Tahap Pelaksanaan Tahap Perencanaan

56 Penetapan Lokasi Pembangunan dilampiri peta lokasi pembangunan yang disiapkan oleh instansi yang memerlukan tanah. Penetapan Lokasi Pembangunan berlaku untuk jangka waktu 2 tahun dan dapat dilakukan permohonan perpanjangan waktu 1 kali untuk waktu paling lama 1 tahun kepada Gubernur yang diajukan paling lambat 2 bulan sebelum berakhirnya jangka waktu Penetapan Lokasi Pembangunan. 5 Mengumumkan Penetapan Lokasi Pembangunan Pengumuman atas Penetapan Lokasi Pembangunan untuk kepentingan umum paling lambat 3 hari sejak dikeluarkan Penetapan Lokasi Pembangunan yang dilaksanakan dengan cara: a Ditempelkan di kantor KelurahanDesa, danatau kantor KabupatenKota dan di lokasi pembangunan; b Diumumkan melalui media cetak danatau media elektronik. Pengumuman Penetapan Lokasi Pembangunan dilaksanakan selama paling kurang 14 hari kerja. 6 Melaksanakan tugas lain yang terkait persiapan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum yang ditugaskan oleh Gubernur Dalam hal ini, Gubernur dapat mendelegasikan kewenangan pelaksanaan tahapan persiapan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum kepada BupatiWalikota berdasarkan pertimbangan efisiensi, efektivitas, kondisi geografis, sumber daya manusia dan pertimbangan lain.

c. Tahap Pelaksanaan

Berdasarkan Penetapan Lokasi Pembangunan untuk kepentingan umum, instansi yang memerlukan tanah mengajukan pelaksanaan Pengadaan Tanah kepada Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah dengan dilengkapidilampiri Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah dan Penetapan Lokasi Pembangunan. Ketentuan mengenai penyelenggaraan pengadaan tanah diserahkan kepada Kepala BPN, yang pelaksanaannya dilaksanakan oleh Kepala Kantor Wilayah BPN selaku Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah 57 dengan pertimbangan efisiensi, efektifitas, kondisi geografis dan sumber daya manusia, dapat didelegasikan kepada Kepala Kantor Pertanahan, dengan susunan keanggotaan berunsurkan paling kurang: 1 Pejabat yang membidangi urusan Pengadaan Tanah di lingkungan Kantor Wilayah BPN; 2 Kepala Kantor Pertanahan setempat di lokasi Pengadaan Tanah; 3 Pejabat SKPD Provinsi yang membidangi urusan pertanahan; 4 Camat setempat pada lokasi Pengadaan Tanah; 5 LurahKepala Desa atau nama lain pada lokasi Pengadaan Tanah. Pelaksana Pengadaan Tanah kemudian melakukan penyiapan pelaksanaan Pengadaan Tanah yang dituangkan dalam Rencana Kerja yang memuat paling kurang: 1 Rencana pendanaan pelaksanaan; 2 Rencana waktu dan penjadwalan pelaksanaan; 3 Rencana kebutuhan pelaksana pengadaan; 4 Rencana kebutuhan bahan dan peralatan pelaksanaan; 5 Inventarisasi dan alternatif solusi faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan; 6 Sistem monitoring pelaksanaan. Pelaksanaan Pengadaan Tanah secara garis besar meliputi: 1 Inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah Dilakukan dengan jangka waktu paling lama 30 hari. Adapun kegiatannya meliputi: a Pengukuran dan pemetaan bidang per bidang tanah; dan b Pengumpulan data Pihak yang Berhak dan Objek Pengadaan Tanah. Hasil inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah tersebut wajib diumumkan di kantor desakelurahan, kantor kecamatan dan tempat Pengadaan Tanah dilakukan dalam waktu paling lama 14 hari kerja. Dalam hal tidak menerima hasil inventarisasi, Pihak yang Berhak dapat mengajukan 58 keberatan kepada Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah dalam waktu paling lama 14 hari kerja terhitung sejak diumumkan hasil inventarisasi, untuk kemudian dilakukan verifikasi dan perbaikan dalam waktu paling lama 14 hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan keberatan atas hasil inventarisasi. 2 Penilaian Ganti Kerugian Hasil pengumuman danatau verifikasi serta perbaikan atas hasil inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah ditetapkan oleh Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah dan selanjutnya menjadi dasar penentuan Pihak yang Berhak dalam pemberian Ganti Kerugian. Penetapan besarnya nilai ganti kerugian oleh Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah berdasarkan hasil penilaian jasa penilai atau penilai publik yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah yang penilaiannya dilaksanakan paling lama 30 hari kerja. 3 Musyawarah penetapan Ganti Kerugian Pelaksana Pengadaan Tanah melakukan musyawarah dengan Pihak yang Berhak dalam waktu paling lama 30 hari kerja sejak hasil penilaian dari Penilai disampaikan kepada Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah untuk menetapkan bentuk danatau besarnya Ganti Kerugian berdasarkan hasil penilaian Ganti Kerugian. Hasil kesepakatan dalam musyawarah tersebut menjadi dasar pemberian Ganti Kerugian kepada Pihak yang Berhakkuasanya yang dimuat dalam berita acara kesepakatan. Dalam hal tidak terjadi kesepakatan mengenai bentuk danatau besarnya Ganti Kerugian, Pihak yang Berhak dapat mengajukan keberatan kepada Pengadilan Negeri setempat dalam waktu paling lama 14 hari kerja setelah musyawarah penetapan Ganti Kerugian. Pengadilan Negeri memutus bentuk danatau besarnya Ganti Kerugian dalam waktu paling lama 30 hari kerja sejak diterimanya pengajuan keberatan. Pihak yang keberatan terhadap putusan Pengadilan Negeri, dalam waktu paling lama 14 hari kerja dapat mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung. 59 Mahkamah Agung wajib memberikan putusan dalam waktu paling lama 30 hari kerja sejak permohonan kasasi diterima. Putusan Pengadilan NegeriMahkamah Agung yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap menjadi dasar pembayaran Ganti Kerugian kepada pihak yang mengajukan keberatan. Land acquisition involves the compulsory taking of land, often against the will of the land owners. The law in Malaysia requires the state to pay compensation adequately, however, adequate compensation is not defined in the statute. Historically, the courts seem to have succumbed to the pretense that the adequacy requirement may be achieved by giving sufficient monetary rewards in exchange. The questions are what monetary quantum is appropriate to constitute the constitutional mandate of adequate compensation; what should be the measure of compensation; what makes compensation adequate, and what are the tests of adequacy? A questionnaire survey was conducted among practicing valuers to discern their views with regard to the above issues. This survey revealed the views that compensation attributes under the stipulated laws are not adequate to fulfill adequate compensation notion under the spirit of Article 13 of Federal Constitution 1957. There is a need to review the heads of compensation structures by incorporating other countries practices such as payment of solatium or premium as over and above total compensation. Most of the valuers believed that land acquisition need not necessarily present the best alternative for the government to secure land for development. Anuar Alias dan Md Nasir Daud, 2006, 326 Musyawarah yang dilakukan di Negara Malaysia juga melibatkan para pemilik tanah dan juga sangat memperhatikan ganti rugi yang harus diberikan pemerintah kepada pemilik tanah. Musyawarah yang dilakukan pada dasarnya tidak harus menguntungkan pihak pemerintah tetapi juga harus memperhatikan pemilik tanah. Musyawarah yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga dengan para pemilik yang difasilitasi oleh P2T bagi pelaksanaan pembangunan jalan tol Solo-Mantingan di Kabupaten Boyolali telah berulang kali dilaksanakan. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya 60 kesepakatan antara pemerintah dan perangkat desa sebagai pemegang hak dari tanah kas Desa Dibal. 4 Pemberian Ganti Kerugian Pemberian ganti kerugian dapat dilakukan dalam bentuk: a Uang b Tanah Pengganti c Pemukiman kembali d Kepemilikan saham e Bentuk lain yang disetujui kedua belah pihak Pelaksana Pengadaan Tanah membuat penetapan mengenai bentuk ganti kerugian berdasarkan berita acara kesepakatan danatau putusan Pengadilan NegeriMahkamah Agung. Pemberian Ganti Kerugian dibuat dalam berita acara pemberian Ganti Kerugian yang dilampiri dengan: a Daftar Pihak yang Berhak penerima Ganti Kerugian b Bentuk dan besarnya Ganti Kerugian yang telah diberikan c Daftar dan bukti pembayarankwitansi d Berita acara pelepasan hak atas tanah dan penyerahan bukti penguasaan atau kepemilikan Objek Pengadaan Tanah kepada instansi yang memerlukan tanah melalui Pelaksana Pengadaan Tanah. Dalam hal Pihak yang Berhak menolak bentuk danatau besarnya Ganti Kerugian berdasarkan hasil musyawarah atau putusan pengadilan negeriMahkamah Agung, Ganti Kerugian dititipkan di Pengadilan Negeri setempat. Penitipan Ganti Kerugian juga dilakukan terhadap: a Pihak yang Berhak menerima Ganti Kerugian tidak diketahui keberadaannya; b Objek Pengadaan Tanah yang akan diberikan Ganti Kerugian: 1 sedang menjadi objek perkara di pengadilan; 2 masih dipersengketakan kepemilikannya; 3 diletakkan sita oleh pejabat yang berwenang; atau 4 menjadi jaminan di bank. 61 Pada saat pelaksanaan pemberian Ganti Kerugian dan Pelepasan Hak telah dilaksanakan atau pemberian Ganti Kerugian sudah dititipkan di Pengadilan Negeri, kepemilikan atau Hak Atas Tanah dari Pihak yang Berhak menjadi hapus dan alat bukti haknya dinyatakan tidak berlaku dan tanahnya menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh negara.

d. Tahap Penyerahan Hasil Pengadaan Tanah