C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan gambaran arah penelitian, dan dibuat guna memudahkan penelitian. Kerangka berpikir dalam penelitian ini
sebagai berikut: Asumsi dasar teori human capital adalah bahwa seseorang dapat
meningkatkan penghasilannya melalui peningkatan pendidikan dan pelatihan. Peningkatan mutu human capital tidak dapat dilakukan dalam
waktu yang singkat, namun memerlukan waktu yang panjang. Investasi human capital sebenarnya sama dengan investasi pada faktor produksi
lainnya. Dalam hal ini juga diperhitungkan tingkat pengembalian manfaat dari investasi tersebut. Manfaat dari investasi tersebut diukur dengan tingkat
pendapatan. Pendidikan menjadi salah satu instrument dalam investasi human
capital. Pendidikan mampu meningkatkan kemampuan kerja seseorang yang kemudian mendorong peningkatan penghasilan. Penelitian mengenai
pengaruh pendidikan terhadap peningkatan pendapatan telah banyak dilakukan dan ditemukan pula hasil yang diharapkan yakni pendidikan
ternyata berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan seseorang. Selain pendidikan dan pelatihan, pengalaman kerja juga
merupakan salah satu faktor yang memengaruhi peningkatan pendapatan seseorang. Pengaruh ini telah banyak diteliti di sejumlah negara. Semakin
lama potensi pengalaman kerja yang dimiliki tenaga kerja, maka kemampuan kerja seseorang pun akan meningkat.
Peningkatan pendapatan yang sejalan dengan peningkatan tingkat pendidikan dan potensi pengalaman kerja belum tentu akan berlaku sama
pada tenaga kerja laki-laki dan perempuan. Tenaga kerja laki-laki dan perempuan memiliki karakteristik yang berbeda dimana karakteristik
tersebut dinilai oleh pasar tenaga kerja seperti kekuatan, keterampilan dan ketelitian.
Berdasarkan kerangka berfikir yang telah diuraikan diatas maka bagan kerangka berfikir dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2. Kerangka berpikir
Keterangan: = uji secara parsial
= uji secara simultan Tingkat
pendidikan X1
Potensi pengalaman
kerja X2
Jenis Kelamin X4
Pendapatan Y
Potensi pengalaman
kerja
2
X3
D. Hipotesis Sementara
Berdasarkan teori dan penelitian mengenai tingkat pengembalian yang telah dilakukan sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Diduga tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pendapatan individu
2. Diduga potensi pengalaman kerja berpengaruh terhadap pendapatan
individu 3.
Diduga potensi pengalaman kerja kuadrat memiliki koefisien negatif yang berarti bahwa peningkatan pendapatan dari setiap kenaikan satu
tahun potensi pengalaman kerja akan semakin menurun 4.
Diduga tenaga kerja laki-laki menerima pendapatan lebih tinggi dibanding tenaga kerja perempuan
5. Diduga ada perbedaan tingkat pengembalian pendidikan antara laki-
laki dan perempuan
32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode pendekatan yang digunakan yang dalam penelitian ini adalah metode pendekatan kuantitatif. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan metode Ordinary Least Square OLS untuk mengukur tingkat pengembalian investasi pendidikan, dan uji chow untuk melihat ada
tidaknya perbedaan tingkat pengembalian investasi pendidikan antara tenaga kerja laki-laki dan perempuan. Sedangkan persamaannya
menggunakan model persamaan Mincer. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari Survey Angkatan Kerja Nasional
SAKERNAS tahun 2014.
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendapatan sebagai variabel terikatnya sedangkan variabel bebasnya yaitu tingkat pendidikan, potensi pengalaman
kerja, potensi pengalaman kerja
2
dan jenis kelamin. Sedangkan definisi operasional variabel-variabelnya adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan Individu
Pendapatan yaitu penerimaan tenaga kerja berupa uang atau barang dalam waktu satu bulan yang berasal dari pekerjaan utama responden.
Penerimaan dalam bentuk barang dinilai dengan harga setempat. Dalam penelitian ini pendapatan berupa uang dan barang dijumlahkan.
Pendapatan per bulan digunakan sebab data pendapatan per jam tidak
tersedia di sumber data yang penulis gunakan, disamping itu rata-rata orang Indonesia menerima gaji per bulan. Nilai pendapatan tersebut
kemudian dibuat menjadi logaritma natural. 2.
Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan tertinggi yang
dibuktikan dengan kepemilikan ijazahSTTB. Penggunaan dummy tingkat pendidikan dalam penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan
tingkat pengembalian pendidikan yang diterima antar tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan tidak pernah sekolah menjadi
benchmark dalam penelitian ini.
Tabel 5. Tingkat pendidikan tertinggi
No. IjazahSTTB Tertinggi
yang Dimiliki Asumsi Lama
Sekolah per Jenjang Tahun
1 Tidak Lulus SDTidak
Sekolah 2
SDSederajat 6
3 SMPSederajat
3 4
SMASederajat 3
5 SMKSederajat
3 6
D1D2D3 3
7 S1S2S3
4
3. Potensi pengalaman kerja
Karena potensi pengalaman kerja tidak terdapat di data sakernas maka, penulis mengacu pada Purnastuti, dkk. 2013, yakni nilai potensi
pengalaman kerja didapat dari umur dikurangi tahun sekolah tertinggi yang pernah ditamatkan dikurangi dengan umur resmi masuk sekolah