Pembuatan Konsentrat Pengujian Performans Sapi Potong Peubah yang Diamati

βj = pengaruh aditif dari kelompok ke-j εij = galat percobaan dari perlakuan ke-i pada kelompok ke-j Susunan perlakuan didalam penelitian : Blok Blok Blok P R 1 P R 2 P R 3 P 1 R 1 P 1 R 2 P 1 R 3 P 2 R 1 P 2 R 2 P 2 R 3 Dimana P = Perlakuan P , P 1 , dan P 2 R = Kelompok R 1 , R 2 , dan R 3 Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan analisis ragam, dan apabila ditemukan adanya pengaruh yang nyata dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil BNT untuk melihat perbedaan antar perlakuan. Parameter Penelitian a. Konsumsi pakan g Jumlah pakan yang diberikan dikurang dengan jumlah pakan yang tersisa. b. Pertambahan Bobot Badan g Hasil penimbangan bobot badan akhir dikurang dengan bobot badan awal. c. Konversi pakan Banyaknya pakan yang dikonsumsi dibagi dengan bobot badan ternak yang dihasilkan. Tahapan Penelitian. Penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahapan penelitian yang meliputi :

a. Pembuatan Konsentrat

Proses pembuatan dimulai dengan pengolahan limbah berupa pelepah dan daun kelapa sawit sebagai bahan pakan. Pelepah dan daun kelapa sawit dirajang Universitas Sumatera Utara menggunakan alat penghancur choper. Selanjutnya dilakukan pelayuan selama 24 jam dan dilanjutkan dengan proses pengukusan pada temperatur 100 o C selama 30 menit. Kultur Aspergillus niger disiapkan dengan menggunakan media PDA pada cawan petri yang diinkubasikan selam 72 jam. Pemanenan kultur dilakukan dengan cara melarutkannya dalam aquades steril dan dihomogenkan dengan menggunakan blender.

b. Pengujian Performans Sapi Potong

Pengujian performans sapi potong dilakukan dengan melihat tingkat pertumbuhannya. Pertumbuhan diukur dengan melihat pertambahan bobot badan PBB, konsumsi ransum dan konversi ransum. Pengamatan dilakukan selama 4 minggu dan pengukuran tingkat konsumsi diukur dalam periode harian.

c. Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati pada tahap uji performans adalah tingkat konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum. Universitas Sumatera Utara HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Konsumsi pakan adalah kemampuan untuk menghabiskan sejumlah pakan yang diberikan. Konsumsi pakan terus meningkat seiring dengan pertambahan kebutuhan zat-zat nutrisi oleh kebutuhan hidup pokok dan pertumbuhan. Rataan konsumsi BK hijauan selama penelitian ditunjukkan pada tabel dibawah ini. Tabel 9. Rataan konsumsi BK hijauan pakan sapi Bali betina selama penelitian gekorhari Perlakuan 1 2 3 Total Rataan R0 3725,09 3792,72 3869,42 11387,23 3795,74 R1 4526,24 3764,33 3687,09 11977,65 3992,55 R2 3639,83 3679,42 3720,42 11039,67 3679,89 Total 11891,16 11236,46 11276,93 34404,56 11468,19 Rataan 3963,72 3745,49 3758,98 11468,19 3822,73 Dari tabel 9 diperoleh data bahwa konsumsi BK hijauan yang terbesar adalah perlakuan R1 yaitu sebesar 3992, 55 gekorhari dan yang terendah adalah perlakuan R2 sebesar 3679,89 gekorhari. Penelitian ini menggunakan 2 perlakuan dan 1 kontrol. Konsumsi BK konsentrat sapi bali selama penelitian bisa dilihat dari data dibawah ini. Tabel 10. Rataan konsumsi BK konsentrat sapi Bali betina selama penelitian gekorhari Perlakuan 1 2 3 Total Rataan R0 R1 2070,71 2116,43 2136,43 6323,57 2107,86 R2 2292,86 2234,29 2297,86 6825,00 2275,00 Total 4363,57 4350,71 4434,29 13148,57 4382,86 Rataan 2181,79 2175,36 2217,14 6574,29 2191,43 Universitas Sumatera Utara Tabel 10 diatas menerangkan bahwa konsumsi BK konsentrat tertinggi selama penelitian adalah perlakuan R2 yaitu sebesar 2275,00 gekorhari dan yang terendah adalah perlakuan R1 sebesar 2107,86 gekorhari. Konsumsi setelah Tabel 11. Rataan konsumsi bk pakan sapi bali betina selama penelitian gekorhari Perlakuan 1 2 3 Total Rataan Ro 3725,09 3792,72 3869,42 11387,23 3795,74 R1 6292,14 5569,22 5509,04 17370,40 5790,13 R2 5591,51 5581,25 5676,36 16849,11 5616,37 Total 15608,75 14943,18 15054,82 45606,74 15202,25 Rataan 5202,92 4981,06 5018,27 15202,25 5067,42 Dari Tabel 8 dapat diperoleh rataan konsumsi tertinggi pada perlakuan R1 pakan dengan menggunakan 15 pelepah dan daun kelapa sawit yang difermentasi sebesar 5790 gekorhari dan rataan konsumsi pakan terkecil pada perlakuan R0 pakan hijauan yaitu sebesar 3,796 kgekorhari. Pengaruh pemberian pelepah dan daun kelapa sawit fermentasi dengan Aspergillus niger terhadap pertambahan bobot badan sapi Bali dapat diketahui dengan melakukan uji keragaman seperti tertera pada tabel 9. Tabel 12. Analisis keragaman konsumsi BK pakan sapi Bali selama penelitian SK db JK KT Fhit F Tabel 0,05 0,01 Ulangan 2 84698,26 42349,13 0,54 6,94 18 Perlakuan 2 7322461,91 3661230,96 47,09 6,94 18 Galat 4 311011,93 77752,98 Total 8 7718172,10 Keterangan : tn : tidak nyata : sangat nyata KK : 3,71 Berdasarkan hasil keragaman diketahui bahwa dari perlakuan pemberian pelepah daun kelapa sawit yang difermentasi dengan Aspergillus niger Universitas Sumatera Utara berpengaruh sangat nyata terhadap konsumsi pakan sapi bali. Akan tetapi jika dilihat dari ulangan tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi. Data ini membuktikan bahwa perlakuan mempengaruhi konsumsi pakan yang dikonsumsi oleh sapi Bali. Untuk melihat perlakuan yang mana yang lebih baik maka dilakukan Uji Beda Nyata Terkecil BNT pada taraf 0.01. Tabel 13. BNT 0.01 Perlakuan Rataan Notasi Ro 3795,74 A R1 5790,13 B R2 5616,37 B Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa perlakuan yang kurang baik jika dilihat dari uji beda nyata terkecil adalah R0, yaitu perlakuan yang hanya menggunakan rumput sebagai pakan tanpa menambah pakan tambahan. Perlakuan yang baik adalah R1, yaitu perlakuan menggunakan rumput dan pakan tambahan yang mengandung 15 pelepah dan daun sawit yang difermentasi. Pelepah dan daun kelapa sawit mengandung serat kasar yang sangat tinggi sehingga menyebabkan konsumsi rendah dibandingkan dengan konsumsi rumput yang biasa dikonsumsi oleh ternak, kondisi konsentrat yang banyak mengandung serat kasar ini mempengaruhi kecernaan bahan pakan. Sesuai dengan pernyataan Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Departemen Peternakan Fakultas Pertanian USU 2000 yang menyatakan bahwa kandungan serat kasar yang cukup tinggi akan mempengaruhi kecernaan bahan pakan pada ternak. Pertambahan Bobot Badan Pertumbuhan adalah hasil interaksi antara hereditas dan lingkungan sumbangan genetik terhadap pertumbuhan adalah 30 sedangkan sumbangan Universitas Sumatera Utara lingkungan sekitar 70. Dalam hal ini lebih dominan kepada pakan ternak tersebut Sembiring, 2000. Pakan ternak adalah faktor yang paling menentukan dalam pemeliharaan ternak. Dengan pakan kualitas terbaik maka akan diperoleh pula ternak dengan kualitas terbaik atau performa terbaik. Tabel 14. Pertambahan bobot badan sapi Bali selama penelitian gekorhari Perlakuan 1 2 3 Total Rataan Ro 271,43 317,86 253,57 842,86 280,95 R1 732,14 410,71 146,43 1289,29 429,76 R2 428,57 450,00 667,86 1546,43 515,48 Total 1432,14 1178,57 1067,86 3678,57 1226,19 Rataan 477,38 392,86 355,95 1226,19 408,73 Dari tabel ini diperoleh rataan pertambahan berat badan tertinggi pada perlakuan R2 pakan dengan 30 daun pelepah yang difermentasi yaitu sebesar 515,48 gekorhari dan rataan pertambahan bobot badan terendah pada perlakuan R0 pakan hanya hijauan sebesar 280,95 gekorhari. Konsumsi pakan yang rendah akan mempengaruhi dalam pertumbuhan ternak tersebut. Semakin tinggi konsumsi pakan maka akan semakin besar kemungkinan ternak untuk mengalami pertambahan bobot badan yang lebih besar. Namun ada kalanya hal ini tidak terjadi karena keadaan atau faktor- faktor lain, baik dari luar lingkungan maupun dari dalam ternak itu sendiri, misalnya pakan hijauan, genetik dan kondisi iklim. Pengaruh pemanfaatan daun kelapa sawit yang difermentasi dengan Aspergillus niger terhadap pertambahan bobot badan sapi Bali dapat diketahui dengan melakukan uji keragaman seperti tertera pada tabel 12. Universitas Sumatera Utara Tabel 15. Analisis keragaman pertambahan bobot badan sapi Bali selama penelitian SK db JK KT Fhit F Tabel 0,05 0,01 Ulangan 2 23251,13 11625,57 0,25 6,94 18 Perlakuan 2 84492,63 42246,32 0,91 6,94 18 Galat 4 186085,60 46521,40 Total 8 186085,60 Keterangan : tn : tidak nyata Berdasarkan uji keragaman diketahui bahwa pemberian pakan daun pelepah sawit yang difermentasi dengan Aspergillus niger dalam pakan ternak tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan sapi bali, baik perlakuan dan ulangan tidak berpengaruh nyata. Hal ini disebabkan oleh faktor umur dan genetik. Menurut Tomazewska et al 1993 bahwa laju pertumbuhan bobot badan dipengaruhi oleh umur, lingkungan dan genetik dimana bobot badan pada fase awal berhubungan dengan dengan bobot dewasa. Bila dilihat dari jumlah konsumsi setiap ternak juga tidak jauh berbeda untuk setiap perlakuan sehingga memungkinkan pertambahan bobot badan tidak begitu berbeda jauh, yang tertinggi 515,48 gekorhari dan rataan pertambahan bobot badan terendah pada perlakuan R0 pakan tanpa pelepah dan daun kelapa sawit sebesar 280,95 gekorhari. Konversi Pakan Konversi pakan adalah banyaknya pakan yang dikonsumsi ternak untuk menaikkan persatuan bobot badan. Konversi pakan dapat dari pembagian antara konsumsi dengan pertambahan bobot badan. Rataan konsumsi pakan dapat dilihat dari tabel berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 16. Rataan konversi pakan Sapi Bali selama penelitian Perlakuan 1 2 3 Total Rataan Ro 13.72 11.93 15.26 40.92 13.64 R1 8.59 13.56 37.62 59.78 19.93 R2 13.05 12.40 8.50 33.95 11.32 Total 35.37 37.89 61.38 134.64 44.88 Rataan 11.79 12.63 20.46 44.88 14.96 Berdasarkan rataan konversi pakan pada tabel maka dapat diketahui bahwa konversi pakan tertinggi terdapat pada perlakuan R1 pakan dengan 15 pelepah sawit yang difermentasi yaitu sebesar 19,93, Sedangkan rataan konversi pakan terendah terdapat pada perlakuan R2 pakan dengan 30 pelepah sawit yang difermentasi yaitu sebesar 11,32. Angka konversi ransum dipengaruhi oleh strain dan faktor lingkungan didalamnya termasuk juga pakan. Konversi ransum ini juga unttuk melihat seberapa besar pakan yang dikonsumsi bisa mempengaruhi kenaikan bobot badan sehingga pakan tersebut dikatakan baik. Untuk mengetahui signifikasi pemberian pelepah dan daun kelapa sawit yang difermentasi dengan Aspergillus niger dalam pakan yang diberikan pada ternak sapi Bali dapat seperti yang tertera pada tabel 14. Tabel 17. Analisis keragaman konversi pakan sapi Bali selama penelitian SK Db JK KT Fhit F Tabel 0.05 0.01 Ulangan 2.00 137.21 68.61 0.76 tn 6.94 18.00 Perlakuan 2.00 119.04 59.52 0.66 tn 6.94 18.00 Galat 4.00 362.56 90.64 Total 8.00 618.81 Keterangan : KK : 61.68 Berdasarkan uji keragaman diketahui bahwa pemberian pelepah dan daun sawit yang difermentasi dengan Aspergillus niger tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap konversi pakan sapi Bali. Hal ini memberikan makna bahwa Universitas Sumatera Utara ternak sapi tetap mengkonsumsi pakan dengan bobot yang sesuai dengan bobot badan namun tidak sejalan dengan pertambahan bobot badan. Rekapitulasi Hasil Penelitian Dari hasil keseluruhan penelitian terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan dapat digambarkan dalam rekapitulasi pada tabel berikut, Tabel 18. Rekapitulasi hasil penelitian penggunaan pelepah dan daun kelapa sawit Perlakuan Konsumsi pakan gekorhari PBB gekorhari Konversi pakan R0 3795,74 a 280,95 a 13,64 a R1 3992,55 a 429,76 b 19,93 b R2 3679,89 a 515,48 b 11,32 b Dari tabel dapat diketahui bahwa pemberian pakan dengan menggunakan pelepah daun kelapa sawit yang telah difermentasi dengan Aspergillus niger pada pakan pakan sapi Bali memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap pertambahan bobot badan dan konversi pakan akan tetapi berpengaruh sangat nyata terhadap konsumsi pakan selama penelitian. Universitas Sumatera Utara KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pemanfaatan daun pelepah sawit yang difermetasi dengan aspergillus niger dalam pakan sapi bali dalam susunan ransum secara statistik tidak berpengaruh nyata terhadap konversi pakan dan pertambahan bobot badan namun untuk konsumsi pakan, pemberian pakan dalam ransum berpengaruh sangat nyata. Secara kuantitatif data yang diperoleh menunjukkan perlakuan yang terbaik adalah R2 dengan pertambahan bobot badan 515,48 gekorhari. Saran Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar waktu penelitian diperpanjang karena konsumsi pakan sapi terkhusus untuk konsentrat terus meningkat. Jumlah ternak yang diteliti juga diperbanyak. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Anggorodi, R., 1984. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia, Jakarta. Anggorodi, R., 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia, Jakarta. Babjee, A. M. 1986. Palm Kernel cake as a new feed for cattle. Asian Livestock 11 5 :50-55. Balai Penelitian Ternak, 2003. Perkebunan Kelapa Sawit dapat Menjadi Basis Pengembangan Sapi Potong. Bogor. Balai Penelitian Bioteknolologi Tanaman Pangan. 2000. Bogor. Bamualim, A. and R.B. Wirdahayati. 2003. Nutrition and management strategies to improve Bali cattle in eastern Indonesia. In K. Entwistle and D.R. Lindsay Eds.. Strategies to Improve Bali Cattle in Eastern Indonesia. ACIAR Proc. No.110: 17-22. Boediyana, T. 2008. Perkembangan Sapi Potong di Indonesia. Penerbit Andi. Jakarta. Davendra, C., 1997. Utilization Of Feedingstuff from Palm Oil. P.16. Malaisian Agriculture and Research and development Institute Serdang, Malaysian. Dinas Peternakan Propinsi Dati I Jawa Timur. 2005. Statistik Peternakan 2005. Dinas Peternakan Propinsi Dati I Jawa Timur, Surabaya. Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan. 2003. Buku Statistik Peternakan 2003. Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan, Jakarta. Elisabeth, J., dan S. P. Ginting. 2003. Pemanfaatan Hasil Samping Industri Kelapa Sawit Sebagai Bahan Pakan Ternak Sapi Potong. Prosiding Lokakarya Nasional : Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi. Bengkulu 9-10 September 2003. P. 110-119. Fetuga., B. L and O. Tewe, 1975. Potensials of agroindustrial by products and crop residues as livestock feed components. Nig. Food J., 2: 136. Gunawan, Dicky Pamungkas, dan Lukman Affandhy, 1998. Sapi Bali. Kanisius. Yogyakarta. Hassan, O.A. and M. Ishida. 1992. Status of utilization of selected fibrous crop residues and animal performance with special emphasis on processing of oil palm frond OPF for ruminant feed in Malaysia. Malaysia. Universitas Sumatera Utara Hhtp:ms.wikipedia.orgwikiPokok_Kelapa_Sawit, 2006. Jafar, M. D and A. O Hassan, 1990. Optimum Steaming Condition of PPF for feed utilization. Processing and utilization of oil Palm by-products for ruminant. MARDI-TARC Collaborative Study, Malaysia. Jakarta Future Exchange. 1999. Perkembangan Produk Minyak Goreng Sawit di Indonesia. httpwww.bbj.jfx.com Jalaludin, S., Y.W. Ho, N. Abdullah, and H. Kudo. 1991. Strategies for animal improvement in Southeast Asia. In Utilization of Feed Resources in Re- lation to Utilization and Physiology of Ruminants in the Tropics. Trop.Agric. Res. Series 25: 67-76. Kariyasa, K. 2005. Sistem Integrasi Tanaman Ternak dalam Perspekti Reorientasi Kebijakan Subsidi Pupuk dan Peningkatan Pendapatan Petani. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian 31: 68 −80. Laboratorium Ilmu Makanan Ternak, 2000. Departemen Peternakan FP USU, Medan. Moertinah, S., 1984. Limbah Tapioka di Indonesia dan Kemungkinan Penangan Dasar Studi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan. IPB, Bogor. Parakkasi, A. 1995. Ilmu Makanan dan Ternak Ruminant. UI Press, Jakarta. Pardede, S. I dan S. Asmira, 1997. Pengolahan Produk sampingan Industri pertanian menjadi permen jilat untuk sapi potong yang dipelihara secara tradisional. Karya Tulis Ilmiah Bidang Studi Peternakan, Universitas Andalas, Padang. Sembiring, P. 2006. Biokonversi Limbah Pabrik Minyak Inti Sawit Dengan Phanerochaete Chrisosporium dan Implikasinya Terhadap Performans Ayam Broiler. Disertasi. UNPAD. Bandung Sinurat, A. P. 2003. Pemanfaatan Lumpur Sawit untuk Bahan Pakan Unggas. Wartazoa 13. Siregar, S. B. 1994. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya, Jakarta. Sugeng, B. 2000. Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta. Suharto. 2003. Pengalaman pengembangan usaha system integrasi sapi-kelapa sawit di Riau. Prosiding Lokakarya Nasional: Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi. Bengkulu 9-10September 2003. P. 57-63. Suryana. 2007. Pengembangan integrasi ternak ruminansia pada perkebunan kelapa sawit. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Universitas Sumatera Utara Thalib, C. 2001. Pengembangan sistem perbibitan sapi potong nasional. Wartazoa. Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadimodjo dan S. Prawiryokusumo., 1991. Ilmu makanan ternak dasar. Universitas gajah mada, Yogyakarta. Tillman, A.D. H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo dan S. Prawirokusumo, 1993. Ilmu Makanan Ternak Dasar. UGM Press. Yogyakarta. Tomaszewska, M., T.D. Chaniago and I.K. Sutama. 1988. Reproduction in Relation to Animal Production in Indonesia. Institut Pertanian Bogor- Australia Project. Bogor. Wahyuni, D., 2000. Sapi Bali di Ambang Kepunahan. Bisnis Indonesia. Wahyono, D. E dan R. Hardianto, 2004. Pemanfaatan Sumber Daya Pakan Lokal untuk Pengembangan Usaha Sapi Potong. Jurnal Lokakarya Sapi potong. Grati, Pasuruan. Wan Zahari, M., O. Abu Hassan, H.K. Wong and J.B. Liang. 2003. Utilization oil palm frond based diet for beef cattle production in Malaysia. Asian-Aust. Whiteman, P.C. 1980. Tropical Pasture Science. Oxford University Press, Oxford. Williamson and Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. UGM- Press. Yogyakarta. Universitas Sumatera Utara DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Gambaran diagram alur proses pembuatan ransum komplit disajikan pada gambar berikut : Pelepah dan Daun Kelapa Sawit Penghancuran choper Pelayuan 24 jam Pengukusan 100 o C; 30 menit ] Fermentasi 7 hari; 28 o C Pengeringan drying Penggilingan Grinding Pencampuran mixing Lampiran 2. Susunan ransum penelitian Tabel 16. Susunan ransum komplit percobaan Bahan Pakan Pakan A Pakan B Molases 5 8.75 Urea 2,5 3 BIS 18,5 19 Dedak Padi 24 2.25 Pelepah dan Daun Kelapa sawit 15 30 Kapur 2.5 1 Garam 2.5 1 Ultra Mineral 1 1 Bungkil Kelapa 17 19 Onggok 12 15 Total 100 100 Perbanyakan kultur A. niger Media PDA Penambahan bahan pakan lainnya 33 Universitas Sumatera Utara Lampiran 3. Data konsumsi pakan selama penelitian Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 R01 3,42 3,67 4,11 4,14 3,38 3,50 3,58 4,27 3,72 3,93 4,07 3,99 4,05 3,61 R02 3,41 4,09 4,00 4,04 3,47 3,36 3,71 4,42 3,81 3,97 4,07 4,11 3,97 3,64 R03 4,04 4,05 4,14 4,08 3,45 3,55 3,73 4,29 3,79 3,84 4,08 3,98 3,88 3,87 R11 5,13 5,17 5,31 5,46 15,02 15,32 5,15 5,36 5,23 5,26 4,83 5,93 5,89 5,56 R12 5,34 5,37 5,48 4,40 3,97 4,91 4,73 5,24 4,73 5,18 5,29 5,70 5,54 5,53 R13 4,97 5,09 5,39 5,00 4,16 4,59 5,48 5,39 4,70 4,94 5,51 5,77 5,49 5,18 R21 5,33 5,54 5,62 4,94 4,66 4,77 4,67 5,98 4,76 5,53 5,50 5,56 4,92 5,64 R22 5,37 5,18 5,40 5,22 4,64 5,16 5,16 4,91 5,01 5,30 5,43 5,82 5,47 5,45 R23 5,34 5,65 5,63 4,80 4,77 4,95 5,24 4,68 5,12 5,35 5,66 5,98 5,98 5,72 Total 42,36 43,80 45,08 42,08 47,51 50,11 41,45 44,53 40,87 43,30 44,42 46,84 45,18 44,20 Rataan 4,71 4,87 5,01 4,68 5,28 5,57 4,61 4,95 4,54 4,81 4,94 5,20 5,02 4,91 Perlakuan 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Total Rataan R01 3,62 3,70 4,06 3,69 3,10 3,78 3,68 3,25 3,14 4,09 3,76 3,59 3,58 3,83 53,43 3,82 R02 3,62 3,10 3,71 3,72 3,66 4,04 3,84 3,25 3,43 4,20 3,95 4,00 3,90 3,71 54,07 3,86 R03 3,93 3,47 4,08 3,78 3,46 3,94 3,92 3,52 3,85 4,21 4,01 3,72 3,78 3,93 54,75 3,91 R11 5,76 5,61 5,36 5,74 6,49 6,58 5,90 5,63 5,90 5,72 5,79 5,46 5,86 5,75 94,63 6,76 R12 5,86 5,74 5,87 6,00 6,45 6,62 6,50 5,60 5,77 6,35 6,15 5,93 5,95 5,71 71,41 5,10 R13 5,76 5,31 5,42 6,07 6,19 6,43 6,76 6,05 5,60 6,11 5,87 5,57 5,64 5,85 71,64 5,12 R21 5,74 5,38 5,84 5,79 6,52 6,89 6,24 5,69 5,29 6,24 6,20 5,79 5,75 5,77 73,43 5,25 R22 5,85 5,57 5,56 6,08 5,96 6,65 6,27 5,91 5,77 6,16 6,01 5,72 5,67 5,58 73,52 5,25 R23 6,03 5,63 5,53 6,29 6,26 7,00 6,86 4,71 5,71 6,38 5,77 6,14 5,65 6,11 74,86 5,35 Total 46,17 43,52 45,43 47,15 48,08 51,93 49,98 43,61 44,47 49,46 47,54 45,92 45,77 46,22 621,74 44,41 Rataan 5,13 4,84 5,05 5,24 5,34 5,77 5,55 4,85 4,94 5,50 5,28 5,10 5,09 5,14 69,08 4,93 Universitas Sumatera Utara Lampiran 4. Rata-rata konsumsi bahan kering Perlakuan 1 2 3 Total Rataan Ro 3,73 3,79 3,87 11,39 3,80 R1 6,29 5,57 5,51 17,37 5,79 R2 5,59 5,58 5,68 16,85 5,62 Total 15,61 14,94 15,05 45,61 15,20 Rataan 5,20 4,98 5,02 15,20 5,07 Lampiran 5. Analisis keragaman konsumsi pakan sapi selama penelitian kgekorhari SK db JK KT Fhit F Tabel 0,05 0,01 Ulangan 2 0,08 0,04 0,54 6,94 18 Perlakuan 2 7,32 3,66 47,08 6,94 18 Galat 4 0,31 0,07 Total 8 7,71 KK = 5,5 Lampiran 6. Uji BNT 0,01 Perlakuan Rataan Notasi Ro 3,796 A R1 5,790 B R2 5,616 C Lampiran 7. Data Pertambahan bobot badan sapi selama penelitian kgekorhari PBB I II III Total Rataan PBB selama Penelitian PBB R01 128,20 130,60 135,80 394,60 131,53 7,60 0,27 R02 136,40 137,40 145,30 419,10 139,70 8,90 0,32 R03 148,30 150,50 155,40 454,20 151,40 7,10 0,25 R11 147,80 155,30 168,30 471,40 157,13 20,50 0,73 R12 146,00 150,30 157,50 453,80 151,27 11,50 0,41 R13 169,90 170,50 174,00 514,40 171,47 4,10 0,15 R21 134,50 136,50 146,50 417,50 139,17 12,00 0,43 R22 157,70 163,70 170,30 491,70 163,90 12,60 0,45 R23 174,20 177,20 192,90 544,30 181,43 18,70 0,67 Total 1343,00 1372,00 1446,00 4161,00 1387,00 103,00 3,68 Rataan 149,22 152,44 160,67 462,33 154,11 11,44 0,41 Universitas Sumatera Utara Lampiran 8. Rata-rata pertambahan bobot badan sapi selama penelitian kgekorhari Perlakuan 1 2 3 total Rataan Ro 0,27 0,32 0,25 0,84 0,28 R1 0,73 0,41 0,15 1,29 0,43 R2 0,43 0,45 0,67 1,55 0,52 Total 1,43 1,18 1,06 3,68 1,23 Rataan 0,48 0,39 0,35 1,23 0,41 Lampiran 9. Analisis keragaman pertambahan bobot badan sapi selama penelitian SK db JK KT Fhit F Tabel 0,05 0,01 Ulangan 2 0,023 0,011 0,25 6,94 18 Perlakuan 2 0,08 0,042 0,91 6,94 18 Galat 4 0,18 0,04 Total 8 0,18 Lampiran 10. Rata-rata konversi pakan sapi selama penelitian Perlakuan 1 2 3 Total Rataan Ro 13,72 11,93 15,26 40,92 13,64 R1 8,59 13,56 37,62 59,78 19,93 R2 13,05 12,40 8,50 33,95 11,32 Total 35,37 37,89 61,38 134,64 44,88 Rataan 11,79 12,63 20,46 44,88 14,96 Lampiran 11. Analisis keragaman konversi pakan selama penelitian SK db JK KT Fhit F Tabel 0,05 0,01 Ulangan 2 137,21 68,60 0,75 6,94 18 Perlakuan 2 119,03 59,51 0,65 6,94 18 Galat 4 362,55 90,63 Total 8 618,80 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Pelepah Daun Kelapa Sawit Fermentasi Dengan Aspergilus Niger Dan Limbah Pabrik Kelapa Sawit Terhadap Performans Sapi Bali Jantan

1 152 52

Penggunaan Pelepah dan Daun Kelapa Sawit Terfermentasi oleh Aspergillus niger Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik pada Sapi Bali (Bos sondaicus)

0 48 66

Analisis Usaha Pemanfaatan Pelepah Daun Kelapa Sawit Fermentasi dengan Aspergilus niger dan Limbah Pabrik Kelapa Sawit Terhadap Sapi Bali Jantan

1 76 47

Pemanfaatan Pelepah Daun Kelapa Sawit Amoniasi Terhadap Kecernaan Bahan Kering Dan Bahan Organik Pada Sapi Brahman Cross

0 26 61

Uji Pakan Berbasis Pelepah Daun Kelapa Sawit, Jerami Padi Dan Jerami Jagung Fermentasi Dengan Phanerochaete chrysosporium Terhadap Pertumbuhan Sapi Peranakan Ongole

0 53 60

Pemanfaatan Pelepah Sawit Dan Hasil Ikutan Industri Kelapa Sawit Terhadap Pertumbuhan Sapi Peranakan Simental Fase Pertumbuhan

4 99 59

Pemanfaatan Tepung Umbut Kelapa Sawit Fermentasi (Aspergillus niger) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-8 Minggu

0 86 54

Penggunaan Pelepah dan Daun Kelapa Sawit Terfermentasi oleh Aspergillus niger Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik pada Sapi Bali (Bos sondaicus)

0 0 17

Penggunaan Pelepah dan Daun Kelapa Sawit Terfermentasi oleh Aspergillus niger Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik pada Sapi Bali (Bos sondaicus)

0 0 13

Analisis Usaha Pemanfaatan Pelepah Daun Kelapa Sawit Fermentasi dengan Aspergilus niger dan Limbah Pabrik Kelapa Sawit Terhadap Sapi Bali Jantan

0 0 13