11
masyarakat.  Fakta-fakta  kebenaran  yang  diungkapkan  oleh  media  massa dapat menyadarkan masyarakat tentang adanya kekuatan-kekuatan berupa
terorisme  atau  premanisme,  maupun  intimidasi  dari  pihak-pihak  tertentu yang mencoba mengkaburkan suatu permasalahan.
Media massa punya rasa hormat kepada anggota khalayak masyarakat, sebagai kelompok  yang  punya  potensi  untuk  peduli  dan  membuat  sesuatu  menjadi
masuk akal dari lingkungan politiknya. Adanya kecenderungan dalam menilai para  politisi,  komunikator  politik,  aktivis  adalah  sebagai  pihak  yang  selalu
bicara  dengan  publik.  Oleh  karena  itu  Bryce  1900  menyatakan  bahwa khalayak  komunikasi  khususnya  dalam  komunikasi  politik  pada  umumnya
akan  terpusat  pada  masalah  opini  publik.  Dari  gambaran  di  atas  mengenai fungsi media massa dalam kaitannya sebagai alat politik, maka semakin jelas
bahwa  peran  media  massa  sangat  besar  dalam  kekuasaan  pemerintahan. Pendapat  ini  juga  dipertegas  dengan  pernyataan  Harold  Lasswell,  bahwa
Politik  tidak  bisa  dipisahkan  dari  pengertian  kekuasaan  dan  manipulasi  yang dilakukan oleh para elit penguasa atau counter elite.
4. Fungsi Media Massa di Indonesia
Pelaksanaan  komunikasi  politik  di  Indonesia  tentu  tidak  terlepas  dari kebebasan pers. Di era keterbukaan  yang dikenal dengan istilah masa global,
peranan  pers  sebagai  sarana  komunikasi  politik  di  Indonesia  sangat  penting untuk  menyalurkan  berbagai  kebijakan  kepada  masyarakat,  baik  yang  datang
dari  atas  maupun  bawah.  Setelah  berakhirnya  Rezim  Soeharto,  pada  tanggal 21  Mei  1998,  akibat  gerakan  mahasiswa  yang  menuntut  reformasi,  maka
semasa pemerintahan Presiden B.J Habibie cengkeraman pemerintah terhadap pers  dihapuskan.  Namun  kebebasan  pers  digunakan  secara  berlebihan
sehingga  orang  mulai  bicara  tentang  kebablasan  pers.  Meskipun  dari  pihak penguasa  berkurang  intervensinya,  kelompok-kelompok  penekan  timbul
dalam masyarakat yang bertindak anarkis terhadap pers. Selama kebebasan pers dapat dipertahankan, kemungkinan lebih besar
dalam  abad  informasi  ini  bagi  pesatnya  perkembangan  pers  Indonesia  dan
12
menjelma  sebagai  the  fourth  estate  di  samping  eksekutif,  legislatif  dan yudikatif.  Sistem  politik  Indonesia  dewasa  ini  sedang  mengalami  proses
demokratisasi  yang  membawa  berbagai  frekuensi  tidak  hanya  terhadap dinamika  politik,  melainkan  juga  terhadap  dinamika  sistem  lainnya  yang
menunjang  penyelenggaraan  kehidupan  bermasyarakat,  berbangsa  dan bernegara.
Pembangunan  sistem  politik  yang  demokratis  tersebut  diarahkan  agar mampu  mempertahankan  keutuhan  wilayah  Republik  Indonesia,  dan  makin
memperkokoh persatuan dan kesatuan Indonesia yang akan memberikan ruang yang  semakin  luas  bagi  perwujudan  keadilan  sosial  dan  kesejahteraan  yang
merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Sistem komunikasi politik di Indonesia dikembangkan dengan dasar komunikasi  yang bebas dan bertanggung jawab.
Setiap media massa bebas memberitakan suatu hal selama tidak bertentangan dengan  aturan  yang  berlaku,  tidak  membahayakan  kepentingan  negara  dan
masyarakat.  Di  samping  itu  media  massa  juga  berfungsi  menyuarakan  suara pembangunan  dan  program-program  kerja  pemerintah,  menyuarakan  ide-ide
politik,  membina  tumbuhnya  kebudayaan  politik  kemudian  memelihara  dan mewariskannya pada generasi pelanjut.
Namun peran media massa bagi kepentinagan sosialisasi pemilu 2004 belum  maksimal.  Hal  ini  terungkap  dalam  hasil  pelaksanaan  simulasi
pemilihan  umum  yang  dilakukan  Lembaga  Swadaya  Masyarakat  Centro, bahwa  40  hasil  suara  dari  masyarakat  yang  melakukan  pemilihan  simulasi
tersebut  dinyatakan  tidak  sah.  Dengan  demikian  tata  cara  pemilu  2004  yang akan  datang  belum  sepenuhnya  dipahami  oleh  masyarakat.  Permasalahan  ini
mungkin  akibat  para  elite  politik  masih  terkonsentrasi  dengan  penyusunan caleg  dan  perekrutan  masa.  Pemerintah  seharusnya  dapat  melakukan
pensosialisasian  ini.  Demikian  juga  pemilu  2004  belum  disosialisasikan  bagi kalangan  tuna  netra.  Padahal  kalangan  ini  tetap  memiliki  hak  untuk
menentukan proses politik.
13
5. Jurnalistik