C. Tata Cara Pembayaran dan Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
Pajak yang terutang berdasarkan SPPT sebagaimana dimaksud pada Pasal 12 ayat 1 harus dilunasi paling lama 30 tiga puluh hari kerja saat terutangnya pajak
dan paling lama 6 enam bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh wajib pajak. SPPT, SKPD, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan
Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah merupakan dasar penagihan pajak dan harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama
1 satu bulan sejak tanggal diterbitkan. pada saat jatuh tempo pembayarannya, apabila pajak yang terutang tidak dibayar atau kurang dibayar, dikenakan sanksi
administratif berupa bunga sebesar 2 dua persen sebulan, yang dihitung dari saat jatuh tempo sampai dengan hari pembayaran untuk jangka waktu paling lama 24 dua
puluh empat bulan. Serta Bupati atas permohonan wajib pajak setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk
mengangsur atau menunda pembayaran pajak, dengan dikenakan bunga sebesar 2 dua persen setiap bulan. Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan
berdasarkan Undang-Undang.
D. Keberatan dan Banding
Wajib Pajak WP yang masih tidak sependapat dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak atas keberatannya, dapat mengajukan banding kepada Pengadilan
Pajak PP. 1.
Keberatan
Universitas Sumatera Utara
a Keberatan dapat diajukan oleh Wajib Pajak kepada Bupati atau pejabat yang
ditunjuk atas sesuatu yaitu : a.
SPPT; b.
SKPD; c.
SKPDKB; d.
SKPDKBT e.
SKPDLB f.
SKPDN Keberatan diajukan karena :
a. Bila WP merasa besarnya PBB tidak sesuai dengan keadaan objek pajak yang
sebenarnya. Hal ini karena ada beberapa kesalahan pada luas objek PBB atau kesalahan klarifikasi objek PBB atau kesalahan pada penetapanpengenaan PBB
terutang. b.
Bila terdapat perbedaan penafsiran mengenai peraturan perundang-undangan tentang PBB antara WP dengan Petugas PBB
b Tata Cara Pengajuan Keberatan
Syarat mengajukan keberatan adalah sebagai berikut : a.
Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai dengan alasan-alasan yang jelas.
b. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 tiga bulan sejak
tanggal surat, tanggal pemotongan atau pemungutan, kecuali jika wajib pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan
diluar kekuasaannya.
Universitas Sumatera Utara
c. Keberatan dapat diajukan apabila wajib pajak telah membayar paling sedikit
sejumlah yang telah disetujui wajib pajak. d.
Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan, tidak dianggap sebagai Surat Keberatan sehingga tidak dipertimbangkan.
e. Tanda penerimaan Surat Keberatan yang diberikan oleh Bupati atau pejabat yang
ditunjuk atau tanda pengiriman Surat Keberatan melalui surat pos tercatat sebagai tanda bukti penerimaan Surat Keberatan.
Bupati dalam jangka waktu paling lama 12 dua belas bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima, harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan.
Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya pajak yang terutang. Apabila jangka waktu telah
lewat dan Bupati tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
2. Banding
a Wajib Pajak mengajukan banding dengan alasan :
a. Data objek tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya atau
b. Karena adanya perbedaan penafsiran peraturan perundang-undangan antara
Wajib Pajak dengan Keputusan Keberatan PBB atau c.
Karena subjek Pajak sudah memberikan keterangan, namun keterangan itu tetap ditolak.
b Tata Cara Pengajuan Banding
Syarat pengajuan banding adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada Pengadilan
Pajak terhadap keputusan mengenai keberatannya yang ditetapkan oleh Bupati. b.
Permohonan Banding diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia, dengan alas an yang jelas dala jangka waktu 3 tiga bulan sejak keputusan diterima
dilampiri salinan dari surat keputusan keberatan tersebut. c.
Pengajuan permohonan banding menangguhkan kewajiban membayar pajak sampai dengan 1 satu bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding.
Jika pengajuan keberatan atau permohonan banding dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan
bunga sebesar 2 dua persen sebulan untuk paling lama 24 dua puluh empat bulan.
Universitas Sumatera Utara
61
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA
A. Tata Cara Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Serdang Bedagai
Sebagai Wajib Pajak yang baik, sudah sejatinya membayar Pajak Bumi dan Bangunan, oleh karena itu pembayaran dapat dilakukan melalui :
1. Only payment , yaitu Wajib Pajak membayar langsung via Bank Sumut
2. Mobil Keliling, yaitu Wajib Pajak membayar PBB melalui mobil keliling.
Dalam hal Wajib Pajak membayar langsung ke tempat pembayaran yang telah ditetapkan, pada saat pembayaran cukup menunjukkan SPPT PBB dan sebagai bukti
pembayarannya wajib Wajib Pajak akan menerima Surat Tanda Terima Setoran STTS.
B. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai
Pemberlakuan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan menjadi Pajak Daerah di Kabupaten Serdang Bedagai dimulai sejak Januari 2013.
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan masih rendah dibandingkan dengan perkotaan yang
Universitas Sumatera Utara
masyarakatnya memiliki rasa antusiasme yang tinggi dalam membayar PBB. Di Kabupaten Serdang Bedagai hanya sekitar 70 Wajib Pajak yang patuh.
Tetapi yang menariknya, dari 70 Wajib Pajak yang patuh membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai dapat mencapai target realisasi 100 pada tahun 2013 yang pada saat itu adalah tahun
pertama Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan dikelola oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang
Bedagai pasca pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan menjadi Pajak Daerah.
Potensi atau Kemampuan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah dalam memungut Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan
Perkotaaan pada Tahun 2013 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Potensi Penerimaan PBB
SPPT Tahun 2013
Jumlah SPPT Pendapatan
SPPT Yang Sudah dibayar 117.828
Rp. 5.690.538.716.00 SPPT Yang Menunggak
96.101 Rp. 3.796.689.327.00
Jumlah SPPT Yang Dikeluarkan
213.923 Rp. 9.487.228.043.00
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kab. Serdang Bedagai 2013
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kab. Serdang Bedagai menetapkan target sebesar Rp. 6.000.000.000,00. Sedangkan dari hasil
realisasi hanya sekitar 114.000 SPPT yang berhasil dikeluarkan pada tahun 2013
Universitas Sumatera Utara
dengan pendapatan sebesar Rp.6.043.868.464. Ini berarti realisasi pendapatan dari PBB mencapai target sebesar 100,73.
Tabel 4.2 Pendapatan PBB Tiap Kecamatan di Serdang Bedagai Pada Tahun 2013
No Kecamatan
Pendapatan Persentase
1 Tebing Syahbandar
Rp 426,357,333 122,18 2
Tebing Tinggi Rp 235,325,678 101,53
3 Sei Rampah
Rp 716,495,041 94,57
4 Sei Bamban
Rp 532,735,929 90,17
5 Tanjung Beringin
Rp 160,545,077 103,45 6
Teluk Mengkudu Rp 300,067,381 109,29
7 Perbaungan
Rp 1,112,730,253 88,64
8 Pegajahan
Rp 309,861,035 107,57 9
Pantai Cermin Rp 497,436,037 111,88
10 Kotarih Rp 60,627,842
96,74 11 Serba Jadi
Rp 278,329,743 96,39
12 Dolok Masihul Rp 574,972,843 102,06
13 Bintang Bayu Rp 99,621,459 157,76
14 Bandar Khalipah Rp 155,829,398
84,18 15 Dolok Merawan
Rp 249,896,530 133,93 16 Sipispis
Rp 270,808,273 110,01 17 Silinda
Rp 62,228,612 108,82 Jumlah
Rp 6,043,868,464 100,73
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kab. Serdang Bedagai Tahun 2013
Berdasarkan data penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan pada tahun 2013 terdapat 11 kecamatan yang berhasil merealisasikan
target penerimaan diatas 100 yaitu Tebing Syahbandar, Tebing Tinggi, Tanjung Beringin, Teluk Mengkudu, Pegajahan, Pantai Cermin, Dolok Masihul, Bintang Bayu,
Dolok Merawan, Sipispis, dan Silinda.
Universitas Sumatera Utara
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan
Perkotaan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak di Serdang Bedagai sudah cukup baik, dilihat dari masyarakat yang datang langsung ke DPPKA Kab. Serdang Bedagai untuk
meminta Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP untuk mendaftarkan objek pajaknya dan itu juga tidak terlepas dari kinerja dan kerjasama yang baik antara
fiskus dengan pihak instansi terkait sehingga penerimaan dari Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan ini sudah mencapai target dari realisasi
penerimaan walaupun masih ada sebagian yang masih belum melaksanakan kewajibannya.
Di Serdang Bedagai, yang menjadi faktor yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak untuk membayar PBB adalah sebagai berikut :
1. Masyarakat sadar akan kewajibannya sebagai warga Indonesia yang baik dan
mereka sadar bahwa sudah sepantasnya untuk berpartispasi dalam pembangunan daerah supaya lebih maju dan berkembang.
2. Karena adanya Sosialisasi dari pihak Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai dengan mengajak masyarakat untuk mendaftarkan objek pajaknya dan membayar kewajiban perpajakannya
tepat waktu.
Universitas Sumatera Utara
3. Meskipun ada sebagian dari Wajib Pajak yang mengeluh mengenai masalah
pengenaan PBB-nya yang terlalu tinggi, tetapi merka tetap melaksanakan kewajiban perpajakannya karena menghindari adanya denda berupa bunga jika
harus menunda pembayaran sampai lewat jatuh tempo pembayaran PBB. 4.
Karena adanya urusan yang mengharuskan Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran PBB, seperti mengurus sertifikat tanah, penjualan tanah dan
bangunan, dan sebagainya. Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat di Kabupaten
Serdang Bedagai masih tidak mau melaksanakan kewajibannya adalah sebagai berikut :
1. Adanya anggapan masyarakat bahwa timbal balik kontra prestasi pajak tidak
bisa dinikmati secara langsung, bahkan wujud pembangunan sarana prasana belum merata, meluas, apalagi menyentuh pelosok tanah air. Walaupun sebagian
besar masyarakat di Sedang Bedagai sudah menyadari pentingnya membayar PBB, tetapi tidak sedikit pula masyarakat yang masih belum menyadari akan
kewajibannya sebagai Wajib Pajak PBB yang memanfaatkan Tanah dan Bangunan. Masyarakat menganggap pembangunan daerah bukanlah tanggung
jawab mereka. Padahal seharusnya mereka sadar bahwa fasilitas sarana dan prasarana yang mereka manfaatkan sebenarnya adalah hasil dari penerimaan
PBB. 2.
Kondisi ekonomi masyarakat yang kecil. Serdang Bedagai adalah Kabupaten yang terdiri dari desa desa yang sebagian besar penduduknya berpenghasilan
kecil, oleh karena itu mereka tidak mampu untuk membayar PBB-nya karena
Universitas Sumatera Utara
beralasan lebih mengutamakan kebutuhan hidup sehari-hari yang lebih penting seperti kebutuhan pangan dan biaya pendidikan anak mereka daripada membayar
pajak. 3.
Tingkat pendidikan yang rendah juga menyebabkan pemikiran masyarakat untuk membayar pajak terutama PBB rendah karena mereka tidak mengerti atau
manfaat dari PBB tersebut. Apalagi masyarakat di Serdang Bedagai sebagian besar merasa mekanisme pengurusan PBB ini sulit sehingga mereka tidak
mengerti dan lebih memilih untuk tidak membayar pajak.
D. Usaha-Usaha Yang Dilakukan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Dalam Meningkatkan
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Serdang Bedagai akan selalu berupaya membangun kesadaran dan kepedulian serta
sukarela Wajib Pajak, karena kegiatan ini sangat berkorelasi secara signifikan dengan pencapaian target penerimaan pajak. Namun demikian, dukungan seluruh lapisan
masyarakat sangat dibutuhkan. Dalam rangka peningkatan realisasi penerimaan PBB sektor Perdesaan dan Perkotaan, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Serdang Bedagai melakukan usaha-usaha, seperti :
1. Memberikan kemudahan dalam segala hal pemenuhan kewajiban perpajakan dan
meningkatkan mutu pelayanan kepada Wajib Pajak. Pelayanan berkualitas adalah pelayanan yang dapat menciptakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan
Universitas Sumatera Utara
dengan produk, jasa manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan wajib pajak. Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan yang
dapat memberikan kepuasan kepada Wajib Pajak dan tetap dalam batas memenuhi standar pelayanan yang dapat dipertangungjawabkan serta harus
dilakukan secara konsisten dan kontinyu. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai harus terus menerus
meningkatkan efisiensi administrasi dengan menerapkan sistem dan administrasi yang handal dan pemanfaatan teknologi yang tepat guna. Pelayanan berbasis
komputerisasi merupakan salah satu upaya dalam penggunaan Teknologi Informasi yang tepat untuk memudahkan pelayanan terhadap Wajib Pajak. Dan
juga mempermudah Wajib Pajak dalam membayar pajak. Contohnya seperti melakukan kerjasama dengan Bank untuk dapat melakukan pembayaran Pajak
dengan mudah. Serta membuat sistem pembayaran secara online dan saling terintegrasi sehingga Wajib Pajak yang membayar atau melakukan pembetulan
PBB dapat diselesaikan dengan cepat. 2.
Mengembangkan sistem pengelolaan data yang lengkap, akurat, terintegrasi dan terjamin kerahasiannya database management system sehingga dapat digunakan
untuk mendukung kegiatan pelayanan, pengawasan, intensifikasi penerimaan pajak maupun ekstensifikasi.
3. Membuat pamflet, brosur, ataupun buletin, yang berisikan info-info mengenai
perpajakan khususnya mengenai Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan. Serta memasang iklan atau reklame yang berisi ajakan kepada Wajib
Pajak untuk giat melakukan pembayaran pajak. Iklan atau reklame tersebut
Universitas Sumatera Utara
dibuat semenarik mungkin dan dapat dipahami oleh Wajib Pajak yang melihatnya.
4. Mengadakan Pekan Panutan yaitu kegiatan apresiasi bagi Wajib Pajak yang
patuh dalam membayar PBB-nya berupa pemberian hadiah doorprize. Pekan Panutan biasanya dihadiri oleh BupatiWalikota, Sekda, Kepala Dinas dan
Muspida yang diharapkan bisa menjadi panutan pajak bagi masyarakat. 5.
Sebagaimana diketahui bahwa kesadaran membayar pajak datangnya dari diri sendiri, maka menanamkan pengertian dan pemahaman tentang pajak bisa
diawali dari lingkungan keluarga sendiri yang terdekat, melebar kepada tetangga, lalu dalam forum-forum tertentu dan ormas-ormas tertentu melalui sosialisasi.
Mengadakan Sosialisasi untuk memberikan pengetahuan mengenai Pajak Bumi dan Bangunan secara luas kepada Wajib Pajak. Baik itu mengenai tata cara
pendaftaran, pembayaran, sanksi, maupun manfaat dari hasil penerimaan PBB. 6.
Penagihan aktif door to door yang dilakukan oleh Petugas untuk menagih Wajib Pajak yang belum atau sengaja menghindari untuk membayar pajaknya.
Dengan penegakan hukum yang benar tanpa pandang bulu akan memberikan deterent efect
yang efektif sehingga meningkatkan kesadaran dan kepedulian sukarela Wajib Pajak. Walaupun Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai berwenang melakukan pemeriksaan dalam rangka menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan, namun
pemeriksaan harus dapat dipertanggung jawabkan dan bersih dari intervensi apapun sehingga tidak mengaburkan makna penegakan hukum serta dapat
memberikan kepercayaan kepada masyarakat wajib pajak.
Universitas Sumatera Utara
7. Melakukan upaya pendekatan terhadap Wajib Pajak PBB agar tidak menghindari
untuk membayar PBB dan tidak menganggap pajak sebagai beban, tetapi merupakan kewajiban yang harus dipenuhi Wajib Pajak PBB untuk memajukan
dan mengembangkan pembangunan daerah Serdang Bedagai. Penyampaiannya bisa melalui acara yang formal ataupun informal. Acara formal biasanya
menggunakan format acara yang disusun sedemikian rupa secara resmi. Contohnya: Sosialisasi bendaharawan, seminar dan sebagainya. Acara informal
biasanya menggunakan format acara yang lebih santai dan tidak resmi. Contohnya: Ngobrol santai dengan wartawan, dengan tokoh masyarakat, dan
sebagainya. Dengan tingginya intensitas informasi yang diterima oleh masyarakat, maka dapat secara perlahan merubah mindset masyarakat tentang pajak ke arah
yang positif.
Universitas Sumatera Utara
70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan