Teori Kaum Klasik Teori Keynesian

15

2.4.1 Teori Kaum Klasik

Teori ini dikembangkan oleh Irving Fisher. Ini merupakan pendekatan teori kuantitas klasik yang ditemukan oleh Irving Fisher. Fisher membahas mengenai keterkaitan antara jumlah total uang M dan total pengeluaran dari barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian P x Y, dimana P adalah tingkat harga dan Y adalah output agregat. Konsep ini disebut perputaran uang velocity of money, yaitu rata-rata jumlah berapa kali pertahun dari satu unit mata uang untuk membeli total barang dan jasa yang diproduksi yang dinyatakan dalam V velocity. V merupakan total pengeluaran P x Y yang di bagi dengan jumlah uang M, � = � × � � Dengan mengalikan kedua sisi persamaan tersebut denga M, maka kita mendapatkan “persamaan pertukaran” equation of exchange: � × � = � × � Persamaan ini menyatakan bahwa jumlah uang dikali perputaran uang dalam satu tahun sama dengan pendapatan nominal. Irving Fisher berpendapat bahwa percepatan ditentukan oleh intitusi di dalam perekomian yang memengaruhi cara individu di dalam perekonomian dalam melakukan transaksi. Kalau masyarakat menggunakan kartu debit dan kartu kredit untuk melakukan transaksinya, maka penggunaan uang menjadi berkurang ketika melakukan pembelian, sehingga semakin sedikit uang yang dibutuhkan untuk melakukan transaksi yang dihasilkan oleh pendapatan nominal dan percepatan akan naik. Sebaliknya, kalau dalam pembelian lebih mudah 16 menggunakan uang tunai atau cek, maka lebih banyak uang yang digunakan untuk melakukan transaksi yang dihasilkan oleh jumlah pendapatan nominal yang sama, dan percepatan akan turun. Fisher berpendapat bahwa bentuk institusi dan teknologi dari suatu perekonomian hanya akan memengaruhi percepatan secara lambat sepanjang waktu, sehingga percepatan biasanya konstan dalam jangka pendek Mishkin, 2009;187.

2.4.2 Teori Keynesian

Keynes mengabaikan pandangan klasik yang menyatakan bahwa percepatan adalah konstan. Lalu Keynes mengembangkan teori permintaan uang yang disebut dengan teori preferensi likuiditas liquidity preference theory, yang bertanya mengapa seseorang memegang uang. Kemudian ia merumuskan ada tiga motif dibalik permintaan uang yaitu motif transaksi, motif bejaga-jaga, dan motif spekulasi. 1. Motif Transaksi. Menurut Keynes komponen permintaan akan uang ditentukan oleh berapa besarnya tingkat transaksi seseorang. Oleh karena itu, dia mengambil komponen transaksi permintaan akan uang proposional terhadap pendapatan. 2. Motif Berjaga-jaga. Keynes juga menyadari bawah selain untuk bertransaksi, seseorang juga memegang sebagai antisipasi terhadap kebutuhan tak terduga. Sehingga dia merumuskan permintaan untuk uang berjaga-jaga proposional terhadap pendapatan. 3. Motif Spekulasi. Keynes juga memandang seseorang memegang uang ialah sebagai alat penyimpan kekayaan. Ia melihat factor lain yang mempengaruhi 17 keputusan terhadap berapa banyak uang dipegang sebagai alat penyimpanan kekayaan, khususnya suku bunga. Keynes menyatakan ketiga motif tersebut berhubungan dengan perndapatan riil Y dan suku bunga i, kemudian menuliskan persamaan permintaan uang yang dikenal sebagai fungsi preferensi likuiditas, yang menyatakan bahwa permintaan akan saldo uang riil MdP adalah fungsi dari i dan Y: �� � = ��, � Persamaan preferensi likuiditas dapat ditulisakan sebagai: � �� = 1 ��, � dengan asumsi Md = M pada saat keseimbangan pasar dan kedua sisi persamaan dikalikan Y maka akan memperoleh persamaan percepatan sebagai berikut: � = �� � = � ��, � Dari persamaan tersebut dapat di simpulkan perputaran uang akan naik diakibatkan meningkatnya suku bunga yang mendorong memegang uang dalam jumlah tertentu Mishkin, 2009.

2.4.3 Teori Friedman