Bapak / Ibu, apakah biaya yang disediakan oleh Camat untuk menyelesaikan tugas / pekerjaan sudah cukup sesuai?
a. sangat sesuai
b. sesuai
c. ragu-ragu
d. tidak sesuai