Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Shara Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2012
SKRIPSI
PENGARUH EARNING PER SHARE DAN DIVIDEND PER
SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
DINA FITRIA PRATIWI
090522127
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2014
(2)
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per
Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2010-2012” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang
disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, atau dituliskan sumbernya dengan jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulis ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Agustus 2014 Yang membuat pernyataan
Dina Fitria Pratiwi NIM:090522127
(3)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dividend per share
(DPS) dan earning per share (EPS) secara empiris terhadap harga saham.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan perbankan di BEI selama periode 2010-2012. Pemilihan sampel dilakukan dengan
metode purposive sampling dan dari 33 perusahaan perbankan diperoleh 29
perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini
menganalisis hubungan antara dividend per share (DPS) dan earning per share
(EPS) terhadap harga saham. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel dividend per share
(DPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan secara parsial variabel
earning per share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham serta
secara simultan baik variabel dividend per share (DPS) dan earning per share
(EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan di BEI.
(4)
ABSTRACT
The purpose of this research is to empirically study the effect of dividend per share (DPS) and earning per share (EPS) on stock price. This research is classified as causal research and replication of former researches. Population of this research are banking companies on Indonesian Stock Exchange during the period of 2010 to 2012. The samples ore obtained by using purposive sampling method. As the result, from 33 banking companies, 29 are used as the samples of this study. The statistic method being used is multiple linear regression with the model being tested previously in classic assumptions. The result indicates thet partially dividend per share (DPS) variable has significantly influenced the stock price, as well as simultaneously both dividend per share (DPS) variable and earning per share (EPS) have significantly influenced the stock price variable of banking companies on Indonesain Stock Exchange.
(5)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, segala puji dan syukur penulis mengucapkan
kehadirat Allah Subhanallahu Wata’ala atas seggala rahmat dan karunianya yang telah dilimpahkan kesehatan, kesabaran serta waktu dan kesempatan yang telah
diberikannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini adalah “Pengaruh
Earning Per Share dan Dividend Per Shara Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2012” disusun dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekkonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
Selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, nasehat, dorongan dan bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof.Dr.Azhar Maksum, M.Ec, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Syafruddin Ginting, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs.Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi dan Ibu Dra.Mutia Ismail, MM, Ak Selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs.Zainal Abidin Tarigan, Ak selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak member bimbingan, arahan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs.Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Dosen Pembaca Nilai
atas segala masukan dan saran yang telah diberikan dalam penyempurnaan skripsi ini.
(6)
6. Ayahanda dan ibu serta suami tercinta, tak lupa kepada teman-teman kerja di CV.Yudi Putra yang tak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, amin.
Medan, Agustus 2014 Penulis,
Dina Fitria Pratiwi NIM:090522127
(7)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN... i
ABSTRAK... ii
ABSTRACT... iii
KATA PENGANTAR... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR LAMPIRAN... xi
BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah . ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Kegunaan Penelitian ... 6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis. ... 7
2.1.1. Harga Saham ………. 7
2.1.2. Earning Per Share……….. 16
2.1.3. Dividend Per Share……… 20
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu... 21
2.3. Kerangka Konseptual... 23
(8)
BAB III : METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian... 26
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian…... 26
3.3. Jenis dan Sumber Data………... 28
3.4. Metode Pengumpulan Data……... 29
3.5. Operasional Variabel... 30
3.6. Metode Analisis Data... 31
BAB IV : HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian... 38
4.1.1. Deskriptif Data...… 38
4.1.2. Analisis Data... 39
4.1.3. Uji Analisis Persamaan Regresi Berganda... 46
4.1.4. Uji Hipotesis………...………. 47
4.1.5. Uji Koefisien Determinasi... 50
4.2. Pembahasan... 51
4.2.1. Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham ... 51
4.2.2. Pengaruh Devident Per Share terhadap Harga Saham... 51
4.2.3. Pengaruh Earning Per Share dan Devident Per Share terhadap Harga Saham... 51
(9)
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan... 53 5.2. Saran... 54
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel 2-1 : Penelitian Terdahulu... 22
Tabel 3-1 : Nama Sampel Perusahaan……… 27
Tabel 3-2 : Operasional Variabel……… 30
Tabel 4-1 : Uji Normalitas…………...……….. 40
Tabel 4-2 : Output SPSS Uji Multikolinearitas ... 43
Tabel 4-3 : Hasil Output Uji Autokorelasi... ... 46
Tabel 4-4 : Output SPSS Regresi Linier Berganda... 46
Tabel 4-5 : Output SPSS Uji-t... 48
Tabel 4-6 : Output SPSS Uji-F... 49
(11)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2-1. Kerangka Konseptual ... 24
Gambar 4-1.Output SPSS Grafik Histogram ... 41
Gambar 4-2. Output SPSS Normal P-P Plot ... 42
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Penelitian ... 1
Lampiran 2 : Tabel Nilai-nilai Dalam Distribusi t ... 2
Lampiran 3 : Tabel Durbin Watson ... 3
Lampiran 4 : Tabel Distribusi Uji F ... 4
Lampiran 5 : Tabel Input SPSS ... 5
(13)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dividend per share
(DPS) dan earning per share (EPS) secara empiris terhadap harga saham.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan perbankan di BEI selama periode 2010-2012. Pemilihan sampel dilakukan dengan
metode purposive sampling dan dari 33 perusahaan perbankan diperoleh 29
perusahaan sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini
menganalisis hubungan antara dividend per share (DPS) dan earning per share
(EPS) terhadap harga saham. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel dividend per share
(DPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan secara parsial variabel
earning per share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham serta
secara simultan baik variabel dividend per share (DPS) dan earning per share
(EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan di BEI.
(14)
ABSTRACT
The purpose of this research is to empirically study the effect of dividend per share (DPS) and earning per share (EPS) on stock price. This research is classified as causal research and replication of former researches. Population of this research are banking companies on Indonesian Stock Exchange during the period of 2010 to 2012. The samples ore obtained by using purposive sampling method. As the result, from 33 banking companies, 29 are used as the samples of this study. The statistic method being used is multiple linear regression with the model being tested previously in classic assumptions. The result indicates thet partially dividend per share (DPS) variable has significantly influenced the stock price, as well as simultaneously both dividend per share (DPS) variable and earning per share (EPS) have significantly influenced the stock price variable of banking companies on Indonesain Stock Exchange.
(15)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam perusahaan, fungsi keuangan menempati posisi yang sangat penting yang akan mempengaruhi perkembangan perusahaan. Secara umum fungsi keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua kegiatan utama, yaitu kegiatan mencari dana dan kegiatan menggunakan dana. Kegiatan mencari dana harus dilakukan secara efisien oleh pihak manajemen terutama bagian keuangan. Pada prinsipnya pemenuhan kebutuhan dana operasional dan investasi perusahaan dapat disediakan dari dua sumber, yaitu sumber pendanaan yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri dan sumber pendanaan yang berasal dari luar. Sumber pendanaan yang berasal dari dalam perusahaan antara lain terdiri dari modal sendiri dan laba yang ditahan. Sedangkan sumber pendanaan yang berasal dari luar perusahaan, antara lain melalui modal pinjaman ataupun melalui emisi saham kepada masyarakat dipasar modal.
Pasar modal sendiri pada dasarnya berfungsi sebagai lembaga perantara, yaitu menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Disamping itu pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal ini maka
pihak investor dapat memilih alternatif investasi yang memberikan tingkat return
yang optimal. Return yang dapat dinikmati investor ada dua, yaitu capital gain
(16)
jual saham lebih tinggi dari harga belinya, sedangkan dividen merupakan bagian keuntungan yang diberikan kepada investor berdasarkan laba operasi yang diperoleh perusahaan. Kebijakan dividen inilah yang akan menetapkan berapa besar bagian dari laba bersih itu ditanamkan kembali sebagai laba yang ditahan.
Untuk memperoleh pendapatan (earning) yang dinginkan, seorang
investor perlu melakukan analisis penilaian terhadap kinerja perusahan sebelum membuat keputusan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Analisis penilaian saham yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi meliputi analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis mengenai penilaian saham yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah analisis fundamental. Salah satu cara yang digunakan dalam analisis ini adalah analisis laporan keuangan dalam bentuk rasio-rasio keuangan. Banyak terdapat rasio keuangan yang dapat menunjukkan tingkat kinerja suatu perusahaan,
diantaranya adalah Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS).
Perhitungan EPS menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba untuk tiap lembar sahamnya atau merupakan suatu gambaran mengenai sejumlah rupiah yang akan didapat oleh investor dari setiap jumlah saham yang dimilikinya. Oleh karena itu, dengan mengetahui EPS suatu perusahaan maka investor dapat menilai potensi pendapatan yang akan diterimanya.
Dengan demikian, EPS dapat mencerminkan pendapatan di masa yang akan datang. EPS merupakan suatu indikator yang berpengaruh terhadap harga saham, karena laba perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi penilaian
(17)
investor akan keadaan perusahaan. Dimana apabila EPS meningkat, investor menganggap perusahaan mempunyai prospek yang cerah di masa yang akan datang, sehingga akan meningkatkan harga saham suatu perusahaan. Selain itu, semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham, karena semakin besar laba yang disediakan oleh perusahaan untuk pemegang saham.
DPS dipilih dengan pertimbangan, semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dividen per lembar saham bagi pemilik, maka akan memberikan koreksi yang positif terhadap harga saham perusahaan yang berimbas pada indeks harga saham. Hal ini akan mempengaruhi investor dalam
membuat keputusannya di pasar modal. Ini sesuai dengan Signally Theory yang
menyatakan bahwa dividen menunjukkan sinyal prospek suatu perusahaan dimasa yang akan datang. Terdapat argumen yang menyatakan bahwa bukan dividen itu sendiri yang menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham, tetapi prospek perusahaan, yang ditunjukkan oleh meningkatnya atau menurunnya dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan harga saham. Teori ini dikenal sebagai
Teori Informasi dari Dividen (Information Content of Dividend Theory).
Pendapatan bagi pemegang saham dilihat dari pembagian dividen. Pendapatan dividen diukur dari besarnya DPS. DPS adalah salah satu indikator dalam pertimbangan berinvestasi dalam sebuah perusahaan karena DPS menghitung seberapa besar dividen yang akan diterima oleh investor pada setiap lembar saham yang dimilikinya.
Harga saham yang digunakan adalah harga penutupan. Mengingat bentuk
(18)
semua informasi di masa lalu akan tercermin pada harga saham sekarang. Jadi, informasi dividen tahun lalu akan tercermin pada harga saham sekarang. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Raymond
(2007). Raymond meneliti pengaruh dividend per share dan earning per share
terhadap harga saham pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. periode 2002-2006. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan analisis regresi dan
korelasi dapat disimpulkan bahwa dividend per share dan earning per share
mempunyai hubungan yang kuat. Perbedaan penelitian ini dengan yang dilakukan oleh Raymond adalah objek perusahaan yang dijadikan sampel yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), serta tahun pengamatan yaitu tahun 2006-2008.
Selain itu, banyak juga penelitian tentang harga saham seperti Nurmala (2006) yang melakukan penelitian kebijakan dividen, kebijakan yang digunakan adalah EPS dan DPS, dengan tahun pengamatan 1996-2000 dan objek perusahaan adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI. Penelitian juga dilakukan oleh
Liestyana (2008) yang menggunakan variabel independen Return on Equity
(ROE) dan Earning Per Share (EPS). Denny (2008) juga meneliti harga saham
yang menggunakan variabel independen DPS dan ROE pada lima perusahaan sektor pertambangan periode 2002-2007, adapun Silvana (2009) yang hanya menggunakan DPS sebagai variabel independen yang kesemuanya memiliki hasil berbeda-beda pengaruhnya terhadap harga saham suatu perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
(19)
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah earning per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah dividend per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah earning per share dan dividend per share secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh earning per share terhadap harga saham pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh dividend per share terhadap harga saham
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengaruh earning per share dan dividend per share
terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
(20)
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian diharapkan tidak hanya bagi peneliti, namun juga bagi perusahaan dan peneliti lainnya.
1. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan peneliti tentang masalah yang diteliti sehingga dapat diperoleh gambaran lebih jelas mengenai kesesuaian di lapangan dengan teori yang ada.
2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi atau
masukan dalam pengambilan keputusan investasi.
3. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi di
(21)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Harga Saham
1. Pengertian Harga Saham
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang dilakukan peusahaan kepada pemegang sahamnya, termasuk hak klaim atas aset perusahaan, dengan prioritas setelah hak klaim pemegang surat berharga lain dipenuhi jika terjadi likuiditas. Menurut Husnan (2002: 303), menyebutkan bahwa :
Sekuritas (saham) merupakan secarik kertas yang
menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.
Sedangkan, menurut Tandelilin (2001:18) “saham merupakan surat
bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan
saham”. Jadi dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat berharga yang
diperdagangkan di pasar modal yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), dimana saham tersebut menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan tersebut.
(22)
penutupan (closing price) yang terbentuk pada setiap akhir perdagangan saham. Dengan demikian data yang diambil dalam penelitian ini adalah data
closing price untuk masing-masing saham sebelum dan sesudah ex-dividend date selama periode penelitian di Bursa Efek Jakarta (R. Andi Sularso, 2003: 85).
Penilaian investor atau calon investor terhadap risiko investasi saham akan mempengaruhi harga saham yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena risiko merupakan salah satu unsur dalam penetapan tingkat discount untuk menentukan nilai saham. Jika risiko investasi saham semakin tinggi, semenetara pendapatan saham tetap, maka nilai saham akan semakin rendah sehingga dapat mengakibatkan harga saham turun demikian pula sebaliknya.
2. Jenis-jenis Saham
Berdasarkan cara pengalihannya, saham pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Saham atas unjuk (bearer stock)
Di atas sertifikat saham ini tidak dituliskan nama pemiliknya. Dengan pemilikan atas saham atas unjuk, seorang pemilik sangat mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya kepada orang lain karena sifatnya mirip dengan uang. Pemilik saham atas unjuk ini harus berhati-hati membawa dan menyimpannya, karena jika saham tersebut hilang, maka pemilik tidak dapat meminta gantinya.
b. Saham atas nama (registered stock)
(23)
dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dengan buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. Jika saham tersebut hilang, pemilik dapat meminta gantinya.
Sedangkan, berdasarkan manfaat yang diperoleh oleh pemilik, saham juga dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Saham biasa
Saham biasa merupakan sumber keuangan utama yang harus ada pada suatu perusahaan publik dan merupakan surat berharga yang paling umum dan dominan diperdagangkan di Bursa Efek. Bodie et al. (2002:97),
menjelaskan pengertian saham biasa adalah “kepemilikan atas hak sekuritas oleh pemilik modal perusahaan akan diumumkan kepada masyarakat.”
Pemilik berhak menentukan menerima dividen atau menduduki posisi di dalam perusahaan.
b. Saham preferen
Saham preferen memiliki hak untuk didahulukan dalam pembagian laba dan sisa aset dalam likuidasi dibandingkan dengan saham biasa. Perbedaannya dengan saham biasa adalah saham preferen yang memiliki dividen yang tetap, namun seperti halnya saham, saham preferen tidak
memiliki tanggal jatuh tempo. Menurut Fakhrudin (2001:12) “saham
preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga dan obligasi), tetapi juga bisa mendatangkan hasil yang
(24)
3. Risiko Kepemilikan Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:13), ada beberapa risiko yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya, yaitu tidak mendapat
dividen dan mengalami capital loss.
a. Tidak mendapat dividen
Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika mengalami kerugian. Dengan demikian, potensi ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.
b. Capital loss
Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu
mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada
kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli saham, terkadang untuk menghindari potensi kerugian yang semakin besar seiring terus menurunnya harga saham, maka seorang investor rela menjual sahamnya dengan harga rendah. Istilah ini dikenal
dengan istilah penghentian kerugian (cut loss).
Disamping risiko di atas, seorang pemegang saham juga masih dihadapkan dengan potensi risiko lainnya, yaitu:
a. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di Bursa Efek, jika sebuah perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka otomatis saham perusahaan
(25)
perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang saham obligasi dalam pelunasan kewajiban perusahaan. Artinya, setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, terlebih dahulu akan dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.
b. Saham di-delist dari bursa
Risko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika saham
perusahaan di-delist dari bursa umumnya adalah karena kinerja yang buruk
misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan efek di bursa.
c. Saham dihentikan sementara (suspensi)
Disamping dua risiko di atas, risiko lain yang juga “mengganggu” para
investor untuk melakukan aktivitasnya adalah jika suatu saham di-suspend
atau dihentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek, yang menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Suspensi biasanya berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi perdagangan, namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai
(26)
kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan perdagangan saham tersebut untuk sementara sampai perusahaan yang bersangkutan memberikan informasi yang belum jelas tersebut sehingga tidak menjadi ajang spekulasi. Jika telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspensi atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat diperdagangkan kembali seperti semula.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Harga saham selalu mengalami perubahan setiap harinya. Bahkan setiap detikpun harga saham dapat berubah. Oleh karena itu, investor harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Banyak hal yang mempengaruhi harga saham yang merupakan tolak ukur bagi investor dalam menanamkan modalnya pada suatu perusahaan yang dianggap para investor mempunyai prospek yang baik untuk memperoleh kembalian investasi yang besar.
Kinerja keuangan berdasarkan rasio keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat investor untuk menentukan pilihan dalam membeli saham. Bagi perusahaan, menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan agar saham yang sudah diperdagangkan di
bursa efek (go public) tetap eksis dan tetap diminati investor. Dalam kondisi
krisis moneter yang belum pulih, tentu menimbulkan pertanyaan besar,
apakah kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang sudah go public
masih dapat memberikan kontribusi yang cukuup besar dalam mempengaruhi harga sahamnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
(27)
harga saham menurut R. Andi Sularso (2003: 25) yaitu :
a. Harga Saham Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date
b. Abnormal Return
c. Return Individual
d. Expected Return (Ex Rit) e. Return Pasar
f. Risk Free (Rf)
g. Informasi
h. Periode Penelitian
Untuk lebih jelasnya berikut akan dijelaskan secara satu persatu.
a. Harga Saham Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date
Harga saham adalah harga saham yang terjadi di bursa pada saat
penutupan (closing price) yang terbentuk pada setiap akhir perdagangan
saham. Dengan demikian data yang diambil dalam penelitian ini adalah data
closing price untuk masing-masing saham sebelum dan sesudah ex-dividend date selama periode penelitian di Bursa Efek Jakarta.
b. Abnormal Return
Abnormal Return atau keuntungan diatas normal adalah selisih antara tingkat keuntungan sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Abnormal return ini bisa bernilai positif ataupun negatif.
c. Return Individual
Return individual adalah tingkat keuntungan harian untuk
masing-masing saham. Return individual ini merupakan prosentase dari ln harga
saham pada saat ini dibagi harga saham pada saat sebelumnya. d. Expected Return (Ex Rit)
Expected return adalah tingkat keuntungan yang diharapkan untuk masing-masing saham. Tingkat keuntungan yang diharapkan dapat dihitung
(28)
berdasarkan model-model keseimbangan atau Capital Asset Pricing Model
(CAPM) yang menyatakan bahwa tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu saham adalah sama dengan tingkat keuntungan bebas risiko ditambah dengan premi risiko.
e. Return Pasar
Return pasar adalah tingkat keuntungan seluruh saham yang terdaftar di
Bursa. Return pasar diwakili oleh IHSG. IHSG menunjukkan indeks harga
saham dari seluruh saham yang listed di Bursa.
f. Risk Free (Rf)
Risk free merupakan tingkat keuntungan bebas risiko yang diperoleh dengan menggunakan rata-rata tingkat bunga deposito 1 bulanan dari bank-bank umum. Untuk mendapatkan Rf harian, dapat dihitung dengan membagi tingkat bunga deposito 1 bulanan dengan 360 hari (1 tahun diasumsikan 360 hari).
g. Informasi
Informasi adalah semua bentuk pemberitaan baik di dalam pasar modal maupun di luar pasar modal (media lain) yang diterima oleh investor dengan harapan dapat digunakan sebagai dasar atau acuan dalam pengambilan keputusannya. Informasi di pasar modal terdiri atas informasi yang
dipublikasikan (public information) dan informasi yang tidak dipublikasikan
(private information). Informasi yang dipublikasikan, yaitu informasi yang sudah diketahui oleh masyarakat umum dan memang sengaja untuk diberitahukan. Informasi yang tidak dipublikasikan, yaitu informasi yang
(29)
hanya diketahui oleh kelompok tertentu dan bersifat rahasia. Informasi yang relevan dengan kondisi pasar modal merupakan sesuatu yang selalu dicari oleh pelaku pasar modal untuk keperluan pengambilan keputusan investasi, karena keberadaan informasi baik informasi yang dipublikasikan ataupun yang tidak dipublikasikan sangat berkaitan dengan perubahan harga saham. Untuk itu investor harus memperoleh informasi yang merata dan transparan, sehingga dapat mengambil keputusan kapan saat membeli dan menjual
sahamnya dengan harga yang wajar. Penilaian tersebut mengakibatkan harga saham berubah dengan cepat sesuai dengan informasi yang tersedia di pasar. Informasi yang tersedia tersebut telah tercakup dalam harga saham
yang lalu.
Agar investor dapat memperoleh return maka investor harus
mempergunakan berbagai bentuk analisis berdasarkan informasi yang diperoleh. Dalam menganalisis penelitian ini, informasi yang digunakan
sebagai event adalah informasi yang dipublikasikan, khususnya informasi
mengenai pengumuman dividen karena adanya pengumuman dividen diperkirakan dapat mempengaruhi perubahan harga saham yang pada akhirnya akan mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan.
h. Periode Penelitian
Periode pengamatan dibagi menjadi dua periode, yaitu: periode estimasi dan periode peristiwa. Periode estimasi terdiri dari 90 hari sebelum peristiwa, yaitu t-120 sampai dengan t-16.
(30)
15 hari sesudah (t+15) tanggal pengumuman ex-dividend date. Sedangkan
event date adalah to, yaitu: pada saat (tanggal) ex-dividend date diumumkan.
2.1.2. Earning Per Share
1. Pengertian Earning Per Share
Ukuran kemampuan peusahaan dalam menghasilkan laba akan membuat investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan, karena hal itu mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memberikan
keuntungan kepada pemegang sahamnya yang dapat dilihat dari Earning Per
Share (EPS). Earning per share menunjukkan pendapatan untuk tiap lembar saham biasa. Pada saat saham preferen terdapat dalam struktur modal, laba bersih harus dikurangi dengan dividen saham preferen untuk menentukan jumlah yang akan dibagikan kepada pemegang saham biasa. Apabila tidak terdapat dividen saham preferen pada struktur modal perusahaan, maka
earning per share dihitung dengan membagi laba bersih setelah dikurangi
pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar. Earning per share adalah
indikator yang baik untuk menilai kinerja operasi perusahaan. Makin tinggi
nilai earning per share perusahaan, menunjukkan bahwa saham perusahaan
mempunyai keuntungan yang besar untuk tiap lembar sahamnya.
EPS (Earning per Share) secara umum merupakan perhitungan laba
yang diperoleh perusahaan yang mengarah ke masa depan mencoba memberikan informasi mengenai laba per saham yang mungkin akan
(31)
diperoleh perusahaan per lembar saham. Laba per saham merupakan alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari berbagai entitas usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba suatu entitas dari waktu ke waktu jika terjadi perubahan dalam struktur modal.
Menurut Lukman Syamsuddin (2007: 66) bahwa : “Pada umumnya
manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham
sangat tertarik akan Earning per Share (EPS), karena hal ini menggambarkan
jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa”. Salah satu
alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan deviden, jika nilai laba per saham kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan untuk membagikan deviden. Dapat dikatakan investor akan lebih meminati saham yang
memiliki earnings per share tinggi dibandingkan saham yang memiliki earnings
per share rendah. Earnings per share yang rendah cenderung membuat harga saham turun.
Perhitungan laba per saham yang mengarah ke masa depan mancoba memberikan informasi mengenai laba per saham yang mungkin akan diperoleh di masa datang Rumus EPS menurut Haryono Jusuf (2006: 247) adalah sebagai berikut:
Laba Bersih Laba Per Lembar Saham (EPS) =
Jumlah Saham Biasa yang Beredar Pada rumus di atas, dapat dikemukakan bahwa perhitungan menggunakan bagian laba khusus untuk pemegang saham biasa. Apabila tidak terjadi perubahan jumlah saham beredar maka sebagai penyebut dalam persamaan tersebut adalah jumlah lembar saham biasa pada akhir tahun.
(32)
Namun, apabila terdapat penerbitan saham baru, pemecahan saham atau obligasi konvertibel, maka jumlah saham biasa sebagai penyebut adalah rata-rata tertimbang jumlah saham beredar.
Arti earning per share bagi perusahaan sangat penting bagi perusahaan
karena menyangkut laba yang diperoleh oleh tiap pemegang saham dalam
perusahaan tersebut. Kebanyakan perusahaan menampilkan earning per
share pada halaman depan laporan keuangannya untuk menarik perhatian calon investor dan juga agar investor yang telah terlebih dahulu menanamkan modalnya di perusahaan tersebut tidak berpindah ke perusahaan lain.
Disamping kemudahan untuk menghitung dan mengolah data EPS, EPS juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu :
a. EPS sering dikritik karena tidak mencerminkan ukuran profitabilitas
perusahaan karena EPS tidak memperhitungkan asset perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan EPS tersebut. Misalnya, ada dua perusahaan yang mempunyai EPS yang sama, tetapi total assetnya berbeda, profitabilitas antara keduanya akan berbeda.
b. Jumlah lembar saham yang dipakai sebagai pembagi laba operasional.
Jumlah lembar saham bukan merupakan ukuran penggunaan modal yang representative. Misalnya, ada dua perusahaan yang mempunyai total nilai saham yang sama yaitu sama-sama 10 juta, tetapi harga per lembarnya berbeda, 20 perlembar dan 10 per lembar. Maka jumlah saham yang beredar keduanya juga berbeda yaitu 500.000 dan 1.000.000 lembar. Jika keduanya mempunyai laba yang sama dan nilai total saham yang sama, akan tetapi
(33)
keduanya akan menghasilkan EPS yang berlainan karena pembagi keduanya berbeda. Dengan demikian EPS tidak bisa dibandingkan antar perusahaan atau antar industri.
c. EPS dinilai tidak konsisten untuk pengukuran profitabilitas karena
memakai laba perusahaan pada numerator (yang dibagi) tetapi memakai
jumlah saham-saham pada pembagi (denominator) yang merupakan hasil
keputusan pendanaan. Perusahaan yang mengalami penurunan laba dapat mempertahankan EPS yang tinggi dengan mengurangi jumlah saham yang beredar.
2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Earning Per Share
EPS atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Laba per lembar saham atau EPS di peroleh dari laba yang
tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata–rata saham
biasa yang beredar. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi earning per
share menurut Weston dan Eugene (2003: 174) yaitu : a. Kenaikan laba per saham dapat disebabkan karena :
1). Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar
tetap.
2). Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar
turun.
3). Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar
turun.
4). Persentase kenaikan laba bersih lebih besar dari pada persentase
kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
5). Persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar
lebih besar dari pada persentase penurunan laba bersih. b. Penurunan laba per saham dapat disebabkan karena :
1). Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar
(34)
2). Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.
3). Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar
naik.
4). Persentase penurunan laba bersih lebih besar dari pada persentase
penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
5). Persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar
lebih besar dari pada persentase kenaikan laba bersih.
Jadi bagi suatu badan usaha nilai laba per saham akan meningkat apabila persentase kenaikan laba bersihnya lebih besar dari pada persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar.
2.1.3. Dividend Per Share
Menurut Warren (1999:122), “dividend per share merupakan ukuran
untuk menunjukkan sejauh mana laba dibagikan kepada pemegang saham.”
Sedangkan menurut Riyanto (1995:269), “dividend per share digunakan
untuk mengukur berapa jumlah rupiah yang akan diberikan kepada pemilik
saham dari keuntungan tiap lembar saham.” Dividend Per Share merupakan bagian dari rasio keuangan yang sering dilihat para calon investor maupun investor untuk menilai keuangan suatu perusahaan.
Dividend per share merupakan rasio yang mengukur seberapa besar dividen yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar pada tahun tertentu. Rasio ini memberikan gambaran mengenai seberapa besar laba yang dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham untuk tiap lembar saham. Rasio ini dihitung dengan membagi jumlah dividen yang
(35)
dibayarkan dengan jumlah saham yang beredar. Dividend per share
(DPS) dapat dirumuskan sebagai berikut:
Deviden
Dividend per share (DPS) =
Jumlah Saham Biasa yang Beredar
Perusahaan yang dividend per share-nya lebih tinggi dibandingkan
dengan perusahaan-perusahaan sejenis akan lebih diminati oleh investor, karena investor akan memperoleh kepastian modal yang ditanamkannya, yakni hasil berupa dividen. Namun perlu diingat bahwa perusahaan juga pelu memperhatikan kebutuhan investasinya, sehingga perusahaan perlu menetapkan kebijakan dividennya yang berkaitan dengan penentuan
pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan untuk dibayarkan
kepada pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan dalam perusahaan yang akan diperlukan untuk investasi perusahaan.
2.2.Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berkaitan dengan harga saham bukanlah yang pertama kali dilakukan. Berikut penelitian terdahulu yang berkaitan dengan harga saham.
(36)
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Judul Penelitian Variabel
Bebas Uraian Nurmala (2006) Raymond (2007) Denny (2008) Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham Perusahaan- perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta
Analisis Pengaruh
Dividend Per Share dan
Eearning Per Share terhadap Harga Saham pada PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Periode 2002-2006
Pengaruh dividend
per share dan
return on equity
terhadap Harga Saham pada lima perusahaan pertambangan.
Earning per share
dan dividend per share.
Dividend per share dan earning per share.
Dividend per share dan return on equity
Penelitian dilakukan pada perusahaan otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek
Jakarta selama lima tahun berturut-turut (tahun 1996-2000). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan
menggunakan analisis
korelasi Rank Spearman dan
pengujian hipotesis dapat
diketahui bahwa kebijakan
dividen (earning per share
dan dividend per share) yang
diterapkan oleh ketiga
perusahaan otomotif tidak mempengaruhi harga saham perusahaan.
Raymond menganalisis
pengaruh dividend per share
dan earning per share
terhadap harga saham pada
PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk. periode 2002-2006. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan analisis regresi dan korelasi
dapat disimpulkan bahwa
kedua variabel independen
tersebut mempunyai
hubungan yang kuat terhadap
harga saham PT.
Telekomunikasi Tbk.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dividend per share
dan return on equity
berpengaruh signifikan
terhadap harga saham baik secara parsial maupun secara simultan
(37)
Sambungan Tabel 2.1 Liestyana
(2008)
Pengaruh Return
On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS)
terhadap Harga
Saham pada
Industri Barang
Konsumsi
Earning per share dan return on equity.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa return
on equity secara parsial tidak
berpengaruh signifikan
terhadap harga saham,
sedangkan earning per share
secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap
harga saham. Sedangkan
secara simultan kedua
variabel tersebut, return on
equity dan dividend per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Silvana (2009)
Pengaruh Dividend
per share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Barang
Konsumsi yang Go
Public
Dividend per share.
Hasil penelitian
menunjukkan variabel
independen yaitu dividend
per share mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu harga saham pada perusahaan barang konsumsi
yang go public.
2.3. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel independen
adalah Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS). Sedangkan
variabel dependen adalah harga saham.
(38)
saham biasa. Earning per share merupakan laba bersih setelah dikurangi pajak
(Earning After Tax) dan dikurangi saham preferen dibagi dengan jumlah saham
beredar. Earning per share adalah indikator yang baik untuk menilai kinerja
operasi perusahaan. Makin tinggi nilai earning per share perusahaan,
menunjukkan bahwa saham perusahaan mempunyai keuntungan yang besar untuk tiap lembar sahamnya.
Dividen merupakan bagian keuntungan bersih setelah pajak dibagi dengan jumlah saham yang beredar, karena dividen merupakan salah satu keuntungan investasi melalui saham, maka pihak manajemen perusahaan perlu memperhatikan kebijakan dividen yang akan ditetapkan dalam rangka meningkatkan minat investor untuk menanamkan modalnya dalam bentuk kepemilikan saham.
Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4. Hipotesis Penelitian
Menurut Erlina, (2007:41) “hipotesis adalah posisi yang dirumuskan Earning Per Share (EPS)
Variabel X1
Dividend Per Share (DPS)
Variabel X2
Harga Saham Variabel Y H1
H2
(39)
dengan maksud untuk diuji secara empiris.” Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Earning per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H2 : Dividend per share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H3 : Earning per share dan dividend per share berpengaruh secara simultan
terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
(40)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan desain asosiatif kausal.
Menurut Umar, (2001:63) “Penelitian ini menggunakan desain kausal yang
berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan
variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.”
Peneliti menganalisis pengaruh earning per share dan dividend per share terhadap
harga saham, dimana earning per share dan dividend per share merupakan
variabel yang mempengaruhi, sedangkan harga saham merupakan variabel yang dipengaruhi.
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Erlina (2008:75) “populasi adalah sekelompok orang, kejadian, segala seseuatu yang mempunyai karakteristik tertentu”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun
2010-2012. Masih menurut Erlina (2008:75), “Sampel adalah bagian populasi
yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi.” Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Adapun kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
(41)
1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama periode 2010-2012,
2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan lengkap selama periode
2010-2012,
3. Perusahaan yang menghasilkan laba (earning) selama periode 2010-2012,
4. Perusahaan yang tidak mengalami delisting selama periode 2010-2012.
Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 41 perusahaan dengan periode penelitian selama tiga tahun. Berdasarkan kriteria yang dikemukakan di atas, Peneliti mengambil 29 perusahaan perbankan sebagai sampel. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Nama Sampel Perusahaan
No Kode Nama Perusahaan
1 AGRO Bank Agroniaga
2 BABP Bank ICB Bumi Putera Tbk
3 BACA Bank Capital Indonesia Tbk
4 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk
5 BBCA Bank Central Asia Tbk
6 BBKP Bank Bukopin Tbk
7 BBNI Bank Negara Indonesia
8 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk
9 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero)Tbk
11 BCIC Bank Mutiara Tbk
12 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk
13 BKSW Bank QNB Kesawan Tbk
14 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
15 BNBA Bank Bumi Arta Tbk
16 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk
17 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk
(42)
Sambungan Tabel 3.1
19 BSWD Bank of India Indonesia Tbk
20 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Tbk
21 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk
22 INPC Bank Arta Graha Internasional Tbk
23 MAYA Bank Mayapada internasional Tbk
24 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk
25 MEGA Bank Mega Tbk
26 NISP Bank OCBC NISP Tbk
27 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk
28 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk
29 BSWD Bank of India Indonesia Tbk
Sumber : www.idx.co.id, 2013
3.3. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam angka-angka yang menunjukkan nilai terhadap besaran atau variabel yang diwakilinya. Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Data sekunder menurut Umar, (2003:60)
“merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika
digunakan oleh pihak lain.”
Data dalam penelitian ini adalah data polled, yaitu kombinasi antara data
time series dan data cross section. Data time series disebut juga data deret waktu, merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan (interval waktu dalam penelitian ini mulai dari tahun 2010 sampai tahun
(43)
mengamati banyak subjek (seperti individu, perusahaan atau negara/wilayah) pada titik waktu yang sama, atau tanpa memperhatikan perbedaan waktu (subjek yang diteliti adalah laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI). Peneliti mengumpulkan data penelitian dengan cara mengunduh laporan keuangan
perusahaan sampel melalui situs Bursa Efek Indonesia, yaitu www.idx.co.id dan
menggunakan softcopy Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Adapun
data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:
1. Informasi mengenai earning yang dihasilkan perusahaan,
2. Informasi mengenai dividen yang dibagikan atas laba perusahaan periode
2010-2012,
3. Informasi mengenai harga saham penutupan (closing price) perusahaan pada
akhir tahun periode 2010-2012, dan
4. Informasi keuangan lainnya yang berhubungan dengan variabel penelitian.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui dua tahap. Pada tahap pertama Peneliti melakukan studi pustaka, yaitu dengan mencari literatur yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada tahap kedua Peneliti mengumpulkan data melalui media internet dengan cara mengunduh dari situs
Bursa Efek Indonesia, yaitu www.idx.co.id, untuk memperoleh laporan keuangan
(44)
3.5. Operasional Variabel
Dalam pengujian hipotesis, maka perlu diteliti variabel-variabel dengan penentuan indikator-indikator yang digunakan. Adapun variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel independen dan satu variabel dependen.
1. Variabel dependen, yaitu variabel tidak bebas keberadaannya yang
dipengaruhi oleh besarnya variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham.
2. Variabel independen, yaitu variabel bebas yang keberadaannya dapat
mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif dan negatif bagi variabel dependen lainnya.
Operasioanalisasi variabel penelitian ini dapat dilihat secara lebih rinci pada tabel berikut:
Tabel 3.2 Operasional Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Earning Per Share (EPS) (X1)
Ukuran kemampuan
perusahaan untuk
menghasilkan
keuntungan per lembar saham pemilik.
Laba bersih EPS =
Jumlah saham beredar
Rasio
Dividend Per Share (DPS) (X2)
Ukuran kemampuan
perusahaan dalam
menghasilkan kepastian
dari modal yang
ditanamkannya, yaitu
berupa dividen.
Dividen DPS =
Jumlah saham beredar
Rasio
Harga saham (Y)
Nilai dari selembar
saham.
Harga saham pada saat closing
price
(45)
3.6. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan menggunakan
metode analisis statistik dan menggunakan software SPSS 18.0. Pengujian
statistik dalam penelitian ini terdiri dari pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis.
1. Pengujian Asumsi Klasik
Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, maka digunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal maka
digunakan statistik nonparametrik atau lakukan treatment agar data normal.
Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Untuk melihat normalitas dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah:
1) jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
(46)
2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Dalam
penelitian ini Peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk
menguji normalitas data. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis: H0 : data residual berdistribusi normal,
Ha : data residual tidak berdistribusi normal. b. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2005), “uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.” Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel- variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah:
1. koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir,
2. nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Ada
tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance
dan variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis matriks
korelasi variabel-variabel independen. Nilai cut off yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah jika nilai VIF tidak
lebih dari sepuluh dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model
(47)
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Menurut Nugroho (2005:62) cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar
Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:
1) titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka nol,
2) titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah saja,
3) penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang
melebar kemudian menyempit dan melebar kembali,
4) penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
d. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linier
terdapat korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
periode t-1. Jika terjadi autokorelasi, maka terdapat problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang
berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series.
Pada data cross section, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi. Uji yang
digunakan dalam penelitian untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:
(48)
1) nilai D-W lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif,
2) nilai D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
3) nilai D-W lebih besar dari +2 berarti ada autokorelasi negatif.
2. Analisis Regresi Berganda
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis Regresi Berganda dengan menggunakan rumus :
Y = a +b1X1 + b2X2
Keterangan :
Y = Harga Saham
X1 = Earning Per Share
X2 = Devident Per Share
a = Konstanta
b1,2 = Koefisien Regresi
e = Epsilon atau variabel pengganggu
Pengujian model regresi berganda ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh positif atau negatif dari masing-masing variabel bebas X1 dan X2
terhadap variabel terikat Y.
3. Pengujian Hipotesis
a. Secara Parsial dengan menggunakan Uji T
Pengujian ini dilakukan untuk menguji setiap variabel bebas (X) apakah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y), bentuk
(49)
pengujian :
H0 : X1, X2 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas
(X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y).
H1 : X1, X2 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X1
dan X2) terhadap variabel terikat (Y).
Adapun rumus dari uji t adalah sebagai berikut :
r √ n – 2 t =
√ 1 – r2
Keterangan : t = Nilai t.
n = Jumlah sampel
r = Nilai koefisien korelasi
Selanjutnya dilakukan uji signifikan dengan membandingkan tingkat
signifikansi (alpha) 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k) dari thitung yang
diperoleh dengan kriteria sebagai berikut : Jika thitung≥ ttabel , maka H0 ditolak
Jika thitung≤ ttabel , maka H0 diterima
Kriteria pengujian :
a.H0 diterima apabila -ttabel≤ thitung≤ ttabel, pada α = 5%, df = n-k
b. Ha diterima apabila thitung > ttabel atau –thitung < ttabel
b. Secara Simultan dengan menggunakan Uji F
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah adapengaruh earning per
share dan devident earning per share perusahaan secara bersama-sama terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang ada di Bursa Efek
(50)
Indonesia, bentuk pengujian :
H0 : X1,X2 = 0, tidak terdapat pengaruh earning per share dan devident
earning per share perusahaan secara bersama-sama terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang ada di Bursa Efek Indonesia.
H1 : X1, X2 ≠ 0, terdapat pengaruh earning per share dan devident earning
per share perusahaan secara bersama-sama terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang ada di Bursa Efek Indonesia.
Nilai Fhitung nantinya akan dibandingkan dengan nilai Ftabel dengan tingkat
signifikansi (alpha) 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k) dari Fhitung yang
diperoleh dengan kriteria sebagai berikut : Jika Fhitung > Ftabel , maka H0 ditolak
Jika Fhitung < Ftabel , maka H0 diterima 4. Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) menunjukkan besarnya presentase
pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengaruh semua variabel bebas (secara simultan) didalam model regresi terhadap nilai variabel terikat dapat diketahui dengan analisis varians. Alat statisyik yang dapat
digunakan adalah Analysis of Variance (ANOVA). Hasil perhitungan R2 yaitu
diantara nol dan satu dengan ketentuan. Nilai R2 yang semakin kecil
(mendekati nol) berarti semakin kecil pengaruh semua variabel bebas terhadap nilai variabel terikat atau semakin kecil kemampuan model dalam
menjelaskan perubahan nilai variabel terikat. Sebaliknya, nilai R2 yang
(51)
model dalam menjelaskan perubahan nilai variabel terikat.
Uji Determinasi, untuk melihat besarnya kontribusi pengaruh variabel bebas dan variabel terikat dapat dihitung dengan rumus :
(52)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskriptif Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Diketahui bahwa bidang perbankan sangat pesat perkembangannya dan sangat
dikembangkan di seluruh Indonesia. Dengan semakin maraknya
perkembangan bidang perbankan ini memberikan dampak pesatnya peningkatan perekonomian masyarakat dan sekaligus meningkatkan persaingan bagi sesama perusahaan yang bergerak dibidang perbankan tersebut.
Adapun perusahaan yang bergerak di bidang perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 yang memenuhi kriteria dan menjadi sampel dalam penelitian ini ada 30
perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh earning per
share dan dividend per share terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dilakukan pengujian
secara empiris. Adapun data earning per share,dividend per share dan harga
saham ke 30 perusahaan perbankan yang menjadi objek penelitian akan disajikan pada lampiran 1.
(53)
4.1.2. Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat apakah data penelitian dapat dianalisis dengan menggunakan persamaan regresi linear berganda. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model yang lolos dari uji asumsi klasik. (Ghozali, 2002:. 55).
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk seperti lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Data penelitian yang diperoleh pada awalnya menyebar secara tidak normal. Hal ini disebabkan karena adanya nilai-nilai ekstrim (outliers). Nilai-nilai ekstrim (outliers) dapat mengganggu estimasi koefisien regresi, sehingga berakibat tidak tepatnya model regresi yang dibuat (Nachrowi, 2006: 170). Dengan menggunakan uji normalitas diperoleh bahwa data tersebut secara normal, secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.
(54)
Tabel 4-1. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Earning Per Share
Devident Per Share
Harga Saham
N 87 87 87
Normal Parametersa Mean 131.4766 .0103 1844.9195
Std. Deviation 181.66100 .07881 2522.51644
Most Extreme Differences
Absolute .235 .495 .238
Positive .224 .495 .232
Negative -.235 -.448 -.238
Kolmogorov-Smirnov Z 2.188 4.615 2.223
Asymp. Sig. (2-tailed) .024 .015 .013
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Hasil Penelitian, 2013 (data diolah)
Berdasarkan tabel Kolmogorov-Smirnov Test dapat diketahui apakah data penelitian telah terdistribusi normal atau tidak, dan hasil test distribution ternyata menunjukkan normal. Untuk lebih lanjut dapat dilihat pada gambar Grafik Histogram berikut ini. Hasil Uji normalitas menunjukkan bahwa nilai K-S
untuk variabel earning per share sebesar 2,188 dengan probabilitas siginifikan
0,024, begitu juga dengan variabel devident per share sebesar 4,615 dengan
probabilitas siginifikan 0,015 dan harga saham sebesar 2,223 dengan probabilitas siginifikan 0,013 dengan probabilitas siginifikan di bawah 0,05 berarti data terdistribusi dengan normal. Untuk lebih teliti lagi maka dilakukan dengan Grafik Histogram dan Normal P-Plot karena menurut Imam Ghozali (2009: 32)
menyebutkan “normal tidaknya data dapat dideteksi lebih lanjut dengan
(55)
Model regresi yang baik mensyaratkan adanya normalitas pada data penelitian atau pada nilai residualnya bukan pada masing-masing variabelnya. Uji normalitas model regresi dalam penelitian ini menggunakan analisis grafik dengan
melihat histogram dan normal probability plot. Apabila ploting data membentuk
satu garis lurus diagonal maka distribusi data adalah normal. Berikut adalah hasil uji normalitas dengan menggunakan diagram.
Gambar 4-1
Output SPSS Grafik Histogram
(56)
Gambar 4-2
Output SPSS Normal P-Plot
Sumber data yang telah diolah
Dari hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik histogram dan
normal probability plot, tampak bahwa histogram memberikan pola distribusi
yang tidak melenceng ke kiri dan kanan sedangkan pada grafik norma probability
plot terihat bahwa titik-titik tidak menyebar dan mendekati garis diagonalnya. Hal
ini menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal dan model regresi yang diuji dengan menggunakan grafik tersebut telah memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
(57)
koefisien Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai Tolerance. Menurut Imam
Ghozali (2009: 96) bahwa : “Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≥ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10”. Dengan kata lain data yang baik dapat dilihat apabila memiliki nilai Tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 dan apabila nilai Tolerance dan VIF tidak sesuai dengan ketentuan tersebut maka data penelitian mengandung multikolinearitas yang berarti tidak layak digunakan sebagai data penelitian. Berikut adalah hasil uji multikolinearitas dari output SPSS yang dilakukan.
Tabel 4-2
Output SPSS Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Colinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Earning Per Share .997 1.003
Devident Per Share
.997 1.003
Sumber data yang telah diolah
Hasil uji multikolinearitas menunjukkan nilai tolerance > 0,10 dan nilai
VIF < 10 untuk variabel penelitian earning per share dan devident per share, hal
ini menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas dalam model regresi sehingga data dikatakan baik dan dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya.
c. Uji Heterokedastisitas
(58)
prediksi) dengan SRESID (nilai residual). Menurut Imam Ghozali (2009: 125)
bahwa : “Uji Heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi Heterokedastisitas”. Tidak
terjadi Heterokedastisitas dapat diketahui apabila titik-titik penyebaran data menyebar secara acak dan tidak berkumpul. Berikut adalah hasil uji Heterokedastisitas dari output SPSS yang dilakukan.
Gambar 4-3
Output SPSS Uji Heterokedastisitas
Sumber data yang telah diolah
Grafik plot menunjukkan penyebaran titik-titik secara acak dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y sehingga dapat disimpulkan
(59)
bahwa dalam model regresi tidak terjadi Heterokedastisitas sehingga data layak untuk dilanjutkan ke pengujian selanjutnya.
d. Uji Autokorelasi
Uji ini dilakukan dengan menggunakan analisis Durbin Watson (DW) test. Pengambilan keputusan pada asumsi ini memerlukan dua nilai bantu yang diperoleh dari tabel Durbin Watson, yaitu nilai dl dan du untuk K = jumlah variabel bebas dan n = jumlah sampel. Jika nilai DW berada diantara nilai du hingga (4-du), berarti asumsi tidak terjadi autokorelasi terpenuhi.
Adapun kriteria dalam penentuan autokorelasi adalah sebagai berikut :
1. Jika Dw < Dl atau Dw > 4-Dl maka terdapat autokorelasi.
2. Jika Dl < Dw < Du atau 4-Du < Dw < 4-Dl maka status autokorelasi tidak
dapat dijelaskan (inconclusive).
3. Jika Du < Dw < 4-Du maka tidak terjadi autokorelasi (Non Autokorelasi).
Tabel 4-3 digunakan untuk melihat nilai Durbin Watson yang didapat dengan menggunakan bantuan SPSS Versi 18. Tabel DW menunjukkan bahwa dengan n = 87, K = 2, maka akan diperoleh nilai dl = 1,600 dan du = 1,696 dan
(60)
Tabel 4-3.
Hasil Output Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R
R Square Adjuste d R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F Chang
e df1 df2
Sig. F Chang
e 1
.946a .895 .893 825.43992 .895 359.57
4 2 84 .000 1.932
a. Predictors: (Constant), Devident Per Share, Earning Per Share b. Dependent Variable: Harga Saham
Sumber : Data Diolah, 2013
Tabel 4-3 menunjukkan bahwa DW test sebesar = 1,932, Ini menyimpulkan bahwa data berada di Dl < Dw < Du, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian tersebut tidak terjadi autokorelasi (Non Autokorelasi). Penulis menetapkan bahwa model layak digunakan setelah asumsi klasik terpenuhi.
4.1.3. Uji Analisis Persamaan Regresi Berganda
Tabel 4-4
Output SPSS Regresi Linier Berganda
Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Colinearity Statistics
B Std.Error Beta
Tolerance VIF
1 (Constant) 108.169 110.550 .978 .331
Earning Per Share 13.154 .491 .947 26.800 .000 .997 1.003
Devident Per Share 706.119 1131.421 .022 .624 .534 .997 1.003
(61)
Sumber data yang telah diolah
Berdasarkan pada tabel 4-4 dapat dilihat koefisien untuk persamaan regresi dari penelitian ini, yang dapat disusun dalam persamaan matematis sebagai berikut :
Y = 108,169 + 13,154 X1 + 706,119 X2
Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
a. Angka konstanta sebesar 108,169 menunjukkan bahwa harga saham akan
bernilai 108,169 jika semua variabel independen dianggap konstan.
b. Variabel earning per share memiliki nilai koefisien sebesar 13,154. Hal ini
menggambarkan bahwa jika variabel earning per share naik satu satuan,
dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan harga saham sebesar 13,154.
c. Variabel devident per share memiliki nilai koefisien sebesar 706,119. Hal ini
menggambarkan bahwa jika variabel devident per share naik satu satuan,
dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan harga saham sebesar 706,119.
4.1.4. Uji Hipotesis
Dari uji asumsi klasik di atas dapat disimpulkan bahwa data yang ada
terdistribusi secara normal serta tidak terdapat multikolinearitas,
heterokedastisitas dan autokorelasi, sehingga memenuhi persyaratan untuk
melakukan analisis regresi berganda (multiple regression analysis) untuk
(62)
a. Uji Parsial (Uji-t)
Uji-t pada dasarnya menunjukkan seberapa besar pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Tampilan output SPSS uji-t dapat dilihat pada tabel 4-5.
Tabel 4-5 Output SPSS Uji-t
Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Colinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Toleran
ce VIF
1 (Constant) 108.169 110.550 .978 .331
Earning Per
Share 13.154 .491 .947
26.80
0 .000 .997
1.00 3 Devident Per
Share 706.119
1131.42
1 .022 .624 .534 .997
1.00 3 a Dependent Variable: Harga Saham
Sumber data yang telah diolah
Harga t hitung yang ada selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel.
Untuk kesalahan 5 % uji dua pihak dan dk = n – 2 = 85, maka diperoleh t tabel =
1,9883 (t tabel terlampir). Adapun kriteria penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut :
Ho (Hipotesis Nol) : = 0 (tidak ada pengaruh)
Ha (Hipotesis Alternatif) : ≠ 0 (ada pengaruh)
(63)
t tabel 1,9883 dan nilai sig sebesar 0,000 > 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Dapat disimpulkan bahwa variabel Earning Per Share berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham.
Untuk variabel Devident Per Share, nilai t hitung 0,624.< t tabel 1,9883
dan nilai sig sebesar 0,534 > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dapat
disimpulkan bahwa variabel Devident Per Share tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham. b. Uji Simultan (Uji-F)
Setelah dilakukan pengujian hipotesis secara parsial dengan menggunakan Uji-t, maka akan dilakukan pengujian hipotesis secara simultan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji yang dilakukan adalah dengan menggunakan Uji-F. Berikut ini hasil perhitungan Uji-F.
Tabel 4-6 Output SPSS Uji-F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 489992183.186 2 244996091.593 359.574 .000a
Residual 57233489.251 84 681351.063
Total 547225672.437 86
a. Predictors: (Constant), Devident Per Share, Earning Per Share b. Dependent Variable: HargaSaham
Sumber data yang telah diolah
Tabel 4-6 menunjukkan bahwa F hitung adalah sebesar 359,574 yang
bila dibandingkan dengan F tabel dengan n=87 dan K=2 maka diperoleh nilai F tabel =3,44 yang berarti F hitung = 359,574 > F tabel 3,44 dengan taraf
(1)
signifikan sebesar 0,000 > 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel bebas dalam penelitian ini Earning Per Share dan
Devident Per Share mempunyai pengaruh secara simultan terhadap harga saham. 4.1.5. Uji Koefisien Determinasi.
Koefisien Determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen.
Tabel 4-7
Output SPSS Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model R
R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F
Change df1 df2
Sig. F Change 1
.946a .895 .893 825.43992 .895 359.574 2 84 .000 1.932 a. Predictors: (Constant), Devident Per Share, Earning Per Share
b. Dependent Variable: Harga Saham
Sumber data yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4-7 dapat dilihat bahwa nilai dari R Square sebesar 0,895 yang berarti sebesar 89,5 %, variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel independen. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sebesar 89,5 % harga saham dipengaruhi oleh variabel bebas ini Earning Per Share dan Devident Per Share sedangkan sisanya sebesar 10,5 % dipengaruhi oleh variabel yang lain, selain variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
(2)
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham
Hasil pengujian statistik dengan uji-t menunjukkan bahwa variabel
Earning Per Share, nilai t t hitung 26,800.> t tabel 1,9883 dan nilai sig sebesar 0,000 > 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel Earning Per Share berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
4.2.2. Pengaruh Devident Per Share terhadap Harga Saham
Hasil pengujian statistik dengan uji-t menunjukkan bahwa variabel
Devident Per Share, nilai t hitung 0,624.< t tabel 1,9883 dan nilai sig sebesar 0,534 > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dapat disimpulkan bahwa variabel Devident Per Share tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
4.2.3. Pengaruh Earning Per Share dan Devident Per Share terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Earning Per Share
dan Devident Per Share berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen yaitu harga saham. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F hitung adalah sebesar 359,574 yang bila dibandingkan dengan F tabel dengan n=87 dan K=2 maka diperoleh nilai F tabel =3,44 yang berarti F hitung =
(3)
359,574 > F tabel 3,44 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 > 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel bebas dalam penelitian ini Earning Per Share dan Devident Per Share mempunyai pengaruh secara simultan terhadap harga saham.
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan penulis pada bab-bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan tabel Anova yang dapat diketahui bahwa variabel Earning Per Share dan Devident Per Share
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara simultan mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan.
2. Berdasarkan tabel Model Summary menunjukkan besarnya pengaruh
Earning Per Share dan Devident Per Share terhadap harga saham adalah sebesar 89,5 % sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel–variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3. Dari hasil penelitian tentang pengaruh Earning Per Share dan Devident Per Share perusahaan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel bebas dalam penelitian ini mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
(5)
5.2. Saran
Bertitik tolak dari pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan dalam penulisan skripsi ini maka penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut :
1. Kepada peneliti yang melakukan penelitian dengan topik yang sama, hendaknya dapat menambahkan variabel lain diluar variabel yang ada pada penelitian ini misalnya capital gain, laba bersih, return on investment dan sebagainya, sehingga hasil penelitian sehubungan dengan harga saham pada suatu perusahaan dapat menunjukkan nilai yang lebih jelas.
2. Pihak perusahaan diharapkan dapat meningkatkan harga saham perusahaan sesuai dengan yang diinginkan para investor yang dapat dilakukan dengan cara memaksimalkan perolehan laba bersih sehingga dapat memberikan
Earning Per Share dan Devident Per Share yang lebih maksimal yang pada akhirnya akan menambah kepercayaan para investor untuk menanamkan sahamnya pada perusahaan.
3. Pada penelitian ini periode penelitian yang diteliti hanya meliputi 3 tahun pengamatan karena menyangkut keterbatasan data yang berhasil dikumpulkan, sehingga disarankan bagi peneliti selanjutnya hendaknya melakukan penelitian untuk periode yang lebih lama lagi agar diperoleh hasil penelitian yang lebih baik, dengan kata lain lebih menggambarkan fluktuasi kondisi pengaruh earning per share dan dividend per share
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Bursa Efek Indonesia, 2012. Laporan Keuangan /LKT Desember 2012_Audit.
www.idx.co.id, diakses tanggal 17 Oktober 2013.
Erlina dan Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Cetakan Pertama. Penerbit USU Press. Medan.
Fakhrudin, 2006. Sukses Manajemen Penjualan. Cetakan Pertama. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Haryono Jusuf, 2006. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Buku Dua Edisi IX. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Imam Ghozali, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan IV. Edisi 1. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Lukman Syamsuddin, 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Baru.
Penerbit PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
R. Andi Sularso, 2003. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Buku 1. Edisi Kesepuluh. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Riyanto, Bambang, 2005. Serial, Teori, Soal dan Solusi Akuntansi Keuangan I. Edisi Pertama. Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Nasional. Yogyakarta.
Suad Husnan, 2003. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesembilan. Jilid 2. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Tandelin, 2001. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Cetakan Kelima. Penerbit PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Umar, Haryono, (2001). Financial Statement Analysis. Buku 1, Edisi Kedelapan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Warren, Fees M & K. Fred Skousen, 2006. Intermediate Accounting Comprehensive Volume, Eight Edition, Penerjemah Nugroho Widjajanto. Akuntansi Intermediate, Volume Komprehensif. Penerbit