Memastikan sistem logistik yang efektif dan efisien Ensuring effective dan

pada Agribusiness Development Center-University Farm ADC-UF IPB 172 Prosiding Seminar Penelitian Unggulan Departemen Agribisnis 2012 lebih banyak d luar jadwal pengiriman, biasanya petani yang punya stok mengirim langsung ke ADC-UF. Pengangkutan dilakukan sesaat setelah dilakukan panen dan sortasi oleh para petani, biasanya pada siang hari jam, kemudian langsung di-packing dikemas dan langsung dikirim pada sore hari oleh pihak ADC-UF menggunakan cooling transportation . Namun pada saat tertentu pengiriman ke retailer dilakukan pada pagi hari jam 7. Yang dipahami oleh semua petani dengan baik adalah jambu kristal selalu dikirim ke ADC-UF sesaat setelah panen. 4.4.5. Memiliki Strategi Komunikasi dan Informasi having an information and communication Strategy Strategi komunikasi dan penyampaian informasi dilakukan dengan tujuan agar para pelaku usaha dalam supply chain jambu kristal dapat memiliki keterikatan yang kuat sehingga informasi yang disampaikan cukup akurat, relevan dan tepat waktu. Contoh strategi komunikasi yang dibangun oleh ADC-UF kepada petani binaan jambu kristal adalah dengan menyediakan counterpart sebagai pendamping di lapangan. Namun seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, terdapat banyak keluhan yang disampaikan petani terkait rapat yang digabung, sehingga banyak petani yang tidak hadir dalam rapat tersebut. Bentuk strategi komunikasi lainnya adalah dengan melakukan komunikasi jarak jauh via telepon atau sms. Strategi lain dilakukan dengan cara menunjuk koordinator petani di setiap wilayah. Misalnya untuk Cikarawang, yang ditunjuk sebagai koordinator dalam berbagai hal yang berkaitan dengan kemitraan adalah Bapak Badri. Sedangkan di Bantarsari adalah Bapak Unang. Sebelumnya ada Bapak X yang menjadi koordinator di Bantarsari. Namun beliau melakukan kecurangan dengan mencangkok pohon jambu kristal sendiri yang diperoleh dari ADC-UF untuk dijual tanpa sepengetahuan pihak ADC-UF dan melarikan bibit jambu kristal untuk 20 petani di Bantarsari. Kegiatan komunikasi yang dijalin dengan pihak retailer dengan melakukan kunjungan langsung ke retailer, mengundang rapat dan berkomunikasi via telepon atau SMS. Dalam hal undangan rapat atau pertemuan atau undangan kunjungan ke ADC-UF, retailer jarang bisa hadir karena kesibukan dalam mengerjakan aktivitas bisnis ratusan produk yang lain. Namun demikian, ADC-UF senantiasa proaktif dalam mengamati perkembangan pasar pada tingkat retailer. Misalnya dengan mengamati langsung ke toko eceran mengenai performa produk dan melakukan kunjungan ke manajemen retailer terutama pada saat melakukan penjajagan pasar untuk cabang retailer yang baru dengan melakukan presentasi bisnis. Namun karena tidak ada ikatan kerjasama kemitraan yang formal dengan semua retailer. Maka retailer tidak terlalu berfokus untuk berkomunikasi intense dengan supplier. Bentuk kerjasama hanyalah sebatas MoU Memorandum of Understanding dalam hal pemasokan produk. Tidak ada ketentuan lain misalnya ketentuan harga. Namun demikian tidak ada harga yang berubah yang dilakukan ADC-UF dari tahun pertama pemasaran hingga sekarang. Pada parktiknya sistem pembelian merupakan sistem jual-beli-putus. Retailer pun dapat sewaktu- waktu memutuskan hubungan kerja sama pemesanan produk. ADC-UF pun tidak pada Agribusiness Development Center-University Farm ADC-UF IPB Prosiding Seminar Penelitian Unggulan Departemen Agribisnis 2012 173 dapat menghalangi retailer untuk menjadi pemasok tunggal karena retailer berprinsip mengembangkan kompetisi antar supplier agar mutu produk yang dijual kepada retailer dapat terjamin kualitasnya. 4.4.6. Membangun Hubungan Kemitraan yang Efektif Building Effective Relationship Hubungan kemitraan dibangun di atas pondasi Trust dan Commitment. Salah satu strategi membangun komitmen adalah dengan pelakukan kontrak kerja sama dan kesepakatan antara ADC-UF dengan supplier dan customers. Namun demikian kotrak kerja sama dengan petani binaan hanya mengatur aspek yarnen saja meskipun dilaksanakan per individu. Yang dicantumkan adalah jumlah dan harga bibit dan jumlah bibit yang dibeli serta kewajiban pengembalian bibit yakni 25 dari nilai penjualan buah. Hal-hal lain seperti tujuan kemitraan, penentuan harga, hak dan kewajiban serta rewards dan punishment tidak dicantumkan. Sehingga pada praktiknya aspek-aspek lain yang tidak tercantum dalam kontrak sering menjadi perdebatan antara petani dan ADC-UF dalam mengatasi setiap permasalahan. Karena sering dijadikan alasan oleh petani jika melanggar kesepakatan karena tidak tercantum dalam kontrak, sehingga ADC-UF pun mengakui terdapat kesulitan terhadap petani yang secara tidak terbuka menjual produknya kepada tengkulak.Kepercayaan yang kuat antara kedua belah pihak dapat dibangun meskipun tidak ada kesepakatan hitam di atas putih. Caranya adalah dengan membangun komunikasi yang efektif dan efisien sehingga timbul kedekatan secara personal selain sebatas hubungan bisnis. Seperti yang telah dikemukakan banyak strategi hubungan komunikasi yang dikembangkan ADC-UF. Namun demikian, karena jumlah sumberdaya terbatas hanya terdapat dua counterpart untuk mengakomodasi lebih dari 60 orang petani jambu kristal banyak petani yang belum dapat merasakan bimbingan dari ADC-UF. Sering terdapat kekeliruan pada mindset petani bahwa apa yang dilakukan ADC-UF bukanlah untuk kepentingan petani, misalnya mendorong petani untuk memproduksi jambu krital dengan grade B sebanyak- mungkin adalah untuk kepentingan petani itu sendiri karena nilai margin yang mungkin dapat diperoleh akan menjadi lebih besar. Keuntungan lain adalah pihak retailer merasa puas karena permintaan pasokan jambu kristal akan senantiasa dapat terpenuhi secara optimal. Berdasarkan hasil survey kepada petani menunjukkan bahwa tingkat trust dan commitment sebagian petani masih cukup rendah Tanggapan dari retailer dalam hal membangun hubungan dagang yang efektif adalah bahwa selama ini ADC-UF dinilai cukup komunikatif dan akomodatif namun yang sering dikeluhkan oleh retailer adalah bahwa umumnya volume permintaan atau order jambu kristal tidak dapat dipenuhi oleh ADC-UF. Hasil analisis sebelumnya menunjukkan bahwa ternyata trust petani berpengaruh kuat pada commitment petani untuk terus menjadi mitra binaan ADC-UF. Hal tersebut yang harus menjadikan fokus perhatian ADC-UF ke depan atau pihak UF IPB setelah kerjasama dengan ADC-UF berakhir. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa trust pada Agribusiness Development Center-University Farm ADC-UF IPB 174 Prosiding Seminar Penelitian Unggulan Departemen Agribisnis 2012 dan commitment berpengaruh positif terhadap outcomes atau berdampak positif terhadap keeratan hubungan yang terjalin antara ADC-UF dengan petani binaan. Tabel 1. Evaluasi Implementasi Enam Prinsip Kunci SCM oleh IPB Indikator Prinsip Kunci SCM 1 2 3 4 5  Consumer Focus Memahami siapa pelanggan dan supplier √ Melakukan branding produk √ Memahami nilai tambah dari mitra √ Mengetahui segmen pasar sasaran √  Creating and Sharing Value Pembagian marjin pemasaran dalam supply chain secara proporsional √ Rasio keuntungan dan biaya yang merata √  Getting the Product Right Memahami Proses penambahan nilai dari produk yang dipasarkan √ Memahami Apakah nilai tambah yang diberikan sesuai keinginan konsumen √ Memahami Apakah proses penambahan nilai sudah dilakukan dengan tepat √  Ensuring Logistic system Memahami titik kritis dalam pendistribusian produk √ Tersedia tarsnportasi memadai √ Mampu mengelola supply produk yang berfluktuatif √  Having communication system Melakukan pendekatan kepada mitra bisnis binaan √ Mengakomodasi informasi dua arah √  Building effective relationship Upaya membangun kepercayaan mitra √ Upaya membangun komitmen mitra √ 5=implementasi sangat baik;4=implementasi cukup baik namun perlu sedikit perbaikan namun tidak urgent 3=implementasi cukup baik namun perlu memperhatikan perbaikan untuk masa mendatang;2=implementasi kurang baik, perlu perbaikan dalam jangka pendek; 1=implementasi kurang baik, perlu perbaikan segera Berdasarkan matriks penilaian implementasi SCM tersebut dapat dijelaskan bahwa secara keseluruhan ADC-UF telah berusaha mengimplementasikan prinsip- prinsip dasar SCM. Namun demikian implementasinya masih perlu penyempurnaan. Terutama dalam hal membangun hubungan kemitraan yang efektif dengan petani binaan yang sekaligus juga membangun strategi komunikasi yang efektif. Hal tersebut agar petani binaan mendapatkan pemahaman dan kesadaran yang penuh bahwa fokus utama dari pasar jambu kristal adalah upper market pangsa pasar kelas menengah atas dimana kualitas produk menjadi komitmen bersama yang harus dijaga baik oleh petani jambu kristal maupun ADC-UF-ADC UF IPB dan bukan hanya tanggung jawab dari salah satu pihak saja.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Petani jambu kristal sebagai mitra binaan IPB memiliki variasi karakteristik demografi. Namun sebagian besar berumur antara 35-65 tahun, berpendidikan SD, SMP dan SMA, sudah bermitra selama 2 tahun, memiliki luas lahan jambu kristal kurang dari 2000 m 2 dan memiliki pohon sambu kristal kurang dari 400 pohon. pada Agribusiness Development Center-University Farm ADC-UF IPB Prosiding Seminar Penelitian Unggulan Departemen Agribisnis 2012 175 Sistem kemitraan yang dijalankan IPB adalah sistem kemitraan yang tidak berorientasi pada keuntungan ekonomi bagi ADC-UF namun lebih kepada sistem pembinaan oleh ADC-UF terhadap petani jambu kristal. Semua aktivitas yang dilakukan berfokus pada keuntungan petani. Karena sejatinya ADC-UFIPB bukan merupakan entitas bisnis. 2. Secara keseluruhan petani menilai kemitraan cukup memuaskan pada satu aspek namun kurang memuaskan pada aspek lain. Hal tersebut juga ditunjukkan oleh tingkat kepercayaan dan komitmen dari petani jambu kristal yang masih rendah. Shared non opportunistic behavior, termination cost menjadi faktor yang berpengaruh terhadap kepercayaan dan komitmen. Kepercayaan juga sangat berpengaruh nyata terhadap komitmen petani. Kepercayaan dan komitmen sangat berpengaruh terhadap keeratan hubungan kemitraan yang terjalin. 3. IPB telah mengimplementasikan SCM berdasarkan enam prinsip kunci SCM sebagai indikator. Namun demikian, pada implementasinya masih perlu beberapa perbaikan terutama dalam hal meningkatkan kepercayaan dan komitmen dari para petani jambu kristal.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh terdapat beberapa antara lain: 1. Untuk memperbaiki governance, memperbaiki strategi komunikasi dan mengatasi kekurangfahaman petani terhadap kemitraan-pembinaan, kekurangpuasan dari para petani jambu kristal dalam berbagai aspek terutama modal pemeliharaan pohon dan pendampingan, perlu dibentuk koperasi petani jambu kristal. Melalui koperasi ini kontrak kerja sama bukan lagi per individu namun dengan koperasi. Dan koperasi menjalin komitmen dengan anggotanya yakni petani jambu kristal. Namun demikian, koperasi tersebut harus berada dalam pembinaan IPB misalnya nama koperasi adalah Koperasi Paguyuban Petani Jambu Kristal Binaan-IPB. Dengan adanya koperasi transisi pendampingan dari ADC-UF kepada IPB dan transfer teknologi dari IPB kepada petani menjadi lebih mudah dikoordinasikan. Sehingga nantinya petani jambu kristal menjadi asosiasi pengusaha jambu kristal yang mandiri. 2. Membangun kepercayaan dan komitmen bukanlah hal yang mudah oleh karena itu perlu melakukan berbagai strategi komunikasi agar petani jambu kristal lebih percaya dan memegang teguh kesepakatan. Misalnya dengan selalu mendengar keluhan petani dan tidak hanya menampungnya tetapi serius menanggapi. Dengan meningkatnya kepercayaan, mindset petani dapat dengan lebih mudah diubah yang mementingkan keuntungan jangka pendek. Melalui koperasi pun implementasi SCM pada tingkat petani dapat lebih mudah dikontrol. Diharapkan juga dapat memelihara hubungan dagang dengan pelanggan modern retailer namun harus lebih selektif dalam memilih retailer menunjukkan keinginannya dan memiliki