Penghargaan Best Brand Identity terbaik se-Asia dan Timur Tengah diraih oleh Best Western Star Semarang. Menurut
Artikel Investor Daily Indonesia, Kamis 13 Desember 2012, Penghargaan itu di berikan oleh Best Western International regional Asia Middle East.
Penganugerahan ini, dinilai dari prestasi dalam kelengkapan fasilitas, standar yang diwajibkan, serta tanda dari hotelsigned hotel. Tentu saja itu menjadikan nilai lebih bagi Best western
Semarang. Karena ditahun yang sama, Hotel best Western di lain kota, belum tentu mendapatkan penghargaan serupa seperti yang diraih oleh Best Western Semarang.
Acara Penganugerahan ini, dilaksanakan bersamaan dengan Best Western International operation Asia Middle East Meeting, yang diselenggarakan di Best Western Sunset Road, Bali
beberapa waktu yang lalu. Acara ini, dihadiri oleh ratusan owner hotel dan general manager GM se-Asia dan Timur Tengah Press Release suara merdeka 10 Oktober. Belum lagi
ditambah dengan daya tarik lain dari Best Western Star Hotel adalah pada kolam renangnya yang berada di lantai 30 dengan ketinggian 97 meter dari permukaan tanah, oleh sebab itu
fasilitas kolam renang yang dimiliki Best Western Star Hotel Semarang itu berhasil mencetak rekor baru
Museum Rekor Indonesia Muri sebagai kolam renang terbuka tertinggi di hotel Indonesia Artikel Investor Daily Indonesia, Kamis 13 Desember 2012.
4.2 ANALISIS STRATEGI KREATIF PUBLIC RELATIONS BW
Pada sub Bab ini, penulis akan memaparkan hasil penggalian data dilapangan, yaitu dari pihak hotel dan warga sekitar tentang kasus musik yang terjadi di best western hotel. Dari data
dilapangan akan diketahui bagaimana tahapan dan strategi dari pihak hotel dalam mengatasi konflik. Berikut adalah hasil penggalian data dilapangan.
4.2.1 Kasus musik menurut pendapat warga sekitar hotel
Dalam proses pembangunan dan pendirian Best Western Hotel, yang hadir di tengah- tengah kota Semarang, menuai banyak protes dan kritikan dari masyarakat sekitar. Alasannya
beragam, mulai dari pembangunannya yang dilakukan sampai tengah malam hingga pernah terjadi kerusakan rumah di beberapa rumah milik masyarakat sekitar. Selain itu dari percakapan
dengan warga sekitar, ada sebuah kejadian pada acara musik yang mendapat teguran dari warga sekitar.
Cerita singkat dari kejadian tesebut adalah masyarakat yang tinggal di sekitar hotel merasa terganggu dengan acara musik yang diselenggarakan oleh pihak Best Western Hotel.
Walaupun mungkin itu dilakukan di lantai paling atas, tapi dari pengakuan warga setempat, suara musik dari hotel terdengar sangat menggangu. Kemungkinan besar acara tersebut memang
memakai sound yang sangat kuat. Berikut adalah kutipan dari hasil wawancara dengan Ketua RT warga setempat:
“Terus terang kami merasa terganggu oleh suara musik dari hotel yang bisa dibilang memang keras.”
Informan 3
Setelah itu, salah satu wakil dari masyarakat, yaitu kepala RW bersama dengan pihak keamanan setempat, mendatangi hotel dengan tujuan menyampaikan permohonan agar pihak
hotel mau menurunkan volume pada acara musik tersebut. Akhirnya dari pihak hotel berjanji untuk segera menurunkan volume acara musik. Menurut masyarakat sekitar, setelah teguran dari
warga disampaikan, volume musik berkurang. Selang beberapa lama kemudian, sepertiya acara telah selesai, karena tidak lagi terdengar suara ribut atau keras.
4.2.2 Kasus musik menurut pendapat dari pihak hotel
Sesuai dengan yang diungkapkan oleh broom bahwa salah satu Tugas PR adalah sebagai Fasilitator Proses Pemecahan Masalah Problem Solving Process Fasilitator. Peranan Public
Relations dalam pemecahan permasalahan Public Relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat
adviser hingga mengambil tindakan eksekusi keputusan dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. Berikut adalah kutipan dari hasil
wawancara dengan PR Best Western Hotel. “Dalam kondisi apapun, jika ada masalah urgent, seorang PR harus memiliki kepekaan dan
strategi yang pas dalam memecahkan masalah tersebut. Pada prakteknya di sebuah hotel, jika ada masalah antara konsumen atau tamu, masalah dengan warga sekitar atau siapa saja, maka PR
harus turun tangan bersama dengan general manager beserta dengan team PR yang tergabung didalamnya, tergantung berapa besar masalahnya
” Informan 1
Adapun hasil wawancara dengan Assiten Resto dan Bar Best Western Hotel, yang mana ketika konflik berlangsung, yang bersangkutan ada ditempat kejadian. Berikut adalah hasil
kutipan dari wawancara. “Ketika itu, Best Western Hotel menyelenggarakan event musik ketiga, karena yang pertama dan
kedua sukses, Best Western Hotel mencoba untuk membuat event yang lebih besar dan meriah. Mulai dari sound, jumlah tamu, sampai acaranya dibuat sebagus mungkin. Dan memang kami
akui, jika musiknya lebih keras dibandingkan event-event yang sebelumnya. Akan tetapi, kami tidak menyangka jika hal itu mengganggu warga sekitar. Karena acaranya dilangsungkan di
lantai tiga puluh tiga yang menurut kami, jauh dari tempat tinggal penduduk, pada kenyataannya warga terganggu. Saat itu, ada warga yang datang ke Best Western Hotel, kalo tidak salah ada
dua orang, satu dari ketua RW dan satu lagi perwakilan warga sekitar hotel. Mereka bertemu dengan Public Relations dari puhal hotel. Mereka menyampaikan bahwa musik yang terdengar
terlalu keras dan mengganggu jam istrihat mereka. Meskipun Best Western Hotel sudah berijin untuk melakuk
an kegiatan keramaian.” Informan 2
Pada akhirnya, langkah yang ditempuh oleh Best Western Hotel adalah sebagai berikut: 1.
PR langsung menemui wakil masyarakat yang menunggu di lobby hotel. 2.
Negoisasi antara wakil masyarakat dengan pihak hotel. 3.
Hasil dari negoisasi adalah pihak hotel setuju untuk segera mengecilkan volume agar tidak mengganggu warga setempat lagi.
4. Dari pengaduan warga setempat, akhirnya pihak hotel memutuskan untuk
menghentikan acara satu jam sebelum waktu yang ditentukan. Meskipun ada komplain dari tamu, tetapi acara tetap di hentikan, agar tidak mengecewakan warga
setempat. Ketika disinggung soal apakah kasus ini sampai diliput atau tayang dimedia, berikut ini
jawaban dari pihak PR Best Western Hotel. “Sebenarnya ada semacam kasak-kusuk jika kasus ini sudah sampai ditelinga media, sebelum
benar-benar di munculkan dimedia, saya selaku PR saat itu segera menetralisir keadaan agar jangan sampai konflik ini dimunculkan di media yang pastinya akan membuat nama baik hotel
menjadi buruk. Kemudian saya mendekati beberapa teman media dimana kami sebelumnya sudah saling kenal, karena beberapa kedekatan sebelumnya, saya hanya memastikan saja kalau
hal tersebut
tidak masuk ke media.” Informan 1
Sesuai dengan hakekat kinerja PR, dalam hal ini, PR menjadi media agar kesalahapahaman yang terjadi antara perusahaan dan orang sekitar tidak berlarut-larut. Penulis
mengadakan wawancara dengan beberapa orang yang terlibat dalam penanganan masalah dan konflik musik antara Best Western Hotel dengan warga setempat. Dari pembicaraan singkat
antara pemimpin warga dengan pihak hotel, mereka akhirnya memutuskan untuk mengadakan pertemuan guna membicarakan kesepakatan yang baik, agar tidak saling merugikan. Dari
wawancara Ketua Rukun Tetangga didapat informasi seperti berikut ini. “Kami merasa, bahwa pengaduan keberatan kami soal musik yang keras dari BEST WESTERN
hotel, tidak berlebihan. Karena kami merasa menyampaikannya dengan baik. Kemudian dari pihak hotel malam itu juga langsung menyambut kami dan berjanji untuk mengecilkan volume,
meskipun acara mereka memiliki ijin tetapi BEST WESTERN hotel ada di daerah atau kawasan padat penduduk, jadi mereka juga harus menghargai kami yang ada disekitar mereka.
” Informan 3
Lebih jauh lagi, ketika disinggung soal bagaiamana langkah berikutnya dari Pihak Best Western Hotel, berikut ini penuturan dari Ketua Rukun Warga setempat.
“Setelah pengaduan kami diterima dari pihak hotel, dan pihak hotel mengecilkan volume sesuai dengan yang kami inginkan, maka keesokan harinya, wakil dari hotel menemui saya, dan
mengajak warga untuk bertemu karena dari pihak hotel ingin meminta maaf sekaligus akan mengadakan kegiatan bersama dengan warga setempat, saya pun menyampaikan kepada warga
tent
ang niat baik dari pihak hotel.” Informan 4
Dari wawancara terpisah dengan pihak hotel, penulis juga menanyakan hal yang sama kepada PR hotel tentang bagaimana langkah selanjutnya dari pihak hotel terhadap warga
setempat. “Hal yang dilakukan oleh pihak hotel pada keesokan harinya adalah meminta maaf kepada warga
melalui wakil RW, kemudian supaya lebih enak, kami dari pihak hotel ingin bertemu langsung dengan warga sekitar, sehingga dalam pertemuan itu kami mengutarakan keinginan kami untuk
mengadakan kerja bakti dengan warga sekitar dan aksi donor darah. Kami berharap dengan aksi CSR
ini akan membuat hubungan kami dengan warga sekitar bisa menjadi pulih.” Informan 1
4.2.3 Strategi Kreatif BW Hotel dalam Menangani Konflik