Defenisi eliminasi bowel Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi Bowel

BAB II PENGELOLAAN KASUS

2.1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Eliminasi Bowel

2.1.1. Defenisi eliminasi bowel

Makanan yang sudah dicerna kemudian sisanya akan dikeluarkan dalam bentuk feses. Eleminasi bowel adalah proses pengeluaran sisa pencernaan melalui anus. System pencernaan merupakan saluran panjang kurang lebih 9 meter yang terlihat dala proses mencerna makanan, mulai dari mulut sampai dengan anus. Saluran ini akan menerima makanan dari luar tubuh dan mempersiapkannya untuk diserap serta bercampur dengan enzim dan zat cair melalui proses pencernaan, baik dengan cara mengunyah, menelan, dan mencampur dengan zat-zat besi. tarwoto wartonah, 2010 Anatomi dan fisiologi  Saluran gastrointestinal bagian atas Makanan yang masuk akan dicerna secara mekanik dan kimiawi di mulut di lambung dengan bantuan enzim, asam lambung. Selanjutnya makanan yang sudah dalam bentuk chime didorong ke usus halus.  Saluran gastrointestinal bagian bawah Saluran gastrointestinal bawah meliputi usus halus dan usus besar. Usus halus terdiri dari atas duodenum, jejunum, dan ileum yang panjangnya kira-kira 6 meter dan diameter 2,5 cm. Usus besar terdiri atas cecum, colon, dan rectum yang kemudian bermuara pada anus. Panjang usus besar sekitar 1,5 meter dan diameternya kira-kira 6 Universitas Sumatera Utara cm. Usus menerima zat makanan yang sudah berbentuk chime setengah padat dari lambung untuk mengabsorpsi air, nutrisi, dan elektrolit. Usus sendiri mensekresi mucus, potassium, bikarbonat, dan enzim. Chyme bergerak karena adanya peristaltic usus dan akan berkumpul menjadi feses di usus besar. Dari makan sampai mencapai rectum normalnya diperlukan waktu 12 jam. Gerakan kolon terbagi menjadi tiga bagian, yaitu : o Haustral shuffing adalah gerakan mencampur chyme untuk membantu absorpsi air o Kontraksi haustral adalah gerakan untuk mendorong materi cair dan semi padat sepanjang kolon o Gerakan peristaltik adalah berupa gelombang, gerakan maju ke anus. tarwoto wartonah, 2006 Dorongan juga dipengaruhi oleh kontraksi otot abdomen, tekanan diafragma, dan kontraksi otot elevator. Defekasi dipermudah oleh fleksi otot femur dan posisi jongkok. Gas yang dihasilkan dalam proses pencernaan normalnya 7-10 liter 24 jam. Jenis gas yang terbanyak adalah CO 2, metena, H 2 S, O 2 dan Nitrogen. Feses terdiri atas 75 air dan 25 materi padat. Feses normal berwarna coklat karena pengaruh sterkobilin, mobilin, dan aktivitas bakteri. Bau khas karena pengaruh dari mikroorganisme. Konsistensi lembek tapi berbentuk. tarwoto wartonah, 2006. Defikasi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses dan platus yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus.tarwoto wartonah, 2006. Terdapat dua pusat yang menguasai reflex untuk defekasi, yaitu terletak di medulla dan sumsum tulang belakang. Apabila terjadi rangsangan parasimpatis, sfingter anus bagian dalam akan mengendur dan usus besar mengucup. Refleks defekasi dirangsang untuk buang air besar kemudian sfingter anus bagian luar diawasi system saraf parasimpatis, setiap waktu menguncup atau mengendur. Selama defikasi, berbagai otot lain membantu prses tersebut, seperti otot-otot dinding perut, diafragma, dan Universitas Sumatera Utara otot-otot dasar pelvis. Feses terdiri atas sisa makanan seperti selulose yang tidak direncanakan dan zat makanan lain yang seluruhnya tidak dipakai oleh tubuh, berbagai macam mikroorganisme, sekresi kelenjar usus, pigmen empedu, dan cairan tubuh. Feses yang normal terdiri atas massa padat dan berwarna coklat karena disebabkan oleh mobilitas sebagai hasil reduksi pigmen empedu dan usus kecil. . Alimul, 2006 Dalam buku tarwoto wartonah, 2006 menyebutkan ada dua macam reflex yang membantu proses defekasi, yaitu : a. Reflex defekasi instinstik Reflex ini berawal dari feses yang masuk ke rectum sehingga terjadi distensi rectum, yang kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus mesentrikus dan terjadilah gerakan peristaltic. Setelah feses tiba di anus, secara sistematis spinter interna relaksasi maka terjadilah defekasi. b. Reflex defekasi parasimpatis Reflex ini berawal dari feses yang masuk ke rectum akan merangsang saraf rectum yang kemudian diteruskan ke spinal cord. Dari spinal cord kemudian dikembalikan ke kolon desenden, sigmoid dan rectum yang menyebabkan intensifnya peristaltic, relaksasi spinter interna, maka terjadilah defekasi.

2.1.2. Factor-faktor yang mempengaruhi proses defekasi