Kalibrasi Instrumen METODE PENELITIAN

Keterangan:soal yang digunakan dalam penelitian.

G. Kalibrasi Instrumen

Sebelum instrumen digunakan, instrumen terlebih dahulu di uji coba. Data hasil uji coba yang dianalisis yaitu, validitas butir soal, reliabilitas instrumen, tingkat kesukaran butir soal dan daya pembeda butir soal. 1. Validitas instrumen Validitas merupakan ukuran yang menunjukan keshahihan atau ketepatan suatu instrument. Instrumen dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang hendak diukur dan mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas tes hasil belajar adalah teknik analisis point biserial r pbi yang dinyatakan secara matematis sebagai berikut. 50 q p SD M M t t p   pbi r Keterangan simbol yang terdapat pada persamaan tersebut adalah sebagai berikut: r pbi = Indeks point biserial M p = Mean rata-rata skor yang dijawab betul oleh testee peserta tes pada butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan. M t = Mean rata-rata skor yang dijawab salah oleh testee peserta tes pada butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan. SD t = Deviasi standar skor total. p = Proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir soal yang sedang diuji validitasnya. q = Proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir soal yang sedang diuji validitasnya. Menurut ketentuan yang sering diikuti, validitas instrumen sering diklasifikasikan sebagai berikut; 50 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000, Cet. Ke-10. h. 258. Tabel 3.3 Interpretasi Kriteria Validitas Instrumen Interval Koefisien Kriteria 0,81-1,000 Sangat tinggi 0,61-0,80 Tinggi 0,41-0,60 Sedang 0,21-0,40 Rendah 0,20 Sangat rendah 2. Reliabilitas Perhitungan reliabilitas ini dilakukan untuk menunjukan apakah instrumen tes yang akan diujikan reliabel atau tidak, suatu tes dapat dikatakan reliabel jika tes tersebut menunjukan hasil yang mantap. Suatu instrumen tes dapat dikatakan mantap apabila instrumen tes tersebut digunakan berulangkali, dengan syarat saat pengukuran tidak berubah, instrumen tes tersebut memberikan hasil yang sama. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menunjukkan reliabilitas suatu instrumen tes adalah rumus KR-20 yang ditunjukkan dengan rumus berikut ini; 51                   2 2 11 1 S pq S n n r keterangan: r 11 = reliabilitas tes secara keseluruhan p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah q = 1 - p ∑ pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya item S = standar deviasi dari tes standar deviasi adalah akar varians Menurut ketentuan yang sering diikuti, taraf kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut; 51 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta,2009, h.186 Tabel 3.4. Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen Interval Koefisien Kriteria 0,81-1,000 Sangat tinggi 0,61-0,80 Tinggi 0,41-0,60 Sedang 0,21-0,40 Rendah 0,20 Sangat rendah 3. Tingkat Kesukaran Tes Tes yang baik adalah tes yang mempunyai taraf kesukaran tertentu, sesuai dengan karakteristik peserta tes. Taraf kesukaran suatu tes dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut; 100 n n W W DK H L H L     Maksud dari setiap simbol pada persamaan tersebut adalah sebagai berikut: DK = derajat kesukaran degrees of difficulty W L = jumlah individu kelompok bawah yang tidak menjawab atau menjawab salah pada item tertentu W H = jumlah individu kelompok atas yang tidak menjawab atau menjawab salah pada item tertentu n L = jumlah kelompok bawah n H = jumlah kelompok atas Berikut ini adalah cara yang dapat digunakan dalam penentuan kelompok atas W H dan kelompok bawah W L . a. Menyusun lembar jawaban tes sesuai dengan urutan nilai dari yang terbesar disimpan paling atas sampai yang terkecil disimpan paling bawah. b. Mengambil 27 dari atas susunan lembar jawaban, jumlah ini akan menjadi kelompok atas. c. Mengambil 27 dari bawah susunan lembar jawaban, jumlah ini akan menjadi kelompok bawah. d. Sisanya yakni bagian yang 46 disisihkan, karena tidak perlu diikutkan dalam analisis. Menurut ketentuan yang sering diikuti, taraf kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut; Tabel 3.5. Kriteria Indeks Kesukaran Interval Koefisien Kriteria 0,00 ≤ P ≤ 0,30 Soal sukar 0,30 P ≤ 0,70 Soal sedang 0,70 P ≤ 1,00 Soal mudah 4. Daya Pembeda Soal Tes yang baik juga adalah tes yang bisa memisahkan dua kelompok peserta tes atau siswa. Kedua kelompok itu adalah siswa yang betul-betul mempelajari materi pelajaran dan siswa yang tidak mempelajari materi pelajaran. Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus: n W W DB H L   Maksud dari setiap simbol dari persamaan di atas adalah sebagai berikut; DB = Daya Beda discriminating power, DP W L = Jumlah individu kelompok bawah yang tidak menjawab atau menjawab salah pada item tertentu W H = Jumlah individu kelompok atas yang tidak menjawab atau menjawab salah pada item tertentu n = Jumlah kelompok atas atau kelompok bawah Dengan klasifikasi daya pembedanya adalah sebagai berikut, Tabel 3.6. Kriteria Daya Pembeda Instrumen Interval Koefisien Kriteria D : 0,00 – 0,20 Jelek D : 0,21 – 0,40 Cukup D : 0,40 – 0,70 Baik D : 0,70 – 1,00 Baik sekali 52

H. Teknik Analisis Data