2.5 ANALISIS RESPONS DINAMIK RIWAYAT WAKTU
Untuk perencanaan struktur bangunan gedung melalui analisis dinamik linier riwayat waktu terhadap pengaruh pembebanan gempa nominal, percepatan muka
tanah asli dari gempa masukan harus diskalakan ke taraf pembebanan gempa nominal tersebut, sehingga nilai percepatan puncak A menjadi:
R AoxI
A =
Dimana: Ao
=Percepatan puncak muka tanah R
=Faktor reduksi gempa representatif dari struktur bangunan gedung I
=Faktor keutamaan
Tabel 2.1: Percepatan puncak batuan dasar dan percepatan puncak muka tanah untuk masing-masing wilayah gempa di Indonesia
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2: Faktor keutamaan I untuk berbagai kategori gedung
Untuk mengkaji perilaku pasca-elastik struktur bangunan gedunterhadap pengaruh gempa rencana, harus dilakukan analisis respons dinamik non-linier
riwayat waktu, dimana percepatan muka tanah asli dari gempa masukan harus diskalakan, sehingga nilai percepatan puncaknya menjadi sama dengan AoI.
Akselerogran gempa masukan yang ditinjau dalam analisis respons dinamik linier dan non-linier riwayat waktu, harus diambil dari rekaman gerakan tanah akibat
gempa yang didapat di suatu lokasi yang mirip kondisi geologi, topografi dan seismotektoniknya dengan lokasi tempat struktur bangunan gedung yang ditinjau
berada. Untuk mengurangi ketidak-pastian mengenai kondisi lokasi ini, paling sedikit harus ditinjau empat buah akselerogram dari empat gempa yang berbeda, salah
satunya harus diambil akselerogram Gempa El-centro N-S yang telah direkam pada tanggal 15 mei 1940 di California. Perbedaan keempat akselerogram tersebut harus
Universitas Sumatera Utara
ditunjukkan dengan nilai maksimum absolut koefisien korelasi silang antara satu akselerogram terhadap lainnya yang lebih kecil daripada 10.
Berhubung gerakan tanah akibat gempa pada suatu lokasi tidak mungkin dapat diperkirakan dengan tepat, maka sebagai gempa masukan dapat juga dipakai
gerakan tanah yang disimulasikan. Parameter-parameter yang menentukan gerakan tanah yang disimulasikan ini antara lain terdiri dari waktu getar predominan tanah,
konfigurasi spectrum respons, jangka waktu gerakan dan intensitas gempanya.
Gambar 2.4 : Grafik El-Centro
Universitas Sumatera Utara
BAB III ANALISIS FLUID VISCOUS DAMPER PADA BANGUNAN
3.1 VISCOUS DAMPING
Seismic devices adalah alat yang dipasang pada bangunan untuk membatasi energi atau mendisipasi energi gempa yang masuk ke bangunan seperti yang sudah
dijelaskan tadi. Seismic devices bekerja dengan merubah kekakuan, damping dan menambah massa ke struktur. Pemakaian seismic devices tidak hanya terbatas pada
struktur bangunan gedung saja, juga bisa digunakan juga pada jembatan, tangki penimbunan dan lainnya.
Seismic devices pada umumnya dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: 1. Actived seismic devices
2. Passived seismic devices
Actived seismic devices bekerja dengan menerima masukan data getaran dari sensor yang dipasang pada sekeliling struktur. Melalui computer, data tersebut
digunakan untuk mengatur gerakan sesuai dengan input gempa ke bangunan. Passived seismic devices bekerja setelah energi gempa masuk ke struktur,
pada umumnya reaksi seismic devices semakin besar bila respon struktur atau energi yang masuk semakin besar. Passived seismic devices sesuai fungsinya secara garis
besar dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu bersifat isolasi seismic isolator dan yang bersifat dissipasi energi damper.
Damper merupakan alat tambahan yang dipasang distruktur untuk menambah redaman damping dari suatu struktur. Dengan alat ini simpangan pada struktur akan
Universitas Sumatera Utara