17
ataupun hal yang sudah lama terjadi sehingga perlu mendapat perhatian khusus. Seperti contoh orang akan lebih nyaman makan di KFC daripada
beli ayam goreng dipinggir jalan, padahal jenis barang yang dikonsumsi adalah sama. Dimana dari kata feature, mengandung makna utama,
istimewa, yang diutamakan atau ditonjolkan Echols, 1975:236, sehingga feature news dapat diartikan sebagai artikel atau berita khusus dan
istimewa atau ditonjolkan untuk bisa menarik perhatian dan dinikmati para audience. Dan selain itu feature news tidak terikat dengan atau
mementingkan unsur waktu, melainkan menambahkan bacaan hangat meskipun tidak disajikan secepatnya. Berbeda dengan straight news,
feature news lebih memberikan kesempatan bagi pembuatnya untuk melakukan penafsiran sehingga isinya lebih subyektif lagi.
7. Jurnalistik Warga
Istilah citizen journalism atau yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yakni sebagai jurnalisme warga.
Muncul pertama kalinya di dunia modern ini ketika media Gagal menjalankan fungsinya. Gerakan jurnalisme
warga ini muncul di Amerika Serikat, pasca pemilihan Presiden tahun 1988. Gerakan ini muncul ketika publik Amerika mengalami krisis kepercayaan
terhadap media-media mainstream. Pada tahun tersebut, George Bush mengalahkan Michael Dukakis dengan berbagai cara yang menurut pengamat
akademis membodohi publik Amerika. Bush menjadikan Dukakis sebagai bahan ejekan, digambarkan mengenakan helm dan mengendarai tank, seperti
seorang anak kecil memegang mainan berbahaya.
Gambar 1, Mike Dukakis
18
Mike dukakis, seorang gubernur Massachusetts dan seorang calon presiden Demokrat tahun 1988. Selama masa kampanye, Dukakis sering
dianggap terlalu “lembek” dalam masalah pertahanan negara. Saat itulah seseorang memberikan sebuah ide untuk memfoto dirinya dalam sebuah tank
untuk memberikan kesan bahwa Dukakis sangat konsen mengenai masalah pertahanan. Sayangnya foto tersebut malah berbuntut bencana baginya, foto
itu digunakan lawannya yakni George H.W. Bush‟s yang malah meyakinkan publik bahwa Dukakis tidak layak menjadi pemimpin. Strategi macam ini
terbukti sukses dalam mempengaruhi pemilih. Menurut Jay Rosen dan Davis Merrit, press Amerika saat itu telah
gagal menciptakan wacana publik yang bermakna dan penuh aksi. Sebaliknya press malah berpihak pada konsultan politik dan berperan sebagai media
pemasaran Public Journalism and The Wichita Eagle 1988 to 1996,
http:willsthesis.com Pada tahun 1999, para aktivis lingkungan mendirikan Independent
Media Center IMC untuk merespon konferensi WTO yang dilaksanakan di Seattle Amerika Serikat. Berbagai upaya yang dilakukan untuk menarik
perhatian media internasional, akhirnya melahirkan model media alternatif. Sejak saat itu, gerakan Indymedia berkembang secara mengejutkan. IMC
kemudian berkembang di berbagai pelosok dunia. Model pewartaan semacam ini makin mendapat sambutan ketika internet berkembang. Berbagai layanan
seperti weblogs, chat room, mailing list, bahkan layanan video seperti Youtube, memungkinkan siapapun menjadi pewarta.
Salah satu contoh jurnalisme warga yang fenomenal di dunia adalah situs Oh My News. Berkantor pusat di Seoul, Korea Selatan, situs ini pertama
terbit 22 Februari 2000 dengan moto “Setiap Warga adalah Seorang Reporter”. Pemunculan Oh My News juga dilatarbelakangi pemilihan
presiden Korea Selatan. Hingga kini Oh My News telah memiliki 60 ribu reporter seluruh dunia, 80 berasal dari citizen journalism dan hanya 40
orang berasal dari ”wartawan tradisional”.
19
Sedangkan di Indonesia, pada rezim orde baru diumbangkan dengan mundurnya presiden Soeharto, di Indonesia mulai berlaku sistem reformasi,
dimana sendi-sendi refomasi ditegakan. Reformasi berdasarkan demokrasi adalah harapan segenap warga untuk menuju Indonesia yang sejahtera. Disini
pers mengambil bagian dalam menegakan demokrasi, bahkan pers disebut juga sebagai pilar keempat demokrasi. Kedua hal inilah yang melatar
belakangi berkembangnya sebuah sisi jurnalisme baru, yaitu jurnalisme warga di Indonesia.
Sejak awal tahun 90, jurnalisme warga telah hadir diberbagai stasiun radio dengan program talkshow yang disajikan oleh stasiun tersebut. Namun,
pada saat itu pemerintah melarang menyiarkan program berita. Sehingga pada saat itu berbagai stasiun radio tersebut mengusung siaran informasi pada
program siarannya diantaranya seperti Radio Mara 106,7 FM di Bandung. Menyiarkan acara talkshow yang mengajak pendengar untuk aktif
berpartisipasi melalui telepon untuk menyampaikan informasi maupun pendapat tentang sebuah topik hangat. Pada masa orde baru, acara siaran
tersebut sngat efektif bagi khalayak sebagai saluran untuk menyampaikan keluhan terhadap kelemahan atau kezaliman penguasa.
Setelah UU Penyiaran No.32 Tahun 2002, kehadiran community based media di bidang penyiaran pun akhirnya terakomodasi. Kehadiran radio
dan televisi komunitas menjadi legal, legalitas ini membuat peluang jurnalisme ala warga menjadi semakin terbuka. Melalui radio atau televisi
komunitas, warga bisa bertukar informasi atau pendapat tentang hal-hal terdekat dengan keseharian mereka yang biasanya luput oleh media-media
besar. Jurnalisme warga berkembang dengan sedemikian pesat didukung
oleh perkembangan teknologi informasi di dunia maya yang menggunakan media yang sering disebut sebagai internet. Orang-orang mulai berani
mengemukakan pikirannya karena kemudahan yang ditawarkan oleh media internet ini dibandingkan dengan media lainnya. Jaringan internet memiliki
akses mudah, cepat dan untuk masyarakat luas seperti halnya media massa
20
lain. Tulisan yang ditampilkan atau diunggah tidak harus berasal dari wartawan atau sorang penulis profesional yang telah berpengalaman, tetapi
orang-orang yang mau mengemukakan pemikirannya. Liputan mengenai peristiwa tsunami di Aceh menjadi salah satu
jurnalisme warga di Indonesia yang tercatat dalam sejarah jurnalisme warga dunia. Pada saat itu ada seorang warga yang berhasil merekam detik-detik
setelah gempa sebelum tsunami dan detik-detik ketika air bah setinggi beberapa meter menghantam pemukiman warga di daerah tersebut. Yang
kemudian berita atau hasil rekaman tersebut disiarkan pada media tv yakni Metro TV.
Dari sejarah diatas dapat disimpulkan bahwa jurnalisme warga adalah jurnalisme dimana warga biasa dan bukan wartawan memproduksi informasi
sendiri secara amatir tanpa adanya campur tangan media dan arus utamanya adalah tentang isu seputar warga dan beragam informasi aktual lainnya yang
sedang hangat dibicarakan, berkembang, ataupun telah berlalu, sekehendak hati pewartannya. Secara singkat, jurnalisme warga ini hampir seperti
demokrasi ala Indonesia, dimana “jurnalisme warga, dari warga, oleh
warga, tentang warga dan untuk warga”. Prinsip dasar Jurnalistik warga:
Pewarta Journalist adalah pembaca, khalayak ramai atau siapapun yang mempunyai informasi atas sesuatu
Siapapun dapat memberikan komentar, koreksi, klarifikasi atas berita yang diterbitkan
Biasanya non-profited oriented Masih didominasi oleh media online
Memiliki komunitas-komunitas yang sering melakukan gathering Walaupun ada kritik tidak ada persaingan antar reporter
Tidak membedakan pewarta profesional dan amatir Tidak ada seleksi ketat pada beritanya
Ada yang dikelola secara profesional dan ada pula yang dikelola secara
amatir
21
8. Jurnalistik Online