Pengertian Ejaan yang Disempurnakan Kaidah-Kaidah dalam Ejaan yang Disempurnakan

7 dari kumpulan soal SPMB 2001 sampai dengan 2007. Selanjutnya digunakan teknik catat untuk mencatat data yang diperoleh dari teknik-teknik sebelumnya.

1.4.2 Metode dan Teknik Pengkajian Data

Metode yang digunakan dalam pengkajian data penelitian ini adalah metode padan. Penelitian ini menggunakan metode padan karena alat penentunya di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan Sudaryanto, 1933:13. Teknik yang digunakan adalah teknik kepustakaan. Soal-soal EyD tersebut akan dianalisis untuk mengetahui model soal-soal yang muncul setiap tahun beserta cara penyelesaian soal tersebut berdasarkan referensi yang penulis peroleh dari studi pustaka.

1.5 Landasan Teori

1.5.1 Pengertian Ejaan yang Disempurnakan

Berdasarkan etimologi kata, kata ejaan berasal dari kata dasar eja, yang berarti melafalkan huruf-huruf atau lambang-lambang bunyi bahasa. Parlaungan Ritonga 2005:30 mengemukakan bahwa pengertian ejaan dapat ditinjau dari dua segi, yakni segi khusus dan segi umum. Secara khusus ejaan dapat diartikan sebagai pelambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf, baik berupa huruf demi huruf maupun huruf yang sudah disusun menjadi kata, frase atau kalimat sedangkan secara umum, ejaan berarti keseluruhan dan penggabungan yang dilengkapi pula dengan penggunaan tanda baca. Dengan demikian, ejaan itu pada dasarnya mencakup penulisan huruf, Universitas Sumatera Utara 8 penulisan kata termasuk singkatan, akronim, lambang bilangan dan penggunaan tanda baca. Kaidah ejaan bersifat normatif karena melibatkan pertimbangan salah dan benar berdasarkan norma tertentu. Misalnya, kata asing passive dan active, menurut kaidah diserap menjadi pasif dan aktif. Jika pemakaian itu mengikuti kaidah, penulisan itu dipandang benar. Tetapi jika ditulis dengan pasiv dan aktiv, penulisan itu tentu dipandang salah karena tidak menaati kaidah yang telah disepakati. Ejaan berfungsi untuk membantu pemahaman pembaca dalam mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis. Dalam perkembangannya, sistem ejaan di Indonesia banyak mengalami perubahan. Ejaan yang pertama sekali dipakai adalah Ejaan Van Ophuysen kemudian berganti menjadi Ejaan Republik, dan yang terakhir adalah Ejaan yang Disempurnakan. Inilah ejaan yang kita pakai sampai sekarang.

1.5.2 Kaidah-Kaidah dalam Ejaan yang Disempurnakan

Penelitian ini berpedoman pada sebuah buku berjudul Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan atau yang lazim disebut EyD mulai berlaku sejak penggunaannya diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Soeharto, pada tanggal 16 Agustus 1972 dan diresmikan dalam Sidang DPR yang diperkuat dengan Keputusan Presiden No. 57 Tahun 1972. Adapun cakupan-cakupan dalan Ejaan yang Disempurnakan adalah sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara 9

1. Pemakaian Huruf , termasuk Huruf Kapital dan Huruf Miring a. Huruf kapital

Huruf kapital digunakan untuk menuliskan : 1. huruf pertama kata pada awal kalimat; 2. awal nama suku, bangsa, bahasa; 3. awal nama hari, bulan, tahun; 4. awal nama pangkat, jabatan, gelar bila diikuti nama orang ataupun nama wilayah; 5. awal nama gelar keagamaan; 6 awal nama khas geografi; 7. awal petikan langsung; 8. awal nama dokumen asli; 9. awal singkatan bila menggunakan huruf awal tiap kata; 10. awal singkatan kata akronim berupa akronim dari nama suatu program; 11. awal tiap kata judul karangan, buku, novel, kecuali kata tugas. Namun bila kata tugas itu ditulis di awal judul, maka ditulis juga dengan huruf kapital. 12. awal kata sapaan; dan 13. ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan.

b. Huruf miring Huruf miring digunakan untuk :