Rohmat Tri Suseno I 8108028
commit to user
REKONDISI MESIN FRAIS UNIVERSAL SERI 4260
LAPORAN PROYEK AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
Disusun Oleh :
Nama : Rohmat Tri Suseno NIM : I 8108028
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN PRODUKSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
(2)
commit to user
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Proyek Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Proyek Akhir Program Studi D III Teknik Mesin Produksi Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Agustus 2011
Pembimbing Pembimbing II
Didik Djoko Susilo, ST, MT Heru Sukanto, ST, MT NIP. 19720313 199702 1 001 NIP. 19720731 199702 1 001
(3)
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Proyek Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim penguji Proyek Akhir Program Studi D III Teknik Mesin Produksi Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Ahli Madya.
Pada hari : Tanggal :
Tim Penguji Proyek Akhir
1. Didik Djoko Susilo,ST., MT.
NIP.19691116 199702 1 001 (...)
2. Heru Sukanto,ST.,MT.
NIP. 19720731 199702 1 001 (...)
3. Bambang Kusharjanta, ST., MT.
NIP. 19691116 199702 1 001 (...)
4. Ir.Wijang Wisnu Raharjo, MT.
NIP. 19681004 199903 1 002 (...)
Disahkan Oleh: Koordinator Proyek Akhir
Jaka Sulistya Budi , ST NIP. 19671019 199903 1 001
Mengetahui,
Ketua Program D3 Teknik Mesin Fakultas Teknik Mesin UNS
Heru Sukanto, ST. MT NIP. 19720731 199702 1 001
(4)
commit to user
iv
HALAMAN MOTTO
· Allah S.W.T. lebih menyayangi kita lebih dari kita menyayangi diri kita sendiri. Sebisa mungkin kita jangan membalasnya dengan keburukan.
· Kasih orang tua sepanjang masa. Jangan khianati dengan mendurhakainya.
· Aja dhumeh, nanging aja gumunan.
· Aja rumangsa bisa, nanging bisaa rumangsa. Manungsa sak dherma titah, ora ana daya tanpa Gusti Kang Maha Kuasa.
· Nandhur becik, ngunduh becik. Nandhur ala, ngundhuh ala. Padha-padha nandhur, nandhura kang becik.
· Apa yang kita cita-citakan tidak akan terwujud tanpa disertai tekad dan usaha yangkeras serta doa.
· Kegagalan merupakan sebuah proses menuju keberhasilan.
· Orang yang mengabaikan orang lain lambat laun akan mengabaikan dirinya sendiri.
· Jangan pernah berpikir orang lain lebih baik darimu, dan jangan pernah berpikir kamu lebih baik dari orang lain, teruslah bersyukur atas apa yang kamu miliki.
(5)
commit to user
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sebuah hasil karya yang kami buat demi menggapai sebuah cita-cita, yang ingin ku-persembahkan kepada:
1. Allah SWT, karena dengan rahmad serta hidayah-Nya saya dapat
melaksanakan `Tugas Akhir’ dengan baik serta dapat menyelesaikan laporan
ini dengan lancar.
2. Bapak dan Ibuku tercinta terima kasih atas semua dukungan, do’a, materi,
segala perjuangan dan pengorbanan yang telah diberikan untukku.
3. Semua teman D3 Teknik Teknik yang selalu menberi bantuan dalam
menyelesaikan Laporan Tugas akhir ini
4. Bapak Didik selaku dosen pembimbing 1 yang selalu memberi masukan
kepada kami dalam menyelesaikan Tugas Akhir.
5. Bapak Heru selaku dosen pembimbing 2 yang selalu memberi masukan
(6)
commit to user
vi
ABSTRAK
Rohmat Tri Suseno, 2011,
REKONDISI MESIN FRAIS UNIVERSAL
SERI 4260
Tugas akhir ini bertujuan merekondisi mesin frais di bengkel produksi Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) yang mengalami kerusakan. Rekondisi mesin frais ini dianggap perlu untuk mengoptimalkan kinerja mesin frais agar dapat beroperasi dengan normal.
Proses rekondisi mesin frais ini diawali dengan mendeteksi masalah – masalah yang ada dan kemudian memperbaikinya, masalah – masalah yang ditemukan adalah gangguan kelistrikan, bagian mekanis seperti eretan pada meja yang bergerak kurang lancar, pompa pendingin mati. Pada proses rekondisi, yang dilakukan adalah dengan memperbaiki, mengganti, dan melumasi pada bagian-bagian yang perlu.
Dari hasil rekondisi yang dilakukan mesin dapat beroperasi dengan baik. Langkah – langkah rekondisi diatas dapat dilaksanakan dengan lancar, dan untuk menghindari kerusakan maka sebaiknya melakukan perawatan – perawatan secara berkala dengan teratur.
Pemilihan alat – alat penganti bagian yang rusak didasarkan dari alat – alat sebelumnya, bila tidak ada alat yang sama persis dengan sebelumnya maka diganti dengan alat – alat yang mendekati spesifikasi aslinya. Total biaya yang dibutuhkan adalah sekitar Rp 2.573.300,00
(7)
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah- Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Proyek Akhir dan laporan yang berjudul ” REKONDISI MESIN FRAIS”.
Proyek akhir ini dibuat untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Ahli Madya dan untuk menyelesaikan program studi D-III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Banyak upaya dan usaha keras yang penulis kerjakan untuk mengatasi hambatan dan kesulitan yang ada selama pengerjaan proyek akhir ini. Dan berkat rahmat Allah SWT dan bantuan dari segala pihak, akhirnya tugas ini dapat terselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan yang bahagia ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada :
1. Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya.
2. Ayah dan Ibunda tercinta beserta semua keluarga yang telah memberikan dukungan, do’a dan bimbingan kepada penulis.
3. Bp. Heru Sukanto, S.T., M.T. selaku Ketua Program D-III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bp. Jaka Sulistya Budi, S.T. selaku Koordinator Proyek Akhir.
5. Bp. Didik Djoko Susilo, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing I Proyek Akhir.
6. Bp. Heru Sukanto, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing II Proyek Akhir 7. Semua Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
8. Rekan-rekan mahasiswa D-III Teknik Mesin Produksi angkatan 2008 yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.
9. Semua orang yang telah memberi kasih sayang, cinta, do'a dan semangat buat penulis.
10.Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya Proyek Akhir dan penyusunan laporan ini.
(8)
commit to user
viii
Penulis yakin tanpa bantuan dari semua pihak, karya ini akan sulit terselesaikan dalam hal perancangan, pengujian, pembuatan laporan, dan dalam ujian pendadaran. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kemajuan bersama.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya dan serta dapat menambah wawasan keilmuan bersama.
Surakarta, Agustus 2011
(9)
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
ABSTRAKSI ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR NOTASI ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Tujuan ... 2
1.3. Perumusan Masalah ... 2
1.4. Batasan Masalah ... 2
1.5. Sistematika Penulisan ... 2
1.6. Manfaat Proyek Akhir... 3
BAB II DASAR TEORI ... 5
2.1. Pengertian Mesin Frais ... 5
2.2. Bagian-Bagian Mesin Frais... 6
2.3. Jenis-Jenis Mesin Frais ... 7
2.3.1 Mesin frais horisontal ... 7
2.3.2 Mesin frais vertikal ... 7
2.3.3 Mesin frais universal ... 8
2.4. Perawatan ... 8
2.4.1 Preventive maintenance ... 8
2.4.2 Corrective maintenance ... 9
(10)
commit to user
x
2.4.4 Break down maintenance ... 9
2.5. Tugas atau Perawatan Mesin ... 10
2.6. Elemen Dasar Pengerjaan Mesin ... 12
2.7. Perhitungan Daya Pemotongan ... 12
2.7.1 Daya pemotongan pergigi rata-rata ... 12
2.7.2 Daya pemotongsn pergigi rata-rata ... 15
2.7.3 Reduksi putaran ... 16
BAB III ANALISA KERUSAKAN MESIN ... 17
3.1. Kondisi Awal Mesin Frais ... 17
3.2. Uraian Kerusakan Mesin... 18
3.3. Analisa Kerusakan ... 19
3.3.1 Melakukan penyelidikan ... 19
3.3.2 Melakukan diagnosa kerusakan ... 20
3.4. Perbaikan... 21
3.4.1. Perbaikan bagian kelistrikan ... 21
3.4.2. Perbaikan bagian mekanis... 24
3.4.3. Perbaikan pompa pendingin ... 25
3.5. Pengujian ... 26
3.5.1. Pengujian putaran motor listrik ... 26
3.5.2. Pengujian putaran spindel ... 26
3.5.3. Pengujian gerakan meja ... 28
3.5.4. Pengujian skala ukur ... 31
3.5.5. Pengujian eretan ... 31
3.6. Biaya Perbaikan ... 35
BAB IV ANALISA PERHITUNGAN ... 39
4.1. Data Mesin ... 39
4.2. Perhitungan Daya Pemotongan ... 39
4.2.1. Menentukan gaya pemotongan ... 39
4.2.2. Menentukan daya pemotongan ... 43
4.3. Perhitungan Ulang Putaran Spindel ... 43
4.3.1. Perhitungan ulang putaran spindel rendah ... 45
(11)
commit to user
xi
BAB V PERAWATAN MESIN ... 54
5.1. Perawatan Preventive ... 54
5.1.1. perawatan rutin... 54
5.1.2. perawatan periodik ... 57
BAB VI PENUTUP ... 59
6.1. Kesimpulan ... 59
6.2. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(12)
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mesin perkakas adalah alat yang digunakan untuk memproduksi komponen dari logam untuk suku cadang sebuah mesin atau alat. Mesin perkakas membutuhkan tenaga sebagai penggerak utamanya yang berasal dari motor listrik ataupun penggerak lainnya. Para ahli sejarah teknologi berpendapat bahwa mesin perkakas sesungguhnya lahir ketika keterlibatan manusia dihilangkan dalam proses pembentukan atau proses manufaktur dari berbagai macam peralatan. Jadi, mesin frais adalah sebuah mesin yang membutuhkan energi dari luar sebagai penggerak utama yang digunakan untuk memotong/ mengurangi bagian material kedalam bentuk dan ukuran sesuai dengan kebutuhan.
Contoh dari mesin perkakas adalah : a) Mesin Bor
b) Pembentuk Roda Gigi c) Mesin Hobbing d) Mesin Bubut e) Mesin Miling f) Mesin Gergaji g) Mesin Ketam h) Mesin Gerinda
Akan tetapi beberapa mesin yang biasa digunakan untuk proses pengerjaan industri adalah mesin bubut, mesin frais, mesin sekrap, dan mesin bor, karena dengan mesin – mesin tersebut hampir semua pekerjaan dari kegiatan perindustrian dapat dikerjakan.
Mesin – mesin tersebut apabila sering digunakan akan berdampak pada penurunan performa mesin seperti putaran spindle yang tidak sesuai standart pada nameplate, eretan mengalami aus, bagian kelistrikan sering mengalami trouble, bagian pendukung seperti pompa pendingin, lampu, selang pada mesin tidak bekerja optimal, dan lain – lain.
(13)
commit to user
Karena penting dan seringnya penggunaan mesin perkakas, baik di dunia industri maupun pendidikan, maka perawatan dan perbaikan perlu dilakukan. Oleh karena itu, pada proyek akkhir ini mengangkat judul “Rekondisi Mesin Frais Universal Seri 4260”. Selain itu mengingat salah satu mesin frais di laboratorium proses produksi Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret dalam keadaan rusak, maka rekondisi mesin frais ini perlu dilakukan agar dapat digunakan kembali dalam keadaan baik. Perbaikan ini kami rasa sangat perlu dilakukan karena pentingnya mesin ini dalam kegiatan praktikum proses produksi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam tugas akhir “Rekondisi Mesin Frais Universal Seri 4260” yaitu :
a. Memperbaiki dan merekondisi mesin frais sehingga berfungsi dengan baik sehingga setiap bagian dari mesin frais dapat berfungsi dengan baik. b. Menjadikan mesin dapat digunakan kembali untuk kegiatan praktikum. c. Mengetahui cara – cara perawatan dan perbaikan mesin frais bila terjadi
kerusakan.
1.3 Perumusan Masalah
Bagaimana merekondisi mesin frais agar dapat bekerja secara optimal, sehingga fungsi – fungsi dari setiap bagian dapat berjalan lancar dan normal.
1.4 Batasan Masalah
Untuk pembatasan pokok masalah lebih difokuskan pada rekondisi mesin frais universal model 57 – 3C seri 4260 pada perbaikan sistem kelistrikan, pompa, dan mekanisme eretan.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan proyek akhir ini penulis membuat sistematika laporan sebagai berikut :
(14)
commit to user
Bab I Pendahuluan.
Menjelaskan latar belakang, tujuan, perumusan masalah, batasan masalah, sistematika penulisan, dan manfaat dari proyek akhir rekondisi mesin frais.
Bab II Landasan Teori.
Menjelaskan tentang pengertian dari mesin frais, bagian – bagian mesin frais, jenis – jenis mesin frais, prinsip kerja mesin frais, elemen dasar pengerjaan frais, serta perhitungan dari daya motor roda gigi.
Bab III Analisa Kerusakan Mesin Frais
Menjelaskan dari kondisi awal dari mesin frais, uraian kerusakan yang terjadi, menganalisa kerusakan, serta perbaikan dan hasil pengecekan setelah diperbaiki.
Bab IV Analisa dan Perhitungan
Berisi tentang perhitungan daya pemotongan pisau frais dan perhitungan ulang putaran spindle.
Bab V Perawatan Mesin
Menjelaskan tentang perawatan yang dilakukan pada mesin frais setelah dilakukan rekondisi.
Bab VI Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari apa yang telah dilakukan pada waktu merekondisi mesin frais.
1.6 Manfaat Proyek Akhir
Manfaat yang diperoleh dari penyusunan laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Lulusan
Dapat menambah pengetahuan, dan pengalaman tentang proses perbaikan dan perawatan mesin frais.
b. Bagi Perguruan Tinggi
(15)
commit to user
c. Bagi Industri
Mesin dapat digunakan dalam industri dalam pekerjaan yang menggunakan mesin frais.
d. Bagi Pengembangan IPTEK
Mengetahui masalah - masalah dan kerusakan yang biasa terjadi pada mesin frais.
e. Bagi laboratorium
Mesin dapat berfungsi lancar dan dapat digunakan kembali dalam kegiatan praktikum.
(16)
commit to user
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Mesin Frais
Mesin frais merupakan salah satu mesin yang biasa digunakan untuk pengerjaan proses permesinan. Secara umum, mesin frais dapat didefinisikan salah satu mesin konvensional yang mampu mengerjakan penyayatan permukaan datar, sisi tegak, miring bahkan pembuatan alur dan roda gigi.
Mesin frais merupakan mesin yang mampu melakukan banyak tugas bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena selain mampu mengerjakan permukaan datar maupun berlekuk dengan penyelesaian dan ketelitian yang tepat, mesin ini juga berguna untuk menghaluskan atau meratakan benda kerja sesuai yang dikehendaki.
Mesin frais ini mempunyai gerak utama putaran spindle yang memutar pahat dan benda kerja diam dalam vice yang dapat digerakkan oleh meja secara vertical, transversal atau horizontal.
Jenis benda kerja yang biasa dikerjakan pada mesin frais adalah metal, besi tuang, logam campuran, dan plastic sintetis. Hasilnya dapat kasar dan halus, suatu pengerjaan harus memiliki kualitas permukaan yang baik seperti pada bagian pada mesin perkakas, biasanya masih dikerjakan lagi dengan disekrap atau digerinda.
Geram yang terjadi dikarenakan oleh gerakan pisau frais, sisi potongnya membentuk sebuah lingkaran, pisau frais merupakan pahat potong yang berganda, agar supaya pisau frais dapat memotong benda kerja sisi potongnya juga mempunyai sudut baji seperti halnya pada bubut.
(17)
commit to user
2.2 Bagian - bagian Mesin Frais
Mesin frais mempunyai bagian utama sebagai berikut :
Gambar 2.1 Mesin frais vertikal
Nama bagian :
1 Arbor : Menyediakan penambahan dari spindle
untuk memegang cutter
2 Tiang : Sebagai penyangga mesin frais
3 Start & Stop Control : Menghidupkan dan mematikan mesin 4 Table vertical travel
control
: Menaikkan dan menurunkan meja
5 Pompa pendingin : Mengalirkan fluida pendingin ke benda kerja
6 Alas : Sebagai landasan mesin frais dan tangki
penyimpanan fluida pendingin
7 Knee : Membawa meja mesin tempat untuk
berbagai macam kontrol mesin
8 Motor Listrik : Sebagai penggerak utama
9 Meja : Membawa benda kerja yang tercekam untuk
3 1
4
5 2
6
13
12
11
10
9
8
(18)
commit to user
dipotong oleh cutter
10 Table cross travel control : Menggerakkan meja maju mundur 11 Table hand feed : Sebagai penggerak meja ke kanan dan ke
kiri
12 Spindel feed gear box : Memilih kecepatan rotasi dan spindle
13 Spindel : Menyediakan tempat untuk memegang
arbour serta menggerakkan arbor
2.3 Jenis-Jenis Mesin Frais 2.3.1Mesin fraishorizontal
Mesin ini termasuk type knee, namun bentuknya sama dengan mesin frais universal. Biasanya digunakan untuk mengerjakan permukaan datar dan alur. Mesin frais jenis ini mempunyai jenis pemasangan spindel dengan arah horizontal dan digunakan untuk melakukan pemotongan benda kerja dengan arah mendatar.
Gambar 2.2 Gerakan cutter frais horisontal
2.3.2Mesin frais vertikal
Mesin frais vertikal adalah mesin frais dengan poros utama sebagai pemutar dengan pemegang alat potong dengan posisi tegak. Pada mesin frais jenis ini ada beberapa jenis menurut type kepalanya, ada type kepala tetap, type kepala yang dapat dimiringkan dan type kepala bergerak. Posisi kepala ini dapat dimiringkan kearah kiri atau kanan maksimal 600. Biasanya mesin ini dapat mengerjakan permukaan bersudut, datar, beralur, berlobang dan dapat mengerjakan permukaan melingkar atau bulat.
(19)
commit to user
2.3.3Mesin frais universal
Mesin frais universal adalah mesin yang pada dasarnya gabungan dari mesin frais horizontal dan mesin frais vertikal. Mesin ini dapat mengerjakan pekerjaan pengefraisan muka, datar, spiral, roda gigi, pengeboran dan reamer serta pembuatan alur luar dan alur dalam.
2.4 Perawatan (Maitenance)
Perawatan adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga peralatan agar tidak rusak, dan apabila peralatan tersebut rusak dapat diperbaiki sampai suatu kondisi yang dapat diterima.
Gambar 2.3 Macam-macam perawatan
2.4.1 Preventive maintenance
Suatu aktifitas pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan pada suatu alat atau mesin yang menyebabkan alat atau mesin tersebut tidak dapat dipakai. Metode ini dilakukan secara berkala untuk mencegah terjadinya kerusakan pada alat tersebut. Disamping itu juga untuk menentukan keadaan yang mana menyebabkan kerusakan pada saat beroperasi. Dalam prakteknya preventive maintenance dibagi menjadi dua macam:
PERAWATAN
PEMELIHARAAN TERENCANA
PEMELIHARAAN TIDAK TERENCANA
PEMELIHARAAN PENCEGAHAN
PEMELIHARAAN KOREKTIF
PEMELIHARAAN DARURAT
(20)
commit to user a. Routine maintenance
Adalah perawatan yang dilakukan secara rutin misalnya setiap hari yaitu melakukan pembersihan mesin setelah selesai digunakan.
b. Periodik maintenance
Adalah perawatan yang dilakukan secara periodik dalam jangka waktu tertentu misalnya yaitu dilakukan satu minggu sekali.
2.4.2 Corrective maintenance
Adalah perawatan yang dilaksanakan secara terencana yang didasarkan pada waktu operasi yang telah ditentukan pada buku petunjuk pada mesin yang digunakan. Pemeliharaan ini yaitu meliputi pemeriksaan, perbaikan dan penggantian alat yang tidak layak pakai baik karena rusak atau sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
2.4.3 Predictive maintenance
Perawatan yang dilakukan berdasarkan hasil monitoring dan analisis kondisi operasi suatu alat. Dalam metode ini kondisi alat terus menerus dimonitor dan dianalisis selama beroperasi. Jika ditemukan kecenderungan negatif, alat tersebut akan dihentikan operasinya untuk dirawat/diperbaiki, sebagai contoh adalah prediktif berdasarkan vibrasi dan prediktif berdasarkan kandungan metal pada oli pelumas.
2.4.4 Break down maintenance
Adalah segala aktifitas pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadinya kerusakan. Pada suatu kegiatan perawatan, agar dapat berjalan dengan baik, maka haruslah memperhatikan beberapa hal yaitu:
a. Tersedianya kelengkapan perawatan yang cukup b. Tersedianya tenaga yang terampil
c. Program pemeliharaan yang baik
d. Persediaan suku cadang yang selalu siap
e. Terpenuhinya pengetahuan mengenai perawatan f. Metode yang baik untuk perawatan
(21)
commit to user
2.5 Tugas Atau Kegiatan Perawatan Mesin
Tugas atau perawatan mesin dapat digolongkan : a. Inspeksi
Kegiatan ini meliputi pengecekan atau pemeriksaan secara berkala dan kegiatan membuat laporan secara berkala. Hasil inspeksi harus memuat keadaan peralatan, sebab-sebab terjadinya kerusakan, perbaikan kecil yang telah dilakukan, dan saran-saran perbaikan atau penggantian yang diperlukan.
b. Kegiatan teknik
1) Percobaan peralatan yang baru dibeli. 2) Pengembangan peralatan yang baru terjadi
3) Penelitian terhadap kemungkinan pengembangan peralatan
4) Penyelidikan sebab-sebab terjadinya kerusakan dari peralatan serta usaha untuk memperbaikinya.
c. Kegiatan produksi
Yaitu kegiatan perawatan mesin yang sebenarnya memperbaiki serta mereparasi mesin-mesin serta peralatan. Kegiatan ini yaitu :
1) Melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan teknik.
2) Melaksanakan kegiatan sevis 3) Melaksanakan kegiatan pelumasan d. Administrasi
Kegiatan administrasi merupakan pencatatan seluruh kegiatan perawatan mesin, termasuk menentukan seluruh kegiatan perawatan mesin, termasuk menentukan planning, dan sceduling dari perawatan mesin antara lain : 1) Pencatatan biaya-biaya pekerjaan
2) Pencatatan biaya-biaya (part) yang dibutuhkan dan tersedia 3) Membuat laporan
4) Membuat penentuan waktu melakukan inspeksi dan perbaikan e. Kegiatan pemeliharaan dan instalasi
Yaitu kegiatan secara terpadu agar suatu instalasi tetap terpelihara diantaranya adalah pembersihan mesin dan lingkungannya.
(22)
commit to user
f. Pemeliharaan alat-alat mekanis
Dalam suatu pabrik adalah kegiatan memelihara atau memperbaiki mesin dan alat bantu secara keseluruhan. Kegiatan teknis pemeliharaan dan perbaikan yang harus dilakukan pada mesin adalah :
1) Membukan dan memasang kembali komponen dengan tepat 2) Mengetahui apa yang harus dan tidak boleh dilakukan
3) Hal-hal rutin yang harus dilakukan, misalnya penggantian oli, servis, dan over houl.
4) Strat-up mesin dengan meneliti terlebih dahulu apakah ada gangguan dalam pemeliharaan terhadap mesin-mesin melalui kegiatan pelumasan atau penggantian oli mesin yang merupakan kegiatan rutin perawatan bila over lubricating akan mengurangi daya mesin serta biaya produksi meningkat atau pemborosan dan sebaliknya terjadi
under lubricating akan terjadi gesekan (friction), sehingga mesin cepat panas dan rusak. Oleh karena itu pengaturan penggantian oli harus terus-menerus, diawasi oleh operator yang berpengalaman. Fakto-faktor yang harus diperhatikan yaitu :
a) Nomor mesin b)Jenis / tipe c) Life time
d)Operating
e) Keadaan atau kondisi f) Jumlah mesin
g. Planning dan sceduling
Kegiatan pemeliharaan harus disusun dalam perencanaan jangka panjang dan jangka pendek, seperti perawatan pencegahan mesin, pelumasan, pembersihan, reparasi kerusakan,dll. Dalam planing dan scheduling
ditentukan apa yang akan dikerjakan dan kapan akan dilaksanakan serta urutan pengerjaan dan mana yang harus dikerjakan.
h. Pelaporan
(23)
commit to user
2) Siapa yang mengerjakan dan bertanggung jawab 3) Dimana pekerjaan itu dilaksanakan
4) Berapa tenaga kerja dan part / alat yang dibutuhkan dalam waktu yang dibutuhkan.
2.6 Elemen Dasar Pengerjaan Mesin Frais
Elemen dasar pada proses pengerjaan frais adalah sebagai berikut : a. Kecepatan potong
v = ; m/min ... (2.1)
b. Gerak makan
fz = ; m/gigi ... (2.2)
Keterangan : z = Jumlah gigi d = Diameter luar
vf = Kecepatan makan n = Putaran poros utama
2.7 Perhitungan Daya Pemotongan 2.7.1Gaya pemotongan pergigi rata-rata
Dalam pemotongan pisau frais, dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : penampang geram dan gaya potong spesifik. Pada penampang geram, geometri geram sebelum terpotong dalam proses frais ditunjukkan pada gambar 2.4 karena tebal geram tersebut berubah selama proses pemotongan berlangsung ( setiap gigi akan mengikuti lintasan sikloidal ) maka dipilih harga tebal geram rata-rata dan gaya potong pergigi rata-rata. Bila gaya potong tangensial ( Ft ) didefinisikan sebagai berikut :
(24)
commit to user
Gambar 2.4 Geometri geram
Ftm = Am .ksm ... (2.3) Dimana : Ftm = gaya potong pergigi rata-rata ( N )
A = penampang geram sebelum terpotong rata-rata (mm2)
Ksm = gaya potong spesifik rata-rata ( N/mm2 )
Perbedaan antara proses frais datar dan tegak ( muka ) terletak pada penampang geram ( Am ), yaitu :
Am = w . hm ... (2.4) Dimana : w = lebar geram sebelum terpotong ( mm )
Hm = tebal geram sebelum terpotong rata-rata (mm)
Gambar 2.5 Proses frais
a. Mengefrais datar ( Slab frais )
(25)
commit to user
Dengan : a = kedalaman potong, d = diameter pisau frais
b. Mengefrais tegak ( Face Frais )
hm = fz..sinαr .sin ... (2.6)
fz = ... (2.7)
Dengan : fz = gerak makan pergigi ( mm/gigi ) Vf = kecepatan makan ( mm/min ) Z = jumlah gigi mata potong n = putaran spindle
αr = sudut potong utama = sudut posisi rata – rata
Pada gaya potong spesifik, berdasarkan hasil percobaan untuk berbagai kondisi pemotongan dengan beberapa benda kerja, hanya dipengaruhi oleh tebal geram rata-rata (hm) sebagaimana rumus korelasi berikut :
Ksm = ks1.1 . hm-p ... (2.8) Dimana :
Ksm = Gaya potong spesifik rata-rata ( N/mm )
Ks1.1 = Gaya potong spesifik referensi ( N/mm2 ) merupakan sifat
benda kerja sewaktu dipotong dengan proses frais, dipengaruhi oleh sudut geram dan kecepatan potong. P = Pangkat untuk tebal geram rata-rata ; dipengaruhi oleh
(26)
commit to user
Tabel 2.1 Gaya potong spesifik referensi dalam proses frais
Jenis Benda Kerja Klasifikasi DIN
Kekuatan UTS (N/mm2)
Ks1.1 (N/mm2)
P
Baja Struktur ( Structual Steel )
St 50 St 60 520 620 1990 2110` 0,25 0,16 Baja Mampu Laku Panas
( Heat Treable Steels )
Ck 45 Ck 60 670 770 2220 2130 0,14 0,17 Baja Sementasi
( Cementation Steels )
16 Mn Cr 5 18 Cr Ni 6 42 Cr Mo 4 34 Cr Mo 4 50 Cr V 4 EC Mo 80
770 630 730 600 600 590 2100 2260 2500 2240 2220 2290 0,27 0,30 0,26 0,21 0,27 0,17 Baja Perkakas Panas
( Hot Work Tool Steels )
55 Ni Mo V6 Annealed
treated
940 ( 352 BHN )
1740 1920
0,25 0,24 Besi Tuang
( Cast Iron )
GG 26 GG 30
( 200 BHN ) 1160
1100
0,26 0,26 (Taufiq Rochim, 1993)
2.7.2 Daya pemotongan pergigi rata – rata
Nzm = ... (2.9)
V = ... (2.10)
Dimana : Nzm = Daya potong pergigi rata – rata ( KW ) V = Kecepatan potong ( m/min )
Ftm . v 60000 π.d.n 1000
(27)
commit to user
2.7.3Reduksi putaran
Putaran spindle dihasilkan dari transmisi pasangan – pasangan roda gigi dalam main gear box. Roda gigi yang dipakai oleh mesin frais di dalam
gear box roda gigi silindris dengan gigi lurus. Roda gigi ini mempunyai gigi sejajar dengan sumbu roda gigi.
Gambar 2.6 Sepasang roda gigi lurus
Pada pasangan roda gigi seperti gambar 2.14 putaran roda gigi 1 adalah n1 dan putaran roda gigi 2 adalah n2. Garis tengah lingkaran bagi masing – masing adalah d1 dan d2. Kecepatan keliling titik singgung kedua lingkaran adalah :
V = π.D1.n1 = π.D2.n2 ... (2.11)
= ... (2.12) Karena dua gigi berpasangan bergerak dengan lingkaran bagi yang saling menggelinding, maka P pada dua roda gigi yang berpasangan sama besar dan besarnya keliling lingkaran bagi adalah :
π.D1 = p.z1 dan π.D2 = p.z2 ... (2.13)
(28)
commit to user
BAB III
ANALISA KERUSAKAN MESIN
3.1 Kondisi Awal Mesin Frais
Sebelum dilakukan rekondisi, mesin dalam keadaan tidak dapat berfungsi dengan baik. Beberapa hal yang ada dalam keadaan awal antara lain:
a. Kondisi fisik
Awal mesin sebelum direkondisi terlihat tidak bersih, badan mesin terdapat terak kotoran yang perlu dibersihkan. Cat pada sebagian badan mesin tidak terlihat baik, terkelupas. Selain itu banyak mur/baut yang hilang.
b. Pompa cairan pendingin
Pompa cairan pendingin rusak tidak dapat memompa cairan pendingin. Pompa terlihat kotor tidak terawat dan selang cairan pendingin tidak ada. Katup/kran tidak dapat berfungsi. Selain itu cairan pendingin juga sangat kotor.
c. Bagian mekanis
Bagian mekanis, yakni meja pada kondisi awal : eretan horizontal, vertical, dan melintang berat digerakkan. Pasak skala hilang dan handle eretan tidak ada.
d. Bagian kelistrikan
Instalasi kelistrikan dalam keadaan sangat tidak teratur, terutama pada pengkabelan. Apabila dipakai dalam pengoperasian, dalam jangka waktu sekitar 3 jam motor berhenti sendiri. Lampu penerangan juga tidak dapat berfungsi. Beberapa komponen kelistrikan tidak ada, antara lain : kontaktor, bohlam lampu penerangan.
(29)
commit to user
Gambar 3.1 Kondisi awal mesin frais
3.2 Uraian Kerusakan Mesin :
a. Bagian kelistrikan mesin.
Gambar 3.2 Kondisi awal kelistrikan Kerusakan yang terjadi adalah :
1) Motor tiba-tiba mati saat penggunaan dalam waktu lama sekitar setengah hari penggunaan
2) Lampu penerangan mati
b. Bagian mekanis mesin.
(30)
commit to user
Gambar 3.3 Kondisi awal bagian mekanis mesin
c. Bagian pompa pendingin mesin
Pompa cairan pendingin ( coolant pump ) tidak berfungsi.
Gambar 3.4 Kondisi awal pompa pendingin
3.3 Analisa Kerusakan
3.3.1 Melakukan penyelidikan
Penyelidikan atau inspeksi bertujuan untuk memeriksa penyebab dari kerusakan-kerusakan tersebut. Bagian kelistrikan mesin
a. Motor tiba-tiba mati, langkah – langkah pemeriksaannya adalah : 1) Mengaktifkan saklar utama dari MCB ( posisi ON ).
2) Mengaktifkan saklar mesin.
3) Memeriksa setiap aliran listrik yang masuk kemesin.
4) Memeriksa bagian-bagian pada rangkaian kelistrikan, yaitu : terminal kabel, kontaktor, transformator (trafo), sekering, dan ampere control.
b. Lampu penerangan mati, langkah – langkah pemeriksaannya adalah : 1) Mengaktifkan saklar utama dari MCB ( posisi ON ).
(31)
commit to user
2) Mengaktifkan saklar mesin. 3) Mengaktifkan saklar lampu.
4) Memeriksa lampu masih hidup atau sudah putus. 5) Memeriksa aliran listrik yang masuk kesaklar. c. Bagian mekanis mesin
Gerakan meja untuk arah memanjang dan melintang tidak lancar, langkah – langkah pemeriksaannya adalah memutar handle penggerak meja.
d. Bagian cairan pendingin mesin
Pompa cairan pendingin tidak berfungsi/mati, langkah – langkah pemeriksaannya adalah :
1) Mengaktifkan saklar utama dari MCB ( posisi ON ). 2) Mengaktifkan saklar mesin.
3) Mengaktifkan saklar pompa.
4) Memeriksa arus listrik yang mengalir ke pompa. 5) Memeriksa elemen-elemen yang terdapat pada pompa.
3.3.2 Melakukan diagnosa kerusakan
Setelah melakukan penyelidikan maka diketahui kerusakan yang terjadi : a. Bagian Kelistrikan
1) Mesin mati jika digunakan dalam waktu lama. Penyebab kerusakan adalah:
a) Ada kabel yang terlepas dari terminal.
b) Ada beberapa komponen listrik yang mengalami kerusakan seperti kontaktor, transformator, sekering, dan ampere kontrol. c) Kualitas kabel yang sudah kurang bagus.
d) Terjadi beban yang berlebihan saat penggunaan mesin. 2) Lampu penerangan mati. Penyebab kerusakan adalah :
a) Ada kabel yang terlepas dari terminal. b) Terjadi kerusakan pada saklar lampu. c) Bohlam putus.
(32)
commit to user
b. Bagian mekanis mesin seperti gerakan meja untuk arah melintang dan memanjang tidak lancar. Penyebab kerusakan adalah :
1) Bagian slide meja yang bergesekan dalam kondisi kotor 2) Bagian ulir penggerak meja kurang pelumasan
3) Ada bearing yang pecah c. Bagian cairan pendingin mesin
Pompa cairan pendingin tidak berfungsi. Penyebab kerusakan adalah: 1) Kumparan terbakar
2) Terjadi penyumbatan pada saluran pendingin.
3) Ada kebocoran dari pipa saluran luar cairan pendingin yaitu pada bagian katup pengaturnya sehingga menetes dan masuk kedalam pompa.
3.4 Perbaikan
Perbaikan dilakukan setelah mengetahui bagian-bagian yang menyebabkan kerusakan terhadap mesin dan harus diperbaiki atau diganti.Perbaikan yang dilakukan adalah :
3.4.1 Perbaikan bagian kelistrikan mesin
Gambar 3.5 Instalasi listrik a. Perbaikan rangkaian daya dan kontrol
Tahapan perbaikan yang dilakukan adalah : 1) Membuka penutup sabuk puli motor. 2) Melepas sabuk pada puli.
3) Membuka penutup ruang kelistrikan. 4) Mengeluarkan rangkaian listrik.
(33)
commit to user
5) Mengecek rangkaian kelistrikan menggunakan diagram instalasi kelistrikan.
6) Mengecek komponen - komponen kelistrikan menggunakan multitester.
7) Mengganti komponen - komponen kelistrikan yang rusak.
8) Penggantian dilakukan pada komponen kontaktor, kabel, ampere control, dan untuk sekering diganti MCB ( Main Circuit Breaker) 9) Menyambungkan rangkaian kontrol dan daya sesuai dengan
rangkaian
10) Memasang kembali rangkaian kelistrikan pada mesin frais.
Gambar 3.6. Rangkaian Kelistrikan yang telah diperbarui
Keterangan :
1. MCB
2. Overload 3. Trafo 4. Fuse 5. Kontaktor
5
1 3
2
(34)
commit to user
Tabel 3.1 Pengganti Komponen yang Rusak
No Nama Komponen Spesifikasi Jumlah
1 Main Circuit Breaker
(MCB) 3 phase, 10A, 415 V 1
2 Ampere Control / Over
load 2.5, 3, 3.5, 4 a 1
3 Trafo Stepdown 380-24 V ; 50 VA 1
4 Fuse 30 A 2
5 Kontaktor 220V; 230V; 50 Hz 4
b. Perbaikan lampu penerangan
Lampu pada mesin frais harus dalam keadaan hidup, karena lampu tersebut berfungsi untuk :
1) Membantu pengerjaan disaat gelap / malam hari.
2) Membantu operator dalam melihat kepresisian benda kerja selama pengerjaan.
Gambar 3.7. Lampu penerangan setelah diperbaiki
Tahapan perbaikan yang dilakukan adalah : 1) Mematikan sumber listrik
2) Melepas kabel yang terhubung dengan sumber arus. 3) Mengganti kabel
4) Memperbaiki saklar lampu. 5) Memperbaiki tuas lampu.
(35)
commit to user
7) Mengganti lampu bohlam.
3.4.2 Perbaikan bagian mekanis mesin.
Gambar 3.8. Bagian mekanis mesin
Gerakan mekanis mesin (meja) untuk arah memanjang dan melintang tidak lancar. Tahap perbaikan yang dilakukan adalah :
a. Melepas handel pemutar meja.
b. Melepas pengunci poros ulir penggerak meja.
c. Melepas baut penutup dudukan poros ulir penggerak meja. d. Melepas baut pengunci slot meja.
e. Mengangkat meja dan menurunkannya. f. Mengecek bagian dari poros ulir dan bearing. g. Mengganti bearing yang pecah.
h. Membersihkan bagian mekanisme penggerak yang kotor.
i. Melumasi bagian slide meja dan memberikan grease pada poros ulir dan roda gigi penggeraknya.
j. Mengembalikan posisi bagian-bagian mekanisme penggerak meja seperti semula
(36)
commit to user
3.4.3 Perbaikan pompa cairan pendingin mesin
Gambar 3.9. Pompa cairan pendingin
Pompa cairan pendingin tidak berfungsi tahapan perbaikan yang dilakukan adalah :
a. Melepas kabel listrik untuk pompa. b. Melepas baut pengunci dudukan pompa.
c. Melepas selang dengan membuka pengunci selang (saluran cairan pendingin).
d. Mengangkat pompa.
e. Memperbaiki kumparan yang terbakar ( spul ).
f. Memasang kembali bagian-bagian pompa seperti semula.
(37)
commit to user
Saluran selang cairan pendingin bocor. Tahapan perbaikan yang dilakukan pada kebocoran saluran keluar cairan pendingin adalah :
a. Melepas sambungan saluran keluar dengan katup pengaturan b. Membersihkan selang dari kotoran yang menyumbat
c. Memberi lem pada selang yang mengalami kebocoran dan pada selang katup pengaturan
d. Memasang kembali bagian-bagian saluran keluar cairan pendingin seperti semula.
3.5 Pengujian Mesin
3.5.1 Pengujian putaran motor listrik
Pengujian putaran motor listrik dilakukan dengan alat pengukur kecepatan putaran takometer dan dibandingkan dengan spesifikasi putaran motor pada
nameplate
Tabel 3.2. Hasil pengujian motor listrik
Dari hasil pengujian hanya berbeda sedikit dengan spesifikasi motor hal ini dapat disimpulkan bahwa putaran motor listrik sudah sesuai dengan
spesifikasi/ atau nameplate motor yang digunakan.
3.5.2 Pengujian putaran spindel
Pengujian putaran spindel dilakukan dengan alat pengukur kecepatan putaran tachometer , pengujian dilakukan dengan mengukur putaran pada spindel pemegang pahat dan putaran output pada gearbox hal ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian putaran yang sesuai dengan nameplate. Pengujian dilakukan untuk masing-masing kecepatan dari putaran rendah sampai dengan putaran tinggi.
No Putaran Motor Pada Nameplate (rpm)
Putaran Motor Hasil Pengujian (rpm)
(38)
commit to user
Tabel 3.3. Hasil pengujian putaran spindle
Hasil pengujian menggunakan Tachometer berbeda jauh dengan name plate karena kecepatan spindle yang tertera pada name plate menunjukkan putaran pada poros output gear box bukan putaran pada pemegang pahat.
Dari hasil pengujian pada poros output gear box (dalam posisi horizontal) didapat selisih sedikit antara hasil perhitungan dengan hasil pengujian. Hal tersebut dikarenakan data aktual pengujian putaran motor memiliki sedikit beda selisih dengan spesifikasi motor penggerak yang tertulis pada nameplate, yaitu pada pengujian tachometer 1480 rpm sedangkan pada name plate 1400 rpm.
Pengujian putaran spindle dilakukan dengan mengukur putaran output poros gearbox dengan tachometer. Sedang output putaran spindle dalam posisi vertical adalah dua kali lipat dari putaran output gearbox. Peningkatan putaran tersebut dikarenakan susunan roda gigi yang mentransmisikan dari putaran output gearbox ke putaran spindle vertikal, seperti terlihat pada gambar 3.11.
No. Putaran Output Gearbox (Pada Nameplate) (rpm) Putaran Output Gearbox Hasil Perhitungan (rpm) Putaran Output Gearbox Poros Horisontal (Tachometer) (rpm) Putaran Spindel Hasil Pengujian ( Tachometer) (rpm) Putaran Spindel Hasil Perhitung an (rpm)
1. 31 32 34 65 64
2. 55 56 58 115 114
3. 102 104 108 204 210
4. 178 180 184 360 360
5. 310 316 321 620 632
(39)
commit to user
Gambar 3.11 Perbandingan roda gigi penghubung spindle posisi vertikal
Gambar 3.12 Gambar poros output horizontal gearbox
3.5.3 Pengujian gerakan meja secara otomatis
Untuk mengetahui gerakan meja secara otomatis dapat bergerak sesuai dengan nameplate yang tertera pada mesin, maka dilakukan pengujian dengan cara memberi titik pada salah satu bagian dari setiap meja (longitudinal,transversal,vertical) kemudian otomatis eretan
Putaran output gearbox Putaran spindle
vertikal
Perbandingan roda gigi Penghubung 20:40
(40)
commit to user
penggerak meja difungsikan selama 1 menit dan dihitung panjang perpindahan meja dalam satuan milimeter (mm).
Cara Pengujian :
a. Pengujian arah longitudinal
Gambar 3.13 Gambar pengujian arah longitudinal feed
b. Pengujian arah vertical
(41)
commit to user
c. Pengujian arah transverse
Gambar 3.15 Pengujian arah transverse feed
Gambar 3.16 Nameplate kecepatan eretan otomatis
Tabel 3.4. Hasil pengukuran kecepatan eretan otomatis
No Arah Gerakan Posisi Handle
Pada Nameplate
Kec Pada Namplate Handle ( mm / min )
Hasil Pengujian ( mm / min ) 1 Transversefeed 4B
4C 3C
120 67,8 14,9
121 68 16
a
b
(42)
commit to user
2 Longitudinal feed 6C 6B 5C 33,5 59,4 7,3 34 60 7,5
3 Vertical feed 2C
2B 1C 27,2 48 6 28 49 7
3.5.4 Pengujian skala ukur
Pada skala ukur langkah pengujian yang dilakukan adalah dengan cara menentukan jarak yang akan ditempuh dibandingkan jumlah strip yang diperlukan untuk mencapai jarak yang telah ditentukan, kemudian jarak dibagi dengan jumlah strip, jika hasil pembagian adalah sama dengan ketelitian pada skala ukur maka skala dianggap normal.
Tabel 3.5. Hasil pengecekan skala ukur pada eretan
No. Skala ukur Ketelitian Hasil Pengecekan Ket
1. Skala ukur pada eretan
memanjang/horizontal 0.05 mm
6 mm/120
1 strip = 0.05 mm Sesuai 2. Skala ukur pada eretan
melintang 0.05 mm
5 mm/100
1 strip = 0.05 mm Sesuai 3. Skala ukur pada eretan
naik-turun 0.02 mm
2 mm/100
1 strip = 0.02 mm Sesuai
3.5.5 Pengujian eretan
Pengujian eretan dilakukan untuk mengetahui gaya yang dibutuhkan untuk memutar handle eretan untuk masing-masing eretan (Eretan mendatar, Eretan melintang, eretan tegak) setelah gaya diketahui kemudian mencari torsi untuk memutar eretan tersebut dengan mengalikan gaya yang dibutuhkan dengan jarak atau jari-jari pemutar handel.Langkah pengujian yang dilakukan adalah dengan cara memasang neraca pegas pada handel kemudian neraca pegas ditarik secara
(43)
commit to user
perlahan sampai handle berputar sehingga eretan bergerak kemudian membaca angka yang ditunjuk pada neraca pegas tersebut.
Untuk mengetahui standar torsi yang digunakan, maka hasil pengujian kemudian dibandingkan dengan mesin lain yang sejenis yang berada dalam kondisi normal.
a. Pengujian eretan transversal
Gambar 3.17 Pengujian Eretan mendatar dengan neraca pegas
b. Pengujian eretan longitudinal
(44)
commit to user
c. Pengujian eretan vertikal
Gambar 3.19 Pengujian eretan vertikal dengan neraca pegas
Tabel 3.6. Hasil pengujian dengan neraca pegas pada mesin yang telah direkondisi
No Jenis Eretan Gaya (kgf) Jarak (m)
1 Eretan Mendatar 2 0.083
2 Eretan Melintang 4,5 0.083
3 Eretan Vertikal 4 0.193
1) Torsi yang dibutuhkan untuk memutar eretan (mesin yang direkondisi) a) Eretan mendatar
T = F × r = (m.g) × r
= ( 2 kg . 9,81 m/s2 ) × 0,083 m = 1,63 kg.m2/s2
= 1,63 N.m
b) Eretan melintang T = F × r = (m.g) × r
= ( 4,5 kg . 9,81 m/s2 ) × 0,083 m = 3,619 kg.m2/s2
(45)
commit to user
= 3,66 N.m
c) Eretan vertikal T = F × r = (m.g) × r
= ( 4kg . 9,81 m/s2 ) × 0,193 m = 7,57 kg.m2/s2
= 7,57 N.m
Sebagai referensi, maka pengujian dibandingkan dengan mesin lain sejenis yang berada dalam kondisi baik.
Tabel 3.7. Hasil pengujian dengan neraca pegas pada mesin normal
No Jenis Eretan Gaya (kgf) Jarak (m)
1 Eretan Mendatar 2 0.083
2 Eretan Melintang 5 0.083
3 Eretan Vertikal 4 0.193
2) Torsi yang dibutuhkan untuk memutar eretan pada mesin normal a. Eretan mendatar
T = F × r = (m.g) × r
= ( 2 kg . 9,81 m/s2 ) × 0,083 m = 1,63 kg.m2/s2
= 1,63 N.m b. Eretan melintang
T = F × r = (m.g) × r
= (5 kg . 9,81 m/s2 ) × 0,083 m = 4,07 kg. m2/s2
(46)
commit to user
c. Eretan vertikal T = F × r
= (m.g) × r
= ( 4kg . 9,81 m/s2 ) × 0,193 m = 7,57 kg. m2/s2
= 7,57 N.m
Table 3.8. Hasil perhitungan torsi
No .
Eretan Gaya (mesin yang direkondisi) (kgf) Gaya (mesin normal) (kgf) Torsi (mesin yang direkondisi) (N.m) Torsi (mesin normal) (N.m)
1. Transversal 1 1.5 1,63 1,63
2. Longitudinal 4,5 5 3,66 4,07
3. Vertical 4 4 7,57 7,57
Dari hasil perhitungan momen pada mesin frais yang direkondisi dengan dibandingkan mesin lain yang berada dalam kondisi normal yang digunakan sebagai referensi momen yang digunakan untuk memutar tuas eretan tidak jauh berbeda. Maka dengan ini dapat disimpulkan bahwa eretan mesin yang direkondisi sudah dalam keadaan standard /normal.
3.6 Biaya Perbaikan
a. Rincian biaya komponen kelistrikan Table 3.9. Biaya kelistrikan
No. Nama Bagian Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah
1 Kontaktor 3
phase 4 Unit Rp.182.500,00 Rp. 730.000,00
(47)
commit to user
3 Kabel NYA
1½ mm 28 Meter Rp. 7.000,00 Rp. 196.000,00
4 MCB 1 Buah Rp. 100.000,00 Rp. 100.000,00
5
Ampere control / Thermal Relay 3A-5A
1 Buah Rp. 350.000,00 Rp. 300.000,00
6 Terminal 5 Buah Rp. 8.000,00 Rp. 40.000,00
TOTAL Rp. 1.471.000,00
b. Biaya perbaikan eretan Table 3.10. Biaya perbaikan eretan
No Komponen Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah
1. Bearing 5 Buah Rp. 30.000,00 Rp. 150.000,00
2. Pasak Skala Ukur Eretan
2 Buah Rp. 12.000,00 Rp. 24.000,00
TOTAL Rp. 174.000,00
c. Pompa pendingin
Table 3.11. Biaya perbaikan pompa pendingin
No Komponen Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah
1 Penyepulan
Pompa Pendingin 1 Set Rp. 200.000,00 Rp. 200.000,00
2 Selang Pompa
Pendingin 2 Meter Rp. 20.000,00 Rp. 40.000,00
(48)
commit to user
d. Lampu penerangan
Table 3.12. Biaya perbaikan lampu
No Komponen Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah
1. Lampu bohlam 10 Watt 1 Buah Rp. 3.500,00 Rp. 3.500,00
2. Saklar 1 Buah Rp. 5.800,00 Rp. 5.800,00
TOTAL Rp. 9.300,00
e. Lain-lain
Table 3.13. Biaya lain-lain
No Komponen Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah
1. Gasket 1 Buah Rp. 70.000,00 Rp. 70.000,00
2. Baut & Mur 36 Pasang Rp. 500,00 Rp. 18.000,00
3. Lem Gasket 1 Buah Rp. 30.000,00 Rp. 30.000,00
4. Oli Gear Box 5 Liter Rp. 30.000,00 Rp. 150.000,00
5. Solar 5 Liter Rp. 5.000,00 Rp. 25.000,00
6. Pengait Kabel 20 Biji Rp. 1.000,00 Rp. 20.000,00
8. Solasi 2 Buah Rp. 4.000,00 Rp. 8.000,00
9. Lem Castol &
Alteco 4 Buah Rp. 3.500,00 Rp. 14.000,00
10. Cairan
Pendingin 22 Liter Rp. 12.000,00 Rp. 264.000,00
11. Pembersih Karat 2 Botol Rp. 25.000,00 Rp. 50.000,00
13. Grease 1 Buah Rp. 30.000,00 Rp. 30.000,00
(49)
commit to user
f. Rincian Biaya Secara Keseluruhan Table 3.14. Biaya keseluruhan
No Biaya Jumlah
1 Komponen kelistrikan Rp. 1.471.000,00
2 Perbaikan eretan Rp. 174.000,00
3 Perbaikan Pompa pendingin Rp. 240.000,00
4 Lampu penerangan Rp. 9.300,00
5 Lain-lain Rp. 679.000,00
(50)
commit to user
BAB IV
ANALISA DAN PERHITUNGAN
4.1. Data Mesin
Mesin frais yang terdapat pada bengkel proses produksi Fakultas Teknik UNS merupakan tipe frais universal , dengan menggunakan motor listrik AC 3 phase, daya sebesar 1,5 kW, arus dan tegangan input : 3.7 A / 380 V, putaran : 1400 rpm pada frekuensi 50 Hz.
4.2. Perhitungan Ulang Daya Pemotongan
4.2.1 Menentukan gaya pemotongan pisau frais ( per gigi rata-rata )
a. Mencari penampang geram sebelum terpotong rata-rata (Am)
Gambar 4.1 Proses frais datar (slab frais)
1) Proses frais datar (slab frais )
a) Mencari gerak makan per gigi ( fz ) dengan persamaan berikut:
Kecepatan makan ( vf ) = 100 mm/min
Diameter pisau frais ( d ) = 40 mm
Jumlah gigi ( z ) = 8
Kecepatan potong ( v ) = 18 m/min
(51)
commit to user
Putaran pisau frais ( n ) =
=
= 143,31 178 rpm
Pembulatan diambil dari pendekatan nameplate putaran pada mesin.
fz =
=
= 0,07 mm/gigi
b) Mencari Tebal Geram Sebelum Terpotong Rata-Rata ( Hm )
Kedalaman potong ( a ) = 3mm
(Universal Milling Machine Manual Hand Book)
hm = fz
= 0,07 = 0,019 mm
c) Mencari penampang geram sebelum terpotong rata-rata. Lebar geram sebelum terpotong rata-rata ( w) = 60 mm
Am = w . hm
= 60.0,019 = 1,14 mm2
(52)
commit to user
Gambar 4.2 Proses frais muka ( face frais )
2) Proses Frais Muka ( Face Frais ) a)Mencari gerak makan per gigi ( fz)
Kecepatan makan ( vf ) = 100mm/min
Diameter pisau frais ( d ) = 60 mm Jumlah gigi ( z ) = 8
Kecepatan potong ( v ) = 18 m/min
(B. Sudibyo, 1986) Putaran pisau frais ( n ) =
=
= 95,54 102 rpm
Pembulatan diambil dari pendekatan name plate putaran pada mesin
fz =
=
= 0,12 mm/gigi
b) Mencari tebal geram sebelum terpotong rata-rata ( hm )
Sudut potong utama ( αr ) = 15°
(53)
commit to user hm = fz..sinαr .sin
= 0,12 . sin 15° .sin50° = 0,02 mm
c) Mencari penampang geram sebelum terpotong rata-rata Lebar geram sebelum terpotong rata-rata ( w ) = 60 mm
Am = w. hm = 60.0,02
= 1,2
Penampang geram sebelum terpotong rata-rata diambil yang terbesar,
Am = 1,2 mm2
b. Mencari gaya potong spesifik rata-rata ( ksm )
Dengan melihat tabel 2.2 maka didapat :
1) Jenis benda kerja baja struktural ( Structural Steel ) St. 60 2) Gaya potong spesifik referensi ( ksl.l ) = 2110 N/mm2
3) Pangkat untuk tebal geram rata-rata ( p ) = 0,16 4) Tebal geram sebelum terpotong rata-rata ( hm )= 0,02 mm
ksm = ksl.l . hm -p
= 2110 . 0,02-0,16
= 3945,6 N/mm2
c. Mencari gaya pemotongan per gigi rata-rata ( Ftm ) Ftm = Am . ksm
= 1,2 . 3945,6
(54)
commit to user
4.2.2 Menentukan daya pemotongan pisau frais ( per gigi rata-rata )
Nzm =
=
= 1,42 kW
Dengan hasil perhitungan untuk daya pemotongan pisau frais ( per gigi rata-rata ) adalah 1.42 kW, sedangkan pada mesin frais menggunakan motor listrik dengan daya sebesar 1.5 kW. Dapat diambil kesimpulan mesin frais tipe ini kondisi aman.
4.3. Perhitungan Ulang Putaran Spindel
Putaran spindle mesin frais ini ditentukan dari perbandingan roda gigi dan puli. Perbandingan tersebut dirumuskan :
i = = =
………. 4.1
Dimana :
n1 = Putaran puli motor ( rpm )
n2 = Putarn puli yang digerakkan ( rpm ) d1 = Diameter puli penggerak (mm)
d2 = Diameter puli yang digerakkan ( mm ) z1 = Jumlah gigi yang penggerak
z2 = Jumlah gigi yang digerakkan
Dari hubungan roda gigi ( gambar ), didapat tabel sebagai berikut : Tabel 4.1 Transmisi roda gigi putaran rendah
Putaran rendah (rpm)
Roda gigi yang
berhubungan Jumlah gigi ( z )
31 1D / 1C, 4C / 3B, 5B / 2A,
3A /1F, 2F/1G
22 / 48, 20 / 53, 20 / 55, 40 /20, 30/30
(55)
commit to user
55 1D / 1C, 3C / 2B, 5B / 2A,
3A /1F, 2F/1G
22 / 48, 29 / 44, 20 / 55, 40/20, 30/30
102 1D / 1C, 2C / 1B, 5B / 2A,
3A /1F, 2F/1G
22 / 48, 40 / 33, 20 / 55, 40 /20, 30/30
Tabel 4.2 Transmisi roda gigi putaran tinggi Putaran rendah
(rpm) Roda gigi yang
berhubungan Jumlah gigi ( z )
178 1D / 1C, 4C / 3B, 4B / 1A,
3A /1F, 2F/1G
22 / 48, 20 / 53,40 / 20, 40/20, 30/30
310 1D / 1C, 3C / 2B, 4B / 1A,
3A /1F, 2F/1G
22 / 48, 29 / 44, 40 / 20, 40/20, 30/30
570 1D / 1C, 2C / 1B, 4B / 1A,
3A /1F, 2F/1G
22 / 48, 40 / 33, 40 / 20, 40/20, 30/30
Dengan data yang diketahui :
n1 = 1400 mm d1 = 105 mm d2 = 280 mm
Maka dapat dihitung besarnya putaran pada poros D (n2) :
=
=
n
2=
(56)
commit to user
4.3.1. Perhitungan ulang putaran spindle rendah
Putaran spindle rendah yang tertera dalam mesin : a. Putaran spindle 31 rpm
Roda gigi yang berhubungan terjadi pada roda gigi 1D / 1C, 4C / 3B, 5B / 2A, 3A /1F, 2F/1G
Dengan jumlah gigi sebagai berikut ;
z1D = 22 ; z1C = 48 ; z4C = 20 ; z3B= 53 ; z5B = 20 ; z2A = 55 ; z3A = 40 ; z1f = 20
; z2f = 30 ; z1g = 30
Besarnya putaran spindle dengan perhitungan sebagai berikut : 1)Putaran Poros C (nC)
=
nC =
nD = n2 = 525 rpm
=
= 240,625 240 rpm
2)Putaran Poros B (nB)
=
nB =
=
= 90,57 90 rpm
3)Putaran Poros A (nA)
=
nA =
(57)
commit to user
= 32 rpm ( Putaran output pada gearbox )
4)Putaran Poros F (nF)
=
nF =
=
= 64 rpm
5)Putaran Poros G (nG) / Putaran Spindel
=
nG =
=
= 64 rpm (putaran pada spindle/pemegang pahat)
b. Putaran spindle 55 rpm
Roda gigi yang berhubungan terjadi pada roda gigi 1D / 1C, 3C / 2B, 5B / 2A, 3A /1F, 2F/1G
Dengan jumlah gigi sebagai berikut ;
z1D = 22 ; z1C = 48 ; z3C= 29 ; z2B= 44 ; z5B = 20 ; z2A = 55 ; z3A = 40 ; z1f = 20 ;
z2f = 30 ; z1g = 30
Besarnya putaran spindle dengan perhitungan sebagai berikut : 1)Putaran Poros C (nC)
nC = 240 rpm
2)Putaran Poros B (nB)
=
(58)
commit to user
=
= 158,18 158 rpm
3)Putaran Poros A (nA)
=
nA =
=
= 57,45 57 rpm ( putaran output pada gearbox )
4)Putaran Poros F (nF)
=
nF =
=
= 114 rpm
5)Putaran Poros G (nG) / Putaran Spindel
=
nG =
=
= 114 rpm (putaran pada spindle/ pemegang pahat)
c. Putaran spindle 102 rpm
Roda gigi yang berhubungan terjadi pada roda gigi 1D / 1C, 2C / 1B, 5B / 2A, 3A /1F, 2F/1G
(59)
commit to user
Dengan jumlah gigi sebagai berikut ;
z1D = 22 ; z1C = 48 ; z2C= 40 ; z1B= 33 ; z5B = 20 ; z2A = 55 ; z3A = 40 ; z1f = 20 ; z2f = 30 ; z1g = 30
Besarnya putaran spindle dengan perhitungan sebagai berikut : 1) Putaran Poros C (nC)
nC = 240 rpm
2) Putaran Poros B (nB)
=
nB =
=
= 290,9 290 rpm
3) Putaran Poros A (nA)
=
nA =
=
= 105,45 105 rpm ( putaran output pada gearbox) 4) Putaran Poros F (nF)
=
nF =
=
(60)
commit to user
5) Putaran Poros G (nG) / Putaran Spindel
=
nG =
=
= 210 rpm( putaran pada spindel/pemegang pahat)
4.3.2. Menentukan putaran spindle tinggi dengan perhitungan
Putaran spindle tinggi yang tertera dalam mesin : a. Putaran spindle 178 rpm
Roda gigi yang berhubungan terjadi pada roda gigi 1D / 1C, 4C / 3B, 4B / 1A, 3A / 1F, 2F / 1G
Dengan jumlah gigi sebagai berikut ;
z1D = 22 ; z1C = 48 ; z4C = 20 ; z3B= 53 ; z4B= 40 ; z1A =20 ; z3A = 40 ; z1f = 20 ; z2f = 30 ; z1g = 30
Besarnya putaran spindle dengan perhitungan sebagai berikut : 1) Putaran Poros C (nC)
nC = 240 rpm
2) Putaran Poros B (nB)
=
nB =
=
= 90,57 90 rpm
3) Putaran Poros A (nA)
=
(61)
commit to user nA =
=
= 180 rpm ( putaran pada output gearbox )
4) Putaran Poros F (nF)
=
nF =
=
= 360 rpm
5) Putaran Poros G (nG) / Putaran Spindel
=
nG =
=
= 360 rpm (putaran pada spindle/pemegang pahat)
b. Putaran spindle 310 rpm
Roda gigi yang berhubungan terjadi pada roda gigi 1D / 1C, 3C / 2B, 4B / 1A, 3A / 1F, 2F / 1G
Dengan jumlah gigi sebagai berikut ;
z1D = 22 ; z1C = 48 ; z3C = 29 ; z2B= 44 ; z4B= 40 ; z1A =20 ; z3A = 40 40 ;
z1f = 20 ; z2f = 30 ; z1g = 30
Besarnya putaran spindle dengan perhitungan sebagai berikut : 1)Putaran Poros C (nC)
(62)
commit to user
2)Putaran Poros B (nB)
=
nB =
=
= 158,18 158 rpm
3)Putaran Poros A (nA)
=
nA =
=
= 316 rpm ( putaran output pada gearbox )
4)Putaran Poros F (nF)
=
nF =
=
= 632 rpm
5)Putaran Poros G (nG) / Putaran Spindel
=
nG =
(63)
commit to user
= 632 rpm (putaran pada spindle/pemegang pahat)
c. Putaran spindle 570 rpm
Roda gigi yang berhubungan terjadi pada roda gigi 1D / 1C, 2C / 1B, 4B / 1A, 3A / 1F, 2F / 1G
Dengan jumlah gigi sebagai berikut ;
z1D = 22 ; z1C = 48 ; z2C = 40 ; z1B = 33 ; z4B = 40 ; z1A = 20 ; z3A = 40 ; z1f = 20 ; z2f = 30 ; z1g = 30
Besarnya putaran spindle dengan perhitungan sebagai berikut : 1)Putaran Poros C (nC)
nC = 240 rpm
2)Putaran Poros B (nB)
=
nB =
=
= 290,9 290 rpm
3)Putaran Poros A (nA)
=
nA =
=
= 580 rpm ( putaran output pada gearbox )
4)Putaran Poros F (nF)
=
(64)
commit to user nF =
=
= 1160 rpm
5)Putaran Poros G (nG) / Putaran Spindel
=
nG =
=
= 1160 rpm (putaran pada spindle/pemegang pahat)
Dalam perhitungan putaran spindle di atas, untuk putaran yang dihasilkan lebih besar dengan selisih yang relatif sedikit dibandingkan dengan nilai putaran spindle yang tertera pada mesin. Hal ini disebabkan karena putaran pada motor listrik sedikit lebih besar dari putaran yang tertera pada spesifikasi motor.
(65)
commit to user
BAB V
PERAWATAN MESIN
5.1 Perawatan Preventive 5.1.1 Perawatan rutin
Perawatan rutin merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan secara rutin, dalam hal ini biasa dilakukan setiap hari atau setelah pemakaian mesin. Perawatan rutin meliputi :
a.Pembersihan mesin :
Pembersihan dilakukan terhadap mesin dari kotoran - kotoran, terutama geram dari hasil penyayatan. Pembersihan sangat penting untuk menjaga kelancaran gerak dari komponen - komponen mesin, sehingga apabila dipakai kembali dapat bekerja dengan baik. Beberapa bagian yang perlu mendapat perhatian khusus, meliputi :
1) Pemegang benda kerja (tanggem / vice)
Pemegang benda kerja / tanggem ini sangat penting pada mesin frais karena sangat berkaitan dengan kerataan benda kerja. Tanggem perlu dibersihkan sebelum digunakan untuk menjepit benda kerja, karena kotoran, beram-beram akan mempengaruhi ukuran dalam pengerjaan frais.
Pembersihan tanggem terutama dilakukan setelah dipakai, bagian pencekam penjepit akan kotor oleh geram-geram dan cairan pendingin, sehingga perlu dibersihkan untuk memperlancar gerakan penjepit terhadap benda kerja. Pembersihan dilakukan menggunakan kuas, lap, dan kompresor.
(66)
commit to user
Gambar 5.1 Vice / Tanggem
2) Meja mesin
Gambar 5.2 Meja Mesin
Bagian ini perlu dijaga kebersihannya, karena pada permukaan meja berbentuk alur sehingga kemungkinan geram-geram dan cairan pendingin masuk kedalam alur-alur tersebut dapat mengganggu kelancaran dalam proses pengerjaan benda kerja. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan kuas, kain lap, dan kompresor.
b.Pelumasan
Pelumasan dengan menggunakan minyak pelumas (oli) dan grease terhadap beberapa komponen sebagai berikut :
(67)
commit to user
1) Eretan
Gambar 5.3 Eretan
Pelumasan diberikan pada bagian yang bergeser dari eretan atas, eretan melintang, dan eretan memanjang. Pelumasan berfungsi untuk memperlancar gerakan dari eretan tersebut dan mencegah terjadinya korosi.
2) Poros ulir pada meja
Gambar 5.4 Poros ulir pada meja
Pelumasan diberikan pada bagian poros ini agar dapat bekerja dengan lancar. Pelumasan menggunakan grease.
c. Penggantian dan penomoran kabel
Penggantian kabel ini dilakukan karena banyak kabel yang terlepas dari terminalnya dan bila dipasang kembali panjang kabel sudah tidak mencukupi. Sedangkan untuk penomoran kabel disesuaikan dengan gambar instalasi kelistrikannya, hal ini bertujuan agar dalam perbaikan selanjutnya dapat dilakukan dengan mudah.
(68)
commit to user
5.1.2 Perawatan periodik
Perawatan periodik adalah perawatan yang dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, dalam hal ini dapat dilakukan beberapa minggu sekali. Perawatan periodik ini meliputi :
a. Pengecekan
Pengecekan dilakukan terhadap bagian - bagian yang berhubungan antara satu dengan yang lainnya, selain itu pengecekan juga dilakukan pada bagian kelistrikan mesin.
b. Pelumasan
Pelumasan dilakukan pada bagian - bagian yang mendapat perhatian khusus antara lain :
1)Kotak transmisi (main gear box )
Gambar 5.5 Kotak Transmisi
Pelumasan ini berguna untuk memperlancar putaran roda gigi yang terdapat didalamnya serta untuk mengurangi gesekan pada roda gigi sehingga roda gigi tidak cepat aus.
(69)
commit to user
2)Bak eretan
Gambar 5.6 Bak Eretan
Pelumasan ini berguna untuk memperlancar putaran roda gigi yang terdapat didalamnya serta untuk mengurangi gesekan pada roda gigi sehingga roda gigi tidak cepat aus.
Sebagai pedoman pada bagian perawatan mesin, maka dibutuhkan kartu kontrol yang isinya terdiri dari segala sesuatu yang harus dilakukan selama mengadakan perawatan preventive terhadap mesin frais.
Tabel 5.1 Jadwal perawatan
No Perawatan
Jenis Perawatan
Harian Mingguan (6 bulan-12 bulan tergantung Bulanan frekuensi pemakaian)
1. Meja B
2. Eretan L
3. Ragum B
4. Poros Ulir L
5. Oli Kotak Transmisi G
6. Bak eretan G
7. Bak Coolant G
8. Pompa/saluran pompa
BG Keterangan :
B : Bersihkan
L : Lumasi
(70)
commit to user
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil rekondisi mesin frais universal, maka proyek akhir ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a) Pada rekondisi mesin frais kegiatan yang dilakukan adalah memperbaiki kelistrikan mesin, memperbaiki sistem mekanik (meja) dan eretan, serta perbaikan pompa pencairan pendingin.
b) Pada perhitungan ulang daya motor, diperoleh hasil 1.42 KW, sedangkan daya motor pada nameplate adalah 1.5 KW.
c) Pada perhitungan ulang putaran spindle diperoleh hasil yang cenderung lebih besar dibandingkan dengan putaran spindle yang tertera pada mesin, hal ini terjadi karena selip pada sabuk diabaikan.
d) Putaran spindle yang dimaksud pada nameplate adalah putaran pada poros output horizontal, sedangkan untuk putaran pada spindle pemegang pahat didapat 2 kali lipat dari putaran pada spindle output horizontal/nameplate
dikarenakan terdapat system penghubung transmisi output horizontal dengan perbandingan 1:2.
e) Untuk meminimalisir kerusakan pada mesin frais adalah dengan melakukan perawatan preventif.
6.2 Saran
Untuk memperlancar dalam proses pengerjaan proyek akhir maka : a) Penerapan praktek materi kelistrikan dalam penangan mesin perkakas
masih kurang, sehingga diperlukan adanya pengarahan dan bimbingan mengenai kelistrikan mesin perkakas yang lebih mendalam.
b) Kerjasama dan rasa tanggungjawab setiap individu sangat diperlukan dalam proses pengerjaan proyek akhir untuk dapat menyelesaikan secara tepat waktu dan memperoleh hasil yang maksimal.
(1)
commit to user
BAB V
PERAWATAN MESIN
5.1 Perawatan Preventive
5.1.1 Perawatan rutin
Perawatan rutin merupakan kegiatan perawatan yang dilakukan secara rutin, dalam hal ini biasa dilakukan setiap hari atau setelah pemakaian mesin. Perawatan rutin meliputi :
a.Pembersihan mesin :
Pembersihan dilakukan terhadap mesin dari kotoran - kotoran, terutama geram dari hasil penyayatan. Pembersihan sangat penting untuk menjaga kelancaran gerak dari komponen - komponen mesin, sehingga apabila dipakai kembali dapat bekerja dengan baik. Beberapa bagian yang perlu mendapat perhatian khusus, meliputi :
1) Pemegang benda kerja (tanggem / vice)
Pemegang benda kerja / tanggem ini sangat penting pada mesin frais karena sangat berkaitan dengan kerataan benda kerja. Tanggem perlu dibersihkan sebelum digunakan untuk menjepit benda kerja, karena kotoran, beram-beram akan mempengaruhi ukuran dalam pengerjaan frais.
Pembersihan tanggem terutama dilakukan setelah dipakai, bagian pencekam penjepit akan kotor oleh geram-geram dan cairan pendingin, sehingga perlu dibersihkan untuk memperlancar gerakan penjepit terhadap benda kerja. Pembersihan dilakukan menggunakan kuas, lap, dan kompresor.
(2)
commit to user Gambar 5.1 Vice / Tanggem
2) Meja mesin
Gambar 5.2 Meja Mesin
Bagian ini perlu dijaga kebersihannya, karena pada permukaan meja berbentuk alur sehingga kemungkinan geram-geram dan cairan pendingin masuk kedalam alur-alur tersebut dapat mengganggu kelancaran dalam proses pengerjaan benda kerja. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan kuas, kain lap, dan kompresor.
b.Pelumasan
Pelumasan dengan menggunakan minyak pelumas (oli) dan grease terhadap beberapa komponen sebagai berikut :
(3)
commit to user 1) Eretan
Gambar 5.3 Eretan
Pelumasan diberikan pada bagian yang bergeser dari eretan atas, eretan melintang, dan eretan memanjang. Pelumasan berfungsi untuk memperlancar gerakan dari eretan tersebut dan mencegah terjadinya korosi.
2) Poros ulir pada meja
Gambar 5.4 Poros ulir pada meja
Pelumasan diberikan pada bagian poros ini agar dapat bekerja dengan lancar. Pelumasan menggunakan grease.
c. Penggantian dan penomoran kabel
Penggantian kabel ini dilakukan karena banyak kabel yang terlepas dari terminalnya dan bila dipasang kembali panjang kabel sudah tidak mencukupi. Sedangkan untuk penomoran kabel disesuaikan dengan gambar instalasi kelistrikannya, hal ini bertujuan agar dalam perbaikan selanjutnya dapat dilakukan dengan mudah.
(4)
commit to user
5.1.2 Perawatan periodik
Perawatan periodik adalah perawatan yang dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, dalam hal ini dapat dilakukan beberapa minggu sekali. Perawatan periodik ini meliputi :
a. Pengecekan
Pengecekan dilakukan terhadap bagian - bagian yang berhubungan antara satu dengan yang lainnya, selain itu pengecekan juga dilakukan pada bagian kelistrikan mesin.
b. Pelumasan
Pelumasan dilakukan pada bagian - bagian yang mendapat perhatian khusus antara lain :
1)Kotak transmisi (main gear box )
Gambar 5.5 Kotak Transmisi
Pelumasan ini berguna untuk memperlancar putaran roda gigi yang terdapat didalamnya serta untuk mengurangi gesekan pada roda gigi sehingga roda gigi tidak cepat aus.
(5)
commit to user 2)Bak eretan
Gambar 5.6 Bak Eretan
Pelumasan ini berguna untuk memperlancar putaran roda gigi yang terdapat didalamnya serta untuk mengurangi gesekan pada roda gigi sehingga roda gigi tidak cepat aus.
Sebagai pedoman pada bagian perawatan mesin, maka dibutuhkan kartu kontrol yang isinya terdiri dari segala sesuatu yang harus dilakukan selama mengadakan perawatan preventive terhadap mesin frais.
Tabel 5.1 Jadwal perawatan
No Perawatan
Jenis Perawatan
Harian Mingguan (6 bulan-12 bulan tergantung Bulanan
frekuensi pemakaian)
1. Meja B
2. Eretan L
3. Ragum B
4. Poros Ulir L
5. Oli Kotak Transmisi G
6. Bak eretan G
7. Bak Coolant G
8. Pompa/saluran pompa
BG Keterangan :
B : Bersihkan
L : Lumasi
(6)
commit to user
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil rekondisi mesin frais universal, maka proyek akhir ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a) Pada rekondisi mesin frais kegiatan yang dilakukan adalah memperbaiki kelistrikan mesin, memperbaiki sistem mekanik (meja) dan eretan, serta perbaikan pompa pencairan pendingin.
b) Pada perhitungan ulang daya motor, diperoleh hasil 1.42 KW, sedangkan daya motor pada nameplate adalah 1.5 KW.
c) Pada perhitungan ulang putaran spindle diperoleh hasil yang cenderung lebih besar dibandingkan dengan putaran spindle yang tertera pada mesin, hal ini terjadi karena selip pada sabuk diabaikan.
d) Putaran spindle yang dimaksud pada nameplate adalah putaran pada poros output horizontal, sedangkan untuk putaran pada spindle pemegang pahat didapat 2 kali lipat dari putaran pada spindle output horizontal/nameplate dikarenakan terdapat system penghubung transmisi output horizontal dengan perbandingan 1:2.
e) Untuk meminimalisir kerusakan pada mesin frais adalah dengan melakukan perawatan preventif.
6.2 Saran
Untuk memperlancar dalam proses pengerjaan proyek akhir maka : a) Penerapan praktek materi kelistrikan dalam penangan mesin perkakas
masih kurang, sehingga diperlukan adanya pengarahan dan bimbingan mengenai kelistrikan mesin perkakas yang lebih mendalam.
b) Kerjasama dan rasa tanggungjawab setiap individu sangat diperlukan dalam proses pengerjaan proyek akhir untuk dapat menyelesaikan secara tepat waktu dan memperoleh hasil yang maksimal.