PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI LABA PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba.

Laba merupakan hasil yang menguntungkan atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu periode tertentu. Dengan laba ini dapat digunakan perusahaan untuk tambahan pembiayaan dalam menjalankan usahanya dan yang terpenting adalah sebagai alat untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

Seiring dengan krisis multi dimensi yang melanda Indonesia, banyak masalah dan

penderitaan yang dialami bangsa ini. Yang termasuk menonjol adalah dalam aspek ekonomi, yakni terpuruknya kegiatan ekonomi karena semakin banyak perusahaan yang bangkrut, perbankan yang dilikuidasi dan meningkatnya jumlah tenaga kerja yang menganggur. Penyebab dari krisis ini, menurut Tarmidi (dalam Purwanti, 2005), bukanlah karena fundamental ekonomi yang lemah saja, tetapi karena utang swasta luar negeri yang telah mencapai jumlah cukup besar. Krisis yang berkepanjangan ini adalah krisis merosotnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam, akibat adanya spekulasi dan jatuh temponya utang swasta luar negeri dalam jumlah yang besar dan secara


(2)

bersamaan sehingga permintaan akan dollar meningkat, ditambah lagi dengan banyak terjadinya bencana alam yang mengakibatkan nilai tukar rupiah semakin lemah.

Akuntansi merupakan bahasa yang mengkomunikasikan informasi ekonomi antara pihak yang memberi informasi dengan pihak yang menerima informasi akuntansi. Perkembangan suatu perusahaan dapat diketahui melalui posisi laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan dari tahun ketahun. Laporan keuangan ini terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan salah satu dari sumber informasi akuntansi. Laporan keuangan yang disajikan tiap tahunnya oleh perusahaan memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas pada periode tertentu. Laporan keuangan bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi yang dihasilkan dari laporan keuangan yang disertai informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan akan membantu pemakai laporan dalam memprediksi arus kas di masa yang akan datang dalam hal waktu kepastian kapasitas perolehan kas dan setara kas.

Relevansi tujuan dengan kepentingan pemakai dalam menginterpretasikan informasi yang dihasilkan dari laporan keuangan dapat dilakukan dengan pendekatan teknis analisis yang sering digunakan dalam praktek bisnis yaitu analisis rasio keuangan. Analisis tersebut merupakan instrumen analisis yang dinyatakan untuk menjelaskan hubungan indikator keuangan yang menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau operasi di masa lalu. Hal tersebut terjadi karena tidak seorang pun yang dapat mengetahui secara pasti berapakah hasil operasi dan

keuangan dari suatu perusahaan di masa depan. Banyak penekanan diberikan pada prestasi masa lalu dan masa kini sebagai indikator untuk masa depan, maka salah satu pendekatan yang


(3)

digunakan dalam bentuk model-model untuk memprediksi apakah suatu perusahaan mampu menghasilkan laba pada operasi dimasa depan ( Lukman , 2005).

Dengan menggunakan rasio keuangan untuk menganalisa pos - pos neraca akan dapat diketahui atau akan diperoleh gambaran posisi keuangan perusahaan, sedangkan analisa terhadap laporan laba rugi akan memberikan gambaran tentang hasil dan perkembangan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi keuangan perusahaan. Bahkan lebih dari itu, rasio keuangan bermanfaat dalam memprediksi laba perusahaan.

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu tertentu dengan dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.

Pemilihan perusahaan makanan dan minuman sebagai sampel didasari oleh alasan produk perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan di sektor non-migas. Kebutuhan masyarakat akan produk makanan dan minuman akan selalu ada karena merupakan salah satu kebutuhan pokok. Didasarkan pada kenyataan tersebut perusahaan makanan dan minuman dianggap akan terus survive.

Namun, seiring dengan keadaan perkonomian di Indonesia yang tidak menentu, daya beli masyarakat semakin menurun. Hal tersebut mempengaruhi kinerja perusahaan makanan dan minuman secara tidak langsung. Selain itu naik turunnya kurs rupiah terhadap mata uang asing mempersulit keadaan perusahaan tersebut.


(4)

Harga produk makanan dan minuman nasional lebih mahal dibanding produk impor bila dihitung dengan kurs dibawah Rp. 10.000,00. Keadaan tersebut diperparah dengan rendahnya tarif bea masuk untuk impor makanan olahan sekitar 5%, sedangkan impor bahan baku dikenakan tarif bea masuk 20%, padahal ketergantungan industri makanan dan minuman nasional terhadap impor bahan baku masih sangat tinggi. Naik turunnya kurs dan tak menentunya keadaan

ekonomi memaksa perusahaan untuk lebih keras mempertahankan kinerja perusahan khususnya dalam menghasilkan laba, karena laba merupakan salah satu pertimbangan investor dan kreditor dalam menanamkan investasinya (http://www.idx.co.id).

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Purnawati (2005) yang meneliti Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba di masa yang akan datang yang merupakan studi empiris pada perusahaan Agriculture, Forestry and Fishing; Animal Feed and Husbandry; Mining and Mining Services; Construction dan Manufactur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Perbedaan yang menjadi dasar dari penelitian ini terhadap penelitian Purnawati (2005) adalah pertama, penelitian ini mengambil sampel perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha makanan dan minuman dengan alasan bahwa kebanyakan penelitian terdahulu hanya meneliti sampel dari perusahaan manufaktur dan perbankan sehingga perlu dilakukan pengembangan dengan meneliti jenis perusahaan lain. Perbedaan kedua periode tahun sampel yang digunakan untuk penelitian, penelitian sebelumnya sampel yang digunakan adalah periode tahun 2000 sampai dengan 2003, sedangkan pada penelitian ini sampel yang digunakan menggunakan periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.

Perbedaan lainnya adalah dalam hal rasio keuangan yang digunakan. Pada penelitian sebelumnya 8 rasio keuangan yang digunakan yaitu rasio likuiditas mengidentifikasikanCurrent Ratio (CR). Rasio aktivitas mengidentifikasikanInventory Turnover (ITO), Total Asset Turnover (TATO),


(5)

danSales to Current Liabilities (SCL).Rasio profitabilitas mengidentifikasikanGross Profit Margin (GPM),Operating Profit Margin (OPM),danReturn on Equity (ROE).Sedangkan pada penelitian ini rasio yang digunakan adalah 4 rasio yaitu rasio likuiditas mengidentifikasikan Current Ratio (CR).Rasio aktivitas hanya mengidentifikasikanTotal Asset Turnover (TATO. Selanjutnya Rasio profitabilitas hanya mengidentifikasikanOperating Profit Margin (OPM). Dan rasio leverage hanya mengidentifikasikan rasio total hutang terhadap total aktiva atau Debt Ratio (DR).

Purnawati, (2005) menyimpulkan bahwa delapan rasio keuangan yang digunakan mampu memprediksi perubahan laba satu tahun yang akan datang. Hal ini mungkin dikarenakan perusahaan yang dijadikan sampel dapat menggunakan dan memanfaatkan asset yang dimilikinya secara tepat dan efisien dalam menghasilkan laba serta mempunyai kinerja perusahaan yang bagus. Penelitian ini juga menemukan bukti bahwa secara individu rasio Inventory Turn Over (ITO), Total Asset Turn Over (TATO), Net Income to Sales (NIS) dan Sales to Current Liabilities (SCL)dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba satu tahun yang akan datang. Dengan melihat rasio tersebut para investor dan kreditor dapat mengetahui seberapa besar tingkat keuntungan atau resiko yang akan diperoleh jika mereka akan berinvestasi atau memberikan kredit juga dapat digunakan untuk menilai kinerja operasi perusahaan.

Sehubungan dengan uraian diatas serta peranan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba perusahaan sangat diperlukan maka dalam penyusunan skripsi ini penulis mengambil judul "Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Laba Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di BEI. ".


(6)

1.2 Masalah Penelitian

Kemampuan dalam memprediksi laba sebelumnya banyak sekali dilakukan penelitian, tetapi penelitian sebelumnya umumnya meneliti sektor perbankkan atau manufaktur. Untuk itu peneliti ingin mengetahui apakah pada sektor perusahaan makanan dan minuman masih akan didapatkan jawaban mengenai rumusan masalah sebagai berikut :

1.2.1 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, maka masalah yang akan diteliti oleh penulis adalah:

a. Apakah rasio keuangan berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI?

b. Rasio keuangan mana yang mempunyai kemampuan signifikan dalam memprediksi laba ?

1.2.2 Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah maka peneliti membatasi ruang lingkup pengujian rasio

keuangan. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas, aktivitas, leverage dan profitabilitas. Dalam hal ini rasio likuiditas hanya mengidentifikasikanCurrent Ratio (CR).Rasio aktivitas hanya mengidentifikasikanTotal Asset Turnover (TATO).

Selanjutnya Rasio profitabilitas hanya mengidentifikasikanGross Profit Margin (GPM),Dan rasio leverage hanya mengidentifikasikan rasio total hutang terhadap total asset atauDebt to Asset Ratio (DAR).


(7)

Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Memperkuat temuan empiris bahwa rasio keuangan berpengaruh terhadap perubahan laba dimasa yang akan datang.

2. Untuk mengetahui rasio keuangan mana yang mempunyai kemampuan signifikan dalam memprediksi perubahan laba satu tahun yang akan datang.

3. Memberikan temuan empiris mengenai pengaruh rasio keuangan dalam memprediksi laba di masa yang akan datang.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini diharapkan sumbangan pemikiran mengenai pentingnya

memprediksi perubahan laba dengan menggunakan analisa rasio keuangan, sehingga manajemen dapat menjalankan organisasinya secara efisien dan efektif agar mampu bersaing dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

2. Memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan kepada penulis dan pihak-pihak yang membutuhkan tentang pentingnya mengetahui pengaruh rasio keuangan dalam


(8)

(9)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Laporan Keuangan

2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan informasi yang diharapkan mampu memberikan bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat financial. Menurut Weston dan Copeland (dalam Lukman, 2008) ” Laporan keuangan melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan dasar bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi untuk membuat proyeksi dan permalan untuk masa yang akan datang”.

Dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan paragraf 07, dijelaskan bahwa

”Laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Laporan keuangn

yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi

keuangan ( yang disajikan dalam berbagai cara, contohnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, cotohnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta


(10)

Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangn dan hasil operasi perusahaan masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa yang akan datang.

Dari pendapat tersebut maka laporan keuangan merupakan informasi masa lampau yang disajikan secara periodik yang meliputi nerca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan yang berguna bagi para pemakai

informasi laporan keuangan sebagai dasar dalam melakukan analisis dalam menentukan estimasi dan prediksi mengenai kondisi dan kinerja perusahaan yang akan datang.

2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan sumber informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan, sehingga laporan keuangan harus memenuhi berbagai tujuan yang diharapkan oleh para pengguna informasi keuangan tersebut. Tujuan laporan keuangan menurut pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomor 1 paragraph 05 adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2. Menunjukkan apa yang telah dilakukan management atau pertanggungjawaban managemen atas sumber daya yang diberdayakan padanya.

3. Digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi sebagai sarana untuk mengevaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas) dan waktu erta kepastian dari


(11)

hasil tersebut, sehingga para pemakai mendapatkan informasi yang terfokus pada posisi keuangan, kinerja serta peruahan posisi keuangan.

4. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi yang dikendalikan dan kemampuan prusahaan dalam menghasilkan sumber daya ini di masa lalu yang berguna untuk memprediki kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas 9dan setara kas) dimasa depan.

5. Memberikan informasi tentang perubahan posisi keuangan bermanfaat untuk menilai aktifitas investasi, pendanaan dan operasi sebagai dasar bagi pemakai untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam kas (dan setara kas) serta kebutuhan perusahaan memanfaatkan arus kas tersebut.

6. Memberikan informasi likuidasi dan solvabilitas yang berguna untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam pemenuhan komitmen keuangannya pada saat jatuh tempo.

7. memberikan infomasi mengenai kinerja yang diukur dari tingkat profitabilitas perusahaan yang bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dalam sumber daya ang ada. Juga untuk pertimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam

memanfaatkan tambahan sumber daya.

2.1.3 Komponen Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan , merupakan suatu bagian dari dokumen seperti laporan tahunan atau prospektus dalam Standar Akuntansi Keuangan nomor 1 paragraf 07, komponen laporan keuangan yang lengkap yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari :


(12)

Laporan keuangan yang sistematis tentang aktiva , hutang dan ekuitas suatu perusahaan. Nerca disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur posisi keuangan yang diperlukn bagi penyajian secara wajar. Neraca, minimal mencakup pos-pos aktiva berwujud, aktiva tidak berwuju, aktiva keuangan, investsi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas, persediaan, piutang iutang usaha dan piutang lainnya, kas dan setara kas, hutang usaha dan hutang lainnya, kewajiban berbunga jangka panjang, hak minoritas dan modal saham dan pos ekuitas lainnya.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya dan laba rugi yang diperoleh suatu

perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi minimal mncakup pos-pos pendapatan, laba rugi usaha, beban pinjaman, bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlakukan dengan mengguna metode ekuitas, beban pajak, laba atau rugi, dari aktifitas normal persahaan, pos luar biasa, dan laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.

3. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus

diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan perubahan ekuitas yang ditujukn sebagai komponen utama laporan keuangan menunjukkan:

1. Laba rugi bersih periode bersangkutan, setiap pos pendapatan dan bean keuntungan dan kerugian bserta jumlahnya.

2. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan yang mendasar. 3. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik.


(13)

4. Saldo akumulasi laba atau rugi pad awal dan akhir periode serta perubahannya. 5. Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masinng jenis modal, agio dan cadangan

pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perusahaan.

4. Laporan Arus Kas

Informasi yang melaporkan arus kas selama perioe tertentu dan diklasifikasikan menurut aktifitas operasi,infestasi dan pendanaan.laporan arus kas berguna bagi pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut . informasi arus kas juga dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevluasi perubahan dalam aktivasi bersih perusahaan ,struktur keuangan (likuiditas dan solvabilitas)dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan yang meiputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca ,laporan laba rugi,laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen .juga mncakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan serta pengugkapan lainyang deperlukan untuk

menghasilkanpenyajian laporan keuangan secara wajar.Catatan atas laporan keuangan disajikan dengan urutan sebagai berikut:


(14)

2. Informasi pendukung pos poslaporan keuangan sesuai urutan sebagaimana pos-pos tersebut disajikan dalam laporan keuangan dan urutan penyajian komponen laporan keuangan .

3. Pengungkpan lain termasuk koninjensi ,komitmen dan pengungkapan keuangan lainnya serta pengungkapan yang bersifat non-keuangan

2.1.4 Pemakai laporan keuangan

Pemakai utama laporan keuangan adalah pemegang saham, investor dan kreditor (Hendriksen, 1992). Sama halnya seperti yang dijelaskan dalam Standar Akuntansi pemakai laporan keuangan adalah mereka yang menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan informasi tersebut meliputi:

1. Investor

Penanaman modal beresiko dan penasehat yang berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dai investasi yang mereka lakukan, mereka memerlukan informasi untuk membantu menentukan apakah mereka harus membeli, menahan atau menjual

investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.

2. Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan, mereka juga tertarik dengan informasi yang

memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.


(15)

3. Pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya daat dibayarkan pada saat jatuh tempo.

4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Mereka tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah terhutang akan dibayarkan pad saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dari pada pemberian kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.

5. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama bagi mereka yang terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan perusahaan.

6. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepintangan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan. Menetapkan kebijakan pajak sebagai dasar penyusunan statistik pendapatan nasional dan lainnya.

7. Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungaan kepda penanam modal domestik. Laporan keuangan


(16)

dapat membantu masyarakat dalam menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktifitasnya.

2.2 Analisa Rasio Keuangan

2.2.1 Pengertian Analisa Rasio Keuangan

Salah satu bentuk informasi akuntansi yang penting dalam proses penilaian kinerja perusahaan adalah berupa rasio–rasio keuangan perusahaan untuk periode tertentu. Dengan rasio–rasio keuangan tersebut akan tampak jelas berbagai indikator keuangan yang dapat mengungkapkan kondisi keuangan suatu perusahaan yang telah dicapai untuk suatu periode tertentu.

Menurut Harahap (2006 : 297) analisa rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).

Dari definisi diatas diketahui bahwa analisa rasio keuangan dapat memberikan gambaran kepada penganalisa mengenai suatu hubungan antara data keuangan perusahaan yang diperbandingkan.

2.2.2 Manfaat Analisa Rasio Keuangan

Analisa rasio keuangan dapat menyingkap hubungan dan sekligus menjadi dasar perbandingan yang menunjukkn kondisi atau kecenderungan yang tidak dapat dideteksi bila kita hanya melihat komponen-komponen itu sendiri. Manfaat yang dihasilkan dari analis rasio keuangan selain berguna bagi pihak internal perusahaan yaitu bgi manajer keuangan yang akan menghasilkan informasi mengenai kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam aspek keuangan sehingga dapat membuat keputusan-keputusan yang penting bagi perusahaan di masa yang akan datang dan kepuetusan yang ingin dicapaii perusahaan dan melihat prospek laba yang akan diperoleh dimasa


(17)

yang akan datang. Analisa rasio keuangan juga bermanfaat bagi individu maupun kelompok yang berbeda kepentingan, dan bisa menjadi ukuran keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan.

Manfaat rasio keuangan sebenarnya merupakan titik awal dalam analisis perusahaan karena tidak memberikan banyak jawaban, kecuali memberikan sinyal-sinyal tentang suatatu yang seharusnya diharapkan (Lukman, 2008). Aplikasi analisis rasio keuangan dalam praktik bisnis serta

serangkaian pengkajian-pengkajian dan study yang telah dilakukan mengantarkan kepada pemikiran untuk menjadikan rasio keuangan sebagai indikator yang fundamental dalam praktik bisnis dan ekonomi.

2.2.3 Penggolongan Rasio Keuangan

Pada umumnya berbagai rasio yang dihitung dapat dikelompokkan kedalam 4 (empat) tipe dasar :

a. RasioLikuiditasadalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendek tepat pada waktunya.

Rasio likuiditas bisa digunakan dalam melakukan analisis kredit karena likuidita berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pihak-pihak yamg berkepentingan dalam menilai tingkat likuidits perusahaan adalah kreditor-kreditor jangka pendk seperti pemasok dan banker.

Rasio likuiditas dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis. Masing-masing rasio


(18)

perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Salah satu rasio likuiditas yang menjadi fokus penelitian ini adalah rasio lancar( Current Ratio / CR ),rumus untuk menghitungnya adalah :

Current Ratio (CR) = Aktiva lancar

Hutang lancar

Rumus tersebut nenunjukkan hubungan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Semakin besar aktiva lancar , maka rasio semakin tinggi.

b. RasioAktivitasadalah rasio yang menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan assets untuk memperoleh pinjaman.

Rasio aktivitas sering juga disebut sebagai rasio efisiensi atau rasio pemanfaatan aktiva.Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Rasio aktivitas yang menjadi fokus dalm penelitian ini adalah rasio perputaran total aktiva(TotalAsset Turnover/ TATO)

(TotalAsset Turnover/ TATO)menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume

penjualann, dengan kata lein seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Rumus yang digunakan adalah :

Total Asset Turnover (TATO) = Penjualan

Total Aktiva

c. RasioLeverageadalah rasio yang menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang.


(19)

Perusahaan memperoleh sumber pendanaan dari dua sumber, yaitu kreditor dan pemegang saham. Rasioleveragemenunjukkan berapa besar perusahaan didanai oleh kreditor dan

pemegang saham.Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun asset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal(equity).Rasio leverage yang menjadi fokus penelitian ini adalahDebt to Asset Ratio.

Debt to Asset Ratio (DAR)yaitu rasio total kewajiban terhadap asset yang menekankan

pendanaan utang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh utang. Rasio ini juga menyediakan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam

mengadaptasi kondisi pengurangan aktiva akibat kerugian tanpa mengurangi pembayaran bunga pada kreditor.rumus yang digunakan adalah :

Debt to Asset Ratio (DAR) = Total Utang

Total Aktiva

d. RasioProfitabilitasadalah rasio yang menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba baik dalam hubunganya dengan penjualan, assets maupun laba bagi modal sendiri.

Rasio profitabilitas disebut juga rasio kinerja operasi. Rasio profitabilitas atau kinerja operasi digunakan untuk mengevaluasi margin laba dan aktivitas operasi yang dilakukan perusahaan, Dalam hubungannya dengan penjualan dan investasi, rasio prifitabilitas dapat diklasifikasikan menjadi margin laba kotor(gross profit margin),margin laba operasi(operating profit margin), margin laba sebelum pajak(pretax profit margin),margin laba bersih(net profit margin), return


(20)

on assets, return on investment.Rasio profitabilitas yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalahGross Profit Margin (GPM.

Gross Profit Margin (GPM)adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengetahui keuntungan kotor dari setiap barang yang dijual perusahaan. Penggunaan rasio ini dalam menentukan bagaimana tingkat profitabilitas perusahaan memiliki kelemahan karena rasio ini hanya memberi tahu besarnya keuntungan kotor dari penjualan yang dilakukan perusahaan tanpa memasukkan struktur biaya yang ada pada perusahaan. Rumus untuk menghitunggross profit margin (GPM)adalah :

Gross Profit Margin (GPM) = Sales-Cost of good Sold

Sales

2.2.4 Keunggulan dan Kelemahan Analisa Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Rasio keuangan hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan, dengan penyederhanaan ini kita bisa secara tepat untuk memperoleh informasi. Menurut Helfert, E. A. ( dalam Lukman, 2005) keunggulan analisis rasio keuangan adalah:

1. Analisis rasio keuangan merupakan ikhtisar statistik yang mudah dibaca dan ditafsirkan. 2. Analisis rasio keuangan merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang


(21)

3. Dapat mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lainnya. 4. Berguna untuk bahan pengambilan keputusan dan model prediksi.

5. Lebih mudah untuk melihat dan membndingkan perusahaan dengan perusahaan lain.

Beberapa ahli keuangan berpendapat bahwa analisis rasio keuangan dapat dipakai untuk mengukur kinerja perusahaan akan tetapi kita harus ingat bahwa penggunaan rasio keuangan tidak terlepas dari adanya kelemahan. Menurut Weston dan Brigham ( dalam Lukman, 2005), kelemahan rasio keuangan adalah:

1. Banyak industri besar mengoperasikan beberapa divisi yang berbeda pada industri yang berlaianan, dalam keadaan ini sangat sulit untuk mendapatkan rata-rata industri yang bisa digunakan sebagai bahan pembanding yang tepat. Hal ini membuat analisa rasio lebih berguna bagi perusahaan kecil dengan bidang usaha lain yang lebih sempit dari pada bagi perusahaan besar yang memiliki banyak divisi yang berbeda.

2. Hubungan semua perusahaan ingin berprestasi di atas rata-rata sehingga pencapaian prestasi rata-rata semata-mata belumlah harus dinyatakan dengan baik. Bagi yang menargetkan prestasi yang tinggi, patokan terbaik seharusnya adalah perusahaan denga rasio yang sangat baik.

3. Inflasi menyebutkan distorsi besar pada neraca-nilai yang tercatat di neraca seringkali sangat berbeda dengan nilai yang sebenrnya. Analiasa rasio bgi perusahaan dari tahun ketahun atau analisa komparatif atas perusahaa-perusahan pada usia yang berbeda harus diinterpretasikan secara cermat dan dipertimbangkan.


(22)

5. Perusahaan dapat menggunakan teknik”windows dressing” untuk mempercantik laporan keuangan agar tampak lebih baik bagi para analis kredit.

6. Perbedaan praktek operasi dan akuntansi bisa menyebabkan distorsi dalam perbandingan. Sebagaimana diketahui metode penilaian persediaan dan penyusutan dapat

mempengaruhi laporan keuangan dan karena itu medistorsikan perbandingan diantara perusahaan.

7. Sebenarnya sulit untuk menetapkan secara pasti apakah suatu rasio baik atau buruk. Misalnya rasio lancar yang tinggi mungkin menunjukkan posisi likuiditas yang kuat. 8. Suatu perusahaan bisa mempunyai sejumlah rasio yang terlihat baik sedangkan sebagian

lainnya buruk. Sehingga sulit untuk mengatakan apakah secara keseluruhan perusahan itu baik atau buruk.

Oleh karena itu untuk mengantisipasi kelemahan analisa rasio keuangan perlu dikombinasikan berbagai rasio agar menjadi model prediksi yang berarti semakin diakui bahwa rasio keuangan atas perusahaan harus dikaitkan dengan trend-trend dalam faktor strategi dan ekonomi yng akan memberikan pengaruh yang besar pada perusahaan selama beberapa waktu. Dalam praktik bisnis yang riil masih mengaplikasikan analisis rasio sebagai salah satu model analisis keuangan, meski relevansinya bersifat sangat subyektif, tergantung kepada tujuan dan kepentingan masing-masing analis.

2.2.5 Hubungan antara Rasio Keuangan dengan Laba

Kinerja suatu perusahaan merupakan hasil dari suatu proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Salah satu parameter tersebut adalah laba. Laba bagi perusahaan sangat diperlukan karena untuk kelangsungan hidup perusahaan. Untuk memperoleh laba, perusahaan harus


(23)

mempunyai sumber daya. Sumber daya perusahaan tercantum di dalam neraca, dan hubungan antara yang membentuk neraca dapat ditunjukkan oleh rasio keuangan. Rasio keuangan adalah perbandingan antara dua elemen laporan keuangan yang menunjukan suatu indikator kesehatan keuangan pada waktu tertentu. Dengan demikian, rasio keuangan bermanfaat untuk menentukan kekuatan hubungan rasio keuangan dengan fenomena ekonomi.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 1 2009) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan dalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.Untuk memahami informasi tentang laporan keuangan, analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan. Analisis laporan keuangan meliputi perhitungan dan inerpretasi rasio keuangan.

Penggunaan analisa rasio dimungkinkan untuk dapat menentukan tingkat likuiditas, solvabilitas, keefektifan operasi serta derajat keuntungan suatu perusahaan (profitability perusahaan). Namun, menurut (Munawir,2004) dari faktor tersebut bagi kreditur yang terpenting adalah faktor

rentabilitas atau profitability, karena rentabilitas ini merupakan jaminan yang utama bagi para kreditur tersebut dengan tanpa mengabaikan faktor-faktor lainnya. Berapapun besarnya likuiditas atau solvabilitas suatu perusahaan, kalau perusaahn tersebut tidak mampu menggunakan

modalnya secara efisien atau tidak mampu memperoleh laba yang besar, maka perusahaan tersebut pada akhirnya akan mengalami kesulitan keuangan dalam mengembalikan hutang-hutangnya.


(24)

Prediksi laba sering digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi dan

penilaian kinerja manajemen suatu perusahaan untuk masa yang akan datang. Penilaian terhadap kemampuan manajemen dan tersedianya informasi yang memadai merupakan faktor penting dalam membuat prediksi laba untuk masa yang akan datang. Laba dapat diprediksi dengan menggunakan alat analisis trend,Break Even Point (BEP)dan analisis regresi.

Menurut Harnanto ( dalam Purnawati, 2005), prediksi laba dengan menggunakan trend dapat dilakukan dengan membandingkan antar rekening atau kelompok rekening yang merupakan unsur-unsur pembentuk laba perusahaan dalam suatu laporan keuangan dengan laporan keuangan untuk periode-periode tahun buku yang berbeda sehingga menghasilkan hubungan dari tiap-tiap rekening yang tergabung di dalam unsur tersebut. Analisa dengan trend akan dapat menunjukkan laba tersebut mempunyai kecenderungan menurun, meningkat atau tetap serta dapat

menunjukkan apakah kecenderungan itu menguntungkan atau tidak. Sedangkan prediksi laba dengan menggunakanBreak Even Point (BEP)dapat dilakukan dengan melihat tingkah laku biaya yang sudah digolongkan berdasar fungsi-fungsi pokok perusahaan dalam kaitannya dengan perubahan volume dan hasil penjualan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat laba yang dihasilkan.

Alat analisis terakhir yang dapat digunakan dalam memprediksi perubahan

adalah analisis regresi. Regresi dalam pengertian modern adalah study bagaimana variabel dependen dipengaruhi oleh satu atau lebih dari variabel independen dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi nilai rata-rata variabel dependen didasarkan pada nilai variabel independen yang diketahui (Punawati, 2005).


(25)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan regresi berganda sebagai alat analisis untuk

memprediksi perubahan laba karena dalam analisis regresi dapat menjelaskan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yang menunjukkan hubungan satu arah yaitu pengaruh variabel rasio keuangan terhadap variabel perubahan laba.

Rasio keuangan dijadikan variabel independen dalam memprediksi

perubahan laba karena rasio keuangan mempunyai sifat“future oriented”

sehingga dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba yang akan datang,

sedangkan perubahan laba dijadikan variabel dependennya karena tujuan setiap

perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya adalah untuk memperoleh laba,

begitu pula tujuan para investor yang melakukan investasi pada suatu perusahaan

adalah untuk mengetahui tingkat keuntungan yang akan diperoleh, dengan alasan

tersebut maka laba layak untuk diprediksikan.

2.2.7 Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba

Salah satu teknik yang diaplikasikan dalam praktek bisnis khususnya dalam memprediksi laba adalah analisis rasio keuangan. Makna dan kegunaan rasio keuangan dalam praktek bisnis pada kenyataannya bersifat subyektif tergantung kepada, untuk apa suatu analisis dilakukan dan dalam konteks apa analisis tersebut diaplikasikan Helfert (dalam Purnawati, 2005).

Selain bersifatfuture orientedrasio-rasio keuangan tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau kondisi


(26)

keuangan suatu perusahaan (Munawir, 2000), dengan mengetahui informasi tersebut kita dapat mengetahui tingkat laba yang dicapai perusahaan di masa yang akan datang. Analisis rasio keuangan bukan hanya dapat menentukan tingkat keutungan yang diperoleh tapi juga dapat menentukan tingkat likuiditas, solvabilitas dan keefektifan operasi perusahaan.

2.3 Penelitian-Penelitian Terdahulu Tentang Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Laba Penelitian teedahulu yang menjadi rujukan oleh penulis dalam penelitian adalah :

1. Purnawati (2005) yang meneliti Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba di masa yang akan datang yang merupakan studi empiris pada

perusahaan Agriculture, Forestry and Fishing; Animal Feed and Husbandry; Mining and Mining Services; Construction dan Manufactur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

Dalam penelitiannya disimpulkan bahwa rasio-rasio keuangan mampu memprediksi perubahan laba yangakan datang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rasio yang dapat digunakan sebagai prediktor perubahan laba yang akan datang dan

mempunyaipengaruh yang signifikan adalah ITO, TATO, NIS, dan SCL.

2. Lukman (2005) yang meneliti Evaluasi Rasio Keuangan Sebagai Alat untuk Memprediksi Perubahan Laba di Masa Yang akan datang dengan study empiris pada PerusahaanReal Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Dalam memprediksi laba penelitian ini menggunakan rasioCR, DR, dan BEP. Dan penelitian ini menyimpulkan bahwa rasio keuangan profitabilitas yang diwakili oleh BEP merupakan rasio keuangan terbaik dalam memprediksi laba untuk masa yang akan datang.


(27)

3. Purwanti (2000) menguji secara empiris Kemampuan Rasio Keuangan Dalam

Memprediksi Laba di Masa Yang Akan Datang. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan menggunakan 10 rasio keuangan yaitucurrent ratio,gross profit margin, operating profit margin, net profit margin,debt to equity, invebtory turn over, total asset turnover, return on invesment, returnon equity danlaverage ratio.Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanyaGross Profit Margin (GPM)danOperating Profit Margin (OPM)yang signifikan dalam memprediksi perubahan laba yang akan datang.

2.4 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 :Current Ratio, Total Asset Turnover, Gross Profit Margin, dan Debt To Asset Ratio berpengaruh secara simultan terhadap perubahan laba.

H2 :Current Ratio, Total Asset Turnover, Gross Profit Margin, dan Debt To Asset Ratio berpengaruh secara parsial terhadap perubahan laba.


(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini dijabarkan sebagai suatu usaha bisnis yang sistemtis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah dengan tujuan mencari jawaban atau solusi (Lukman,2008). Penelitian dilakukan dalam rangka pengujian hipotesis yang diumukan dengan desain suatu study empiris dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk membuktikan kegunaan rasio keuangan dalam memprediksi laba yang akan datang.

Pendekatan kuantitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data riil berupa angka yang dapat diukur dengan pasti. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat menjelaskan yaitu menjelaskan hubungan antar variable penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya dengan focus penjelasan hubungan antar variable yang dalam penelitian ini berkaitan dengan pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap perubahan laba. Sehingga berdasarkan analisis yang akan dilakukan maka akan dapat ditentukan apakah rasio-rasio keuangan akan berpengaruh terhadap perubahan laba.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi


(29)

Populasi merujuk pada keseluruhan kumpulan orang-orang, peristiwa atau barang yang diamati oleh peneliti untuk diselidiki (Lukman,2008). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh

perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar(listing) di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010 yang berjumlah 16 perusahaan. Berikut dapat dilihat 16 perusahaan yang dimaksud.

Tabel 1. Daftar Populasi Perusahaan

No. Nama Perusahaan Kode

1. Ades Water Indonesia Tbk. ADES

2. Aqua Golden Mississipi Tbk. AQUA

3. Cahaya Kalbar Tbk. CEKA

4. Davamos Abadi Tbk. DAVO

5. Delta Jakarta Tbk. DLTA

6. Fast Food Indonesia Tbk. FAST

7. Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF

8. Mayora Indah Tbk. MYOR

9. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI

10. Prasidha Aneka Niaga PSDN

11. Sekar Bumi Tbk. SKBM

12. Sekar Laut Tbk. SKLT

13. Siantar Top Tbk. STTP


(30)

15. Tunas Baru Lampung Tbk. TBLA

16. Ultra Jaya Milk Indonesia Tbk. ULTJ

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Lukman,2008). Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini adalah purposive samplingatau pengambilan sampel bertujuan.

Purposive Samplingmemerlukan kriteria tertentu.Adapun kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah :

1. Perusahaan-perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006, 2007, 2008, 2009, dan 2010.

2. Perusahaan-perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman tersebut tidak pernah didelistingdalam rentang tahun 2006, 2007, 2008, 2009, dan 2010.

3. Perusahaan-perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit pada tahun 2006, 2007, 2008, 2009, dan 2010 serta memiliki laba yang bernilai positif.

Berdasarkan pada kriteria diatas, maka perusahaan yang terpilih karen memenuhi kriteria diatas terdiri dari 9 perusahaan,yaitu : Aqua Golden Mississippi Tbk. (AQUA), Cahaya Kalbar Tbk. (CEKA), Delta Jakarta Tbk. (DLTA), Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF), Mayora Indah Tbk. (MYOR), Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI), Siantar Top Tbk. (STTTP), Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA), dan Ultra Jaya Milk Indonesia Tbk. (ULTJ).


(31)

3.3 Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder

merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara, yang dapat berupa bukti, catatan atau laporan historis yang tersusun dalam arsip ( data dokumenter ), baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan ( Indriantoro dan Supomo, 2002 dalam Istanti 2009). Data sekunder tersebut dipeoleh dari Situs resmi emiten di http://www.idx.co.id

3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka yang menunjukan jumlah atau banyaknya sesuatu, yaitu laporan keuangan perusahaan (neraca dan laporan laba rugi). 2. Data kualitatif, yaitu data yang tidak dinyatakan dalam bentuk angka, seperti sejarah

singkat perusahaan dan bidang usaha perusahaan.

3.4 Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini digunakan alat analisis berupa regresi linear berganda dengan variable penelitian sebagai berikut:


(32)

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan laba. Nilai perubahan laba yang digunakan adalah perubahan laba relatif dengan alasan angka laba tersebut lebih representatif dibandingkan laba absolut yang dimaksudkan untuk menghindari pengaruh ukuran perusahaan. Dasar perhitungan perubahan laba adalah laba bersih setelah pajak, tidak termasuk extraordinarydandiscontinued operation. Item extraordinarydandiscontinued operation dikeluarkan dari laba setelah pajak dengan alasan untuk menghilangkan elemen yang mungkin meningkatkan perubahan laba yang tidak akan timbul dalam periode yang lainnya. Untuk menghitung perubahan laba digunakan data tahun 2006 sampai dengan tahun 2010. Dimana perubahan laba tahun 2006/2007 dijadikan dasar untuk memprediksi perubahan laba satu tahun yang akan datang.

Rumus perhitungan perubahan laba relatif:

Yit = ( Yit–Yit-n)

Yit-n

Notasi :

Yit = perubahan relatif laba pada periode tertentu

Yit = Laba perusahaan pada periode tertentu


(33)

b. Variabel Independen

Variabel independenmenurut Sugiono (2004) adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat) . Variabel independen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri daricurrent ratio, gross profit margin, total asset turnover, debt asset to ratio.

1. Current ratio (CR)

Rasio ini disebut juga rasio lancar. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Rasio yang rendah menunjukkan resiko likuiditas yang tinggi dan mempunyai pengaruh yang baik terhadap

profitabilitas perusahaan. Perhitungan dari rasio ini adalah:

Current Ratio (CR) = Current Assets

Current Liabilities

2. Rasio Profitabilitas(Profitability Ratios)

Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Gross Profit Margin (GPM)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba operasi pada tingkat penjualan tertentu. Nilai rasio yang rendah akan mempunyai pengaruh yang baik terhadap efisiensi perusahaan. Perhitungan dari rasio ini adalah:


(34)

Sales

3.Rasio aktivitas(Aktivity Ratios)

Rasio Aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Total Asset Turnover (TATO)

Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio ini juga mengukur seberapa efisien aktiva tersebut telah dimanfaatkan untuk memperoleh penghasilan.

Perhitungan dari rasio ini adalah:

Total Asset Turnover (TATO) = Penjualan

Total Aktiva

4. Rasio Leverage

Debt to Asset Ratio (DAR)

Rasio ini untuk menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Perhitungan dari rasio ini adalah:

Debt Ratio (DAR) = Total Utang


(35)

3.5 Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis penelitian ini mempergunakan model umum persamaan regresi linier berganda (Multipple Regression Analysis) dan pengolahannya menggunakan alat bantu SPSSfor windows. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian terbukti atau tidak. Analisis ini untuk menguji kemampuan variabel rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba di masa yang akan datang.

Model dalam penelitian ini adalah :

Y = + 1CRt+ 2OPMt+ 3TATOt+ 4DRt+ e

Keterangan:

Y = Perubahan Laba

= Intercept persamaan regresi

1- 4 = Koefisien regresi variable independen t = Periode Amatan

e = Koefisien error CR = Current Ratio

OPM = Operating Profit Margin TATO = Total Asset Turn Over DAR= Debt to Asset Ratio


(36)

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi datanya normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini normalitas data ditunjukkan dengan besarnya nilai skewness dan kurtosis yang dijelaskan dalam deskriptif statistik.

3.6 Alat Analisis

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Model regresi di atas secara teoritis akan menghasilkan nilai parameter model penduga yang akurat bila memenuhi asumsi klasik regresi. Asumsi klasik yang harus dipenuhi tersebut diantaranya adalah uji autokorelasi dan uji multikolinieritas.

a. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi merupakan masalah khusus dalam penggunaan sample runtun digunakanpooled time series cross-sectiondengan jumlah perusahaan lebih besar dibandingkan dengan jumlah periode sampel, maka permasalahan autokorelasi tidak menyebabkan terjadinya bias dalam estimasi. Model regresi yang baik adalah


(37)

yang bebas dari autokorelasi. Menurut Suwarno (dalam Purnawati, 2005), model regresi tidak terdapat masalah autokorelasi jika nilai korelasinya masih di bawah 90%.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dapat dilakukan dengan cara meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antar variabel independen dengan menggunakantolerance valueatauvariance inflation factor(VIF). Batas dari tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10. Variabel yang menyebabkan multikolinieritas dapat dideteksi dari nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF yang lebih besar dari 10,Zainuddin dan Hartono (dalam Purnawati, 2005).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varians (ragam) dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians (ragam) dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas. Model regresi yang baik yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian uji heteroskedastisitas dilakukan dengan korelasi

Spearman, dimana jika nilai koefisien korelasi semua prediktor terhadap residual adalah > 0,05 dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.7 Hubungan dan Kontribusi Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen

Hubungan dan kontibusi variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial menyatakan besarnya hubungan dan kontribusi suatu variabel independen terhadap variabel dependen tanpa dipengaruhi variabel independen lainnya. Untuk menilai hubungan variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial digunakan koefisian korelasi parsial ( r ).


(38)

Untuk mengukur besarnya kontribusi variabel independen terhadap variasi ( naik turunnya ) variabel dependen secara parsial digunakan koefisien determinasi ( r2 ) yang diperoleh dengan mengkuadrtakan koefisien korelasi parsial ( Istanti, 2009)

3.8 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesa tentang kemampuan variabel independen dalam memprediksi variabel dependen masa mendatang dapat menggunakan alat analisa statistik berupa uji F dan uji t.

1. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel rasio keuangan secara serentak mempunyai pengaruh dalam memprediksi perubahan laba. Dasar pengambilan keputusan adalah: Ho akan ditolak atau Ha diterima jika nilai signifikansi F ataup value< 5 %. Jika F hitung lebih besar dari F table dengan p-value < 5% maka Ho

ditolak dan Ha diterima.

2. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara individu variabel rasio keuangan mempunyai pengaruh terhadap perubahan laba, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Dasar pengambilan keputusan adalah: Ho ditolak atau Ha diterima jika nilai signifikan t ataup value< 5%. Bila t hitung lebih kecil dari nilai t table dengan p-value > 5%, maka Ha akan ditolak dan Ho diterima..


(39)

Model yang digunakan untuk menganalisis manfaat rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba satu tahun yang akan datang adalah:

Y =α +β1X1+β 2X2+β3X3+β4X4+ e Keterangan:

Y = perubahan laba

α = intersep persamaan regresi β1-β4= koefisien regresi e = koefisien error X1= Current Ratio (CR)

X2= Operating Profit Margin (OPM) X3= Total Asset Turnover (TATO) X4= Debt to Asset Ratio (DAR)


(40)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Variabelcurrent ratio, debt to asset ratio, total asset turn over dam gross profit margin, secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

2. Variabelcurrent ratiosecara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkandebt to asset ratio, total asset turn over,dangross profit margintidak

berpengaruh secara parsial 5.2 Saran

Berdasarkan dari pembahasan dan kesimpulan yang ada , maka peneliti memberikan saran untuk peneliti selanjutnya dan para investor.

1. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar lebih memperbanyak jumlah variabel, periode dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, agar penelitian dapat lebih generalisasi.

2. Penulis juga berharap kepada investor agar dapat melihat potenis pertumbuhan laba, investor tidak hanya melihat dari faktor internal saja tetapi memperhatikan faktor eksternalnya juga.


(41)

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan pengembangan dalam penelitian-penelitian berikutnya. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel independen dalam penelitian ini hanya dibatasi padacurrent ratio, debt to asset ratio, gross profit margin dan total asset turn over yang menyebabkan terdapat kemungkinan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan laba,

2. Periode pengamatan yang singkat 2006 sampai 2010 menyebabkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas.

3. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada salah satu sektor pada perusahaan manufaktur, yakni makanan dan minuman, dan tidak mencakup keseluruhan perusahaan manufaktur.


(42)

PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI LABA PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN

YANG TERDAFTAR DI BEI ( Skripsi )

Oleh Thio Wulandari

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG


(43)

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam. 2005.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ketiga. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Harahap, Sofyan Syafitri. 2003.Teori Akuntansi.Edisi Revisi.PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009.Standar Akuntansi Keuangan.Salemba Empat.

Indonesia Stock Exchange. 2011. Laporankeuangan/detail/softcopylaporankeuangan.

Lukman, Syahrial. 2005.Evaluasi Rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk Memprediksi Perubahan Laba Di Masa Yang Akan Datang Pada Perusahaan Real Estate dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi FE. Universitas Lampung.

Meriewaty, Dian. 2005.Analisa Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Kinerja Pada Perusahaan Industri Food and Beverages Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Kristen Duta Kencana.

Munawir,S. 2004.Analisa Laporan Keuangan Edisi Keempat.Liberty. Yogyakarta.

Purnawati, Lina. 2005.Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume 15, No. 3, Desember 2005.

Purwanti. 2000.Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Laba Di Masa Yang Akan Datang Pada Perusahaan Manufaktur Yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Keuanga, Volume 6,No. 2, Juli 2000.

Sartono, Agus. 1997.Manajemen Keuangan. Edisi 3. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta. Sugiono. 2004.Metode Penelitian Bisnis. Cet. Ke-9. Alfabeto. Bandung.

Widiasih, Nur Ari. 2006.Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ. Skripsi. Universitas Islam Indonesia.

Yogyakarta.

Yulianti, Tri Anggi. 2011.Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Food dan BeverageYang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi FE. Universitas Lampung.


(45)

---2005.Format Penulisan Karya Tulis Ilmiah Universitas Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung.


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Variabelcurrent ratio, debt to asset ratio, total asset turn over dam gross profit margin, secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

2. Variabelcurrent ratiosecara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkandebt to asset ratio, total asset turn over,dangross profit margintidak

berpengaruh secara parsial 5.2 Saran

Berdasarkan dari pembahasan dan kesimpulan yang ada , maka peneliti memberikan saran untuk peneliti selanjutnya dan para investor.

1. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar lebih memperbanyak jumlah variabel, periode dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, agar penelitian dapat lebih generalisasi.

2. Penulis juga berharap kepada investor agar dapat melihat potenis pertumbuhan laba, investor tidak hanya melihat dari faktor internal saja tetapi memperhatikan faktor eksternalnya juga.


(2)

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan pengembangan dalam penelitian-penelitian berikutnya. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel independen dalam penelitian ini hanya dibatasi padacurrent ratio, debt to asset ratio, gross profit margin dan total asset turn over yang menyebabkan terdapat kemungkinan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan laba,

2. Periode pengamatan yang singkat 2006 sampai 2010 menyebabkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas.

3. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada salah satu sektor pada perusahaan manufaktur, yakni makanan dan minuman, dan tidak mencakup keseluruhan perusahaan manufaktur.


(3)

PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI LABA PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN

YANG TERDAFTAR DI BEI ( Skripsi )

Oleh Thio Wulandari

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG


(4)

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam. 2005.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ketiga. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Harahap, Sofyan Syafitri. 2003.Teori Akuntansi.Edisi Revisi.PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009.Standar Akuntansi Keuangan.Salemba Empat.

Indonesia Stock Exchange. 2011. Laporankeuangan/detail/softcopylaporankeuangan.

Lukman, Syahrial. 2005.Evaluasi Rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk Memprediksi Perubahan Laba Di Masa Yang Akan Datang Pada Perusahaan Real Estate dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi FE. Universitas Lampung.

Meriewaty, Dian. 2005.Analisa Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Kinerja Pada Perusahaan Industri Food and Beverages Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Kristen Duta Kencana.

Munawir,S. 2004.Analisa Laporan Keuangan Edisi Keempat.Liberty. Yogyakarta.

Purnawati, Lina. 2005.Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume 15, No. 3, Desember 2005.

Purwanti. 2000.Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Laba Di Masa Yang Akan Datang Pada Perusahaan Manufaktur Yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Keuanga, Volume 6,No. 2, Juli 2000.

Sartono, Agus. 1997.Manajemen Keuangan. Edisi 3. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta. Sugiono. 2004.Metode Penelitian Bisnis. Cet. Ke-9. Alfabeto. Bandung.

Widiasih, Nur Ari. 2006.Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ. Skripsi. Universitas Islam Indonesia.

Yogyakarta.

Yulianti, Tri Anggi. 2011.Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Food dan BeverageYang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi FE. Universitas Lampung.


(6)

---2005.Format Penulisan Karya Tulis Ilmiah Universitas Lampung. Universitas Lampung. Bandar Lampung.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

8 104 89

Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 49 90

PENGARUH INFORMASI RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

1 19 42

PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufakur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ( Tahun 2012-2013 ).

0 2 13

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Bumn Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007 – 2011.

0 2 14

PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 14

PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 4 15

PENGARUH RASIO KEUANGAN DAIAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 6

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan RGEC dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI.

0 4 78

PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BEI)

0 0 14