4 dengan UMPTN 1996 dan Rencus Sinabariba yang membahas soal-soal
morfologi dalam UMPTN 1996 sampai dengan SPMB 2003. Penelitian tersebut berlandaskan teori pada bidang semantik dan morfologi, sedangkan penelitian ini
berdasarkan pada teori bidang Ejaan yang Disempurnakan.
1.1.2 Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana model dan penyelesaian dari soal-soal EyD yang diujikan setiap tahun pada SPMB 2001 sampai dengan SPMB 2007 Rayon A?
2. Sampai sejauh mana soal-soal EyD yang diujikan setiap tahun pada SPMB 2001 sampai dengan SPMB 2007 Rayon A?
1.2 Batasan Masalah
Demi tercapainya pembahasan yang terarah, penulisan suatu karangan ilmiah membutuhkan pembatasan masalah. Pembatasan masalah itu mengarahkan
penulis untuk menganalisis masalah yang hendak dipaparkan sehingga penulis terhindar dari kesimpangsiuran.
Masalah Ejaan yang Disempurnakan merupakan bidang ilmu yang sangat luas untuk dianalisis. Maka dari itu, berdasarkan judul penelitian yang penulis
pilih, yaitu “Analisis Soal-Soal Ejaan yang Disempurnakan dalam SPMB 2001 sampai dengan SPMB 2007 Rayon A” maka batasan masalah dalam penelitian ini
hanya menitikberatkan pada hal-hal yang berhubungan dengan soal-soal tersebut.
Universitas Sumatera Utara
5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian haruslah mempunyai tujuan tertentu yang akan memberikan arah pada proses pelaksanaan sebuah penelitian. Hal ini penting agar
tujuan yang diinginkan dapat terlaksana dengan baik. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui model dan penyelesaian dari soal-soal Ejaan yang
Disempurnakan yang diujikan pada SPMB 2001 sampai dengan SPMB 2007 Rayon A.
2. Memahami sampai sejauh mana kaidah-kaidah Ejaan yang
Disempurnakan digunakan dalam SPMB 2001 sampai dengan SPMB 2007 Rayon A.
1.3.2 Manfaat Penelitian A. Manfaat Umum
Manfaat umum dari penelitian ini adalah sebagai upaya pembinaan terhadap penutur bahasa agar mereka mampu menggunakan bahasa Indonesia
secara benar, terutama dalam bahasa tulisan yang harus mematuhi kaidah-kaidah dalam Ejaan yang Disempurnakan.
B. Manfaat Khusus
Manfaat khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Penelitian ini dapat memberikan model soal-soal Ejaan yang Disempurnakan
yang diujikan tiap tahunnya dari SPMB 2001 sampai dengan SPMB 2007 Rayon A.
Universitas Sumatera Utara
6 2. Penelitian ini dapat memberikan cara penyelesaian dari soal-soal Ejaan
yang Disempurnakan yang diujikan pada SPMB 2001 sampai dengan SPMB 2007 Rayon A.
3. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan bagi mahasiswa yang ingin mengajar bahasa Indonesia baik di sekolah maupun di bimbingan
belajar, khususnya pada bidang Ejaan yang Disempurnakan untuk tingkat Sekolah Menengah Atas SMA dan sederajat.
1.4 Metode Penelitian 1.4.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode penelitian adalah cara kerja yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Sebuah penelitian ilmiah haruslah berdasarkan fakta-fakta untuk
mendukung kebenaran sedangkan metode adalah cara kerja untuk memahami objek yang menjadi sasaran dari ilmu yang bersangkutan.
Data penelitian ini adalah data tertulis, berupa kumpulan soal bidang Ejaan yang Disempurnakan dalam SPMB 2001 sampai dengan SPMB 2007 Rayon A.
Oleh karena itu, metode pengumpulan data yang sesuai dengan penelitian ini adalah metode simak. Disebut “metode simak” atau penyimakan karena berupa
penyimakan, dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa. Sudaryanto, 1993:133.
Selanjutnya untuk menggunakan metode simak digunakan teknik sadap sebagai teknik dasar. Dikatakan teknik sadap sebab peneliti secara langsung
mengumpulkan soal ujian masuk perguruan tinggi PTN yang penulis peroleh
Universitas Sumatera Utara
7 dari kumpulan soal SPMB 2001 sampai dengan 2007. Selanjutnya digunakan
teknik catat untuk mencatat data yang diperoleh dari teknik-teknik sebelumnya.
1.4.2 Metode dan Teknik Pengkajian Data
Metode yang digunakan dalam pengkajian data penelitian ini adalah metode padan. Penelitian ini menggunakan metode padan karena alat penentunya
di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan Sudaryanto, 1933:13.
Teknik yang digunakan adalah teknik kepustakaan. Soal-soal EyD tersebut akan dianalisis untuk mengetahui model soal-soal yang muncul setiap tahun
beserta cara penyelesaian soal tersebut berdasarkan referensi yang penulis peroleh dari studi pustaka.
1.5 Landasan Teori
1.5.1 Pengertian Ejaan yang Disempurnakan
Berdasarkan etimologi kata, kata ejaan berasal dari kata dasar eja, yang berarti melafalkan huruf-huruf atau lambang-lambang bunyi bahasa. Parlaungan
Ritonga 2005:30 mengemukakan bahwa pengertian ejaan dapat ditinjau dari dua segi, yakni segi khusus dan segi umum.
Secara khusus ejaan dapat diartikan sebagai pelambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf, baik berupa huruf demi huruf maupun huruf yang sudah
disusun menjadi kata, frase atau kalimat sedangkan secara umum, ejaan berarti keseluruhan dan penggabungan yang dilengkapi pula dengan penggunaan tanda
baca. Dengan demikian, ejaan itu pada dasarnya mencakup penulisan huruf,
Universitas Sumatera Utara
8 penulisan kata termasuk singkatan, akronim, lambang bilangan dan penggunaan
tanda baca. Kaidah ejaan bersifat normatif karena melibatkan pertimbangan salah dan
benar berdasarkan norma tertentu. Misalnya, kata asing passive dan active, menurut kaidah diserap menjadi pasif dan aktif. Jika pemakaian itu mengikuti
kaidah, penulisan itu dipandang benar. Tetapi jika ditulis dengan pasiv dan aktiv, penulisan itu tentu dipandang salah karena tidak menaati kaidah yang telah
disepakati. Ejaan berfungsi untuk membantu pemahaman pembaca dalam mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis.
Dalam perkembangannya, sistem ejaan di Indonesia banyak mengalami perubahan. Ejaan yang pertama sekali dipakai adalah Ejaan Van Ophuysen
kemudian berganti menjadi Ejaan Republik, dan yang terakhir adalah Ejaan yang Disempurnakan. Inilah ejaan yang kita pakai sampai sekarang.
1.5.2 Kaidah-Kaidah dalam Ejaan yang Disempurnakan
Penelitian ini berpedoman pada sebuah buku berjudul Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang diterbitkan oleh Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan atau yang lazim disebut EyD
mulai berlaku sejak penggunaannya diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Soeharto, pada tanggal 16 Agustus 1972 dan diresmikan dalam Sidang DPR yang
diperkuat dengan Keputusan Presiden No. 57 Tahun 1972. Adapun cakupan-cakupan dalan Ejaan yang Disempurnakan adalah
sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
9
1. Pemakaian Huruf , termasuk Huruf Kapital dan Huruf Miring a. Huruf kapital
Huruf kapital digunakan untuk menuliskan :
1. huruf pertama kata pada awal kalimat; 2. awal nama suku, bangsa, bahasa;
3. awal nama hari, bulan, tahun; 4. awal nama pangkat, jabatan, gelar bila diikuti nama orang ataupun nama
wilayah; 5. awal nama gelar keagamaan;
6 awal nama khas geografi; 7. awal petikan langsung;
8. awal nama dokumen asli;
9. awal singkatan bila menggunakan huruf awal tiap kata;
10. awal singkatan kata akronim berupa akronim dari nama suatu program;
11. awal tiap kata judul karangan, buku, novel, kecuali kata tugas. Namun bila
kata tugas itu ditulis di awal judul, maka ditulis juga dengan huruf kapital. 12.
awal kata sapaan; dan 13.
ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan.
b. Huruf miring Huruf miring digunakan untuk :
1. menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
karangan-karangan; 2.
menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata; dan
Universitas Sumatera Utara
10 3.
menuliskan kata nama-nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
2.Penulisan Gabungan Kata a. Kata maha
1. Kata maha ditulis serangkai bila diikuti kata dasar kecuali kata Maha Esa, 2. Kata maha ditulis terpisah bila diikuti kata berimbuhan.
b. Gabungan Kata Berimbuhan
1. Gabungan kata yang dilekati oleh awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.
2. Gabungan kata yang dilekati awalan atau akhiran saja ditulis terpisah. 3. Gabungan kata seperti : antar, anti , non , tuna, pasca, panca, tata, sub,
halal, peri, dituliskan serangkai.
3. Penulisan Tanda Baca a. Tanda titik .
Tanda titik dipakai pada : 1.
akhir kalimat berita; 2.
memisah jam, menit, dan detik; 3.
memisah bilangan ribuan, jutaan, dan seterusnya bila menyatakan jumlah;
4. akhir singkatan :
a. nama orang b. gelar akademik
c. gelar keagamaan d. pangkat dan jabatan
Universitas Sumatera Utara
11 e. kata sapaan
f. kata-kata yang sudah sangat umum seperti : u.b. untuk beliau
a.n. atas nama s.d. sampai dengan
dkk.dan kawan-kawan dll. dan lain-lain
Tanda titik tidak dipakai pada : a.
Akhir judul; b.
Memisah ribuan, jutaan, yang tidak menyatakan jumlah; c.
Akhir singkatan a Lembaga umum
b Akronim c Lambang kimia
d Satuan mata uang e Satuan ukuran isi
b. Tanda koma , Tanda koma dipakai untuk penulisan berikut ini :