mengadakan wawancara dengan beberapa orang yang terlibat dalam penanganan masalah dan konflik musik antara Best Western Hotel dengan warga setempat. Dari pembicaraan singkat
antara pemimpin warga dengan pihak hotel, mereka akhirnya memutuskan untuk mengadakan pertemuan guna membicarakan kesepakatan yang baik, agar tidak saling merugikan. Dari
wawancara Ketua Rukun Tetangga didapat informasi seperti berikut ini. “Kami merasa, bahwa pengaduan keberatan kami soal musik yang keras dari BEST WESTERN
hotel, tidak berlebihan. Karena kami merasa menyampaikannya dengan baik. Kemudian dari pihak hotel malam itu juga langsung menyambut kami dan berjanji untuk mengecilkan volume,
meskipun acara mereka memiliki ijin tetapi BEST WESTERN hotel ada di daerah atau kawasan padat penduduk, jadi mereka juga harus menghargai kami yang ada disekitar mereka.
” Informan 3
Lebih jauh lagi, ketika disinggung soal bagaiamana langkah berikutnya dari Pihak Best Western Hotel, berikut ini penuturan dari Ketua Rukun Warga setempat.
“Setelah pengaduan kami diterima dari pihak hotel, dan pihak hotel mengecilkan volume sesuai dengan yang kami inginkan, maka keesokan harinya, wakil dari hotel menemui saya, dan
mengajak warga untuk bertemu karena dari pihak hotel ingin meminta maaf sekaligus akan mengadakan kegiatan bersama dengan warga setempat, saya pun menyampaikan kepada warga
tent
ang niat baik dari pihak hotel.” Informan 4
Dari wawancara terpisah dengan pihak hotel, penulis juga menanyakan hal yang sama kepada PR hotel tentang bagaimana langkah selanjutnya dari pihak hotel terhadap warga
setempat. “Hal yang dilakukan oleh pihak hotel pada keesokan harinya adalah meminta maaf kepada warga
melalui wakil RW, kemudian supaya lebih enak, kami dari pihak hotel ingin bertemu langsung dengan warga sekitar, sehingga dalam pertemuan itu kami mengutarakan keinginan kami untuk
mengadakan kerja bakti dengan warga sekitar dan aksi donor darah. Kami berharap dengan aksi CSR
ini akan membuat hubungan kami dengan warga sekitar bisa menjadi pulih.” Informan 1
4.2.3 Strategi Kreatif BW Hotel dalam Menangani Konflik
4.2.3.1 Negosiasi
Pramono 1997 mengacu pendapat dari Folwer yang menyebutkan definisi negosiasi sebagaimana berikut ini:
͆Proses interaksi dengan mana kedua pihak atau yang lebih perlu terlibat secara bersama didalam hasil akhir kendati pada awalnya masing-masing pihak mempunyai sasaran yang
berbeda beruasaha untuk menyelesaikan perbedaaan mereka dengan menggunakan argumen dan persuasi untuk mencapai jalan keluar yang dapat diterima bersama͇
Dari definisi tersebut tersirat adanya suatu proses dalam jangka waktu tertentu yang harus diikuti dengan strategi akan diuraikan pada strategi organisasi. Sehingga dalam menetapkan
tahap-tahap yang ada, selain strategi, diperlukan pula keterampilan yang disesuaikan dengan kebutuhan pada tahapan dalam negosiasi yang dapat dibagi menjadi 3 tahapan.
1. Tahap Awal Tahapan awal yang perlu dipahami adalah tahap sebelum negosiasi pelaku atau
organisasi perlu mengetahui kejadian-kejadian yang melatar belakangi suatu permasalahan. Untuk memudahkan identifikasi permasalahan dapat dibuat urutan daftar pertanyaan yang
jawabannya akan digunakan sebagai bahan untuk penyusunan strategi pada tahapan selanjutnya. Contoh pertanyaan yang dapat disusun pada tahap ini diantaranya adalah :
a. Apakah pokok permasalahannya ?
b. Apakah Negosiasi memang perlu dilakukan ataukah dapat diupayakan dengan
kemungkinan lain? c.
Bagaimana kondisi hubungan kedua belah pihak? Apakah dimungkinkan untuk diadakan suatu kesepakatan atau tidak?
Apabila daftar pertanyaan tersebut ditemukan bahwa kedua pihak memang membutuhkan kesepakatan maka tahap negosiasi selanjutnya dapat direncanakan berikut dengan strateginya.
Namun apabila salah satu pihak tidak berkeinginan untuk membuat kesepakatan maka negosiasi menjadi sulit untuk dilakukan. Dalam kondisi seperti ini diperlukan upaya pendekatan dalam
bentuk lain, misalkan lobby atau memanfaatkan pihak lain untuk membicarakannya. Dalam hal ini, sebelum masyarakat mendatangi pihak hotel, antara masyarakat sendiri
pasti sudah melakukan negoisasi antar warga, sehingga mereka memutuskan untuk mendatangi hotel. Ketika sampai di hotel, perwakilan dari masyarakat setempat segera menyampaikan apa
yang menjadi keluh kesah mereka. Dari pihak hotel segera menanggapi dengan baik dan mengatakan kepada masyarakat agar menunggu sebentar, karena dari pihak hotel akan
memanggil coordinator acara. Dalam hal ini terjadi negoisasi awal.
2. Tahap selama berlangsungnya negosiasi Pada tahap ini beberapa hal yang harus disiapkan oleh para pihak yang akan melakukan
perundingan adalah: a.
Menetapkan permasalahan pokok dengan menyatukan perbedaan dan pembuat pengertian yang sama terhadap permasalahan.
b. Menetapkan posisi awal.
c. Menyiapkan argumentasi.
d. Mengembangkan kemungkinan dari permasalahan.
e. Menetapkan proposal yang merupakan gagasan baru yang menjurus kearah kesepakatan,
sifat fleksibel dan dapat dimodifikasi. f.
Menetapkan dan menandatangani proposal akhir yakni jalan keluar yang dipilih guna mengatasi perbedaan pendapat dari pihak yang berunding.
Selama tahap ini berlangsung, pihak BW hotel menguatkan pihak masyarakat dengan mengatakan bahwa pihak hotel menyatakan kata-kata penguat dan meyakinkan bahwa dari pihak
hotel malam itu juga akan memberikan solusi terbaik untuk pengaduan dari masyarakat setempat. Selagi para divisi hotel berunding, para wakil masyarakat yang sudah mendatangi hotel
diminta menunggu sebentar di lobby. 3. Tahap sesudah negosiasi.
Kegiatan pada tahap ini adalah pelaksanaan program persetujuan, masing-masing perlu mengetahui apa yang dilakukan, siapa yang melakukan dan waktu pelaksanaannya. Tim kedua
pihak dapat melakukan peninjauan pelaksanaannya untuk menjamin pelaksanaan komitmen bersama.
Dalam hubungan ini meskipun skala dan pokok bahasan berbeda dan berada pada suasan formal maupun informal. Namun masing-masing pihak yang terlibat tahu bahwa mereka sedang
bernegosiasi. Dalam tahapan ini, setalah divisi BW hotel PR+manajemen Bar berunding sebentar,
dari hasil wawancara yang penulis lakukan, maka mereka segera menemui masyarakat yang sudah menunggu di Lobby dan menyampaikan hasil rundingan mereka. Pihak hotel
menyampaikan bahwa acara tersebut seharusnya sampai subuh baru akan selesai, tapi karena masyarakat terganggu ,maka mereka sepakat untk mengehentikan acara sejam kemudian. Mereka
menjelaskan kepada masyarakat untuk meminta waktu sejam lagi, mereka tidak bisa menghentikan seketika agar para tamu juga tidak terlalu kecewa, waktu sejam tersebut nanti akan
digunakan untuk menjelaskan kepada tamu yang datang dalam acara tersebut. Dari hasi negoisasi ini, para wakil masyarakat akhirnya setuju dan berpamitan pulang dan menyampaikannya kepada
warga.
4.2.4 Resolusi konflik