Waktu protrombin pertama kali diperkenalkan oleh Quick tahun 1935 dimana prinsip pemeriksaan ini, mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan dalam detik untuk
pembentukan fibrin dari plasma sitrat, setelah penambahan tromboplastin jaringan dan ion kalsium dalam jumlah optimal. Hasil pemeriksaan waktu protrombin tergantung dari
beberapa hal seperti pengambilan bahan, penanganan bahan pemeriksaan, macam reagen yang dipakai dan teknik pemeriksaan. Waktu protrombin merupakan ukuran
sintesis sel hati dan pada sirosis hati akan dijumpai pemanjangan waktu protrombin.
1,2
2.3 Hepatogenous diabetes
Pada penyakit hati kronis, seperti Sirosis Hati dilaporkan terjadi gangguan sensitifitas insulin yang diikuti dengan perubahan metabolisme glukosa seperti tingginya
prevalensi resistensi insulin dan intoleransi glukosa. Hampir semua pasien sirosis hati mengalami resistensi insulin,dimana 60-80 adalah intoleransi glukosa, dan kira-kira
20 berkembang menjadi Diabetes Melitus.
3
Hubungan antara penyakit hati kronis dengan gangguan metabolisme glukosa telah diketahui dengan nama
hepatogenous diabetes . Gangguan metabolisme glukosa
menjadi lebih buruk sejalan dengan progresi hepatitis kronis menjadi SH.
15
Patogenesa terjadinya DM yang terjadi pada pasien SH
hepatogenous diabetes sangat kompleks
dan belum sepenuhnya dimengerti, tetapi diduga berkaitan dengan terjadinya resistensi insulin yang ditandai dengan hiperglikemia dan hiperinsulinemia.
15
Hati memegang peranan penting dalam metabolisme glukosa dimana hati dapat menyimpan glikogen dan memproduksi glukosa melalui glikogenolisis dan
glukoneogenesis. Pada keadaan fisiologis, hepatosit merupakan tempat utama
Universitas Sumatera Utara
metabolisme glukosa hati, namun metabolisme insulin dilakukan oleh sel hati non parenkimal yaitu sel Kupffer, sel endotelial sinusoidal dan
hepatic stellate cells HSC
yang berkontribusi terhadap degradasi insulin dan terlibat dalam modulasi metabolisme glukosa hepatosit selama proses inflamasi via pengeluaran sitokin. Insulin merupakan
mediator utama pada hemostasis glukosa dan setiap perubahan aksinya akan menyebabkan gangguan metabolisme glukosa.
15
Pada keadaan terjadinya kerusakan pada hati, maka terjadi gangguan pada hemostasis metabolisme glukosa oleh karena terjadinya resistensi insulin dan
gangguan sensitivitas sel β pankreas. Resistensi insulin terjadi pada jaringan otot, hati
dan lemak. Sementara itu, etiologi dari penyakit hati sangat penting terhadap insidensi diabetes,
non alkoholic fatty liver disease NAFLD
, alkohol, virus hepatitis C, dan hemokromatosis sering dihubungkan dengan diabetes.
16,17
Intoleransi glukosa dan DM terjadi pada lebih dari 40 dan 17 pasien hepatitis C kronik. Mekanisme bagaimana HCV menyebabkan terjadinya resistensi insulin masih
belum jelas diketahui. Telah diketahui bahwa HCV menginduksi resistensi tanpa memandang index massa tubuh dan stadium fibrosis dan pada percobaan pada
binatang didapatkan bahwa protein core HCV dan TNF α dapat menginduksi resistensi
insulin, steatosis, dan DM.
16,17,18
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. pengaruh HD dan resistensi insulin dapat mempengaruhi akhir dari penyakit hati kronis
17
Hepatogenous diabetes HD berhubungan dengan penurunan
sustained viral
response SVR dan progresi fibrosis yang cepat pada pasien hepatitis C kronis. HD
juga dapat meningkatkan komplikasi dari sirosis seperti varises esofagus dan gagal hati serta peningkatan mortalitas. HD juga merupakan faktor resiko untuk terjadinya
komplikasi hepatocellular carcinoma
HCC .
17
Patofisiologi dari HD sangat kompleks dan tidak diketahui pasti. Resistensi insulin memegang peranan penting terhadap gangguan metabolisme glukosa.
Disebutkan bahwa penurunan ekstraksi insulin oleh hati yang rusak dan adanya shunt portosistemik akan menghasilkan hiperinsulinemia dan diperberat dengan peningkatan
kadar hormon kontra insulin seperti glukagon, hormon pertumbuhan, insulin like growth
Universitas Sumatera Utara
factor , sitokin. Namun studi terbaru pada pasien sirosis hati Child B menyatakan bahwa
hiperinsulinemia terjadi karena penurunan sensitifitas sel β pankreas sementara
gangguan ektraksi insulin oleh hati tidak memegang peranan. Dan menjadi perdebatan juga apakah faktor genetik dan lingkungan dan penyebab penyakit hati seperti HCV,
alkohol dapat mengganggu sekresi insulin oleh sel β pankreas. Sebagai kesimpulan,
tampaknya gangguan toleransi glukosa dapat dihasilkan dari 2 gangguan yang terjadi secara simultan yaitu resistensi insulin dan tidak adekuatnya sekresi sel
β pankreas untuk mengeluarkan insulin dalam mengatasi gangguan kerja insulin sehingga akhirnya
menyebabkan hiperglikemia puasa dan profil toleransi glukosa diabetes.
17,20,21
Gambar 2. Patofisiologi Hepatogenous Diabetes.
17
Universitas Sumatera Utara
Perin PC dkk 1985 menyebutkan bahwa hiperglikemia pada SH disebabkan
oleh sensitifitas terhadap insulin yang berkurang defek reseptor danatau berkurangnya respon terhadap insulin defek post reseptor. Pada SH, sensitifitas dan
respon insulin terhadap reseptor di otot dan hati menurun. Akibatnya terjadi gangguan pemasukan glukosa di reseptor.
19
Sementara itu Letiexe,
dkk 1993 menyatakan bahwa hiperinsulinemia yang terjadi bukanlah disebabkan karena hipersekresi pankreas tetapi karena menurunnya
klirens insulin hepatik.
22
Pada penyakit hati kronis seperti juga pada kondisi inflamasi lainnya sitokin proinflamasi seperti
tumour necrosis factor-alpha TNF-
α, interleukin
IL-6, IL-1 yang berasal dari sirkulasi sistemik dan produksi lokal, akan mengganggu kerja insulin serta merangsang terjadinya resistensi insulin.
15,33
2.4. RESISTIN