PERBEDAAN PEMILIHAN STRATEGI COPING DITINJAU DARI PERAN GENDER PADA REMAJA AKHIR (Studi Pada SMA NEGERI 1 TUMPANG-KABUPATEN MALANG)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja merupakan salah satu masa dalam tahap perkembangan manusia yang
merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Masa remaja menurut
Hurlock ( 1980 ) Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju
masa dewasa yang diikuti dengan berbagai masalah yang ada karena adanya
perubahan fisik, psikis dan sosial. Masa peralihan itu banyak menimbulkan
kesulitan-kesulitan dalam penyesuaian terhadap dirinya maupun terhadap lingkungan
sosial. Hal ini dikarenakan remaja merasa bukan kanak-kanak lagi tetapi juga belum
dewasa dan remaja ingin diperlakukan sebagai orang dewasa.
Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak
termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk
masuk ke dalam golongan orang dewasa.Remaja ada di antara anak dan orang
dewasa. Oleh karena itu, remaja seringkali dikenal dengan fase “ mencari jati diri”
atau fase” topan dan badai”. Remaja masih belum menguasai dan memfungsikan
secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. Namun , yang perlu ditekankan di
sini adalah bahwa fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada
pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik (Ali

dan Ansori,2005)
Di sisi lain remaja juga dihadapkan pada berbagai macam perubahan, baik
perubahan yang terjadi di dalam dirinya maupun yang terjadi diluar dirinya yang
berkaitan dengan status dirinya dalam lingkungan sosial. Adanya perubahanperubahan yang terjadi di dalam dirinya, seperti perubahan fisik,cara berfikir maupun
bertindak menyebabkan mereka tidak dapat digolongkan sebagai anak-anak, akan
tetapi mereka juga belum bisa dikatakan sebagai orang dewasa karena bila ditinjau
dari segi emosi dan sosialnya mereka belum matang meskipun secara fisik organ
tubuhnya telah dapat menjalankan fungsinya seperti orang dewasa.
1

2

Selain itu remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek
intelektualnya. Transformasi intelektual dari cara berfikir remaja ini memungkinkan
mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat dewasa
.tetapi juga merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua periode
perkembangan (Ali dan Ansori,2005). Perkembangan intelektual yang terus-menerus
menyebabkan remaja mencapai tahap berpikir operasional formal. Tahap ini
memungkinkan remaja mampu berpikir secara lebih abstrak, menguji hipotesis, dan
mempertimbangkan apa saja peluang yang ada padanya daripada sekedar melihat apa

adanya. Kemapuan intelektual seperti ini yang membedakan fase remaja dari fase
sebelumnya ( Ali dan Ansori, 2005).
Di satu sisi adanya perkembangan baik dari aspek fisik, biologis, seksual,
kognitif dan sosioemosional mengalami perkembangan pada masa kini. Maka akan
memunculkan permasalahan diri untuk menyesuaikan perubahan dalam dirinya ke
orang lain. Dalam perkembanganya seringkali mereka menjadi bingung karena
kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut
untuk bersikap mandiri dan dewasa. Banyak perubahan pada diri seseorang sebagai
tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tandatanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu
hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan
perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka.Pada masa ini
perubahan terjadi sangat drastis dan mengakibatkan terjadinya kondisi yang serba
tanggung dan diwarnai oleh kondisi psikis yang belum mantap, selain dari pada itu
periode ini pun dinilai sangat penting.
Perubahan-perubahan tersebut bagi remaja merupakan situasi yang tidak
menyenangkan dan sering menimbulkan masalah-masalah. Masalah tersebut antara
lain tentang kesehatan dan pertumbuhan, masalah tentang kepribadian, masalah yang
berhubungan dengan keadaan rumah dan keluarga, masalah yang berhubungan
dengan lawan jenis, masalah tentang agama dan moral, masalah tentang sekolah dan
pelajaran serta masalah tentang pemilihan pekerjaan. Di dalam menghadapi masalahmasalah yang begitu komplek, ada sebagian remaja yang berhasil mengatasinya

namun tidak jarang pula yang mengalami kegagalan dalam menyeleseikanya.

3

Bahkan ada pula remaja yang berhasil mengatasi suatu persoalan namun disaat lain
mereka mengalami kegagalan.
Adanya berbagai tekanan dan masalah pada masa remaja, menuntut remaja
untuk dapat menyusun

suatu strategi penyeleseian masalah. Setiap remaja

mempunyai strategi penyeleseian yang berbeda. Perbedaan tersebut terlihat dari
strategi pemecahan masalah yang dipilih. Dalam istilah psikologi, strategi
penyelesaian masalah ini sering disebut dengan coping.
Setiap remaja pasti mempunyai masalah, dari yang terkecil sampai yang
terbesar. Semuanya tergantung akan indvidu yang menjalani. Ada berbagai metode
dalam menyelesaikan, menghadapi, menghindari, ataupun meminimalisir suatu
masalah, akan tetapi tidak jarang kta menemui seseorang yang takut menghadapi
suatu permasalahan dan tidak mencari jalan keluar yang bijak. Jika seorang indivdu
salah atau kurang tepat dalam mengcoping suatu permasalahan, maka hasilnyapun

akan kurang memuaskan. Banyak cara dalam mengatasi suatu situasi penuh tekanan
tersebut, yaitu strategi coping.

Strategi coping adalah cara yang cocok untuk

mengatasi suatu perasaan yang tertekan dari suatu masalah baik melakukan
perubahan kognitif ataupun perilaku guna mendapatkan rasa aman terhadap dirinya
Hal senada juga diungkapkan oleh Lazarus dan Folkman (1984 ) strategi
coping merupakan suatu proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak
yang ada antara tuntutan-tuntutan (baik itu tuntutan yang berasal dari individu
maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan sumber-sumber daya yang
mereka gunakan dalam menghadapi situasi stressfull.
Strategi coping merujuk pada berbagai upaya, baik mental maupun perilaku
untuk menguasai, mentoleransi , mengurangi atau minimalisasikan suatu situasi atau
kejadian yang penuh tekanan. Menurut para ahli Lazarus dan Folkman (1984 ) ada 2
jenis strategi coping yaitu problem focused coping dan emotion-focused coping.

4

Penelitian sebelumnya menurut Billings & Moos (1984) menyatakan bahwa

factor usia,jenis, status sosial ekonomi, kesadaran emosional,tingkat pendidikan,
kesehatan fisik, dan jenis kelamin akan berpengaruh terhadap kecenderungan
penggunaan strategi coping. Adanya pengaruh jenis kelamin ini dikaitkan dengan
peran gender yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan sehingga mempengaruhi
pemilihan strategi coping. Peran gender dalam hal ini adalah sangat berbeda dari
jenis kelamin. Jenis kelamin hanya mempunyai 2 klasifikasi saja yaitu laki-laki dan
perempuan, sedangkan Menurut Bem (1981), tokoh sentral psikologi gender, gender
merupakan karakteristik kepribadian, seseorang yang dipengaruhi oleh peran gender
yang dimilikinya. Bem (1981) mengelompokkan karakteristik kepribadian peran
gender tersebut menjadi empat klasifikasi, yaitu maskulin, feminin, androgini dan
tak terbedakan. Masing-masing klasifikasi tersebut memiliki karakteristik tersendiri,
yang mempengaruhi perilaku seorang individu
Seperti pada umumnya wanita dikatakan memiliki strategi coping yang lebih
berorientasi emosional (emotional-oriented), dan laki-laki lebih berorientasi pada
masalah (problem-oriented). Beberapa peneliti meyakini bahwa problem oriented
adalah lebih efektif, sedang pihak lain meyakini bahwa efisiensi strategi coping
tergantung pada stressor. Dalam kejadian-kejadian yang tidak dapat dikendalikan
oleh manusia seperti kematian pasangan hidup, maka problem oriented kurang
efektif atau bermanfaat daripada sikap emotional-oriented, karena sosialisasi dan
keerata wanita cenderung untuk mendapat dukungan dari anggota-anggota keluarga

dan teman-temannya (dalam Dayakisni,2010).
Bem lebih tandas menyatakan bahwa sifat maskulin lebih banyak dimiliki
oleh kaum laki-laki dan sifat feminim lebih banyak dimiliki oleh kaum perempuan
seperti dalam Penelitian Hamilton & Fagot (1998) yang menunjukan bahwa pria
cenderung

menggunakan

problem-focused

coping

karena

pria

biasanya

menggunakan rasio atau logika selain itu pria terkadang kurang emosional sehingga
mereka lebih memilih untuk langsung menyelesaikan masalah yang dihadapi atau

langsung

menghadapi

sumber

stres.

Sedangkan

wanita

lebih

cenderung

menggunakan emotion-focused coping karena mereka lebih menggunakan perasaan
atau lebih emosional sehingga jarang menggunakan logika atau rasio yang membuat

5


wanita cenderung untuk mengatur emosi dalam menghadapi sumber stres atau
melakukan coping religius dimana wanita lebih merasadekat dengan tuhan
dibandingkan dengan pria.
Menurut Brannon ( 2008 ) , bahwa gender adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi pemilihan strategi coping terhadap suatu masalah. Namun, selama ini
riset masih menunjukan hasil yang kurang jelas. Seperti dalam Brannon ( 2008 )
bahwa Konsisten dengan melihat gadis-gadis sosialisasi digunakan lebih maladaftip
mengatasi emosional seperti merenungkan masalah mereka dan memukul orang lain
dari pada laki-laki sampai remaja ketika anak laki laki meningkat pada emosi
mereka. Memisahkan gender dari peran gender memungkinkan pemeriksaan dari dua
factor dan hasil menunjukan bahwa remaja dengan orientasi peran gender feminism
lebih cenderung menggunakan emocused coping dibandingkan remaja dengan
orientasi peran gender maskulin. Bukti tambahan untuk mendukung pandangan
sosialisasi berasala dari pemeriksaan mengatasi dalam kelompok” budaya yang
berbeda. Jika mengatasi berbeda dengan budaya dan gender dalam budaya kemudian
sosialisai penting dalam penelitian menunjukan perbedaan baik perbedaan etnis dan
gender dalam mengatasi oleh karena itu beberapa bukti konsisten dengan pandangan
sosialosai perbedaan gender dalam mengatasi.
Di samping itu muncul sesuatu penelitian Yoder (2002) tentang peran gender

dalam memilih strategi coping. Pada sebuah penelitian ini diketahui bahwa peran
gender maskulin lebih banyak menggunakan strategi coping problem focused coping
sedangkan peran gender feminism lebih menggunakan emotion focused coping.
Namun , terdapat cukup banyak bukti penelitian (dalam Baron dan Byrne,2003) yang
menyatakan dukungan terhadap proposisi bahwa androgini itu baik. Sebagai contoh,
dibandingkan individu dengan tipe gender tertentu pria dan perempuan androgini
tampak lebih disukai (Major, Carnevale, Deaux,1981), lebih kreaktif dan optimis
(Norlander, Erixson, Archer, 2000), lebih mampu menyesuaikan diri (Williams dan
Alessandro, 1994), lebih mampu mengadaptasi tuntutan berbagai situasi (Prayer dan
Bailey,1985), lebih fleksibel dalam mengatasi stres (McCall dan Struthes,1994),
lebih mampu menurunkan stres orang lain (Hirokawa dkk,2000), memiliki
kecenderungan yang lebih rendah pada gangguan makan (Thornton, Leo,

6

Alberg,1991), lebih nyaman dengan seksualitas mereka (Garcia,1982), dan lebih
puas dalam hubungan interpersonal mereka (Rosenzueig dan Daley,1989) dan
dengan hidup mereka secara umum (Dean, Church dan Gilroy,1993). Sementara
riset belum secara lengkap bagaimana menunjukan gender role yang androgini dan
undifferentiated dengan strategi coping yang dipilih.

Oleh karena itu dari hasil

uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk

mengetahui apakah ada perbedaan pemilihan strategi coping ditinjau dari peran
gender pada remaja akhir dengan mempertimbangkan peran gender tersebut.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan pemilihan strategi coping ditinjau dari peran gender
pada remaja akhir?
C. Tujuan
Untuk mengetahui perbedaan pemilihan strategi coping ditinjau dari peran
gender pada remaja akhir.
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat diharapkan mengembangkan
psikologi khusunya

perkembangan ilmu

psikologi perkembangan dan psikologi sosial dan psikologi


kognitif yang berhubungan dengan coping dan gender.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini dapat memberikan masukan informasi dan pengetahuan kepada
remaja pengaruh peran gender terhadap pemilihan strategi coping serta memberikan
gambaran bagaimana menyelesikan sebuah permasalahan dan mampu menggunakan
strategi coping secara seimbang.

PERBEDAAN PEMILIHAN STRATEGI COPING DITINJAU DARI PERAN GENDER
PADA REMAJA AKHIR
(Studi Pada SMA NEGERI 1 TUMPANG-KABUPATEN MALANG)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :
Novita Eka Rachmawati
NIM: 08810263

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

v

vi

vii

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyeleseikan skripsi dengan juduL” Perbedaan Pemilihan
Strategi Coping ditinjau dari Peran Gender pada Remaja Akhir SMA NEGERI 1 TUMPANGKabupaten Malang”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di
Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dra. Cahyaning Suryaningrum.Dra.M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. Dra.Tri Dayakisni M.Si dan Ni’Matuzzahroh S.Psi M.Si selaku pembimbing I dan
Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan
arahan dengan penuh kesabaran yang sangat berguna, hingga penulis dapat
menyeleseikan skripsi ini dengan baik.
3. Bapak Mohammad Shohib, S.Psi, M.Si, selaku dosen wali yang telah mendukung dan
memberi berbagai macam pengalaman sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi
ini.
4. Bapak Drs.Siswanto Adi,MM, selaku kepala sekolah SMA NEGERI 1 TUMPANG yang
telah memberikan ijin dan fasilitas bagi penulis untuk melakukan penelitian.
5. Bapak Sunarto S.Pd, selaku guru BK yang telah membantu saya selama prosedur
penelitian ini sampai selesai.
6. Untuk Ayahandaku Awal Priyono dan Ibundaku Siti.Rochmanijah S.H yang selalu
memberi dukungan, doa yang tak pernah putus dan kasih sayang yang tulus sehingga
penulis memiliki motivasi dalam menyeleseikan skripsi ini.
7. Adekku Tomi dan keluarga besarku yang telah mendoakan dan selalu member dukungan
setiap harinya.

ix

8. Sahabatku Patricia Christy Wirandita yang selalu meluangkan waktu untuk membantu
dalam penyempurnaan skripsi ini dan tak pernah henti untuk memotivasi dan memberi
semangat selama ini dari awal hingga akhir.
9. Untuk Johan Risma Putra yang selama ini selalu setia mendampingiku sampai saat ini
dan memberi doa sekaligus motivasi sehingga terdorong untuk menyeleseikan skripsi ini.
10. Teman-teman seangkatan 2008 Trisna, Kiki, Deden, Abdul Aziz, Dini, Felis, Anisa, Gigi,
Varilia, Marita, Denise serta teman-teman yang lainnya.
11. Keluarga besar di TTGN8A Nica, Amel, Tia, dan Devita yang selalu memberikan
semangat dan doa sehingga skripsi ini selesai.
12. Teman-teman SMA Ade, Nadia, Metha, Sony, Bertha yang selalu memberi dukungan
dan doa dan tak lupa Mas Padi dan Mas Afan.
13. Temanku Radhika, Boby, Kamal yang telah menemaniku saat proses penelitian dari awal
hingga akhir.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan
bantuan pada penulis dalam menyeleseikan skripsi ini.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran
demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian , penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khusunya dan pembaca pada umumnya.
Malang, 25 April 2012
Penulis

Novita Eka Rachmawati

x

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… …….i
INTISARI……………………………………………………......................................................iii
ABSTRACT…………………………………………………………………………………….iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………......................................v
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………......…viii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………………..ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………….1
B. Rumusan masalah………………………………………………………………….6
C. Tujuan penelitian…………………………………………………………………..6
D. Manfaat penelitian…………………………………………………………………6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Strategi Coping
1. Pengertian Strategi coping………………………………………......................6
2. Jenis strategi coping…………………………………………………................7
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategin coping………………...................10
B. Peran Gender
1. Penngertian Peran Gender……………………………………….......................11
2. Karakteristik Peran Gender…………………………………….........................11
3. Teori Pembentukan peran Gender……………………………….......................14
C. Remaja Akhir
1. Pengertian Remaja…………………………………………………...................18
2. Ciri-ciri khas Dalam Masa Remaja Akhir…………………...............................19
3. Tugas-tugas Perkembangan masa Remaja Akhir…………………………........21

xi

4. Problema Remaja………………………………………………….....................23
D. Peerbedaan pemilihan strategi coping ditinjau dari peran gender pada remaja
akhir………………………………………………………………………………...25
E. Hipotesis……………………………………………………………………………26
F. Kerangka Berpikir…………………………………………………..........................27

BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian……………………….............................................................,28
B. Variable Penelitian………………………………………………..............................28
C. Definisi Operasional……………………………………………………....................29
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi………………………………………………………………………….30
2. Sampel…………………………………………………………………………...30
E. Waktu dan Tempat
Penelitian………………………………………………………….............................30
F. Jenis Data dan Pengumpulan Data
1. Bem Sex Role Inventory ( BSRI)……………………………..............................31
2. Skala Strategi Coping……………………………………………........................34
3. Validitas dan Reliabilitas
a. Validitas…………………………………………………………...................35
b. Reliabilitas…………………………………………………………...............36
G. Prosedur Penelitian……………………………………………………......................38
H. Metode Analisa Data…………………………………………………………………39
BAB IV PEMBAHASAN
A. Deskripsi Subyek………………………………………………………………….....40
B. Deskripsi Data……………………………………………………………….............40
C. Analisa Data……………………………………………………………....................41
D. Pembahasan………………………………………………………………….............43

xii

BAB V

PENUTUP

A. Keseimpulan……………………………………………............................................49
B. Saran…………………………………………………………………........................50
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….............................51

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel
3.1

: Blue Print Skala BSRI………………………………………………………………...32

3.2

: Keriteria penilaian gender………………………………………………………………34

3.3.

: Blue Print Skala strategi coping………………………………………………………...35

3.4

: Nilai validitas skala startegi coping…………………………………………………….37

3.5

: Rangkuman reliabilitas skala strategi coping dan skala gender………………………...38

4.1

: Deskripsi subyek penelitian…………………………………………………………….40

4.2

: Hasil pengukuran peran gender………………………………………………………...41

4.3

: Hasil pengekururan staregi coping……………………………………………………...41

4.4

: Hasil analisis peran gender terhadap strategi coping………………………………..….42

4.5

: Hasil perhitungan Chi-Square…………………………………………………………..43

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Surat Ijin Peneilitian dari SMA
Lampiran B : Surat Ijin Penelitian dari DIKNAS
Lampiran C : Skala peran gender
Lampiran D : Skala strategi coping
Lampiran E : Data kasar strategi coping
Lampiran F : Data kasar peran gender
Lampiran G : Validitas dan Reabilitas
Lampiran H : Analisis data penelitian

xv

DAFTAR PUSTAKA

Aldwin, C.M & Revenson , T.A.(1987).Does coping help? A Rexamination of The
Relation Between Coping and Mental Healthy. Journal of Personality and
Social Psychology. Vol.53, No.2, 337-348
Ali, M dan Ansori , M. (2005). Psikologi remaja. Jakarta : Bumi Aksara
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik (Ed. revisi).Jakarta:
Rineka Cipta
Azwar, S. (2009). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar
. (2009). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Baron , R. A dan Byrne, D. (2003). Psikologi sosial 1. Jakarta : Erlangga
Billings, G & Moss, R.H (1984). Coping Stress and Social Resources Among Adult with
Unipolar Represion. Journal of Personality and Social Psychology, Vol 46,877891
Brannon, L.(2008). Gender psychology perspectives (fifth edition). United States of
America
Copeland, E.P&Hess,R.S (1995). Different in young adolescent coping strategy based on
gender and ethnicity. Journal early adolescent. Vol.15, No.2, 203-219
Dayakisni, T dan Yuniardi , S. (2004). Psikologi Lintas Budaya. Malang: UMM Press
Dayakisni , T.2010. Makalah mata kuliah Psikologi Gender. Tidak diterbitkan
Folkman, S.(1984). Personal Control and Stress and Coping Processes: a theoretical
analysis. Journal of Personality and Social Psychology, Vol 46, No.3, 571-579
Folkman, S & Lazarus, R.S.(1985). If It Changes It Must be a Process. A Study of
Emotion Coping during Three Stages of a College Examination. Journal of
Personality and Social Psychology, Vol.85, 150-170
Folkman, S, Lazarus, R. S, Gruen, R. J & Logis, A. (1986). Appraisal Coping Health
Status and Psychology Symptomps. Journal of Personality and Social
Psychology, Vol.50, No.3, 571-579
Hurlock , E. B. (1980).Psikologi Perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang
kehidupan(Ed. kelima). Jakarta: Erlangga

xvi

Kerlinger , F. N. (2004). Asas-asas penelitian behavioral (edisi ketiga). Yogyakarta:
UGM Press
Macnair,R.R & Elliot,T.R (1992).Self-Perceived Problem Solving Ability, Stress
Appraisal,and
Coping
over
Time.
Journal
of
Research
in
Personality.Vol.26,150-164
Mappiare, A. (1982). Psikologi remaja. Surabaya: Usaha Nasional
Martono, N. (2010). Metode penelitian kuantitatif analisis isi dan analisis data sekunder.
Jakarta: Rajawali Press
Mu’tadin, Z. (2002). Strategi coping: Jakarta:http//www.e-psikologi.com.diakses pada
tanggal 2 Januari 2012
Nevid , J. S, Rathus, S. A dan Greene, B.(2003). Psikologi abnormal (Ed. kelima).
Jakarta: Erlangga
Petterson, J.M&McCubbin,H.I (1987). Adolescent coping style and behaviors
conceptualization and measurement. Journal of adolescent. Vol.10, 163-186
Poerwanti , E. (2000). Dimensi-dimensi riseti Ilmiah.Malang: UMM Press
Santrock ,J.W.(2003).Adolescence perkembangan remaja (edisi ke-6): Jakarta: Erlangga
Soesilowindari , M.A.tanpa tahun. Psikologi perkembangan (Masa Remaja).Surabaya:
Usaha Nasional
Sarwono ,S. (2007). Psikologi remaja.Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada
Yoder, J.D. (2002). Women and Gender Transforming Psychology (second edition).New
Jersey: University of Akron
Winarsunu, T. (2004). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang:
UMM Press
Willis, S.S.(2000). Problema remaja dan permasalahanya.Bandung: Geger Kalong

xvii