Resistin dan Sirosis Hati

menentukan apakah resistin memiliki peranan langsung dalam proses terjadinya peradangan.

2.5. Resistin dan Sirosis Hati

Pada penyakit hati kronis, seperti sirosis hati, sensitivitasinsulin yang terganggu terjadi perubahan-perubahan dalam metabolisme glukosa, telah dilaporkan prevalensi yang tinggi dari resistensi insulin dan intoleransi glukosa. Hampir seluruh pasien penderita sirosis hati mengalamai resistensi insulin, 60-80 terjadi intoleransi glukosa, dan sekitar 20 berkembang menjadi diabetes melitus. Konsentrasi plasma dari beberapa adpocytokine seperti resistin pada penyakit hati kronis telah dipelajari dan dilaporkan ternyata kadarnya meningkat pada penderita sirosis hati. 24,34 dan dari tulisan terdapat ada hubungan antara resistensi insulin ,fungsi hati, dan kadar resistin dalam sirkulasi 20,23 . Pada Sirosis hati terjadi gangguan katabolik, yang dikarakteristikkan dengan berbagai perubahan metabolisme yang berat berupa terjadinya peningkatan pengeluaran energi, mengalami penurunan massa lemak tubuh seperti juga massa sel tubuh, dan menunjukkan peningkatan penggunaan energi dari lemak. Perubahan hormonal yang terjadi juga terdiri dari peningkatan kadar gula darah puasa, insulin dan katekolamin dan terjadinya resistensi insulin. Selain itu juga pasien SH dikarakteristikkan dengan suatu keadaan inflamasi yang kronis dengan peningkatan kadar IL-6, IL-1 β dan TNF-α. 23,25 Universitas Sumatera Utara Saat ini resistin yang merupakan protein spesifik jaringan adiposa telah dipercayai berperan dalam obesitas dan resistensi insulin, kriteria utama dari sindroma metabolik. bahwa resistin berperan dalam regulasi jaringan adiposa,homeostasis glukosaterutama resistensi insulin dan inflamasi. 26,27 Penelitian sebelumnya menemukan bahwa peningkatan kadar resistin pada pasien SH berkorelasi positif dengan tingkat keparahan SH dan secara negatif dengan sintesis protein hepatik. Para peneliti menyarankan bahwa resistin mungkin dapat digunakan sebagai salah satu marker terhadap kerusakan sel-sel hati . Studi yang dilakukan oleh Kakizaki dkk 2005,mendapatkan bahwa kadar resistin meningkat pada pasien SH dibandingkan kontrol peningkatan kadar ini meningkat dengan sejalan dengan tingkat keparahan sirosis hati.HOMA IR homeostatis model assesment insulin resistance meningkat secara signifikan pada pasien sirosis hati dibandingkan normal sebaliknya sensitifitas insulin menurun pada pasien sirosis hati. Hal ini mengimplikasikan bahwa ada faktor-faktor lain diluar resistin yang terlibat dalam terjadinya resistensi insulin pada pasien SH. 35 Hasil yang sama juga didapatkan oleh Yagmur2006 dkk , dimana mereka mendapatkan kadar resistin plasma yang tinggi pada penderita SH, dan kadar ini meningkat secara proporsional sejalan dengan peningkatan keparahan SH. Sementara kadar resistin plasma berkorelasi positif dengan resistensi insulin dan berkorelasi secara negatif dengan sensitivitas insulin pada penderits sirosis hati. Resistin juga berkorelasi secara positif dengan marker inflamasi seperti TNF- α dan CRP ,dan komplikasi klinik seperti hipertensi portal. 36 Universitas Sumatera Utara Resistensi insulin menjadi suatu aspek gangguan metabolisme karbohidrat dimana 60- 80 penderita Sirosis Hati turut menderita intoleransi glukosa dan diabetes adalah salah satu faktor resiko yang penting pada penderita sirosis hati. 39 Beberapa studi juga menunjukkan bahwa resistensi insulin berperan dalam progresifitas penyakit hati. 40,41 Mekanisme pasti terjadinya resistensi insulin pada pasien sirosis hati belum diketahui sepenuhnya. Resistin menurunkan sensitifitas insulin pada sel-sel adipose. 42,43 otot skeletal dan hepatosit dengan mensupresi uptake glukosa yang diregulasi oleh insulin.Resistin juga diipercayai dapat mengaktivasi gluconeogenesis hepatik. Oleh karena itu, resistin dianggap sebagai suatu penghubung diantara obesitas dan DM. Kadar serum resistin juga dijumpai meningkat pada pasien yang obese dan DM . 44 Ekspresi resistin juga dijumpai pada leukosit mononuclear, makrofag dan jaringan inflamasi. Ini menunjukkan bahwa resistin juga memiliki sifat proinflamatori . Sitokin proinflamasi seperti IL-1dan IL-6 dapat meningkatkan ekspresi resistin . 45 Pada pasien SH diketahui bahwa inflamasi dan faktor-faktor inflamasi seperti TNF- α,IL-1β,dan IL6 adalah tiinggi sitokin –sitokin ini memodulasi efek insulin pada sirosis hati . Pada hewan percobaan ,tikus dapati hiperinsulinemia menigkatkan kadar TNF- α dan ekspresi resistin. Universitas Sumatera Utara

BAB III PENELITIAN SENDIRI

1.Latar Belakang Sirosis HatiSH merupakan stadium tahap akhir dari perjalanan penyakit kronis yang ditandai dengan adanya kegagalan hepatoseluler dan hipertensi portal. 1,2 Pada penyakit hati kronis, seperti SH dilaporkan terjadi gangguan sensitifitas insulin yang selanjutnya diikuti dengan perubahan metabolisme glukosa seperti tingginya prevalensi resistensi insulin dan intoleransi glukosa. Hampir semua pasien SH mengalami resistensi insulin, 60-80 adalah intoleransi glukosa, dan kira-kira 20 berkembang menjadi Diabetes Melitus 3. Laporan lain menunjukkan bahwa kadar resistin pada manusia secara langsung berkorelasi dengan sekresi insulin dan berkorelasi secara negative dengan sensitifitas insulin pada penyakit hati kronik.Penyakit SH merupakan penyakit katabolik dimana terdapat beberapa perubahan metabolisme diantaranya adalah peningkatan pengeluaran energi, mengalami penurunan massa lemak tubuh dan massa sel tubuh, serta menunjukkan penigkatan penggunaan energi dari lemak .Studi sebelumnya pada manusia didapatkan bahwa kadar resistin plasma berkorelasi negative dengan marker kapasitas biosintesis hati dan berkorelasi positif dengan marker inflamasi seperti tumor necrosis factor alpha TNF- α atau C-reactive protein CRP , komplikasi klinik seperti portal hipertensi.Resitin pertama kali ditemukan pada tahun 2001 dari kelompok peneliti Dr.Mitchell A. Lazar yang berasal dari universitas Universitas Sumatera Utara