commit to user
Saluran selang cairan pendingin bocor. Tahapan perbaikan yang dilakukan pada kebocoran saluran keluar cairan pendingin adalah :
a. Melepas sambungan saluran keluar dengan katup pengaturan
b. Membersihkan selang dari kotoran yang menyumbat
c. Memberi lem pada selang yang mengalami kebocoran dan pada selang
katup pengaturan d.
Memasang kembali bagian-bagian saluran keluar cairan pendingin seperti semula.
3.5 Pengujian Mesin
3.5.1 Pengujian putaran motor listrik
Pengujian putaran motor listrik dilakukan dengan alat pengukur kecepatan putaran takometer dan dibandingkan dengan spesifikasi putaran motor pada
nameplate
Tabel 3.2. Hasil pengujian motor listrik
Dari hasil pengujian hanya berbeda sedikit dengan spesifikasi motor hal ini dapat disimpulkan bahwa putaran motor listrik sudah sesuai dengan
spesifikasi atau
nameplate
motor yang digunakan.
3.5.2 Pengujian putaran spindel
Pengujian putaran spindel dilakukan dengan alat pengukur kecepatan putaran tachometer , pengujian dilakukan dengan mengukur putaran pada spindel
pemegang pahat dan putaran output pada gearbox hal ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian putaran yang sesuai dengan
nameplate.
Pengujian dilakukan untuk masing-masing kecepatan dari putaran rendah sampai dengan
putaran tinggi.
No Putaran Motor Pada Nameplate rpm
Putaran Motor Hasil Pengujian rpm
1. 1400
1480
commit to user
Tabel 3.3. Hasil pengujian putaran spindle
Hasil pengujian menggunakan Tachometer berbeda jauh dengan
name plate
karena kecepatan spindle yang tertera pada
name plate
menunjukkan putaran pada poros
output gear box
bukan putaran pada pemegang pahat. Dari hasil pengujian pada poros
output gear box
dalam posisi horizontal didapat selisih sedikit antara hasil perhitungan dengan hasil pengujian. Hal
tersebut dikarenakan data aktual pengujian putaran motor memiliki sedikit beda selisih dengan spesifikasi motor penggerak yang tertulis pada
nameplate
, yaitu pada pengujian tachometer 1480 rpm sedangkan pada
name plate
1400 rpm. Pengujian putaran spindle dilakukan dengan mengukur putaran output
poros gearbox dengan tachometer. Sedang output putaran spindle dalam posisi vertical adalah dua kali lipat dari putaran
output gearbox
. Peningkatan putaran tersebut dikarenakan susunan roda gigi yang mentransmisikan dari putaran
output gearbox
ke putaran spindle vertikal, seperti terlihat pada gambar 3.11.
No. Putaran
Output Gearbox
Pada
Nameplate
rpm Putaran
Output Gearbox
Hasil Perhitungan
rpm Putaran
Output Gearbox
Poros Horisontal
Tachometer rpm
Putaran Spindel Hasil
Pengujian Tachometer
rpm Putaran
Spindel Hasil
Perhitung an
rpm
1. 31
32 34
65 64
2. 55
56 58
115 114
3. 102
104 108
204 210
4. 178
180 184
360 360
5. 310
316 321
620 632
6 570
580 582
1140 1160
commit to user
Gambar 3.11 Perbandingan roda gigi penghubung spindle posisi vertikal
Gambar 3.12 Gambar poros output horizontal gearbox
3.5.3 Pengujian gerakan meja secara otomatis
Untuk mengetahui gerakan meja secara otomatis dapat bergerak sesuai dengan nameplate yang tertera pada mesin, maka dilakukan
pengujian dengan cara memberi titik pada salah satu bagian dari setiap meja
longitudinal,transversal,vertical kemudian
otomatis eretan
Putaran output gearbox Putaran spindle
vertikal
Perbandingan roda gigi Penghubung 20:40
commit to user
penggerak meja difungsikan selama 1 menit dan dihitung panjang perpindahan meja dalam satuan milimeter mm.
Cara Pengujian : a.
Pengujian arah longitudinal
Gambar 3.13 Gambar pengujian arah longitudinal feed
b. Pengujian arah vertical
Gambar 3.14 Pengujian arah vertical feed
commit to user
c. Pengujian
arah transverse
Gambar 3.15 Pengujian arah
transverse feed
Gambar 3.16 Nameplate kecepatan eretan otomatis
Tabel 3.4. Hasil pengukuran kecepatan eretan otomatis
No Arah Gerakan
Posisi
Handle
Pada
Nameplate
Kec Pada
Namplate Handle
mm min Hasil Pengujian
mm min 1
Transverse feed
4B 4C
3C 120
67,8 14,9
121 68
16
a b
c
commit to user
2
Longitudinal feed
6C 6B
5C 33,5
59,4 7,3
34 60
7,5 3
Vertical feed
2C 2B
1C 27,2
48 6
28 49
7
3.5.4 Pengujian skala ukur
Pada skala ukur langkah pengujian yang dilakukan adalah dengan cara menentukan jarak yang akan ditempuh dibandingkan jumlah strip yang
diperlukan untuk mencapai jarak yang telah ditentukan, kemudian jarak dibagi dengan jumlah strip, jika hasil pembagian adalah sama dengan
ketelitian pada skala ukur maka skala dianggap normal.
Tabel 3.5. Hasil pengecekan skala ukur pada eretan
No. Skala ukur
Ketelitian Hasil Pengecekan
Ket
1. Skala ukur pada eretan
memanjanghorizontal 0.05 mm
6 mm120 1 strip = 0.05 mm
Sesuai
2. Skala ukur pada eretan
melintang 0.05 mm
5 mm100 1 strip = 0.05 mm
Sesuai
3. Skala ukur pada eretan
naik-turun 0.02 mm
2 mm100 1 strip = 0.02 mm
Sesuai
3.5.5 Pengujian eretan
Pengujian eretan dilakukan untuk mengetahui gaya yang dibutuhkan untuk memutar handle eretan untuk masing-masing eretan Eretan mendatar, Eretan
melintang, eretan tegak setelah gaya diketahui kemudian mencari torsi untuk memutar eretan tersebut dengan mengalikan gaya yang dibutuhkan dengan jarak
atau jari-jari pemutar handel.Langkah pengujian yang dilakukan adalah dengan cara memasang neraca pegas pada handel kemudian neraca pegas ditarik secara
commit to user
perlahan sampai handle berputar sehingga eretan bergerak kemudian membaca angka yang ditunjuk pada neraca pegas tersebut.
Untuk mengetahui standar torsi yang digunakan, maka hasil pengujian kemudian dibandingkan dengan mesin lain yang sejenis yang berada dalam
kondisi normal. a.
Pengujian eretan transversal
Gambar 3.17 Pengujian Eretan mendatar dengan neraca pegas
b. Pengujian eretan longitudinal
Gambar 3.18 Pengujian eretan melintang dengan neraca pegas
commit to user
c. Pengujian eretan vertikal
Gambar 3.19 Pengujian eretan vertikal dengan neraca pegas
Tabel 3.6. Hasil pengujian dengan neraca pegas pada mesin yang telah direkondisi
No Jenis Eretan
Gaya kgf Jarak m
1 Eretan Mendatar
2 0.083
2 Eretan Melintang
4,5 0.083
3 Eretan Vertikal
4 0.193
1 Torsi yang dibutuhkan untuk memutar eretan mesin yang direkondisi
a Eretan mendatar
T = F × r = m.g × r
= 2 kg . 9,81 ms
2
× 0,083 m = 1,63 kg.m
2
s
2
= 1,63 N.m
b Eretan melintang
T = F × r = m.g × r
= 4,5 kg . 9,81 ms
2
× 0,083 m = 3,619 kg.m
2
s
2
commit to user
= 3,66 N.m
c Eretan vertikal
T = F × r = m.g × r
= 4kg . 9,81 ms
2
× 0,193 m = 7,57 kg.m
2
s
2
= 7,57 N.m
Sebagai referensi, maka pengujian dibandingkan dengan mesin lain sejenis yang berada dalam kondisi baik.
Tabel 3.7. Hasil pengujian dengan neraca pegas pada mesin normal
No Jenis Eretan
Gaya kgf Jarak m
1 Eretan Mendatar
2 0.083
2 Eretan Melintang
5 0.083
3 Eretan Vertikal
4 0.193
2 Torsi yang dibutuhkan untuk memutar eretan pada mesin normal
a. Eretan mendatar
T = F × r = m.g × r
= 2 kg . 9,81 ms
2
× 0,083 m = 1,63 kg.m
2
s
2
= 1,63 N.m b.
Eretan melintang T = F × r
= m.g × r = 5 kg . 9,81 ms2 × 0,083 m
= 4,07 kg. m
2
s
2
= 4,07 N.m
commit to user
c. Eretan vertikal
T = F × r = m.g × r
= 4kg . 9,81 ms2 × 0,193 m = 7,57 kg. m
2
s
2
= 7,57 N.m
Table 3.8. Hasil perhitungan torsi
No .
Eretan Gaya mesin
yang direkondisi
kgf Gaya
mesin normal
kgf Torsi
mesin yang direkondisi
N.m Torsi mesin
normal N.m
1. Transversal
1 1.5
1,63 1,63
2. Longitudinal
4,5 5
3,66 4,07
3. Vertical
4 4
7,57 7,57
Dari hasil perhitungan momen pada mesin frais yang direkondisi dengan dibandingkan mesin lain yang berada dalam kondisi normal yang digunakan
sebagai referensi momen yang digunakan untuk memutar tuas eretan tidak jauh berbeda. Maka dengan ini dapat disimpulkan bahwa eretan mesin yang
direkondisi sudah dalam keadaan standard normal.
3.6 Biaya Perbaikan