Dasar Pengenaan Pajak Hiburan

2 Pagelaran kesenian, musik, tari, dan atau busana 3 Kontes kecantikan, binaraga, dan sejenisnya 4 Pameran 5 Diskotik, karaoke, klab malam, dan sejenisnya 6 Sirkus, akrobat, dan sula 7 Permainan billyard, golf dan bowling 8 Pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainan ketangkasan 9 Panti pijat, refleksi, mandi uapspa, dan pusat kebugaran fitness center 10 Pertandingan olahraga Namun ada juga beberapa objek pajak hiburan yang tidak dikenakan pajak atau dikecualikan, yaitu penyelenggaraan hiburan yang tidak dipungut bayaran, misalnya hiburan yang diselenggarakan dalam rangka pernikahan, ucapan adat dan kegiatan keagamaan.

B. Dasar Pengenaan Pajak Hiburan

Dasar pengenaan pajak hiburan adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar untuk menonton dan atau menikmati hiburan. B.1 Tarif Pajak Hiburan Tarif pajak hiburan yang telah ditetapkan oleh peraturan daerah dikenakan paling tinggi sebesar 35 tiga puluh lima persen dari HTM Harga Tanda Masuk. Tarif pajak hiburan pada tiap kabupatenkota tentu berbeda-beda, hal ini harus disesuaikan dengan keadaan daerahnya, namun tidak boleh melebihi tarif pajak yang telah ditetapkan yaitu sebesar 35 tiga puluh lima persen. Berikut penetapan tarif pajak hiburan untuk setiap jenis hiburan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan No.12 Tahun 2003. 1 Pertunjukan Film Bioskop a. Ketentuan klasmen dan besarnya harga tanda masuk untuk masing- masing Bioskop di Kota Medan akan ditetapkan lebih lanjut dengan Surat Keputusan Kepala Dinas. b. Tata cara pengadaan tanda masukkarcis tontonan dan pembayaran dimuka PDM Pajak Hiburan Tetap dan insidentil akan ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah. Tabel 3.1 Tarif Pajak Pertunjukan Film Bioskop Klasmen Bioskop Tarif Pajak A II Utama 30 dari HTM A II 28 dari HTM AI 26 dari HTM B II 24 dari HTM BI 20 dari HTM C 17 dari HTM D 13 dari HTM Keliling 10 dari HTM 2 Untuk pertunjukan kesenian, antara lain kesenian tradisional, pertunjukan sirkus, pameran seni: a. Di ruangan yang memakai AC dipungut pajak sebesar 15 lima belas persen dari HTM. b. Di ruang yang tidak AC di pungut pajak sebesar 10 sepuluh persen dari HTM. 3 Untuk pameran busana, kontes kecantikan, pertunjukanpagelaran musik dan tari: a. Di ruangan yang memakai AC dipungut pajak sebesar 25 dua puluh lima persen dari HTM. b. Di ruangan yang tidak memakai AC di pungut pajak sebesar 20 dua puluh persen dari HTM. 4 Untuk permainan Billyard: a. Di ruangan yang memakai AC dipungut pajak sebesar 20 dua puluh persen dari HTM atau harga koin per meja untuk sekali permainan. b. Di ruangan yang tidak memakai AC di pungut pajak sebesar 15 lima belas persen dari HTM atau harga koin per meja untuk sekali permainan. 5 Untuk jasa panti pijat, mandi uapspa dan sejenisnya dipungut pajak sebesar 20 dua puluh persen dari HTM per jam, sedangkan salon kecantikan dipungut pajak sebesar 20 dua puluh persen dari jumlah pembayaran. 6 Untuk diskotik, bar, karaoke, klab malam dan sejenisnya ditetapkan sebesar 30 tiga puluh persen dari HTM atau jumlah pembayaran untuk menonton dan atau menikmati hiburan di luar harga makananminuman yang telah dikenakan Pajak Hotel dan atau Pajak Restoran. 7 Untuk permainan ketangkasan, Taman Hiburan Keluarga, Permainan anak- anak antara lain video games, play station, mini train, kuda pusing, speed boat, bom-bom car dan sejenisnya dipungut sebesar 20 dua puluh persen dari HTM atau dari harga koin. 8 Untuk pertunjukan pertandingan olah raga antar klub dalam negeri dipungut pajak sebesar 15 lima belas persen dari HTM, sedangkan pertandingan olahraga dengan dukungan antar bangsa dipungut pajak sebesar 20 dua puluh persen dari HTM. 9 Untuk taman rekreasi, kolam renang, pemancingan dan sejenisnya dipungut pajak sebesar 10 sepuluh persen dari HTM. 10 Untuk jenis Hiburan yang tidak menggunakan Tanda Masuk dipungut pajak sebesar 20 dua puluh persen dari jumlah pembayaran. B.2 Perhitungan Pajak Hiburan Cara menghitung besarnya pajak hiburan yang terutang adalah dengan rumus berikut: Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak = Tarif Pajak x Jumlah Pembayaran untuk menonton menikmati hiburan Di dalam pajak hiburan terdapat juga masa pajak yang merupakan jangka waktu yang lamanya sama dengan tahun takwim. Tahun takwim sama dengan satu tahun lamanya atau biasanya dihitung mulai dari bulan Januari sampai dengan Desember. Selanjutnya di dalam masa pajak atau tahun pajak, Wajib Pajak harus membayar pajak yang terutang, pajak hiburan yang terutang akan dipungut di wilayah atau daerah tempat hiburan tersebut diselenggarakan. Hal ini karena kewenangan yang dimiliki oleh Pemerintah Daerahyang terbatas akan tempat hiburan yang berlokasi dan terdaftar dalam lingkup wilayah administrasinya. Contoh Kasus : Event Organizer “Sindojaya” mengadakan hiburan pertunjukan seni di sebuah auditorium. Dalam acara itu setiap penonton diwajibkan membayar tiket sebesar Rp. 40.000. Perhitungan pajak hiburan adalah sebagai berikut: Diketahui: Dasar Pengenaan Pajak = 40.000 Tarif Pajak = 15 ruangan yang memakai AC Pajak Hiburan = Tarif Pajak × Dasar Pengenaan Pajak = 15 × 40.000 = 6.000

C. Mekanisme Pemungutan Pajak Hiburan