C. Uraian Teoritis
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang perubahan ketiga atas Undang‒Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, pajak ialah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang
–undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar –besarnya kemakmuran rakyat.
Menurut P.J.A Andriani di dalam buku Brotodihardjo 2003:2 pajak adalah iuran wajib kepada negara yang dapat dipaksakan yang terhutang dan wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan umum undang-undang, dengan tidak mendapatkan prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya adalah
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintah.
Dari pandangan ahli pajak Sommerfeld Ray M, Anderson Herschel M dan Brock Horace R yang diterjemahkan oleh buku karangan Zain, M 2005:11 , Pajak
adalah: ”Suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan
akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional,
agar pemerintah
dapat melaksanakan
tugas-tugasnya untuk
menjalankan pemerintahan”.
Sedangkan pengertian pajak menurut Soemitro di dalam buku karangan Mardiasmo 2002:1 pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
Undang-Undang yang dapat dipaksakan degan tidak mendapat jasa timbal
Universitas Sumatera Utara
kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Dengan kata lain pengertian pajak dapat dikatakan sebagai balas jasa yang dapat diberikan oleh masyarakat kepada pemerintah atas fasilitas-fasilitas yang kita
nikmati untuk dapat hidup layak disuatu negara. Sedangkan penghasilan adalah jumlah uang yang diterima atas usaha yang dilakukan orang perorangan, badan atau
bentuk usaha lainnya yang dapat digunakan untuk aktivitas ekonomi seperti mengkonsumsikan atau menimbun kekayaan.
Pajak menurut Pemungut dan Pengolalanya sesuai yang terdapat di dalam buku Perpajakan Indonesia karangan Waluyo 2011: 12 terdiri dari :
1. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pusat dan digunakan membiayai
rumah tangga negara. Pajak Pusat terdiri dari : a.
Pajak Penghasilan b.
Pajak Pertambahan Nilai c.
Pajak Penjualan atas Barang Mewah d.
Bea Materai e.
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perkebunan, Kehutanan, dan Pertambangan
2. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah terdiri atas : 2.1
Pajak Provinsi adalah pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat provinsi. Pajak Provinsi yang berlaku sampai saat ini, terdiri dari
atas :
Universitas Sumatera Utara
a. Pajak Kendaraan Bermotor
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
d. Pajak Air Permukaan.
e. Pajak Rokok
2.2 Pajak KabupatenKota adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
tingkat kabupatenkota. Pajak KabupatenKota yang berlaku sampai saat ini, terdiri dari :
a. Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
d. Pajak Reklame
e. Pajak Penerangan Jalan
f. Pajak Hotel
g. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
h. Pajak Air Tanah
i. Pajak Parkir
j. Pajak Sarang Burung Walet
k. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan menurut
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Peraturan Daerah dan Retribusi Daerah adalah pajak atas bumi danatau bangunan yang dimiliki, dikuasai,
Universitas Sumatera Utara
danatau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
2. Objek PBB Perdesaan dan Perkotaan menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 Tentang Peraturan Daerah dan Retribusi Daerah adalah Bumi danatau Bangunan yang dimiliki, dikuasai, danatau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau
Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
a. Bumi : Permukaan bumi tanah dan perairan dan tubuh bumi yang ada di
pedalaman serta laut wilayah kabupatenkota. b.
Bangunan : Konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah danatau perairan pedalaman danatau laut.
3. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan menurut
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Peraturan Daerah dan Retribusi Daerah. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata:
a. mempunyai suatu hak atas bumi, dan atau;
b. memperoleh manfaat atas bumi, dan atau;
c. menguasai bangunan, dan atau;
d. memperoleh manfaat atas bangunan
Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah orang pribadi atau Badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas Bumi danatau
memperoleh manfaat atas Bumi, danatau memiliki, menguasai, danatau memperoleh manfaat atas Bangunan.
Universitas Sumatera Utara
4. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
Dasar pengenaan PBB Perdesaan dan Perkotaan menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Peraturan Daerah dan Retribusi Daerah
adalah “Nilai Jual Objek Pajak NJOP”. NJOP ditetapkan setiap 3 tiga tahun kecuali untuk objek
pajak tertentu dapat ditetapkan osetiap tahun sesuai perkembangan wilayah. Penetapan besarnya NJOP dilakukan oleh Kepala Daerah. Sedangkan Nilai Jual Kena
Pajak NJKP adalah besaran nilai jual objek yang akan dimasukan kedalam perhitungan pajak terhutang. Besarnya NJKP yaitu:
a. Apabila NJOP-nya ≥ Rp 1.000.000.000.00 adalah 40
b. Apabila NJOP-nya ≤ Rp 1.000.000.000.00 adalah 20
5. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan menurut
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Peraturan Daerah dan Retribusi Daerah yaitu paling tinggi sebesar 0,3
D. Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan Mandiri