nampak, maka sulit untuk dibuktikan. Bisa diamati bahwa itu khususnya sulit untuk orang yang tidak percaya dengan mistik dan perpola-pikir yang logika.
Memang kalau tidak percaya, sulit sekali untuk disembuhi karena tidak terbuka terhadap pengobatannya.
Dalam masyarakat yang menghadapi kemiskinan jenis pengobatan yang bisa menawar pilihan yang murah adalah pengobatan yang paling
menarik atau pengobatan secara gaib. Disamping lebih murah, pengobatan juga sering memakai sistem biaya sukarela dan proses menyembuhkan agak
cepat. Ada kecenderungan menciptakan pola kerukunan untuk masyarakat Melayu Batubara.
Hasilnya juga menyajikan bahwa ritual mistik dilihat sebagai hal yang khusus selain yang umum atau modern. Fakta bahwa kebanyakan
responden biasanya tidak mempercayai mistik karena takut dikatakan syirik menduakan Tuhan. Hal ini karena sulit sekali orang percaya dengan
sesuatu yang tidak nampak. Walaupun ada kepercayaan umum bahwa Tuhan juga menciptakan jin dan setan di muka bumi, tetapi masih ada yang
belum yakin pengaruh yang tidak nampak. Pada pihak yang lain orang yang yakin, berpikir bahwa resiko dari ritual mistik lebih ringan atau kemungkinan
terjadi sesuatu, tergantung dengan sang dukun.
5.2 Saran
Ada kesadaran oleh dukun serta masyarakat bahwa hal-hal yang gaib dengan yang tidak gaib dibutuhkan. Hubungan di antara kedua-duannya
bukan hubungan yang bersaing malahan saling pengertian saja. Ada tren
Universitas Sumatera Utara
menurut pendapat para resonden bahwa masyarakat yang lebih menilai atau bersifat modern untuk tidak menganggap pola-pikir yang tidak logika, seperti
kepercayaan mistik. Kalau tren ini menjadi semakin populer di masa depan lalu ada kecenderungan bahwa mistik yang terkait hal ghaib akan sulit
diterima masyarakat tertentu ini. Walaupun, sejauh-jauhnya kepercayaan mistik masih kuat dalam budaya Melayu selalu ada tempat untuk melakukan
kegiatan mistik pada masyarakat Melayu Batubara. Pada akhirnya kelestarian budaya Melayu pada masa depan terutama ditentukan kaum
muda sekarang. Apabila nilai mistik sebagai budaya memiliki nilai positif dalam arti
memiliki keuntungan ekonomis sehingga berbentuk mitos dan kepercayaan masyarakat lokal dan pada akhirnya dapat dilindungi melalui perlindungan
hukum terhadap folklore, maka keberadaan mistik masih tetap dapat dipertahankan.
Persoalannya menjadi pelik, apabila mistik sebagai suatu budaya tersebut setelah melalui prosesnya menjadi budaya hukum, terlalu dominan
sehingga mempengaruhi pola pikir masyarakat, seperti dalam menentukan pilihan hukumnya pada pemilihan umum, atau wakil rakyat dalam
menentukan ketentuan hukum apa yang perlu diatur. Hal ini dapat menjadi penghambat perkembangan hukum dalam beradaptasi pada perubahan dan
kemajuan dunia. Oleh karenanya, keberadaan mistik sebagai suatu budaya hukum, harus ditempatkan pada posisi yang tepat, seperti hanya sebagai
alat untuk mempengaruhi menjelang adanya pilihan hukum, tidak pada saat melakukan pilihan hukum dalam pemilihan umum ataupun harus disertai
Universitas Sumatera Utara
dengan upaya pembuktian hukum yang tepat jika akan menjadi bagian ketentuan tertulis, seperti pengaturan mengenai santet dalam KUHPidana.
Universitas Sumatera Utara
BAB II Kosmologi dan Sosio Budaya Masyarakat Melayu