13 4 Gangguan teroris
Gangguan teroris yang pernah terjadi di Jakarta dan Bali bukan hanya merupakan gangguan tetapi sudah merupakan
ancaman, karena dapat berakibat lebih fatal.
C. Tinjauan Bidang Kepariwisataan a. Pengertian Kepariwisataan
Pengaturan kepariwisataan untuk pertama kali secara resmi diatur melalui Undang-Undang No 9 Tahun 1990 tentang
Kepariwisataan. Sedangkan saat ini pengaturan kepariwisataan diatur melalui Undang-Undang 10 Tahun 2009 UU Kepariwisataan
sebagai pengganti undang-undangan sebelumnya. Pengertian wisata dalam UU Kepariwisataan merupakan
kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Dan Pariwisata
diartikan sebagai berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Sedangkan Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi
antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.
b. Azas Kepariwisataan
Dalam UU Kepariwisataan pembangunan kepariwisataan diselenggarakan berdasarkan asas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 yaitu:
1 Asas manfaat; 2 Asas kekeluargaan;
3 Asas adil dan merata;
14
4 Asas keseimbangan; 5 Asas kemandirian;
6 Asas kelestarian; 7 Asas partisipasi;
8 Asas berkelanjutan; 9 Asas demokratis;
10 Asas kesetaraan; dan 11 Asas kesatuan.
c. Perlindungan Hukum Wisatawan
Dalam UU Kepariwisataan dicantumkan secara jelas pada Pasal 20 huruf c dinyatakan bahwa setiap wisatawan berhak
memperoleh perlindungan hukum dan keamanan. Ada beberapa tempat yang dianggap rawan gangguan
terhadap wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara, yaitu:
11
1 Pelabuhan dan bandara
Pelabuhan dan bandara merupakan pintu gerbang kedatangan dan pemberangkatan para wisatawan. Tempat ini
sangat rawan terjadi gangguan keamanan misalnya; pencopetan, penjambretan, perampasan, pemerasan, penipuan maupun hal-
hal lain yang sangat merugikan wisatawan. 2 Dalam perjalanan
Kerawanan gangguan dalam perjalanan pun masih bisa terjadi, misalnya ongkos yang telah disepakati saat sebelum
berangkat akan dapat berubah bertambah mahal setelah pertengahan perjalanan. Demikian pula rute perjalanan yang
seharusnya singkat dicarikan rute yang lebih panjang agar lebih lama dalam perjalanan dan bila menggunakan angkuta taxi,
angka di argo dapat lebih besar. Jika perjalanan menuju obyek wisata bisa terjadi pencopetan, penjambretan terhadap barang
atau uang dan dapat juga terjadi kecelakaan lalulintas.
11
Ibid, hlm 14.
15
3 Penginapan
Kerawanan keamanan di tempat penginapan seperti di hotel, homestay atau tempat lainnya bisa terjadi pencurian
barang-barang maupun uang para wisatawan. 4 Obyek-Obyek Wisata
Setelah wisatawan tiba di obyek-obyek yang dikunjugi masih perlu diwaspadai kemungkinan akan terjadinya
kerawanan-kerawanan yang perlu mendapat perlindungan. Disamping kerawanan dari kejahatan manusia, akan terjadi juga
kerawanan keamanan dan kecelakaan misalnya, saat mandi di pantai, surfing, selancar, diving menyelam, mendaki gunung
dan sebagainya.
16
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran
secara sistematis, metodologis dan konsisten melalui proses penelitian tersebut perlu diadakan analisa dan konstruksi terhadap data yang telah dikumpulkan dan
diolah.
12
1. Pendekatan Masalah
Untuk memperoleh suatu pembahasan sesuai dengan apa yang terdapat di dalam tujuan penyusunan bahan analisis, maka dalam penulisan penelitian
ini menggunakan metode pendekatan secara Yuridis Empiris, yaitu penelitian hukum dengan cara pendekatan fakta yang ada dengan jalan mengadakan
pengamatan dan penelitian dilapangan kemudian dikaji dan ditelaah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang terkait sebagai acuan untuk
memecahkan masalah, dalam hal ini pendekatan tersebut digunakan untuk menganalisis secara kualitatif
13
. Pendekatan yuridis empiris yaitu suatu pendekatan yang dilakukan
untuk menganalisis tentang sejauh mana suatu peraturan atau perundang- undangan atau hukum berlaku secara efektif dalam masyarakat,
14
yaitu efektifitas peran polisi pariwisata dalam penanggulangan kejahatan di bidang
pariwisata pada wilayah hukum Polda Bali.
2. Sumber dan Jenis Data
a.
Sumber Data Primer Sumber
data primer
ini diperoleh
berdasarkan hasil
interviewwawancara, observasi dan pengamatan bersama dengan aparat kepolisian terutama unit polisi pariwisata di Bali.
b.
Sumber data Sekunder
12
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, 1985, Penelitian Hukum Normatif-Suatu Tinjauan Singkat,Rajawali Press, Jakarta, hlm. 1.
13
Rony Hanitijo Soemitro, 1998, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta, Hlm. 52.
14
Kuntjaraningrat, 1999, Kebudayaan, Metalitet Pembangunan, Gramedia, Jakarta.