Wawasan Kebangsaan Dalam Kerangka NKRI
60
contohnya bila dihubungkan dengan kata juang, menjadi daya juang yang berarti kemampuan untuk mempertahankan
atau mencapai sesuatu yang dilakukan secara gigih: KBBI, 1989.
Selanjutnya kata saing dapat berarti berlomba, saling mendahului. Bersaing artinya upaya memperlihatkan
keunggulan masing-masing yang dilakukan oleh perorangan, misalnya perusahaan atau negara, seperti bidang-bidang
perdagangan, dan produksi, dan sebagainya Ibid. Dari penjelasan arti kataistilah tersebut di atas dapat dikatakan,
bahwa daya saing adalah kemampuan atau upaya untuk menampilkan keungggulan dalam bidang-bidang tertentu
diantara mereka yang bersaing. Dengan demikian daya saing nasional bertumpu pada keragam kemampuan bangsa
Indonesia menampilkan keunggulan masing-masing daerah dalam bidang-bidang tertentu pada tingkat domestik sesuai
potensisumberdaya yang dimilikinya. Daya saing tersebut dapat di pandang sebagai kekuatan nasional. Dalam
menghadapi arus globalisasi, misalnya bila bangsa Indonesia ingin selalu eksis diantara bangsa-bangsa lain di dunia, maka
dengan bekal wawasan kebangsaan yang mantap, bangsa Indonesia harus selalu berupaya memelihara dan bahkan
meningkatkan terus daya saing nasionalnya. Dengan daya saing yang berlandaskan wawasan kebangsaan
yang mantap, kita harus mampu menyerap berbagai pengaruh positif dari luar untuk memantapkan dan meningkatkan
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
61
kekuatan nasional, dan menangkal pengaruh negatif yang dapat merusak nilai-nilai kejuangan, daya saing nasional dan
watak bangsa Indonesia.
2. Daya Saing Nasional Bangsa Indonesia
Potensisumber daya
masing-masing daerah
dalam menunjang pertumbuhan ekonomi daerah wajib digali dan
dikembangkan karena pada kelanjutannya akan menunjang daya saing nasional bangsa kita. Kemampuan kompetitif
antar daerah bukan ditujukan untuk menonjolkan kemampuan daerah secara berlebihan yang dapat mengarah pada
daerahisme yang sempit, melainkan untuk menampilkan kemampuan yang beragam yang secara geografis diikat
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kemampuan dan atau keunggulan masing-masing daerah
sebagaimana dimaksud di atas menuntut peningkatan kualitas sumber daya yang tersedia, utamanya kualitas sumber daya
manusia secara berencana dan terarah dalam mengolah sumber daya lainnya untuk menghasilkan produk-produk
unggulan sehingga mampu bersaing secara sehat di pasaran domestik. Dengan perkataan lain keunggulan komparatif
antar daerah harus bergeser menjadi keunggulan kompetitif sebagai
tumpuan daya
saing nasional.
Pemerintah berkewajiban menciptakan iklim yang menggairahkan
masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi melalui berbagai kebijakan yang membuka peluang bisnis
pada tingkat daerah.
Wawasan Kebangsaan Dalam Kerangka NKRI
62
Pemberdayaan ekonomi daerah merupakan salah satu faktor penting dalam menciptakan daerah yang mandiri melalui
kebijakan desentralisasi. Sementara itu daya saing merupakan elemen kunci lain dalam pemberdayaan daerah di era
persaingan bebas sekarang ini. Dengan demikian keberhasilan dalam menciptakan daya saing itu sendiri merupakan faktor
penting dalam mendorong keberhasilan otonomi daerah. Dalam konteks global, daya saing lokal dan regional harus
saling komplementer mampu mendukung daya saing nasional untuk berkompetisi dalam kancah persaingan
internasional Martani, 2000. Untuk menampilkan daya saing nasional yang bertumpu pada
kemampuan dan keunggulan masing-masing daerah, maka dalam proses menghasilkan produk unggulan harus
dikembangkan kerjasama antar daerah. Misalnya antar daerah Kabupaten dalam satu wilayah Provinsi bahkan antar
Provinsi, sehingga terjadi hubungan yang bersifat sinergi yang makin mempererat daya perekat persatuan dan kesatuan
bangsa. Kemampuan dan keunggulan daerah berdasarkan sumberdaya
yang dimiliki dalam bentuk keragaman kompetensi misalnya harus dipadukan dalam menghasilkan suatu produk akhir
sebagai strategi
daya saing
yang handal
dengan memperhatikan faktor pasar dan persaingan agar dapat diraih
keunggulan bersaing yang langgeng. Modal daya saing nasional yang dibangun berlandaskan kekuatan daya saing
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
63
daerah ini sejalan dengan kebijakan otonomi daerah yang memberikan kewenangan yang luas dan nyata pada Daerah
Kabupaten dan Kota. Dalam hubungan dengan pemikiran tersebut Martani Husaini
2000 mengemukakan pendapatnya bahwa: saatnya penciptaan daya saing dilakukan melalui pengembangan
kompetensi inti yang dimiliki oleh setiap daerah. Setelah setiap daerah dapat mengembangkan kompetensi intinya,
maka perlu dibarengi dengan mobilisasi tinggi dalam input maupun output. Suatu produk yang bahan bakunya dihasilkan
oleh daerah A misalnya, tidak selalu harus diolah menjadi produk manufaktur di daerah A juga. Apabila justru daerah B
yang mempunyai kompetensi dalam sektor industri manufaktur yang terkait dengan bahan baku tersebut, maka
arus bahan baku harus terjadi dari A ke B melaui pendekatan Cross Border Value Chain.
Upaya membangun daya saing nasional sangat penting karena kesinambungan
pertumbuhan ekonomi
kita semakin
tergantung pada prestasi ekspor dan kemampuan kita untuk bersaing dengan produk impor di pasar dalam negeri sendiri.
Tambahan lagi kesepakatan perdagangan bebas seperti AFTA dan APEC misalnya telah menghadang dihadapan kita Umar
Juoro 1996.
Wawasan Kebangsaan Dalam Kerangka NKRI
64
Dalam rangka mendukung upaya peningkatan daya saing nasional, maka kebijakan deregulasi yang menghambat
ekspor perlu terus ditingkatkan, karena dalam rangka mening- katkan efisiensi perekonomian permasalahan terbesar adalah
pada hambatan non tarif berupa pungutan resmi maupun tidak resmi dan bentuk-bentuk lisensi lainnya. Kiranya
tantangan dalam kebijakan makro adalah: “menghapuskan hambatan non tarif dan lisensi yang tidak transparan untuk
meningkatkan efisiensi. Keluhan terhadap birokrasi yang menghambat merupakan keluhan utama dalam penanaman
modal.” Bahkan penghapusan hambatan non tarif semestinya didahulukan dalam proses kearah perdagangan bebas Ibid.
Membangun Karakter Character Building
Keberhasilan suatu bangsa dalam mencapai tujuannya, tidak hanya ditentukan oleh dimilikinya sumber daya alam yang
melimpah ruah, akan tetapi sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa
Bangsa yang besar dapat dilihat dari kualitaskarakter bangsa manusia itu sendiri. Dilihat dari segi manajemen suatu
organisasi, maka unsur manusia merupakan unsur yang paling utama dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya seperti : uang
money, metode kerja method, mesin mechine, perlengkapan material dan pasar market, dikatakan demikian, karena tidak
dapat dipungkiri bahwa adanya dayaguna, manfaat, dan peran unsur-unsur tersebut, hanya dimungkinkan apabila unsur
manusia mempunyai,
memiliki dayakekuatan
untuk memberdayakan berbagai unsur di maksud sehingga masing-
Modul Diklat Prajabatan Golongan III
65
masing unsur dapat memberi hasil, manfaat, dayaguna dan peran dalam manajemen tersebut.
Demikian juga halnya kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan nasional sangat tergantung pada
kesempurnaan Aparatur Negara dan kesempurnaan Aparatur Negara pada pokoknya tergantung dari kesempurnaan Pegawai
Negeri Sipil. Dalam hubungan ini diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila,
Undang Udang Dasar tahun 1945, Negara dan pemerintah serta yang bersatu padu, bermental baik, berwibawa, berhasilguna,
bersih, profesionalisme dan akuntabel dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Apabila dilihat dari peran Pegawai Negeri Sipil sebagai Aparatur Negara, pelayan masyarakat, maka tidak bisa tidak karakter
character Pegawai Negeri mutlak dibangun sehingga memiliki perilaku yang kondusif dalam mendukung pelaksanaan tugas-
tugas pemerintahan. Dengan demikian Pegawai Negeri Sipil dapat memainkan perannya sebagai perekat persatuan dan
kesatuan dalam berbagai segi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
1. Pengertian