Masalah-masalah umum pada eliminasi bowel Perencanaan Keperawatan

selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan ,tekanan darah, brat badan dan tingkat kesadaran.

2.1.5. Masalah-masalah umum pada eliminasi bowel

Konstipasi : Gangguan eliminasi yang diakibatkan adanya feses yang kering dan keras melalui usus besar. Biasanya disebabkanoleh pola defekasi yang tidak teratur, penggunaan laksatif yang lama, stres psikologis, obat-obatan, kurang aktivitas, usia. a. Fecal imfaction : Masa feses yang keras dilipatan rektum yang diakibatkan oleh retensi dan akumulasi material feses yang berkepanjangan. Biasanya disebabkan oleh konstipasi, intake cairan yang kurang, kurang aktivitas, diet rendah serat, dan kelemahan tonus otot. b. Diare : Keluarnya feses cairan dan meningkatnya frekuensi buang air besar akibat cepatnya chyme melewati usus besar, sehingga usus besar tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menyerap air. Diare dapat diakibatkan karena stres fisik, obat-obatan, alergi, penyakit kolon dan iritasi intestinal. c. Inkontinensia bowel : Hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol pengeluaran feses dan gas yang melalui spinter anus akibat kerusakan fungsi spinter atau persarafan di daerah anus. Penyebabna karena penyakit-penyakit neuromuskular, trauma spinal cord , tumor spinter anus eksterna. d. Kembung : Flatus yang berlebihan di daerah intestinal sehingga menyebabkan distensi intestinal, dapat disebabkan karena konstipasi, penggunaan obat-obatan barbiturat, penurunan ansietas, penurunan aktivitas intestinal, mengonsumsi makanan yang banyak mengandung gas dapat berefek anestesi. e. Hemorroid : Pelebatan vena di daerah anus sebagai akibat peningkatan tekanan di daerah tersebut. Penyebabnya adalah konstipasi kronis, peregangan maksimal saat defekasi, kehamilan, dan obesitas. tarwoto wartonah, 2006 Universitas Sumatera Utara

2.1.6. Perencanaan Keperawatan

1 Gangguan eliminasi bowel : konstipasi actual risiko Defenisi : kondisi dimana seseorang mengalami perubahan pola yang normal dalam berdefekasi dengan karakteristik menurunnya frekuensi buang air besar dan feses yang keras. Kemungkinan berhubungan dengan : a. Imobilisasi b. Menurunnya aktivitas fisik c. Ileus d. Stress e. Kurang privasi f. Menurunnya mobilitas intestinal g. Perubahan atau pembatasan diet Kemungkinan data yang ditemukan : a. Menurunnya bising usus b. Mual c. Nyeri abdomen d. Adanya massa pada abdomen bagian kiri bawah e. Perubahan konsistensi feses, frekuensi buang air besar. Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada : a. Anemia b. Hipotiriodisme c. Dialisa ginjal d. Pembedahan abdomen e. Paralisis f. Cedera spinal cord g. Imobilisasi yang lama Tujuan yang diharapkan : a. Pasien kembali ke pola normal dari fngsi bowel Universitas Sumatera Utara b. Terjadi perubahan pola hidup untuk menurunkan factor penyebab konstipasi Intervensi Rasional 1. Catat dan kaji kembali warna, konsistensi, jumlah dan waktu buang air besar 2. Kaji dan catat pergerakan usus 3. Jika terjadi fecal imfaction :  Lakukan pengeluaran manual  Lakukan gliserin klisma 4. Konsultasikan dengan dokter tentang :  Pemberian laksatif  Enema  Pengobatan 5. Berikan cairan adekuat 6. Berikan makanan tinggi serat dan hindari makanan yang banyak mengandung gas dengan konsultasi bagian gizi 7. Bantu klien dalam melakukan aktivitas pasif dan aktif 8. Berikan pendidikan kesehatan tentang : cairan dan makanan yang mengandung gas 1. Pengkajian dasar untuk mengetahui adanya masalah bowel 2. Deteksi dini penyebab konstipasi 3. Membantu mengeluarkan feses 4. Meningkatkan eliminasi 5. Membantu feses lebih lunak 6. Menurunkan konstipasi 7. Meningkatkan pergerakan usus 8. Mengurangimenghindari inkontinensia 2 Gangguan Eliminasi : diare Defenisi : kondisi dimana terjadi perubahan kebiasaan buang air besar dengan karakteristik feses cairan. Kemungkinan berhubungan dengan : a. Inflamasi, iritasi, dan malabsorpsi b. Pola makan yang salah c. Perubahan proses pencernaan d. Efek samping pengobatan Kemungkinan data yang ditemukan : a. Feses berbentuk cair b. Meningkatnta frekuensi buang air besar Universitas Sumatera Utara c. Meningkatnya peristaltic usus d. Menurunnya nafsu makan Kondisi klinis kemungkinan terjadi : a. Peradangan bowel b. Pembedahan saluran pencernaan bawah c. Gastritis enteritis Tujuan yang diharapkan : a. Pasien kembali buang air besar ke pola normal b. Keadaan feses berbentuk dan lebih keras Intervensi Rasional 1. Monitor kaji kembali konsistensi, bau feses, pergerakan usus, cek berat badan setiap hari 2. Monitor dan cek elektrolit, intake dan output cairan 3. Kolaborasi dengan dokter pemberian cairan IV, oral, dan makanan lunak 4. Berikan anti diare, tingkatkan intake cairan 5. Cek kulit bagian parineal dan jaga dari gangguan integritas 6. Kolaborasi dengan ahli diet tentang diet rendah serat dan lunak 7. Hindari stress dan lakukan istirahat cukup 8. Berikan pendidikan kesehatan :  Cairan  Diet  Obat-obatan  Perubahan gaya hidup 1. Dasar memonitor kondisi 2. Mengkaji status dehidrasi 3. Mengurangi kerja usus 4. Mempertahankan status hidrasi 5. Frekuensi buang air besar yang menigkat menyebabkan iritasi kulit sekitar anus 6. Menurunkan stimulasi bowel 7. Stress meningkatkan stimulasi bowel 8. Meningkatkan Universitas Sumatera Utara pengetahuan dan mencegah diare 3 Gangguan Eliminasi bowel : inkontinensia Defenisi : kondisi dimana pasien mengalami perubahan pola dalam buang air besar dengan karakteristik tidak terkontrolnya pengeluaran feses. Kemungkinan berhubungan dengan : a. Menurunnya tingkat kesadaran b. Gangguan spinter anus c. Gangguan neuromuscular d. Fecal imfaction Kemungkinan data yang ditemukan : a. Tidak terkontrolnya pengeluaran feses b. Baju yang kotor oleh feses Data klinis kemungkinan terjadi pada : a. Injuri spinal cord b. Pembedahan usus c. Pembedahan ginekologi d. Stroke e. Trauma pada daerah pelvis f. Usia tua Tujuan yang diharapkan : a. Pasien dapat mengontrol pengeluaran feses b. Pasien kelbali pada pola eliminasi normal Intervensi Rasional 1. Tentukan penyebab inkontinensia 2. Kaji masalah penurunan masalah 1. Memberikan data dasar untuk memberikan asuhan keperawatan 2. Pasien terganggu ADL Universitas Sumatera Utara ADL yang berhubungan dengan masalah inkontinensia 3. Kaji jumlah dan karakteristik inkontinensia 4. Atur pola makan dan sampai berapa lama terjadinya buang air besar 5. Lakukan bowel training dengan kolaborasi fisioterapis 6. Lakukan latihan otot panggul 7. Berikan pengobatan dengan kolaborasi dokter karena takut buang air besar 3. Menentukan pola inkontinensia 4. Membantu mengontrol buang air besar 5. Membantu mengontrol buang air besar 6. Menguatkan dasar otot pelvis 7. Mengontrol frekuensi buang air besar

2.2. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian