STUDI KEANEKARAGAMAN MORFOLOGI MIKROBA PADA PRODUK FERMENTASI DURIAN (Durio zibethinus Murr.)

(1)

STUDI KEANEKARAGAMAN MORFOLOGI MIKROBA PADA PRODUK FERMENTASI DURIAN (Durio zibethinusMurr.)

(Skripsi)

Oleh

Yeyen Suvenda

0517021017

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG


(2)

ABSTRAK

STUDI KEANEKARAGAMAN MORFOLOGI MIKROBA PADA PRODUK FERMENTASI DURIAN (Durio zibethinusMurr.)

Oleh : Yeyen Suvenda

Tempoyak merupakan hasil fermentasi daging durian dengan menggunakan metode penggaraman. Karena pemberian NaCl, terjadi perubahan lingkungan dan daging durian menjadi media selektif pertumbuhan mikroba. Dengan kodisi tersebut tidak semua mikroba dapat tumbuh. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keanekaragaman mikroba yang terdapat pada fermentasi durian atau tempoyak berdasarkan jumlah sel, morfologi koloni dan morfologi selnya. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat sebagai informasi keanekaragaman mikroba bagi masyarakat khususnya para ilmuwan dan peneliti di bidang makanan.

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap, dengan 3 kali pengulangan untuk tiap media. Telah dilakukan fermentasi durian, isolasi mikroba, identifikasi morfologi dan perhitungan koloni. Pembuatan tempoyak dilakukan oleh peneliti, tempoyak yang digunakan berumur tiga hari. Isolasi bakteri dengan menaburkan (pour) suspensi kedalam cawan petri. Media yang digunakan yaitu MRS agar, NA, PDA, dan PCA. Di inkubasi selama 48 jam, kemudian di hitung jumlah koloni dan diamati morfologi koloni dan morfologi selnya. Diperoleh jumlah sel untuk BAL sebanyak 1.186.667 sel/gram bahan, sedangkan bakteri non BAL sebanyak 423.333 sel/gram bahan, untuk jamur sebanyak 526.667 sel/gram bahan, dan untuk mikroba (Plate count) sebanyak 820.000 sel/gram bahan, hal ini

membuktikan bahwa baktri asam laktat mendominasi populasi pada tempoyak. Berdasarkan pengamatan morfologi koloni diperoleh empat isolat bakteri asam laktat yaitu L1, L2, L3, dan L4. Untuk bakteri non BAL diperoleh lima isolat bakteri yaitu B1, B2, B3, B4, dan B5. Jamur diperoleh empat isolat yaitu P1, P2, P3, dan P4, dan mikroba (plate count) diperoleh empat isolat yaitu M1, M2, M3, dan M4. M1 dan M2 merupakan koloni bakteri, sedangkan M3 dan M4

merupakan koloni jamur. Karakterisasi bakteri asam laktat dengan bentuk selnya basil, bersifat Gram positif, uji katalase negatif, menunjukkan bahwa bakteri asam laktat yang diperoleh merupakanLactobacillus sp.


(3)

STUDI KEANEKARAGAMAN MORFOLOGI MIKROBA PADA PRODUK FERMENTASI DURIAN (Durio zibethinusMurr.)

Oleh

Yeyen Suvenda

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA SAINS

Pada Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

Judul Skripsi :STUDI KEANEKARAGAMAN MIKROBA PADA FERMENTASI DURIAN

(Durio zibethinusMurr.)

Nama Mahasiswa :Yeyen Suvenda

Nomor Pokok Mahasiswa : 0517021017

Jurusan : Biologi

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Menyetujui, Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. C.N. Ekowati, M.Si Kusuma Handayani, M. Si

NIP. 195808181985032001 NIP. 197808192008012018

Mengetahui,

Ketua Jurusan Biologi FMIPA

Dra. Nuning Nurcahyani, M. Sc NIP. 196603051991032001


(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dra. C. N. Ekowati, M.Si. ...

Sekretaris : Kusuma Handayani, M.Si. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Ir. Salman Alfarizi ...

2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Prof. Suharso, Ph.D NIP. 196905301995121001


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang, Bandar Lampung pada tanggal 19 Oktober 1987. Merupakan anak pertama dari empat bersaudara, dari pasangan bapak Hi. Yasbil Chaniago, S.H, M.M dan Hj. Hasiana, S.Pdi.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis, TK. ARRUSDAH diselesaikan pada tahun 1993. Sekolah Dasar di SD 4 Gedong Air, Bandar Lampung

diselesaikan pada tahun 1999. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 12 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2002, dan Sekolah Menengah Atas di SMA negeri 10 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis diterima menjadi mahasiswa Jurusan Biologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung melalui jalur PMKA.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten praktikum Taksonomi Hewan I bagi mahasiswa biologi angkatan 2006 sampai 2008, Struktur

Perkembangan Hewan II bagi mahasiswa biologi angkatan 2008, Avertebrata dan Karsinologi bagi mahasiswa D3 Perairan FMIPA ankatan 2007, serta Biologi Umum bagi mahasiswa pertanian angkatan 2008, 2009, dan mahasiswa Perguruan Tinggi UMITRA pada tahun 2009. Selain itu penulis juga aktif sebagai anggota Organisasi Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) FMIPA dalam dua periode.


(7)

Periode 2006-2007 penulis berperan sebagai anggota bidang Kaderisasi,

sedangkan periode 2007-2008 penulis berperan sebagai ketua bidang Kaderisasi. Dan selama menjadi mahasiswa sudah banyak seminar baik lokal maupun nasional yang telah dihadiri.

Pada tahun 2008, penulis menikah dengan seorang pria yang bernama Teddy Irawan. Pada tahun 2009, penulis dikaruniai seorang anak laki-laki yang sangat tampan, yang diberi nama Muhammad Radhey Almer.

Pada tahun 2009, penulis mengikuti Kerja Praktek di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Propinsi Lampung, dan menulis laporan ilmiah dengan judul

”Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) Terhadap Penyakit TBC (Tuberculosis) Dengan Metode Zielh-Neelsen (ZN)”.


(8)

MOTTO

Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, maka

pabila engkau telah selesai (dari suatu urusan) tetaplah bekerja

keras untuk urusan yang lain, dan hanya kepada tuhanmulah

engkau berharap (Q.S Al-Insyirah : 6-8)

Rasulullah bersabda : Kejarlah apa yang bermanfaat untukmu,

dan mintalah pertolongan kepada Allah. Janganlah mudah

menyerah dan jangan pernah berkata kalau saja aku melakukan

ini pasti akan jadi begini . Tapi katakanlah Allah telah

mentakdirkan, dan apa yang Dia kehendaki pasti akan Dia

lakukan .


(9)

Kupersempahkan karya kecil ini kepada:

Kedua orang tuaku tercinta atas setiap tetes darah yang mengalir

dalam tubuhku, serta cucuran keringat, air mata, kasih sayang,

doa, dan segala pengorbanan yang tiada henti-hentinya tercurah

untukku...

Suami dan anakku tercinta atas dukungan, kesabaran dan

keikhlasannya, selalu menemaniku hingga akhir..

Adik-adik ku tersayang atas kebersamaan yang telah memberikan

warna-warni hidupku...

Kedua orang tua serta adik-adik ku di antasari yang selalu

mendukung dan memberi semangat dalam menyelesaikan karya

ilmiah ini.. .


(10)

SANWACANA

Syukur Alhamdulillah segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat serta ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini dengan judul“Studi Keanekaragaman Morfologi Mikroba Pada produk Fermentasi Durian (Durio zibethinusMurr.)”. Penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Dalam menyusun skripsi ini, banyak bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dengan tulus ikhlas kepada :

1. Ibu Dra. C. N. Ekowati, M.Si selaku Pembimbing I yang telah memberikan ide, memberikan bimbingan, dan pengarahan kepada penulis selama penulis

merencanakan, melaksanakan penelitian, dan penulisan skripsi ini.

2. Ibu Kusuma Handayani, M.Si selaku Pembimbing II yang telah membimbing, memberi semangat, serta motivasi kepada penulis selama proses penelitian hingga skripsi ini selesai.

3. Bapak Ir. Salman Alfarizi selaku Pembahas yang telah memberi kritik dan saran yang membangun kepada penulis, dan yang telah menyisihkan waktunya untuk memeriksa, memberikan bimbingan selama penyelesaian skripsi.


(11)

4. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc selaku Kepala Jurusan Biologi Fakultas MIPA yang turut membantu dan memberikan semangat kepada penulis.

5. Bapak Prof. Suharso, Ph.D selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam atas fasilitas yang diberikan.

6. Kedua orang tua ku (Mama dan Papa), yang selalu dengan tulus mendoakan dan memberikan dukungan baik moril maupun materi, dengan sabar menanti hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Imam dunia akhirat ku Kak Teddy, yang telah mengizinkan ku menyelesaikan kuliah, mendukung dan memberikan semangat serta kasih sayang hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Anak ku M. Radhey Almer yang menjadi salah satu penyemangat, selalu menghibur saat lelah, dan turut menemani perjalanan skripsi ini. 8. My sisters Ovi, Agi, Chania, yang selalu berbagi canda, tawa, sedih, kebahagiaan,

semangat dan dukungan, dan turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi. 9. Keluarga ku di antasari (Mama, Ayah, Siska, Novita, Ficky, Rayhan), yang telah

dengan sabar membantu dalam proses penyelesaian skripsi, memberikan semangat dan dukungan yang penuh.

10. Seluruh Staff dan karyawan Jurusan Biologi FMIPA, yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan administrrasi.

11. Ibu Dra. Tunjung Tripeni, M. Si terima kasih atas doa, nasihat, semangat serta dukungannya selama penulis menimba ilmu.

12. Bapak Dr. Sumardi, M.Si selaku Pembimbing Akademik

13. Luluk (Ulul) sahabat sejati ku yang telah menemani hari-hari di kampus selama


(12)

Ratna, Zahra, yang telah memberikan dukungan, semangat, dan telah membantu penulis dalam proses penelitian, terima kasih atas canda tawa yang telah diberikan. 14.Hikmatun (Ii’) 07, Etsa 07, Eka 08, terima kasih telah membantu dan menemani

selama mengurus persyaratan seminar hasil, ujian skripsi, hingga wisuda 15. Nunungdan b’ida yang selalu betah menjadi tempat curhat, yang tidak kenal

perhitungan jasa. B’ida terima kasih karena menganggap penulis sebagai adik,

nunung terima kasih karena menganggap penulis sebagai teman yang akrab. Untuk kalian terima kasih atas semangat dan dukungannya.

16. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-persatu, yang telah dengan tulus membantu penulis selama penulis melakukan proses pembuatan skripsi ini.

Semoga amal baik dan ketulusan hati kalian semua mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan di dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan bagi perbaikan skripsi ini di masa yang akan datang. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Bandar Lampung, November 2012 Penulis,


(13)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikroba merupakan makhluk hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil atau bersifat mikroskopis, kebanyakan terdiri dari makhluk hidup bersel tunggal (uniseluler) (Kusnadi dan Aditawati, 2003). Setiap sel tunggal mikroba memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktifitas kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan, dan menghasilkan energi (Darkuni, 2001). Mikroba terdiri dari berbagai kelompok jasad renik meliputi bakteri, jamur (khamir, kapang). Untuk membedakan golongan mikroba dapat diketahui dari morfologinya (Waluyo, 2004).

Untuk dapat tumbuh dan berkembang, mikroba membutuhkan nutrisi. Kebutuhan nutrisi tiap jenis mikroba tidak sama, sesuai dengan kemampuan metabolisme mikroba dalam mengkatalis senyawa organik yang akan dimanfaatkan untuk pertumbuhannya. Oleh sebab itu, tidak semua media dapat menjadi tempat berkembangnya semua jenis mikroba (Lindquist, 1998). Sebagai contoh pada susu terdapat bakteriLactobacillus delbrueckii,

Lactobacillus achidophilus, L. bulgaricus, L. reuteri,Streptococcus liquifaciens, Streptococcus cremoris, Streptococcus lactis. Bakteri- bakteri


(14)

2 tersebut mendekomposisi laktosa (gula susu), dan menghasilkan asam laktat pada susu, sehingga susu menjadi yoghurt (Randazzo, Restucia, Romano, Caggia, 2004).

BakteriLactobacillusjuga dapat ditemukan pada fermentasi sayuran. Pada sayuran terdapat kandungan nutrisi yang juga dapat digunakan oleh mikroba. Sayuran diperkaya vitamin A, vitamin B2, B6, B12, vitamin K, folat dan mineral lainnya. Pada fermentasi acar mentimun dan sauer kraut ditemukan bakteriLactobacillus plantarum, Lactobacillus brevis, Penicillium cerevisiae, Lactobacillus cryneformis, Streptococcus thermophilus, Lactobacillus

mesenterioides(Harrigan, 1998).

Pada penelitian Ekowati (2000) diisolasi bakteri asam laktat yang berasal dari tempoyak durian dan didapatkan dua isolat bakteri asam laktat yang dapat membentuk asam organik. Hasil dari penelitian Lesmana (2010)

ditemukannya tiga isolatLactobacillus, masing-masing isolat diberi kode L1, L2, dan L3. Ketiga isolat tersebut dibedakan berdasarkan morfologi koloni dan karakteristiknya.

Di dalam durian terdapat nutrisi organik yang dapat dimanfaatkan oleh mikroba heterotrof. Dalam setiap 100 g daging buah durian, mengandung nutrisi yaitu protein 2,5–2,8 g, lemak 5,33 g, karbohidrat 30,4–34,1 g, dan memiliki jumlah kalori sebesar 144 kkal (Suryani, 2001).

Seperti halnya pada fermentasi acar mentimun dan sauer kraut, pembuatan tempoyak dengan cara penggaraman terhadap bahan dasar daging durian.


(15)

3 Pemberian NaCl pada daging durian, menyebabkan pelepasan cairan dari bahan dasar (daging durian). Cairan tersebut mengandung gula, protein terlarut, mineral, dan zat-zat lain yang dapat digunakan sebagai substrat oleh mikroba. Larutan ini juga berfungsi sebagai media selektif pertumbuhan mikroba. Semakin lama kondisi tempoyak menjadi asam dan memiliki pH rendah. Hal ini disebabkan mikroba yang tumbuh selama fermentasi

tempoyak tersebut menghasilkan asam. Pada kondisi seperti ini, tidak semua mikroba dapat tumbuh. Terjadinya persaingan antara mikroba yang tidak tahan asam dengan mikroba yang tahan asam, menyebabkan perubahan populasi mikroba tertentu (Yuliana, 2007).

B. Rumusan masalah

Telah diketahui pada fermentasi durian (tempoyak) terdapat bakteri

Lactobacillus. Akan tetapi belum diketahui keanekaragaman mikroba dan jumlah populasi mikroba yang terdapat pada tempoyak. Oleh karena itu, diperlukan studi keanekaragaman populasi mikroba pada fermentasi durian (Durio zibethinusMurr.) berdasarkan jumlah koloni, morfologi dan

karakteristik mikroba.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui keanekaragaman mikroba yang terdapat pada fermentasi durian atau tempoyak berdasarkan morfologi koloni dan selnya.


(16)

4

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi keanekaragaman mikroba bagi masyarakat khususnya para ilmuwan dan peneliti di bidang makanan.

E. Kerangka Pikir

Pada daging durian, terdapat unsur nutrisi yang diperlukan oleh mikroba yang bersifat heterotrof. Mikroba heterotrof sangat bergantung pada senyawa organik sebagai sumber nutrisi. Lactobacillusmerupakan bakteri heterotrof yang memerlukan karbon organik. Senyawa organik tersebut dapat berupa karbohidrat, protein, dan lemak. Lactobacillusdapat ditemukan dalam susu, fermentasi sayuran, yoghurt, dll. Daging durian mengandung banyak

karbohidrat, lemak, protein, dan mineral. Setiap 100 g daging durian mengandung 67 g air, 28,3 g karbohidrat, 2,5 g lemak, 2,5 g protein, 1,4 g serat, serta memiliki nilai energi sebesar 520 kJ. Durian juga banyak mengandung vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C, serta kalium, kalsium dan fosfor (Suryani, 2001).

Tempoyak merupakan hasil fermentasi olahan daging durian yang diberi sedikit garam. Penambahan garam pada daging durian akan menyebabkan pelepasan cairan dari daging durian. Cairan tersebut mengandung gula, protein terlarut, mineral, dan zat-zat lain yang dapat digunakan sebagai substrat oleh mikroba. Dengan penambahan garam, kondisi lingkungan media berubah, sehingga tidak semua mikroba dapat tumbuh pada tempoyak.


(17)

5 Lactobacillusmerupakan salah satu bakteri yang dapat tumbuh pada

tempoyak. Dengan kondisi media dan nutrisi yang terkandung pada daging durian tersebut, mendukung pertumbuhan populasi bakteri asam laktat. Bakteri tersebut akan menghasilkan asam laktat dan menyebabkan perubahan lingkungan media. Semakin lama kondisi daging durian akan berubah menjadi lebih asam, dan memiliki pH rendah. Pada kondisi media tumbuh tersebut mikroba yang tidak tahan asam akan mengalami penghambatan pertumbuhan, dan tidak dapat berkompetisi dengan jenis mikroba yang lebih tahan asam sepertiLactobacillus casei, L. bulgaricus, L. reuteri. Bakteri asam laktat mampu bertahan hidup, dan akan mendominasi tempoyak.

F. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah :

a. Mikroba yang tumbuh pada fermentasi durian beranekaragam

b. Populasi mikroba pada tempoyak didominasi oleh bakteri asam laktat (BAL).


(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Mikroba

Mikroba merupakan organisme yang berukuran kecil (mikro), dapat melakukan aktifitas untuk hidup, dapat tergolong dalam prokaryot seperti bakteri dan virus, dan eukaryot seperti alga, protozoa. Mikroba sangat berperan dalam kehidupan (Nester, Anderson, Robert, Nester, 2009). Mikroba terdiri dari bakteri, jamur, dan virus. Secara umum, tiap mikroba mempunyai morfologi dan struktur anatomi yang berbeda (Waluyo, 2004). Peranan utama mikroba adalah sebagai (pengurai) bahan-bahan organik. Selain merugikan, mikroba juga mempunyai banyak keuntungan bagi

manusia. Mikroba tidak perlu tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relatif cepat. Oleh karena itu, setiap mikroba memiliki peran dalam kehidupan (Darkuni, 2001).

1. Jenis dan Golongan Mikroba

Berdasarkan struktur sel, mikroba dibagi menjadi dua golongan yaitu

prokariotik dan eukariotik. Hanya bakteri dan arkhae (alga hijau biru) yang memiliki sel prokariotik. Sedangkan protista, tumbuhan, jamur dan hewan semuanya mempunyai sel eukariotik.


(19)

7

Tabel 1. Perbedaan Antara Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik Struktur Prokariotik Eukariotik

Membran nukleus - +

Membran plastida - +

Nukleus - +

Nukleolus - +

Plastida -

+/-Mitokondria - +

Badan golgi - +

Kromosom + (tunggal) + (ganda) DNA + (telanjang) + (dengan protein)

RNA + +

Histon - +

Pigmen + +

Pembelahan Amitosis mitosis/meiosis

Gambar 1. Struktur Sel Prokariotik Gambar 2. Struktur Sel Eukariotik (Wiwik)


(20)

8 Whittaker membagi jasad hidup menjadi tiga tingkat perkembangan, yaitu: 1. Jasad prokariotik yaitu bakteri dan ganggang biru (Divisio Monera) 2. Jasad eukariotik uniseluler yaitu algae sel tunggal, khamir dan protozoa

(Divisio Protista)

3. Jasad eukariotik multiseluler dan multinukleat yaitu Divisio Fungi, Divisio Plantae, dan Divisio Animalia (Prescott, 2008).

2. Morfologi Koloni Mikroba (Makroskopik)

Mikroba tumbuh sangat cepat ketika didukung dengan gizi dan kondisi lingkungan yang baik. Mikroba membentuk koloni yang khas. Morfologi koloni dapat ditinjau dari berbagai aspek, yaitu bentuk, tepi atau pinggir koloni, ketinggian, permukaan, warna koloni

Bentuk

Tepi koloni

Elevasi


(21)

9

3. Morfologi Sel Mikroba

Morfologi sel mikroba adalah karakteristik mikroba yang dilihat melalui pengamatan mikroskop. Morfologi mikroskopik mikroba dapat ditinjau dari bentuk sel, sifat terhadap pewarnaan (gram positif/negatif), dan spora. Tiap jenis mikroba memiliki morfologi sel yang berbeda. Jamur, khamir dan kapang memiliki karakteristik yang tidak sama (Waluyo, 2004).

a. Bakteri

Bakteri adalah kelompok mikroba yang tidak memiliki membran inti sel, termasuk prokariota dan mikroskopik, serta memiliki peran dalam kehidupan. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai penyebab penyakit, kelompok lainnya memberikan manfaat di bidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana, tanpa nukleus, kerangka sel, dan organel lainnya seperti mitokondria dan kloroplas (Madigan, 2009).

Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5μm, tetapi ada bakteri yang dapat berdiameter hingga 700μm, yaituThiomargarita. Bakteri umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu bergerak) yang disebabkan oleh flagel (Madigan, 2009). • Bentuk sel bakteri

Bakteri memiliki beberapa bentuk sel, ada yang berbentuk batang (basil), berbentuk bulat (coccus), dan berbentuk spiral.


(22)

10

Tabel 2. Bentuk Sel Bakteri

Batang (basil)

Bulat (coccus)

Spiral

(Pelczar, 1999).

• Sifat Gam Bakteri

Dengan adanya peptidoglikan pada dinding sel, bakteri terbagi dua yaitu : 1. Gram positif yaitu bakteri bila diwarnai dengan kristal ungu atau

iodium lalu dicuci dengan alkohol akan tetap berwarna ungu. Hal ini terjadi karena bakteri mempunyai lapisan peptidoglikan yang tebal. 2. Gram negatif yaitu bakteri tersebut akan kehilangan warna ungunya

setelah dicuci dikarenakan peptidoglikan gram negatif lebih tipis. Sifat bakteri terhadap pewarnaan gram merupakan sifat penting untuk membantu determinasi suatu bakteri.


(23)

11

Tabel 3. Perbedaan Gram Positif dan Gram Negatif

Perbedaan Gram Positif Gram negatif Struktur dinding sel Tipis, sekitar 10-15 nm, berlapis

tiga atau multilayer

Tebal, sekitar 15-80 nm, monolayer

Kandungan lemak pada dinding sel

Lebih banyak (11-22%), peptidoglikan didalam lapisan kaku.

Normal (1-4%),

peptidoglikan ada yang sebagai lapisan tunggal

Asam tekoat - +

Penisilin Kurang rentan Bersifat lebih rentan Pertumbuhan Tak begitu dihambat oleh zat

warna seperti kristal violet

Dihambat secara nyata oleh zat warna seperti ungu kristal Komposisi nutrisi

yang dibutuhkan

Relatif sederhana Lebih rumit Resistensi terhadap

gangguan fisik

Tidak resisten Lebih resisten Resistensi terhadap

alkali (1% KOH)

Resistensi terhadap alkali lebih pekat

Resistensi terhadap alkali larut

Streptomisin Peka Tidak peka

Toksin yang dibentuk

Endotoksin Eksotoksin dan Endotoksin (Entjang, 2003).

• Endospora

Bakteri ada yang dapat membentuk endospora, pembentukan endospora merupakan cara bakteri mengatasi kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Endospora dapat bertahan hidup dalam keadaan kekurangan nutrien, tahan terhadap panas, kekeringan, radiasi UV serta bahan kimia. Ketahanan tersebut disebabkan oleh selubung spora yang tebal dan keras. Sifat-sifat ini menyebabkan dibutuhkannya perlakuan yang keras untuk mewarnainya. Hanya bila diperlukan panas yang cukup, pewarna yang sesuai dapat menembus endospora. Tetapi sekali pewarna memasuki endospora, sukar untuk dihilangkan. Ukuran dan letak

endospora di dalam sel merupakan ciri yang digunakan untuk membedakan spesies bakteri yang membentuknya (Entjang, 2003).


(24)

12

b. Khamir (Yeast)

Khamir merupakan jenis jamur uniseluler, bentuk sel tunggal dan berkembang biak secara pertunasan. Ukuran sel khamir beragam, lebarnya berkisar antara 1-5μm dan panjangnya berkisar dari 5-30μm atau lebih. Biasanya sel khamir berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun sekalipun dalam biakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan bentuk. Sel-sel individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tak dilengkapi flagellum atau organ-organ penggerak lainnya (Dwijoseputro, 2005).

Gambar 4. KhamirSaccharomycessp (Pelczar, 1999)

c. Kapang (Mould)

Kapang (mould/filamentous fungi) merupakan mikroba anggota Kingdom Fungi yang membentuk hifa. Tubuh atau talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 μ m, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 μ m(Coyne dan Mark, 1999).


(25)

13 Kapang melakukan penyebaran menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual (Pelczar, 1999).

Jamur tidak dapat hidup secara autotrof, melainkan secara heterotrof. Jamur hidup dengan menguraikan bahan-bahan organik yang ada dilingkungannya. Habitat kapang sangat beragam, namun pada umumnya kapang dapat tumbuh pada substrat yang mengandung sumber karbon organik. Umumnya jamur hidup secara saprofit, artinya hidup dari penguraian sampah sampah-sampah organik seperti bangkai, sisa tumbuhan, makanan dan kayu lapuk. Ada pula jamur yang hidup secara parasit artinya jamur mendapatkan bahan organik dari inangnya misalnya dari manusia, binatang dan tumbuhan. Adapula yang hidup secara simbiosis mutualisme, yakni hidup bersama dengan orgaisme lain agar saling mendapatkan untung, misalnya bersimbiosis dengan ganggang membentuk lumut kerak.


(26)

14 Jamur uniseluler misalnya ragi dapat mencerna tepung hingga terurai menjadi gula, dan gula dicerna menjadi alkohol, sedangkan jamur multiseluler

misalnya jamur tempe dapat mengaraikan protein kedelai menjadi protein sederhana dan asam amino. Makanan tersebut dicerna diluar sehingga disebut pencernaan ekstraseluler, sama seperti pada bakteri.

B. Kebutuhan Nutrisi Mikroba

Seperti halnya dengan jasad hidup pada umumnya, mikroba memerlukan energi dan bahan-bahan untuk membangun tubuhnya yang disebut nutrien. Untuk dapat menggunakan energi dari nutrien maka sel melakukan kegiatan yang disebut metabolisme. Metabolisme dibagi atas anabolisme/asimilasi (proses sintesa untuk membentuk bahan protoplasma dan bagian sel lain) dan katabolisme/disimilasi (proses perombakan bahan makanan menjadi bahan lebih sederhana disertai pelepasan energi) (Priani, 2003).

Mikroba banyak jenisnya, berbeda sifat fisiologis sehingga kebutuhan nutrisinya juga berbeda. Mikroba dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat (holozoik), dan bentuk cair (holofitik). Mikroba holofitik dapat juga menggunakan makanan bentuk padat, tetapi makanan tersebut harus dicerna diluar sel dengan enzim ekstraselluler. Bahan makanan berfungsi sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan aseptor (Rodgers, 2004). Secara garis besar bahan makanan dibagi menjadi nutrisi makro dan nutrisi mikro. Nutrisi makro seperti air, cahaya matahari, karbohidrat, karbonat,


(27)

15 asam organik, protein, lemak, vitamin. Nutrisi mikro seperti C, O, N, H, K, Ca, Mg, S, Na, Cl, dan P (Rodgers,et al, 2004).

Berdasarkan sumber karbon, mikroba digolongkan menjadi mikroba autotrof dan heterotrof. Mikroba autotrof yaitu mikroba yang memerlukan karbon anorganik seperti CO2dan CO3. Sedangkan mikroba heterotrof memerlukan

karbon organik seperti karbohidrat. Selain itu mikroba heterotrof juga dapat mendegradasi senyawa organik dan menggunakannya untuk menunjang pertumbuhannya. Proses ini dibantu oleh beberapa jenis enzim untuk

memecah makromolekul seperti karbohidrat, protein, dan lemak untuk dipecah menjadi senyawa yang lebih sederhana. Sebagai contoh enzim protease digunakan untuk memecah protein menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti asam amino (Anesti, McDonald, Kelly 2005).

C. Faktor Lingkungan

Di dalam kehidupan beberapa mikroba seperti bakteri, jamur, dan virus dipengaruhi oleh lingkungan dan untuk mempertahankan hidup mikroba melakukan adaptasi dengan lingkungan. Adaptasi ini terjadi secara cepat serta bersifat sementara atau permanen sehingga mempengaruhi bentuk morfologi dan struktur anatomi dari bakteri, jamur, dan virus (Waluyo, 2004). Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme seperti oksigen, kadar air, temperatur (suhu), dan pH (Berg dan Tymozcko, 2002).


(28)

16

D. Peranan Mikroba Dalam Fermentasi Pangan

Terdapat beberapa kelompok mikroba yang mampu melakukan proses

fermentasi dan hal ini telah banyak diterapkan pada pengolahan berbagai jenis makanan. Bahan pangan yang telah difermentasi pada umumnya akan

memiliki masa simpan yang lebih lama, juga dapat meningkatkan dan memberikan cita rasa baru dan unik pada makanan tersebut.

Beberapa makanan hasil fermentasi dan bakteri yang berperan :

Lactobacillus bulgaricusdanStreptococcus thermophilus, berperan dalam pembuatan yoghurt

Streptococcus lactis,berperan dalam pembuatan mentega

Pediococcus cerevisiae, berperan dalam pembuatan sosis daging

Lactobacillus bulgaricusdanStreptococcus lactis, berperan dalam proses pembuatan kefir

Beberapa makanan hasil fermentasi dan kapang yang berperan :

Rhizopus oligospora, Rhizopus oryzae, berperan dalam pembuatan tempe dan oncom hitam

Neurospora sitophia, berperan dalam pembuatan oncom merah

Aspergillus oryzae, berperan dalam pembuatan kecap dan tauco kedelai • Penicililium roqueforti, berperan dalam pembuatan keju biru

Beberapa makanan hasil fermentasi dan khamir yang berperan :

Candida fanata, Candida diffluens, Rhodotorula rubra, Rhodotorula glutinis, berperan dalam pembuatan susu segar pasteurisasi dan mentega.


(29)

17 • Saccharomyces cerevisiae, Debaryomyces hansenii, Hansenula anomala,

berperan dalam pembuatan yoghurt.

Kluyveromyces marxianus, Candida lipolytica, Cryptococcus laurentii, Sporobolmyces roseus, berperan dalam pembuatan keju cottage dan segar. Beberapa spesies bakteri pengurai dan patogen dapat tumbuh di dalam

makanan. Kelompok bakteri ini mampu memetabolisme berbagai komponen di dalam makanan dan kemudian menghasilkan metabolit sampingan yang bersifat racun. Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulinin,

seringkali terdapat pada makanan kalengan dan kini senyawa tersebut dipakai sebagai bahan dasar botox (Schaechter, 2004).

E. Durian Sebagai Media Tumbuh Mikroba

Klasifikasi durian (Durio zibethinusMurr.) : Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub divisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Malvales Famili : Bombacaceae Genus : Durio

Spesies : Durio zibethinus

Durian merupakan salah satu buah yang dapat dijadikan media tumbuh mikroba. Daging durian dapat diolah menjadi suatu produk makanan dengan


(30)

18 bantuan bakteri yang tumbuh didalamnya. Mikroba yang tumbuh di daging durian akan menghasilkan suatu asam, sehingga daging durian mengalami fermentasi. Fermentasi daging durian juga dikenal sebagai tempoyak. Suatu media dapat dijadikan tempat tumbuh mikroba apabila media tersebut memiliki kandungan yang dibutuhkan oleh mikroba. Pada daging durian, terdapat unsur nutrisi yang diperlukan oleh mikroba yang bersifat heterotrof. Daging durian mengandung banyak karbohidrat, lemak, protein, dan mineral. Setiap 100 g daging durian mengandung 67 g air, 28,3 g karbohidrat, 2,5 g lemak, 2,5 g protein, 1,4 g serat, serta memiliki nilai energi sebesar 520 kJ. Durian banyak mengandung vitamin A (20-30 I.U), vitamin B1, vitamin B2, vitamin C (19,7 mg), dan tinggi akan vitamin E. Durian juga banyak mengandung mineral dan nutrisi lain seperti kalsium (Ca), fosfor (P), asam folat, magnesium (Mg), potasium/kalium (K), zat besi (Fe), zinc, mangaan (Mn), tembaga (Cu), karoten, vitamin C, thiamin, niacin, dan riboflavin. Adapun jumlah kandungan yang terkandung di dalam durian yaitu : * Vitamin A: 20-30 I.U. * Asid Askorbik: 23.9-25.0 mg * Kalsium: 7.6-9.0 mg * Fosforus: 37.8-44.0 mg * Potasium: 436 mg * Thiamina: 0.24-0.352 mg * Riboflavin: 0.20 mg * Niacin0.6: 83-0.70 mg * Zat besi: 0.73-1.0 mg * Gula (purata) 12.0 g * Protin: 2.5-2.8 g (Suryani, 2001).


(31)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung selama bulan Mei tahun 2012.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu timbangan, autoclave, oven, kulkas,laminar air flow cabinet, inkubator, colony counter,

erlenmeyer 100 ml, gelas ukur 100 ml dan 10 ml, batang pengaduk, tabung reaksi, cawan petri, mikro pipet, tip, lampu spritus, aluminium foil, kertas kopi, kapas, dan karet.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tempoyak, MRS Agar (De Man Rogosa Sharpe), PCA (Plate Count Agar), Potato Dextrose Agar (PDA), Nutrient Agar (NA), aquades, alkohol.


(32)

20

C. Metode Penelitian

Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Suspensi tempoyak ditabur ke dalam cawan petri, kemudian media dimasukkan ke dalam cawan petri tersebut (Pour Plate Methode). Mikroba yang diperoleh ialah mikroba yang dapat tumbuh dan berkembang pada keadaan dan kondisi media tanam. Populasi mikroba akan ditentukan berdasarkan jumlah koloni (Plate Count), keanekaagaman mikroba berdasarkan morfologi koloni, morfologi sel, ada tidaknya spora, dan sifat gram.

D. Prosedur Kerja

Daging durian dipisahkan dari biji durian, diberi garam sebanyak 5% dari jumlah daging durian tersebut. Kemudian disimpan didalam wadah yang tertutup rapat pada suhu ruangan (tidak dalam kulkas) selama 3 hari. Setelah 3 hari, fermentasi daging durian (tempoyak) sudah dapat digunakan sebagai bahan penelitian.

Tempoyak ditimbang sebanyak 1 g, dan dibuat suspensi dalam erlenmeyer yang berisi aquades sebanyak 99 ml (pengenceran10-2). Kemudian suspensi diencerkan kembali dengan cara 1 ml suspensi 10-2 dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi aquades 9 ml (pengenceran 10-3). Pengenceran suspensi terus dilakukan sampai 10-5.

Suspensi dari tiap tabung reaksi diambil sebanyak 1 ml dan ditabur (pour) di dalam cawan petri. Di buat 3 cawan petri untuk tiap media, ada 4 jenis media


(33)

21 yang digunakan. Kemudian masing-masing cawan dituangi media. Media tersebut yaitu MRS Agar sebagai media tumbuh bakteri asam laktat (BAL), NA untuk media tumbuh bakteri, PDA untuk media tumbuh fungi, dan PCA sebagai media tumbuh mikroba. Kemudian kultur diinkubasi selama 2 hari dalam inkubator pada suhu 370C. Penelitian ini dilakukan dengan 3 kali pengulangan.

Mikroba yang tumbuh diamati morfologi koloni meliputi bentuk, warna, bentuk tepi, dan elevasi. Serta diamati morfologi sel, ada tidaknya spora, motilitas, dan sifat gram. Koloni yang tumbuh dari masing-masing pengenceran dihitung dengan colony counter. Berdasarkan jumlah koloni yang diperoleh, populasi mikroba atau jumlah sel mikroba tiap gram tempoyak ditentukan dengan perhitungan Plate Count (Alfred. E.Brown, 2007).

Untuk media MRS dan NA, setelah dilakukan perhitungan jumlah koloni, langsung melakukan pengamatan morfologi koloni dan morfologi

mikroskopis. Sedangkan untuk media PDA dan PCA, setelah dilakukan perhitungan jumlah koloni, cawan petri dimasukkan kembali ke dalam inkubator selama 4 hari sampai fungi yang tumbuh membentuk spora.


(34)

22

E. Diagram Alir

Pembuatan fermentasi daging durian (tempoyak), selama 3 hari

Pembuatan suspensi dalam erlenmeyer yang berisikan aquades 99 ml (pengenceran10-2)

Suspensi pada erlenmeyer diencerkan di tabung reaksi yang berisikan aquades 9 ml. Pengenceran dilakukan sampai 10-5

Pembiakan menggunakan Pour Plate Methode. Menggunakan empat media yaitu MRS, NA, PDA, PCA. Kemudian di inkubasi selama 48 jam.

Menghitung jumlah koloni dengan menggunakan Colony Counter

Pengamatan data berdasarkan morfologi koloni, dan morfologi mikroskopis bagi media MRS dan NA

Untuk media PDA dan PCA di inkubasi kembali selama 4 hari, hingga sporanya terbentuk


(35)

23

E. Diagram gambar

100 g daging durian + 5 g garam (Fermentasi durian selama 3 hari)

1 gr tempoyak dimasukkan kedalam erlenmeyer yang berisikan aquades 99 ml Pembuatan suspensi

Pengenceran 10-2

1 ml 1 ml

Pengenceran suspensi Aquades 9 ml

1 ml suspensi 10-3 10-4 10-5 1 ml suspensi 1 ml

Pour plate (Duplo)

Media MRS Media MRS Media MRS

Media NA Media NA Media NA

Media PDA Media PDA Media PDA

Media PCA Media PCA Media PCA


(36)

24 Lanjutan

Inkubasi selama 48 jam, di dalam inkubator pada suhu 370C

Populasi mikroba dihitung menggunakanColony counter

Mikroba pada media MRS dan NA langsung diamati morfologi koloni dan selnya

Media PDA dan PCA di inkubasi kembali selama 4 hari, hingga sporanya terbentuk, kemudian diamati morfologi koloni


(37)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Populasi mikroba pada tempoyak didominasi oleh bakteri asam laktat yang berjumlah 1.186.667 sel/gram bahan.

2. Berdasarkan data morfologi koloni diperoleh empat isolat bakteri asam laktat yaitu L1, L2, L3, L4 dan lima isolat bakteri non BAL yaitu B1, B2, B3, B4, dan B5, jamur diperoleh empat isolat jamur yaitu P1, P2, P3, dan P4.

3. Berdasarkan sifat katalase dan Gram ke empat isolat bakteri asam laktat yang diperoleh menunjukkan bakteriLactobacillus.

B. Saran

Perlunya diadakan penelitian lanjutan mengenai lamanya masa fermentasi yang baik, dan pengaruh bakteri asam laktat terhadap bakteri yang lain.


(1)

C. Metode Penelitian

Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Suspensi tempoyak ditabur ke dalam cawan petri, kemudian media dimasukkan ke dalam cawan petri tersebut (Pour Plate Methode). Mikroba yang diperoleh ialah mikroba yang dapat tumbuh dan berkembang pada keadaan dan kondisi media tanam. Populasi mikroba akan ditentukan berdasarkan jumlah koloni (Plate Count), keanekaagaman mikroba berdasarkan morfologi koloni, morfologi sel, ada tidaknya spora, dan sifat gram.

D. Prosedur Kerja

Daging durian dipisahkan dari biji durian, diberi garam sebanyak 5% dari jumlah daging durian tersebut. Kemudian disimpan didalam wadah yang tertutup rapat pada suhu ruangan (tidak dalam kulkas) selama 3 hari. Setelah 3 hari, fermentasi daging durian (tempoyak) sudah dapat digunakan sebagai bahan penelitian.

Tempoyak ditimbang sebanyak 1 g, dan dibuat suspensi dalam erlenmeyer yang berisi aquades sebanyak 99 ml (pengenceran10-2). Kemudian suspensi diencerkan kembali dengan cara 1 ml suspensi 10-2 dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi aquades 9 ml (pengenceran 10-3). Pengenceran suspensi terus dilakukan sampai 10-5.

Suspensi dari tiap tabung reaksi diambil sebanyak 1 ml dan ditabur (pour) di dalam cawan petri. Di buat 3 cawan petri untuk tiap media, ada 4 jenis media


(2)

yang digunakan. Kemudian masing-masing cawan dituangi media. Media tersebut yaitu MRS Agar sebagai media tumbuh bakteri asam laktat (BAL), NA untuk media tumbuh bakteri, PDA untuk media tumbuh fungi, dan PCA sebagai media tumbuh mikroba. Kemudian kultur diinkubasi selama 2 hari dalam inkubator pada suhu 370C. Penelitian ini dilakukan dengan 3 kali pengulangan.

Mikroba yang tumbuh diamati morfologi koloni meliputi bentuk, warna, bentuk tepi, dan elevasi. Serta diamati morfologi sel, ada tidaknya spora, motilitas, dan sifat gram. Koloni yang tumbuh dari masing-masing pengenceran dihitung dengan colony counter. Berdasarkan jumlah koloni yang diperoleh, populasi mikroba atau jumlah sel mikroba tiap gram tempoyak ditentukan dengan perhitungan Plate Count (Alfred. E.Brown, 2007).

Untuk media MRS dan NA, setelah dilakukan perhitungan jumlah koloni, langsung melakukan pengamatan morfologi koloni dan morfologi

mikroskopis. Sedangkan untuk media PDA dan PCA, setelah dilakukan perhitungan jumlah koloni, cawan petri dimasukkan kembali ke dalam inkubator selama 4 hari sampai fungi yang tumbuh membentuk spora.


(3)

E. Diagram Alir

Pembuatan fermentasi daging durian (tempoyak), selama 3 hari

Pembuatan suspensi dalam erlenmeyer yang berisikan aquades 99 ml (pengenceran10-2)

Suspensi pada erlenmeyer diencerkan di tabung reaksi yang berisikan aquades 9 ml. Pengenceran dilakukan sampai 10-5

Pembiakan menggunakan Pour Plate Methode. Menggunakan empat media yaitu MRS, NA, PDA, PCA. Kemudian di inkubasi selama 48 jam.

Menghitung jumlah koloni dengan menggunakan Colony Counter

Pengamatan data berdasarkan morfologi koloni, dan morfologi mikroskopis bagi media MRS dan NA

Untuk media PDA dan PCA di inkubasi kembali selama 4 hari, hingga sporanya terbentuk


(4)

E. Diagram gambar

100 g daging durian + 5 g garam (Fermentasi durian selama 3 hari)

1 gr tempoyak dimasukkan kedalam erlenmeyer yang berisikan aquades 99 ml

Pembuatan suspensi

Pengenceran 10-2

1 ml 1 ml

Pengenceran suspensi Aquades 9 ml

1 ml suspensi 10-3 10-4 10-5 1 ml suspensi

1 ml Pour plate (Duplo)

Media MRS Media MRS Media MRS

Media NA Media NA Media NA

Media PDA Media PDA Media PDA

Media PCA Media PCA Media PCA


(5)

Lanjutan

Inkubasi selama 48 jam, di dalam inkubator pada suhu 370C

Populasi mikroba dihitung menggunakanColony counter

Mikroba pada media MRS dan NA langsung diamati morfologi koloni dan selnya

Media PDA dan PCA di inkubasi kembali selama 4 hari, hingga sporanya terbentuk, kemudian diamati morfologi koloni


(6)

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Populasi mikroba pada tempoyak didominasi oleh bakteri asam laktat yang berjumlah 1.186.667 sel/gram bahan.

2. Berdasarkan data morfologi koloni diperoleh empat isolat bakteri asam laktat yaitu L1, L2, L3, L4 dan lima isolat bakteri non BAL yaitu B1, B2, B3, B4, dan B5, jamur diperoleh empat isolat jamur yaitu P1, P2, P3, dan P4.

3. Berdasarkan sifat katalase dan Gram ke empat isolat bakteri asam laktat yang diperoleh menunjukkan bakteriLactobacillus.

B. Saran

Perlunya diadakan penelitian lanjutan mengenai lamanya masa fermentasi yang baik, dan pengaruh bakteri asam laktat terhadap bakteri yang lain.