Preparasi Sampel Rumput untuk Cu, Fe, Zn, Cr, Cd, Ni dan Pb Solidum et al. 2013.

Tembaga Tabel 7. Konsentrasi tembaga pada daging dan berbagai organ mgkg berat basah dari sapi yang dipelihara di lahan pasca tambang dan di luar lahan pasca tambang. Lokasi Sapi dari lahan pasca tambang mgkg Sapi dari luar areal lahan pasca tambang mgkg Standar mgkg Daging Punggung 0.04 ± 0.07 Tt 10 Daging Paha 0.01 ± 0.02 0.18 ± 0.06 Jantung 1.35 ± 0.20 1.07 ± 0.11 Hati 1.92 ± 1.26 0.71 ± 0.07 Paru-paru 0.41 ± 0.04 0.53 ± 0.07 Limpa 0.26 ± 0.03 0.21 ± 0.03 Ginjal 2.37 ± 0.18 1.80 ± 0.22 Tulang 0.07 ± 0.05 0.07 ± 0.01 Darah 0.18 ± 0.08 0.15 ± 0.03 Chinese Standard GB 15999-94 dan GB13106-1999. Tt : Tidak terdeteksi Konsentrasi tembaga tabel 7 pada sapi yang merumput dan hidup di lahan revegetasi tambang dan sapi yang berasal dari luar lahan pasca tambang di daging dan di seluruh organ yang biasa dikonsumsi oleh manusia tidak melebihi ambang batas maksimum tembaga dalam daging yang ditetapkan Chinese standard . Tembaga paling banyak ditemukan pada ginjal sapi yang merumput di lahan revegetasi tambang maupun sapi dari luar areal tambang. Unsur tembaga yang terdapat dalam makanan, masuk melalui saluran pencernaan dan diangkut melalui darah. Setelah masuk peredaran darah, unsur tembaga akan berikatan dengan protein albumin. Kemudian diantarkan dan dilepaskan ke jaringan hati dan ginjal lalu berikatan dengan protein membentuk enzim, terutama enzim seruloplasmin yang mengandung 90 – 94 tembaga dari total kandungan tembaga dalam tubuh. Ekskresi utama unsur ini ialah melalui empedu, sebagian kecil dikeluarkan bersama air seni, keringat dan air susu. Jika terjadi gangguan- gangguan pada rute pembuangan empedu, tembaga akan diekskresi bersama air seni Inoue et al. 2002. Tembaga merupakan unsur mineral mikro esensial, asupan harian yang direkomendasikan untuk manusia adalah 0.9 mghari tabel 2. Tembaga dibutuhkan dalam jumlah kecil, kekurangan asupan tembaga dapat menyebabkan gejala defisiensi. Namun asupan tembaga yang berlebihan dapat mengganggu kesehatan. Tembaga sebagai tembaga sulfat telah dievaluasi oleh JECFA pada tahun 1966, 1970, dan 1982. Maksimum asupan harian yang diizinkan provosional maximum tolerable daily intakePMDTI adalah 0,05-0,5 mg kg berat badan atau setara dengan 35 mg per hari untuk manusia dewasa dengan berat badan 70 kg CAC 2010. Hampir semua mineral esensial baik makro maupun mikro berfungsi sebagai katalisator dalam sel. Beberapa mineral berikatan dengan protein, sedangkan lainnya sebagai ikatan pembentukan komponen siklik antara molekul organik dan ion logam Selain ikut serta dalam sintesa hemoglobin, tembaga juga merupakan bagian dari enzim-enzim di dalam sel, seperti sebagai kofaktor enzim tirosinase di dalam kulit. Di dalam hati, hampir semua tembaga berikatan dengan enzim, terutama enzim seruloplasmin yang berfungsi sebagai feroksidase dan transportasi di dalam darah Sharma et al. 2003; Arifin 2007. Besi Mineral Fe dalam jumlah besar di daging dan seluruh organ Tabel 8. Belum dapat dipastikan apakah konsentrasi Fe yang ditemukan ini berlebih atau masih dalam kisaran yang dibutuhkan, karena belum ada standar batas maksimum Fe untuk daging, mengingat daging sering dijadikan sebagai sumber Fe dari pangan. Namun EFSA menyebutkan bahwa, konsentrasi Fe normal pada hati, ginjal dan daging sapi masing-masing adalah 69 44-72, 110 65-150 dan 21 17-23 mgkg. Kadar Fe paling tinggi terdapat di darah, hal ini terjadi karena Fe adalah komponen hemoglobin di dalam sel darah merah eritrosit yang tersedia untuk mentransportasikan oksigen ke seluruh tubuh dan dalam bentuk mioglobin untuk penyimpanan dan penggunaan oksigen di otot. Geissler dan Singh 2011. Namun pada sapi dari luar areal pertambangan, Fe banyak terdapat pada bagian limpa kemudian paru-paru dan jantung. Hal ini mungkin terjadi interaksi dengan mineral di dalam darah. Tabel 8. Konsentrasi besi Fe pada daging dan berbagai organ mgkg berat basah dari sapi yang dipelihara di lahan pasca tambang dan di luar lahan pasca tambang. Lokasi Sapi dari lahan pasca tambang mgkg Sapi dari luar areal lahan pasca tambang mgkg Standar mgkg Daging Punggung 10.10 ± 3.49 28.10 ± 4.58 - Daging Paha 12.07 ± 3.13 26.52 ± 3.53 Jantung 32.89 ± 2.12 25.24 ± 1.92 Hati 57.95 ± 14.37 33.91 ± 2.02 Paru-paru 50.65 ± 9.90 41.68 ± 1.28 Limpa 81.22 ± 2.74 62.43 ± 2.11 Ginjal 47.36 ± 3.01 24.44 ± 1.16 Tulang 3.26 ± 1.22 3.79 ± 0.26 Darah 91.95 ± 10.65 35.24 ± 1.34 Besi terjadi sebagai konstituen alami dari semua makanan yang berasal dari tumbuahan dan hewan. Zat besi ditemukan dalam jumlah yang kecil pada buah-buahan, sayuran dan lemak. Besi ditemukan dalam jumlah sedang pada daging merah, ayam dan telur. Sementara pada jaringan organ, ikan, sayuran hijau dan tomat mengandung zat besi dalam jumlah tinggi. Pada umumnya besi adalah mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh dan kejadian penyakit yang disebabkan oleh kelebihan besi jarang terjadi. Yang sering terjadi di Indonesia adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan zat