Pengujian Mesin Rohmat Tri Suseno I 8108028

commit to user Saluran selang cairan pendingin bocor. Tahapan perbaikan yang dilakukan pada kebocoran saluran keluar cairan pendingin adalah : a. Melepas sambungan saluran keluar dengan katup pengaturan b. Membersihkan selang dari kotoran yang menyumbat c. Memberi lem pada selang yang mengalami kebocoran dan pada selang katup pengaturan d. Memasang kembali bagian-bagian saluran keluar cairan pendingin seperti semula.

3.5 Pengujian Mesin

3.5.1 Pengujian putaran motor listrik

Pengujian putaran motor listrik dilakukan dengan alat pengukur kecepatan putaran takometer dan dibandingkan dengan spesifikasi putaran motor pada nameplate Tabel 3.2. Hasil pengujian motor listrik Dari hasil pengujian hanya berbeda sedikit dengan spesifikasi motor hal ini dapat disimpulkan bahwa putaran motor listrik sudah sesuai dengan spesifikasi atau nameplate motor yang digunakan.

3.5.2 Pengujian putaran spindel

Pengujian putaran spindel dilakukan dengan alat pengukur kecepatan putaran tachometer , pengujian dilakukan dengan mengukur putaran pada spindel pemegang pahat dan putaran output pada gearbox hal ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian putaran yang sesuai dengan nameplate. Pengujian dilakukan untuk masing-masing kecepatan dari putaran rendah sampai dengan putaran tinggi. No Putaran Motor Pada Nameplate rpm Putaran Motor Hasil Pengujian rpm 1. 1400 1480 commit to user Tabel 3.3. Hasil pengujian putaran spindle Hasil pengujian menggunakan Tachometer berbeda jauh dengan name plate karena kecepatan spindle yang tertera pada name plate menunjukkan putaran pada poros output gear box bukan putaran pada pemegang pahat. Dari hasil pengujian pada poros output gear box dalam posisi horizontal didapat selisih sedikit antara hasil perhitungan dengan hasil pengujian. Hal tersebut dikarenakan data aktual pengujian putaran motor memiliki sedikit beda selisih dengan spesifikasi motor penggerak yang tertulis pada nameplate , yaitu pada pengujian tachometer 1480 rpm sedangkan pada name plate 1400 rpm. Pengujian putaran spindle dilakukan dengan mengukur putaran output poros gearbox dengan tachometer. Sedang output putaran spindle dalam posisi vertical adalah dua kali lipat dari putaran output gearbox . Peningkatan putaran tersebut dikarenakan susunan roda gigi yang mentransmisikan dari putaran output gearbox ke putaran spindle vertikal, seperti terlihat pada gambar 3.11. No. Putaran Output Gearbox Pada Nameplate rpm Putaran Output Gearbox Hasil Perhitungan rpm Putaran Output Gearbox Poros Horisontal Tachometer rpm Putaran Spindel Hasil Pengujian Tachometer rpm Putaran Spindel Hasil Perhitung an rpm 1. 31 32 34 65 64 2. 55 56 58 115 114 3. 102 104 108 204 210 4. 178 180 184 360 360 5. 310 316 321 620 632 6 570 580 582 1140 1160 commit to user Gambar 3.11 Perbandingan roda gigi penghubung spindle posisi vertikal Gambar 3.12 Gambar poros output horizontal gearbox

3.5.3 Pengujian gerakan meja secara otomatis

Untuk mengetahui gerakan meja secara otomatis dapat bergerak sesuai dengan nameplate yang tertera pada mesin, maka dilakukan pengujian dengan cara memberi titik pada salah satu bagian dari setiap meja longitudinal,transversal,vertical kemudian otomatis eretan Putaran output gearbox Putaran spindle vertikal Perbandingan roda gigi Penghubung 20:40 commit to user penggerak meja difungsikan selama 1 menit dan dihitung panjang perpindahan meja dalam satuan milimeter mm. Cara Pengujian : a. Pengujian arah longitudinal Gambar 3.13 Gambar pengujian arah longitudinal feed b. Pengujian arah vertical Gambar 3.14 Pengujian arah vertical feed commit to user c. Pengujian arah transverse Gambar 3.15 Pengujian arah transverse feed Gambar 3.16 Nameplate kecepatan eretan otomatis Tabel 3.4. Hasil pengukuran kecepatan eretan otomatis No Arah Gerakan Posisi Handle Pada Nameplate Kec Pada Namplate Handle mm min Hasil Pengujian mm min 1 Transverse feed 4B 4C 3C 120 67,8 14,9 121 68 16 a b c commit to user 2 Longitudinal feed 6C 6B 5C 33,5 59,4 7,3 34 60 7,5 3 Vertical feed 2C 2B 1C 27,2 48 6 28 49 7

3.5.4 Pengujian skala ukur

Pada skala ukur langkah pengujian yang dilakukan adalah dengan cara menentukan jarak yang akan ditempuh dibandingkan jumlah strip yang diperlukan untuk mencapai jarak yang telah ditentukan, kemudian jarak dibagi dengan jumlah strip, jika hasil pembagian adalah sama dengan ketelitian pada skala ukur maka skala dianggap normal. Tabel 3.5. Hasil pengecekan skala ukur pada eretan No. Skala ukur Ketelitian Hasil Pengecekan Ket 1. Skala ukur pada eretan memanjanghorizontal 0.05 mm 6 mm120 1 strip = 0.05 mm Sesuai 2. Skala ukur pada eretan melintang 0.05 mm 5 mm100 1 strip = 0.05 mm Sesuai 3. Skala ukur pada eretan naik-turun 0.02 mm 2 mm100 1 strip = 0.02 mm Sesuai

3.5.5 Pengujian eretan

Pengujian eretan dilakukan untuk mengetahui gaya yang dibutuhkan untuk memutar handle eretan untuk masing-masing eretan Eretan mendatar, Eretan melintang, eretan tegak setelah gaya diketahui kemudian mencari torsi untuk memutar eretan tersebut dengan mengalikan gaya yang dibutuhkan dengan jarak atau jari-jari pemutar handel.Langkah pengujian yang dilakukan adalah dengan cara memasang neraca pegas pada handel kemudian neraca pegas ditarik secara commit to user perlahan sampai handle berputar sehingga eretan bergerak kemudian membaca angka yang ditunjuk pada neraca pegas tersebut. Untuk mengetahui standar torsi yang digunakan, maka hasil pengujian kemudian dibandingkan dengan mesin lain yang sejenis yang berada dalam kondisi normal. a. Pengujian eretan transversal Gambar 3.17 Pengujian Eretan mendatar dengan neraca pegas b. Pengujian eretan longitudinal Gambar 3.18 Pengujian eretan melintang dengan neraca pegas commit to user c. Pengujian eretan vertikal Gambar 3.19 Pengujian eretan vertikal dengan neraca pegas Tabel 3.6. Hasil pengujian dengan neraca pegas pada mesin yang telah direkondisi No Jenis Eretan Gaya kgf Jarak m 1 Eretan Mendatar 2 0.083 2 Eretan Melintang 4,5 0.083 3 Eretan Vertikal 4 0.193 1 Torsi yang dibutuhkan untuk memutar eretan mesin yang direkondisi a Eretan mendatar T = F × r = m.g × r = 2 kg . 9,81 ms 2 × 0,083 m = 1,63 kg.m 2 s 2 = 1,63 N.m b Eretan melintang T = F × r = m.g × r = 4,5 kg . 9,81 ms 2 × 0,083 m = 3,619 kg.m 2 s 2 commit to user = 3,66 N.m c Eretan vertikal T = F × r = m.g × r = 4kg . 9,81 ms 2 × 0,193 m = 7,57 kg.m 2 s 2 = 7,57 N.m Sebagai referensi, maka pengujian dibandingkan dengan mesin lain sejenis yang berada dalam kondisi baik. Tabel 3.7. Hasil pengujian dengan neraca pegas pada mesin normal No Jenis Eretan Gaya kgf Jarak m 1 Eretan Mendatar 2 0.083 2 Eretan Melintang 5 0.083 3 Eretan Vertikal 4 0.193 2 Torsi yang dibutuhkan untuk memutar eretan pada mesin normal a. Eretan mendatar T = F × r = m.g × r = 2 kg . 9,81 ms 2 × 0,083 m = 1,63 kg.m 2 s 2 = 1,63 N.m b. Eretan melintang T = F × r = m.g × r = 5 kg . 9,81 ms2 × 0,083 m = 4,07 kg. m 2 s 2 = 4,07 N.m commit to user c. Eretan vertikal T = F × r = m.g × r = 4kg . 9,81 ms2 × 0,193 m = 7,57 kg. m 2 s 2 = 7,57 N.m Table 3.8. Hasil perhitungan torsi No . Eretan Gaya mesin yang direkondisi kgf Gaya mesin normal kgf Torsi mesin yang direkondisi N.m Torsi mesin normal N.m 1. Transversal 1 1.5 1,63 1,63 2. Longitudinal 4,5 5 3,66 4,07 3. Vertical 4 4 7,57 7,57 Dari hasil perhitungan momen pada mesin frais yang direkondisi dengan dibandingkan mesin lain yang berada dalam kondisi normal yang digunakan sebagai referensi momen yang digunakan untuk memutar tuas eretan tidak jauh berbeda. Maka dengan ini dapat disimpulkan bahwa eretan mesin yang direkondisi sudah dalam keadaan standard normal.

3.6 Biaya Perbaikan