SDM SDM K Pedoman Penerapan Layanan Komprehensif HIV-IMS Berkesinambungan 2012

49 pelatihan. Agar lebih efisien dan efektif pelaksanaan pelatihan, kerjasama dengan pusat pelatihan kesehatan, organisasi profesional, instiusi pendidikan yang terkait sangat diperlukan. Pelatihan yang dibutuhkan ƒ Pelatihan layanan komprehensif HIV IMS dan IMS yang Berkesinambungan q Kelas Pengelola Program q Kelas Teknis untuk Medis dan Paramedis q Kelas Laboratorium untuk LKB q KelasKader masyarakat, LSM, populasi kunci dan ODHA ƒ Pelatihan Teknis untuk Petugas Kesehatansesuai dengan layanan yang diberikan q IMS q KTS q KTIPK q TB-HIV q PDP q PPIA q PTRM q LA ƒ Pelatihan lainnya q Pelatihan Intervensi Perubahan Perilaku IPP q Pelatihan Kepemimpinan q Pelatihan Komunikas q Pelatihan Media Promosi q dll Mengingat banyaknya pelatihan yang harus dilaksanakan, maka Kemenkes dapat memanfaatkan institusi yang berada di lingkungannya dan juga institusi pendidikanpelatihan di luar Iingkungan Kemenkes, seperti fakultas kedokteran, fakultas keperawatan, fakultas kesehatan masyarakat, akademi keperawatan, dan lain-lain. Namun, semua latihan tersebut mengacu kepada kurikulum yang sudah disusun dan diberi akreditasi oleh lembaga yang berhak.

1.5. S

UPERVISI DAN M ENTORING Berdasarkan pengalaman,pelatihan saja belum menjamin kesiapan petugas untuk memulaidan melaksanakan kegiatan LKB secara baik. Diperlukan suatu bimbingan teknis dan manajerial pasca pelatihan termasuk kegiatan supervisi dan mentoring oleh para mentor yang sudah lebih berpengalaman baik untuk aspek klinis maupun non-klinis. Kegiatan tersebut harus direncanakan dan dikoordinasikan oleh dinas kesehatan setempat bersama KPA melalui kemitraan dengan berbagai institusi layanan baik swasta maupun pemerintah di tingkat nasional, provinsi maupun kabupatenkota. Kemitraan ini juga untuk menghimpun para mentor dari 50 berbagai keahlian seperti ahli HIV, IMS, Napza, TB dll. yang cukup handal dalam memberikan bimbingan klinis ataupun pelatihan di tempat. 2. T ATAKELOLA L OGISTIK Manajemen logistik merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting dalam mendukung tercapainya tujuan program. Salah satu logistik yang sangat strategis yang perlu dikelola secara cermat adalah manajemen obat. Keberlangsungan dan keberhasilan suatu program secara langsung salah satunya adalah manajemen obat yang dilakukan secara baik di semua level pelaksana program. Manajemen obat dan logistik kesehatan memerlukan perlakuan khusus dan dukungan pembiayaan yang memadai. Manajemen logistik yang baik akan memberikan menjamin obat dan bahan logistik lainnya tersedia dalam jumlah yang cukup dan bermutu, situasi ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap program serta memberikan dampak dalam meningkatkan kunjungan pelayanan. Program bertanggung jawab atas tersedianya berbagai jenis logistik yang bermutu yang diperlukan di tingkat pelaksana. Pada dasarnya pengelolaan