Kerangka Berpikir PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND YIELD (DY) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PENGAKUISISI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK JAKARTA.

34 dan simultan EAT, DY, PBV, dan ROE tidak memiliki pengaruh yang signifikan. 5 Kristina Widyaningsih 2003, meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham pada perusahaan yang go public di BEJ. Secara parsial EAT, DY, PBV, tidak memiliki pengaruh yang signifikan sedangkan ROE memiliki pengaruh yang signifikan. 6 Rinita Diapari 2001, menyatakan bahwa variable EAT, DY, PBV, dan ROE secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara parsial keempat variable tersebut berpengaruh secara signifikan dengan EAT berpengaruh negative, dan DY, PBV, ROE berpengaruh positif. 7 Syaeful Hadi 2003, menyatakan bahwa Earning Per Share dan Debt Ratio berpengaruh secara signifikan baik secara simultan maupun Parsial. 8 Surabina BR Tarigan 2004, menyatakan bahwa secara simultan EPS dan DPS berpengaruh tidak signifikan dan EPS berpengaruh signifikan

2.5. Kerangka Berpikir

Perusahaan pengakuisisi adalah perusahaan yang melakukan akuisisi, membayar dimuka hak untuk menguasai aset perusahaan target, dan perusahaan yang melakukan akuisisi mendapat imbalan yang pantas di masa mendatang. Menurut Philipatos dan Sihler 1991, yang membedakan antara perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi adalah sebagi berikut : a. merger adalah melakukan penggabungan usaha dan berusaha untuk menciptakan nilai yang maksimal dari kombinasai tersebut, dimana nilai 35 tersebut yan akan dibagikan pada mereka. Jadi nilai pasar bisa jadi merupakan indikasi dalam nilai yang disepakati perusahaan tersebut. b. Manajemen dari perusahaan yang mengakuisisi biasanya berusaha untuk mengidentifikasi dan mengambil alih perusahaan yang undervalue dan menjadikan selisishnya sebagai keuntungan dari pemegang saham perusahaan yang mengakuisisi. Jadi dalam mengidentifikasi danmelakukan penawaran sangat dibutuhkan keahlian yang memadai. Sedangkan menurut Coyle 2000 yang dikutip Gunawan Widjaya 2002, penggabungan usaha antara dua perusahaan atau lebih disebut dengan akuisisi, jika salah satu perusahaan mengambil alih dari perusahan lain : a. kepentingannya dalam bentuk kepemilikan saham perusahaan yang diambil alih. b. Kegiatan usaha dan harta kekayaanya. Pengumuman akuisisi sebagai suatu informasi dapat berpengaruh pada kedua perusahaan, baik perusahaan pengakuisisi akuisitor dan perusahaan yang diakuisisi perusahaan target. Selain itu dapat berpengaruh vpada perusahaan lain yang berada dalam satu jenis industri yang sama. Keputussan akuisisi mempunyai pengaruh dalam memperbaiki kondisi perusahaan. Kinerja perusahaan terutama terlihat dalam tampilan keuangan yang pasti meningkat, sehingga posisi dan kondisi keuangan akan mengalami perubahan. Dengan berubahnya posisi keuangan perusahaan, maka akan memperngaruhi harga saham perusahaan tersebut. Harga saham mencerminkan nilai dari suatu perusahaan, jika perusahaan mencapai prestasi yang baik maka saham perusahaan tersebut akan diminati oleh 36 investor tersebut. Prestasi yang dicapai perusahaan, dapat dilihat dari laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan. Laporan keuangan ini sangat berguna bagi investor untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasi. Dengan menganalisis laporan keuangan, investor memperoleh informasi mengenai Earning Per Share EPS dan Devedend Yield DY. EPS merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan. EPS adalah laba perlembar saham yang merupakan keuntungan yang dapat dihasilkan dari perubahan setiap unit saham selam periode tertentu, dinyatakan dalam mata uang Siamat, 1995. Apabila EPS mengalami kenaikan maka akan diikuiti kenaikan harga saham, karena pergerakan harga saham dipengahruhi pendapatan perusahaan, sedangkan pendapatan perusahaan dipengaruhi pendapatan per lembar saham. Dengan mengetehui EPS, investor dapat melihat seberapa besar kemampuan perusahaan dalam membayar devidend pada pemegang saham. Devidend sering digunakan oleh para investor untuk meniliai resiko dan keuntungan perusahaan. Devidend mempunyai informasi, dalam arti meningkatnya pembayaran devidend sering ditafsirkan sebagai tanda meningkatnya kinerja perusahaan di masa medatnag dan menurunnya pembayaran deviden sering ditafsirkan sebagai tanda menurunnya kinerja perusahaan. Besarnya devidend yang akan dibagikan oleh perusahaan kepada investor tergantung pada kebijaksanaa deviden yang diterapkan masing-masing perusahaan. Kebijakan devidend pada hakikatnya adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang sahamatau ditahan 37 dalam bentuk retained earning untuk investasi dimasa mendatang Sartono, 1996. Retaineed Earning atau laba ditahan merupakan salah satu dari sumber dana yang penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, sedangkan deviden merupakan arus kas yang disisihkan. Ada beberapa penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Jenning 1997 mengemukakan bahwa EPS berpengaruh terhadap harga saham. Martono 1999 melakukan penelitian dengan meggunakan 8 rasio keuangan yaitu Earning After Tax, Earning Per Share, Devodend Per Share, Defidend Payout Ratio, Devidend Yield, Laverage Ratio, Net profit Margin, dan Return On Equity. Hasil penelititan menunjukkan bahwa semua variabel secara serentak memiliki pengaruh yang signifikan kecuali Earning Per Share tidak berpengaruh secara signifikan. Sedangkan Syaeful 2003 menyatakan bahwa Earning Per Share dan Debt Ratio memiliki pengaruh yang signifikan. Hasil ini juga didukung oleh Surabina 2004 yang menyatakan bahwa Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan Devidend Per Share tidak berpengaruh terhadap harga saham. Novia 2003 meneliti pada perusahaan bank yang hasilnya secara parsial dan simultan Earning After Tax, Price Book Value, dan Return On Equity tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pengakuisisi yang melakukan akuisisi periode tahun 1997 sampai dengan 2003, serta periode pengamatan pada tahun melakukan akuisisi dan 2 tahun berturut-turut setelah melakukan akuisisi. Sedangkan pada penelitian sebelunya dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang go public di BEJ saja. Surabina BR Tarugan dengan tetap menggunakan 38 variable independen Earning Per Share dan variabel independen kedua menggunakan Devidend Yield untuk mengetehui kemampuan perusahaan membayar devidend yang dibayar kepada pemegang saham dengan harga pasar saham perusahaan tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Retnonindah mengemukakan bahwa 2004 mengemukakan bahwa DY berpengaruh negatif tarhadap harga saham pengakuisisi setelah melakukan akuisisi , ini menunjukkan bahwa jika DY naik maka harg saham turun dan jika DY turun maka harga saham naik. Ini disebabkan karena perusahaan pengakuisisi tersebut maih dalam masa pertumbuhan , dimana dana yang diperlukan untuk membiayai pertumbuhan perusahaan cukup besar sehingga jika laba perusahaan yang dibagikan kepada investor dalam bentuk deviden lebih besar dari laba yang ditahan perusahaan maka akan menghambat pertumbuhan perushaan sehingga menyebabkan harga saham perusahaan pengakuisisi turun. Dari permasalahan yang terjadi dan latar belakang yang telah dipaparkan dalam uraian sebelumnya membawa peneliti ke arah pola pemikiran yang dapat digambarkan sebagai berikut : 39 Tabel 2.1 KERANGKA BERPIKIR PROSES AKUISISI SEBELUM AKUISISI SETELAH AKUISISI Kondisi perusahaan dilihat dari aset, ke‐ Ukuran perusahaan dengan sendirinya ber‐ wajiban dan ekuitas perusahaan berukur‐ tambah besar karena aset, kewajiban dan an sedang ekuitas perusahaan digabung bersama Laba perusahaan stabil Laba perusahaan semakin meningkat Kinerja keuangan cukup baik Kinerja keuangan perusahaan semakin me‐ Ningkat Value perusahaan lebih baik Tidak memberikan value yang lebih baik Manajemen perusahaah pengakuisisi ti‐ Manajemen perusahaan pengakuisisi me‐ dak memiliki peluang dan tantangan yang miliki peluang dan tantangan yang lebih lebih besar sekaligus tantangan untuk besar sekaligus tantangan untuk menda‐ mendapatkan pengakuan, kompensasi patkan pengakuan, kompensasi yang lebih yang lebih baik baik Ada perbedaan Sumber: Abdul Moin, 2003. Merger, Akuisisi Divestasi. 309

2.6. Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Investasi, Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Asuransi yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2013

15 277 82

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Earning Per Share terhadap Harga Saham Perusahaan Basic Industry And Chemicals yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012

2 60 104

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Shara Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2012

1 43 69

Analisis Relevansi Dividend Yield dan Earning Per Share Terhadap Penilaian Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

2 67 127

Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS), Price/Earning Ratio (PER) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 63 94

Pengaruh Dividen Payout Ratio (DPR) Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

12 156 59

Analisis Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009.

0 47 93

Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share, dan Financial Leverage Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Food & Beverage Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

9 67 115

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 85 93

(ABSTRAK) PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND YIELD (DY) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PENGAKUISISI YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK JAKARTA.

0 0 3