Bahan Penyusun Vaksin Contoh Makalah Pengaruh Vaksinasi Terhadap Kekebalan Tubuh Bayi

Apakah Anda ingin mengambil kesempatan kehilangan hidup atau menjadi cacat hanya untuk mencoba cara alami? Hari ini, kita memiliki vaksin terhadap penyakit fatal seperti rubella, polio, tetanus dan pertusis. Upaya juga untuk mengembangkan vaksin pertama melawan flu babi yang ditakuti. Ketika Anda mendapatkan vaksin, maka anda akan mendapat perlindungan terhadap sejumlah penyakit dengan cara yang aman dan nyaman. Ini adalah salah satu keajaiban ilmu pengetahuan modern. Meskipun vaksin memiliki tarif efektivitas yang sangat tinggi, mereka tidak benar-benar efektif untuk 100 dari orang-orang yang menerima mereka. Misalnya, serangkaian penuh vaksin campak akan melindungi 99 dari 100 anak-anak dari penyakit campak dan polio akan melindungi 99 dari 100 anak-anak dari penyakit polio. Ini berarti ketika ada wabah penyakit, jumlah yang sangat kecil untuk orang dengan vaksin tidak bekerja masih mungkin dapat terserang penyakit. Karena hampir semua anak-anak kita diimunisasi dan hanya sedikit yang tidak, itu bisa menjadi kasus yang selama epidemi sebagian besar kasus terjadi di kalangan anak-anak yang diimunisasi. Namun, kenyataannya tetap bahwa mereka yang belum menerima vaksin jauh lebih mungkin untuk menangkap penyakit. “

B. Bahan Penyusun Vaksin

Vaksin yang digunakan oleh program imunisasi di Indonesia adalah buatan PT Bio Farma Persero Bandung. Dengan maraknya kelompok anti-vaksin yang takut bersinggungan dengan babi, Bio Farma pun menjawab ketakutan tersebut.Vaksinasi merupakan pemberian dalam jumlah kecil mikroba yang sudah di-inaktivasi atau dilemahkan kepada orang sehat dengan tujuan untuk merangsang tubuh orang tersebut membentuk antibodi kekebalan terhadap mikroba tersebut.Masyarakat tidak perlu takut dengan adanya isu bahan dasar vaksin adalah babi, karena itu tidak benar adanya. Vaksin terbukti dapat mencegah penyebaran penyakit menular dan berbahaya. Hal ini terbukti dengan musnahnya penyakit cacar api dari muka dunia dikarenakan keberhasilan program imunisasi cacar api pada tahun 1978, jelas dr Novilia Sjafri Bachtiar, M.Kes, Kepala Bagian Evaluasi Produk PT Bio Farma Persero, saat dihubungi detikHealth,Rabu 2062012. Kementerian Kesehatan dengan MUI Majelis Ulama Indonesia pun saat ini terus melakukan sosialisasi ke berbagai daerah yang memiliki cakupan imunisasi yang masih rendah.dr Novilia menegaskan tidak benar bahwa bahan dasar pembuatan vaksin dari babi. Vaksin terdiri dari virus dan bakteri yang dilemahkan. Vaksin yang diedarkan kepada masyarakat pun sudah melalui proses yang ketat dari segi kualitas, efektifitas dan keamanan vaksin. Di dalam negeri pengawasan dilakukan oleh badan POM dan untuk ekspor dilakukan penilaian kualitas dan mutu vaksin oleh World Health Organization WHO. Perihal kehalalan vaksin dipertanyakan sejak tereksposnya penggunaan tripsin enzim babi pada vaksin polio. Untuk itu sudah ada fatwa MUI bahwa penggunaan vaksin OPV Oral Polio Vaccine maupun IPV Inactivated Poliovirus Vaccines atau vaksin polio khusus diperbolehkan, bisa dilihat pada website MUI, lanjut dr Novilia. Pembuatan semua vaksin di Indonesia sendiri dilakukan oleh PT Bio Farma Persero. Kelima vaksin dasar lengkap yakni Hepatitis B, Imunisasi BCG, Polio, Imunisasi DPT, Imunisasi Campak juga dibuat Bio Farma dan sudah dibolehkan Majelis Ulama Indonesia MUI. Dari pihak PT Bio Farma Persero sendiri menekankan ada beberapa hal yang perlu diklarifikasi, yaitu: 1. Tripsin bukan bahan pembuat vaksin, tapi untuk harvest sel panen yang digunakan untuk media virus. Tripsin merupakan bahan untuk melepaskan sel dari tempat merekatnya virus pada media virus. 2. Tripsin kemudian dibuang dan ada proses pencucian, dan kemudian pelarutan dengan air dalam jumlah yang sangat besar. 3. Pada produk final tidak ditemukan unsur tripsin.Untuk vaksin lainnya kita tidak menggunakan tripsin seperti polio. Dengan demikian, bisa dijelaskan vaksin adalah suatu medikasi yang sifatnya urgent, bukan pilihan seperti makanan, tutup dr Novilia.Sebagai informasi, sejak tahun 1997 sampai saat ini, PT Bio Farma pun telah mengekspor produknya ke 120 negara, termasuk 36 negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam seperti Iran, Pakistan, Malaysia, Mesir dan negara lainnya seperti India, Thailand, Afrika Selatan dan lainnya.

C. Kekebalan tubuh yang terbentuk setelah divaksinasi