βj = pengaruh aditif dari kelompok ke-j εij = galat percobaan dari perlakuan ke-i pada kelompok ke-j
Susunan perlakuan didalam penelitian : Blok
Blok Blok
P R
1
P R
2
P R
3
P
1
R
1
P
1
R
2
P
1
R
3
P
2
R
1
P
2
R
2
P
2
R
3
Dimana P = Perlakuan P , P
1
, dan P
2
R = Kelompok R
1
, R
2
, dan R
3
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan analisis ragam, dan apabila ditemukan adanya pengaruh yang nyata dilanjutkan dengan uji beda
nyata terkecil BNT untuk melihat perbedaan antar perlakuan.
Parameter Penelitian
a. Konsumsi pakan g
Jumlah pakan yang diberikan dikurang dengan jumlah pakan yang tersisa. b.
Pertambahan Bobot Badan g Hasil penimbangan bobot badan akhir dikurang dengan bobot badan awal.
c. Konversi pakan
Banyaknya pakan yang dikonsumsi dibagi dengan bobot badan ternak yang dihasilkan.
Tahapan Penelitian.
Penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahapan penelitian yang meliputi :
a. Pembuatan Konsentrat
Proses pembuatan dimulai dengan pengolahan limbah berupa pelepah dan daun kelapa sawit sebagai bahan pakan. Pelepah dan daun kelapa sawit dirajang
Universitas Sumatera Utara
menggunakan alat penghancur choper. Selanjutnya dilakukan pelayuan selama 24 jam dan dilanjutkan dengan proses pengukusan pada temperatur 100
o
C selama 30 menit. Kultur Aspergillus niger disiapkan dengan menggunakan media PDA
pada cawan petri yang diinkubasikan selam 72 jam. Pemanenan kultur dilakukan dengan cara melarutkannya dalam aquades steril dan dihomogenkan dengan
menggunakan blender.
b. Pengujian Performans Sapi Potong
Pengujian performans sapi potong dilakukan dengan melihat tingkat pertumbuhannya. Pertumbuhan diukur dengan melihat pertambahan bobot badan
PBB, konsumsi ransum dan konversi ransum. Pengamatan dilakukan selama 4 minggu dan pengukuran tingkat konsumsi diukur dalam periode harian.
c. Peubah yang Diamati
Peubah yang diamati pada tahap uji performans adalah tingkat konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum.
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsumsi Pakan
Konsumsi pakan adalah kemampuan untuk menghabiskan sejumlah pakan yang diberikan. Konsumsi pakan terus meningkat seiring dengan pertambahan
kebutuhan zat-zat nutrisi oleh kebutuhan hidup pokok dan pertumbuhan. Rataan konsumsi BK hijauan selama penelitian ditunjukkan pada tabel dibawah ini.
Tabel 9. Rataan konsumsi BK hijauan pakan sapi Bali betina selama penelitian gekorhari
Perlakuan 1
2 3 Total
Rataan R0
3725,09 3792,72
3869,42 11387,23
3795,74 R1
4526,24 3764,33
3687,09 11977,65
3992,55 R2
3639,83 3679,42
3720,42 11039,67
3679,89 Total
11891,16 11236,46
11276,93 34404,56
11468,19 Rataan
3963,72 3745,49
3758,98 11468,19
3822,73
Dari tabel 9 diperoleh data bahwa konsumsi BK hijauan yang terbesar adalah perlakuan R1 yaitu sebesar 3992, 55 gekorhari dan yang terendah adalah
perlakuan R2 sebesar 3679,89 gekorhari. Penelitian ini menggunakan 2 perlakuan dan 1 kontrol. Konsumsi BK
konsentrat sapi bali selama penelitian bisa dilihat dari data dibawah ini. Tabel 10. Rataan konsumsi BK konsentrat sapi Bali betina selama penelitian
gekorhari Perlakuan
1 2
3 Total Rataan
R0 R1
2070,71 2116,43
2136,43 6323,57
2107,86 R2
2292,86 2234,29
2297,86 6825,00
2275,00 Total
4363,57 4350,71
4434,29 13148,57
4382,86 Rataan
2181,79 2175,36
2217,14 6574,29
2191,43
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10 diatas menerangkan bahwa konsumsi BK konsentrat tertinggi selama penelitian adalah perlakuan R2 yaitu sebesar 2275,00 gekorhari dan yang
terendah adalah perlakuan R1 sebesar 2107,86 gekorhari. Konsumsi setelah
Tabel 11. Rataan konsumsi bk pakan sapi bali betina selama penelitian gekorhari
Perlakuan 1
2 3
Total Rataan
Ro 3725,09
3792,72 3869,42
11387,23 3795,74
R1 6292,14
5569,22 5509,04
17370,40 5790,13
R2 5591,51
5581,25 5676,36
16849,11 5616,37
Total 15608,75
14943,18 15054,82 45606,74
15202,25 Rataan
5202,92 4981,06
5018,27 15202,25
5067,42
Dari Tabel 8 dapat diperoleh rataan konsumsi tertinggi pada perlakuan R1 pakan dengan menggunakan 15 pelepah dan daun kelapa sawit yang
difermentasi sebesar 5790 gekorhari dan rataan konsumsi pakan terkecil pada perlakuan R0 pakan hijauan yaitu sebesar 3,796 kgekorhari.
Pengaruh pemberian pelepah dan daun kelapa sawit fermentasi dengan Aspergillus niger terhadap pertambahan bobot badan sapi Bali dapat diketahui
dengan melakukan uji keragaman seperti tertera pada tabel 9. Tabel 12. Analisis keragaman konsumsi BK pakan sapi Bali selama penelitian
SK db
JK KT
Fhit F Tabel
0,05 0,01
Ulangan 2
84698,26 42349,13
0,54 6,94
18 Perlakuan
2 7322461,91 3661230,96 47,09
6,94 18
Galat 4
311011,93 77752,98
Total 8 7718172,10
Keterangan : tn : tidak nyata
: sangat nyata KK
: 3,71 Berdasarkan hasil keragaman diketahui bahwa dari perlakuan pemberian
pelepah daun kelapa sawit yang difermentasi dengan Aspergillus niger
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh sangat nyata terhadap konsumsi pakan sapi bali. Akan tetapi jika dilihat dari ulangan tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi. Data ini
membuktikan bahwa perlakuan mempengaruhi konsumsi pakan yang dikonsumsi oleh sapi Bali. Untuk melihat perlakuan yang mana yang lebih baik maka
dilakukan Uji Beda Nyata Terkecil BNT pada taraf 0.01. Tabel 13. BNT 0.01
Perlakuan Rataan
Notasi Ro
3795,74 A
R1 5790,13
B R2
5616,37 B
Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa perlakuan yang kurang baik jika dilihat dari uji beda nyata terkecil
adalah R0, yaitu perlakuan yang hanya menggunakan rumput sebagai pakan tanpa menambah pakan tambahan. Perlakuan
yang baik adalah R1, yaitu perlakuan menggunakan rumput dan pakan tambahan yang mengandung 15 pelepah dan daun sawit yang difermentasi.
Pelepah dan daun kelapa sawit mengandung serat kasar yang sangat tinggi sehingga menyebabkan konsumsi rendah dibandingkan dengan konsumsi rumput
yang biasa dikonsumsi oleh ternak, kondisi konsentrat yang banyak mengandung serat kasar ini mempengaruhi kecernaan bahan pakan. Sesuai dengan pernyataan
Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Departemen Peternakan Fakultas Pertanian USU 2000
yang menyatakan bahwa kandungan serat kasar yang cukup tinggi
akan mempengaruhi kecernaan bahan pakan pada ternak.
Pertambahan Bobot Badan
Pertumbuhan adalah hasil interaksi antara hereditas dan lingkungan sumbangan genetik terhadap pertumbuhan adalah 30 sedangkan sumbangan
Universitas Sumatera Utara
lingkungan sekitar 70. Dalam hal ini lebih dominan kepada pakan ternak tersebut Sembiring, 2000.
Pakan ternak adalah faktor yang paling menentukan dalam pemeliharaan ternak. Dengan pakan kualitas terbaik maka akan diperoleh pula ternak dengan
kualitas terbaik atau performa terbaik. Tabel 14. Pertambahan bobot badan sapi Bali selama penelitian gekorhari
Perlakuan 1
2 3
Total Rataan
Ro 271,43
317,86 253,57
842,86 280,95
R1 732,14
410,71 146,43
1289,29 429,76
R2 428,57
450,00 667,86
1546,43 515,48
Total 1432,14
1178,57 1067,86
3678,57 1226,19
Rataan 477,38
392,86 355,95
1226,19 408,73
Dari tabel ini diperoleh rataan pertambahan berat badan tertinggi pada perlakuan R2 pakan dengan 30 daun pelepah yang difermentasi yaitu sebesar
515,48 gekorhari dan rataan pertambahan bobot badan terendah pada perlakuan R0 pakan hanya hijauan sebesar 280,95 gekorhari. Konsumsi pakan yang
rendah akan mempengaruhi dalam pertumbuhan ternak tersebut. Semakin tinggi konsumsi pakan maka akan semakin besar kemungkinan ternak untuk mengalami
pertambahan bobot badan yang lebih besar. Namun ada kalanya hal ini tidak terjadi karena keadaan atau faktor- faktor lain, baik dari luar lingkungan maupun
dari dalam ternak itu sendiri, misalnya pakan hijauan, genetik dan kondisi iklim. Pengaruh pemanfaatan daun kelapa sawit yang difermentasi dengan
Aspergillus niger terhadap pertambahan bobot badan sapi Bali dapat diketahui dengan melakukan uji keragaman seperti tertera pada tabel 12.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 15. Analisis keragaman pertambahan bobot badan sapi Bali selama penelitian
SK db
JK KT
Fhit F Tabel
0,05 0,01
Ulangan 2
23251,13 11625,57
0,25 6,94
18 Perlakuan
2 84492,63
42246,32 0,91
6,94 18
Galat 4
186085,60 46521,40
Total 8
186085,60 Keterangan : tn
: tidak nyata Berdasarkan uji keragaman diketahui bahwa pemberian pakan daun
pelepah sawit yang difermentasi dengan Aspergillus niger dalam pakan ternak tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan sapi bali,
baik perlakuan dan ulangan tidak berpengaruh nyata. Hal ini disebabkan oleh faktor umur dan genetik. Menurut Tomazewska et al 1993 bahwa laju
pertumbuhan bobot badan dipengaruhi oleh umur, lingkungan dan genetik dimana bobot badan pada fase awal berhubungan dengan dengan bobot dewasa. Bila
dilihat dari jumlah konsumsi setiap ternak juga tidak jauh berbeda untuk setiap perlakuan sehingga memungkinkan pertambahan bobot badan tidak begitu
berbeda jauh, yang tertinggi
515,48
gekorhari dan rataan pertambahan bobot badan terendah pada perlakuan R0 pakan tanpa pelepah dan daun kelapa sawit
sebesar
280,95
gekorhari.
Konversi Pakan
Konversi pakan adalah banyaknya pakan yang dikonsumsi ternak untuk menaikkan persatuan bobot badan. Konversi pakan dapat dari pembagian antara
konsumsi dengan pertambahan bobot badan. Rataan konsumsi pakan dapat dilihat dari tabel berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 16. Rataan konversi pakan Sapi Bali selama penelitian Perlakuan
1 2
3 Total
Rataan Ro
13.72 11.93
15.26 40.92
13.64 R1
8.59 13.56
37.62 59.78
19.93 R2
13.05 12.40
8.50 33.95
11.32 Total
35.37 37.89
61.38 134.64
44.88 Rataan
11.79 12.63
20.46 44.88
14.96
Berdasarkan rataan konversi pakan pada tabel maka dapat diketahui bahwa konversi pakan tertinggi terdapat pada perlakuan R1 pakan dengan 15 pelepah
sawit yang difermentasi yaitu sebesar 19,93, Sedangkan rataan konversi pakan terendah terdapat pada perlakuan R2 pakan dengan 30 pelepah sawit yang
difermentasi yaitu sebesar 11,32. Angka konversi ransum dipengaruhi oleh strain dan faktor lingkungan didalamnya termasuk juga pakan. Konversi ransum ini juga
unttuk melihat seberapa besar pakan yang dikonsumsi bisa mempengaruhi kenaikan bobot badan sehingga pakan tersebut dikatakan baik.
Untuk mengetahui signifikasi pemberian pelepah dan daun kelapa sawit yang difermentasi dengan Aspergillus niger dalam pakan yang diberikan pada
ternak sapi Bali dapat seperti yang tertera pada tabel 14. Tabel 17. Analisis keragaman konversi pakan sapi Bali selama penelitian
SK Db
JK KT
Fhit F Tabel
0.05 0.01
Ulangan 2.00
137.21 68.61
0.76
tn
6.94 18.00
Perlakuan 2.00
119.04 59.52
0.66
tn
6.94 18.00
Galat 4.00
362.56 90.64
Total 8.00
618.81
Keterangan : KK
: 61.68
Berdasarkan uji keragaman diketahui bahwa pemberian pelepah dan daun sawit yang difermentasi dengan Aspergillus niger tidak memberikan pengaruh
yang nyata terhadap konversi pakan sapi Bali. Hal ini memberikan makna bahwa
Universitas Sumatera Utara
ternak sapi tetap mengkonsumsi pakan dengan bobot yang sesuai dengan bobot badan namun tidak sejalan dengan pertambahan bobot badan.
Rekapitulasi Hasil Penelitian
Dari hasil keseluruhan penelitian terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan dapat digambarkan dalam rekapitulasi pada tabel
berikut, Tabel 18. Rekapitulasi hasil penelitian penggunaan pelepah dan daun kelapa sawit
Perlakuan Konsumsi pakan
gekorhari PBB
gekorhari Konversi pakan
R0 3795,74
a
280,95
a
13,64
a
R1 3992,55
a
429,76
b
19,93
b
R2 3679,89
a
515,48
b
11,32
b
Dari tabel dapat diketahui bahwa pemberian pakan dengan menggunakan pelepah daun kelapa sawit yang telah difermentasi dengan Aspergillus niger pada
pakan pakan sapi Bali memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap pertambahan bobot badan dan konversi pakan akan tetapi berpengaruh sangat
nyata terhadap konsumsi pakan selama penelitian.
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pemanfaatan daun pelepah sawit yang difermetasi dengan aspergillus niger dalam pakan sapi bali dalam susunan ransum secara statistik tidak
berpengaruh nyata terhadap konversi pakan dan pertambahan bobot badan namun untuk konsumsi pakan, pemberian pakan dalam ransum berpengaruh sangat nyata.
Secara kuantitatif data yang diperoleh menunjukkan perlakuan yang terbaik adalah R2 dengan pertambahan bobot badan 515,48 gekorhari.
Saran
Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar waktu penelitian diperpanjang karena konsumsi pakan sapi terkhusus untuk konsentrat terus
meningkat. Jumlah ternak yang diteliti juga diperbanyak.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, R., 1984. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia, Jakarta. Anggorodi, R., 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia, Jakarta.
Babjee, A. M. 1986. Palm Kernel cake as a new feed for cattle. Asian Livestock
11 5 :50-55. Balai Penelitian Ternak, 2003. Perkebunan Kelapa Sawit dapat Menjadi Basis
Pengembangan Sapi Potong. Bogor. Balai Penelitian Bioteknolologi Tanaman Pangan. 2000. Bogor.
Bamualim, A. and R.B. Wirdahayati. 2003. Nutrition and management strategies to improve Bali cattle in eastern Indonesia. In K. Entwistle and D.R.
Lindsay Eds.. Strategies to Improve Bali Cattle in Eastern Indonesia. ACIAR Proc. No.110: 17-22.
Boediyana, T. 2008. Perkembangan Sapi Potong di Indonesia. Penerbit Andi. Jakarta.
Davendra, C., 1997. Utilization Of Feedingstuff from Palm Oil. P.16. Malaisian Agriculture and Research and development Institute Serdang, Malaysian.
Dinas Peternakan Propinsi Dati I Jawa Timur. 2005. Statistik Peternakan 2005. Dinas Peternakan Propinsi Dati I Jawa Timur, Surabaya.
Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan. 2003. Buku Statistik Peternakan 2003. Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan, Jakarta.
Elisabeth, J., dan S. P. Ginting. 2003. Pemanfaatan Hasil Samping Industri Kelapa Sawit Sebagai Bahan Pakan Ternak Sapi Potong. Prosiding Lokakarya
Nasional : Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi. Bengkulu 9-10 September 2003. P. 110-119.
Fetuga., B. L and O. Tewe, 1975. Potensials of agroindustrial by products and crop residues as livestock feed components. Nig. Food J., 2: 136.
Gunawan, Dicky Pamungkas, dan Lukman Affandhy, 1998. Sapi Bali. Kanisius. Yogyakarta.
Hassan, O.A. and M. Ishida. 1992. Status of utilization of selected fibrous crop residues and animal performance with special emphasis on processing of
oil palm frond OPF for ruminant feed in Malaysia. Malaysia.
Universitas Sumatera Utara
Hhtp:ms.wikipedia.orgwikiPokok_Kelapa_Sawit, 2006. Jafar, M. D and A. O Hassan, 1990. Optimum Steaming Condition of PPF for
feed utilization. Processing and utilization of oil Palm by-products for ruminant. MARDI-TARC Collaborative Study, Malaysia.
Jakarta Future Exchange. 1999. Perkembangan Produk Minyak Goreng Sawit di Indonesia. httpwww.bbj.jfx.com
Jalaludin, S., Y.W. Ho, N. Abdullah, and H. Kudo. 1991. Strategies for animal improvement in Southeast Asia. In
Utilization of Feed Resources in Re- lation to Utilization and Physiology of Ruminants in the Tropics.
Trop.Agric. Res. Series 25: 67-76. Kariyasa, K. 2005. Sistem Integrasi Tanaman Ternak dalam Perspekti Reorientasi
Kebijakan Subsidi Pupuk dan Peningkatan Pendapatan Petani. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian 31: 68
−80. Laboratorium Ilmu Makanan Ternak, 2000. Departemen Peternakan FP USU,
Medan. Moertinah, S., 1984. Limbah Tapioka di Indonesia dan Kemungkinan Penangan
Dasar Studi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan. IPB, Bogor. Parakkasi, A. 1995. Ilmu Makanan dan Ternak Ruminant. UI Press, Jakarta.
Pardede, S. I dan S. Asmira, 1997. Pengolahan Produk sampingan Industri
pertanian menjadi permen jilat untuk sapi potong yang dipelihara secara tradisional. Karya Tulis Ilmiah Bidang Studi Peternakan, Universitas
Andalas, Padang.
Sembiring, P. 2006. Biokonversi Limbah Pabrik Minyak Inti Sawit Dengan Phanerochaete Chrisosporium dan Implikasinya Terhadap Performans
Ayam Broiler. Disertasi. UNPAD. Bandung
Sinurat, A. P. 2003. Pemanfaatan Lumpur Sawit untuk Bahan Pakan Unggas. Wartazoa 13.
Siregar, S. B. 1994. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sugeng, B. 2000. Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta. Suharto. 2003. Pengalaman pengembangan usaha system integrasi sapi-kelapa
sawit di Riau. Prosiding Lokakarya Nasional: Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi. Bengkulu 9-10September 2003. P. 57-63.
Suryana. 2007. Pengembangan integrasi ternak ruminansia pada perkebunan kelapa sawit. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Universitas Sumatera Utara
Thalib, C. 2001. Pengembangan sistem perbibitan sapi potong nasional. Wartazoa. Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadimodjo dan S. Prawiryokusumo., 1991.
Ilmu makanan ternak dasar. Universitas gajah mada, Yogyakarta. Tillman, A.D. H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo dan S. Prawirokusumo, 1993. Ilmu
Makanan Ternak Dasar. UGM Press. Yogyakarta. Tomaszewska, M., T.D. Chaniago and I.K. Sutama. 1988. Reproduction in
Relation to Animal Production in Indonesia. Institut Pertanian Bogor- Australia Project. Bogor.
Wahyuni, D., 2000. Sapi Bali di Ambang Kepunahan. Bisnis Indonesia. Wahyono, D. E dan R. Hardianto, 2004. Pemanfaatan Sumber Daya Pakan Lokal
untuk Pengembangan Usaha Sapi Potong. Jurnal Lokakarya Sapi potong. Grati, Pasuruan.
Wan Zahari, M., O. Abu Hassan, H.K. Wong and J.B. Liang. 2003. Utilization oil palm frond based diet for beef cattle production in Malaysia. Asian-Aust.
Whiteman, P.C. 1980. Tropical Pasture Science. Oxford University Press, Oxford. Williamson and Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. UGM-
Press. Yogyakarta.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambaran diagram alur proses pembuatan ransum komplit disajikan pada gambar berikut :
Pelepah dan Daun Kelapa Sawit Penghancuran choper
Pelayuan 24 jam Pengukusan 100
o
C; 30 menit
]
Fermentasi 7 hari; 28
o
C
Pengeringan drying Penggilingan Grinding
Pencampuran mixing
Lampiran 2. Susunan ransum penelitian Tabel 16. Susunan ransum komplit percobaan
Bahan Pakan Pakan A
Pakan B Molases
5 8.75
Urea 2,5
3 BIS
18,5 19
Dedak Padi 24
2.25 Pelepah dan Daun Kelapa sawit
15 30
Kapur 2.5
1 Garam
2.5 1
Ultra Mineral 1
1 Bungkil Kelapa
17 19
Onggok 12
15 Total
100 100
Perbanyakan kultur A. niger
Media PDA
Penambahan bahan pakan
lainnya
33
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Data konsumsi pakan selama penelitian Perlakuan
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
R01 3,42
3,67 4,11
4,14 3,38
3,50 3,58
4,27 3,72
3,93 4,07
3,99 4,05
3,61 R02
3,41 4,09
4,00 4,04
3,47 3,36
3,71 4,42
3,81 3,97
4,07 4,11
3,97 3,64
R03 4,04
4,05 4,14
4,08 3,45
3,55 3,73
4,29 3,79
3,84 4,08
3,98 3,88
3,87 R11
5,13 5,17
5,31 5,46
15,02 15,32
5,15 5,36
5,23 5,26
4,83 5,93
5,89 5,56
R12 5,34
5,37 5,48
4,40 3,97
4,91 4,73
5,24 4,73
5,18 5,29
5,70 5,54
5,53 R13
4,97 5,09
5,39 5,00
4,16 4,59
5,48 5,39
4,70 4,94
5,51 5,77
5,49 5,18
R21 5,33
5,54 5,62
4,94 4,66
4,77 4,67
5,98 4,76
5,53 5,50
5,56 4,92
5,64 R22
5,37 5,18
5,40 5,22
4,64 5,16
5,16 4,91
5,01 5,30
5,43 5,82
5,47 5,45
R23 5,34
5,65 5,63
4,80 4,77
4,95 5,24
4,68 5,12
5,35 5,66
5,98 5,98
5,72
Total 42,36
43,80 45,08
42,08 47,51
50,11 41,45
44,53 40,87
43,30 44,42
46,84 45,18
44,20
Rataan 4,71
4,87 5,01
4,68 5,28
5,57 4,61
4,95 4,54
4,81 4,94
5,20 5,02
4,91 Perlakuan
15 16
17 18
19 20
21 22
23 24
25 26
27 28 Total
Rataan
R01 3,62
3,70 4,06
3,69 3,10
3,78 3,68
3,25 3,14
4,09 3,76
3,59 3,58
3,83 53,43
3,82 R02
3,62 3,10
3,71 3,72
3,66 4,04
3,84 3,25
3,43 4,20
3,95 4,00
3,90 3,71
54,07 3,86
R03 3,93
3,47 4,08
3,78 3,46
3,94 3,92
3,52 3,85
4,21 4,01
3,72 3,78
3,93 54,75
3,91 R11
5,76 5,61
5,36 5,74
6,49 6,58
5,90 5,63
5,90 5,72
5,79 5,46
5,86 5,75
94,63 6,76
R12 5,86
5,74 5,87
6,00 6,45
6,62 6,50
5,60 5,77
6,35 6,15
5,93 5,95
5,71 71,41
5,10 R13
5,76 5,31
5,42 6,07
6,19 6,43
6,76 6,05
5,60 6,11
5,87 5,57
5,64 5,85
71,64 5,12
R21 5,74
5,38 5,84
5,79 6,52
6,89 6,24
5,69 5,29
6,24 6,20
5,79 5,75
5,77 73,43
5,25 R22
5,85 5,57
5,56 6,08
5,96 6,65
6,27 5,91
5,77 6,16
6,01 5,72
5,67 5,58
73,52 5,25
R23 6,03
5,63 5,53
6,29 6,26
7,00 6,86
4,71 5,71
6,38 5,77
6,14 5,65
6,11 74,86
5,35
Total 46,17
43,52 45,43 47,15 48,08 51,93 49,98 43,61 44,47 49,46 47,54 45,92 45,77
46,22 621,74
44,41
Rataan 5,13
4,84 5,05
5,24 5,34
5,77 5,55
4,85 4,94
5,50 5,28
5,10 5,09
5,14 69,08
4,93
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Rata-rata konsumsi bahan kering
Perlakuan 1
2 3 Total
Rataan Ro
3,73 3,79
3,87 11,39
3,80 R1
6,29 5,57
5,51 17,37
5,79 R2
5,59 5,58
5,68 16,85
5,62
Total 15,61
14,94 15,05
45,61 15,20
Rataan 5,20
4,98 5,02
15,20 5,07
Lampiran 5. Analisis keragaman konsumsi pakan sapi selama penelitian kgekorhari
SK db
JK KT
Fhit F Tabel
0,05 0,01
Ulangan 2
0,08 0,04
0,54 6,94
18
Perlakuan
2 7,32
3,66 47,08
6,94 18
Galat 4
0,31 0,07
Total 8
7,71 KK = 5,5
Lampiran 6. Uji BNT 0,01
Perlakuan Rataan
Notasi Ro
3,796 A
R1 5,790
B R2
5,616 C
Lampiran 7. Data Pertambahan bobot badan sapi selama penelitian kgekorhari
PBB I
II III
Total Rataan
PBB selama Penelitian
PBB R01
128,20 130,60
135,80 394,60
131,53 7,60
0,27 R02
136,40 137,40
145,30 419,10
139,70 8,90
0,32 R03
148,30 150,50
155,40 454,20
151,40 7,10
0,25 R11
147,80 155,30
168,30 471,40
157,13 20,50
0,73 R12
146,00 150,30
157,50 453,80
151,27 11,50
0,41 R13
169,90 170,50
174,00 514,40
171,47 4,10
0,15 R21
134,50 136,50
146,50 417,50
139,17 12,00
0,43 R22
157,70 163,70
170,30 491,70
163,90 12,60
0,45 R23
174,20 177,20
192,90 544,30
181,43 18,70
0,67 Total
1343,00 1372,00 1446,00 4161,00 1387,00 103,00
3,68 Rataan
149,22 152,44
160,67 462,33
154,11 11,44
0,41
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Rata-rata pertambahan bobot badan sapi selama penelitian kgekorhari
Perlakuan 1
2 3
total Rataan
Ro 0,27
0,32 0,25
0,84 0,28
R1 0,73
0,41 0,15
1,29 0,43
R2 0,43
0,45 0,67
1,55 0,52
Total
1,43 1,18
1,06 3,68
1,23
Rataan 0,48
0,39 0,35
1,23 0,41
Lampiran 9. Analisis keragaman pertambahan bobot badan sapi selama penelitian
SK db
JK KT
Fhit F Tabel
0,05 0,01
Ulangan 2
0,023 0,011
0,25 6,94
18
Perlakuan 2
0,08 0,042
0,91 6,94
18
Galat
4 0,18
0,04
Total 8
0,18 Lampiran 10. Rata-rata konversi pakan sapi selama penelitian
Perlakuan 1
2 3
Total Rataan
Ro 13,72
11,93 15,26
40,92 13,64
R1 8,59
13,56 37,62
59,78 19,93
R2 13,05
12,40 8,50
33,95 11,32
Total 35,37
37,89 61,38
134,64 44,88
Rataan
11,79 12,63
20,46 44,88
14,96 Lampiran 11. Analisis keragaman konversi pakan selama penelitian
SK db
JK KT
Fhit F Tabel
0,05 0,01
Ulangan 2
137,21 68,60
0,75 6,94
18
Perlakuan 2
119,03 59,51
0,65 6,94
18
Galat
4 362,55
90,63
Total 8
618,80
Universitas Sumatera Utara