Gambar 18 Keong Rawa kalambuai
5.8 Pendapatan a. Usaha Penetasan Ternak Itik
Usaha penetasan di Kabupaten HSU terpusat di Desa Mamar yang
umumnya sudah menggunakan mesin tetas untuk menetaskan telur itik. Pada usaha penetasan itik, telur ditetaskan pada mesin tetas selama 14-15 hari,
kemudian dua minggu berikutnya diletakkan di balai penetasan sampai telur menetas. DOD Day Old Duck dipelihara peternak sampai lebih kurang umur
sepuluh hari baru kemudian dijual ke pasar atau peternak pembesaran. Pada skala 1000 telur tetas yang ditetaskan, dengan daya tetas 60
menghasilkan 600 ekor yang terdiri dari 300 ekor DOD betina dijual dengan harga Rp. 6.500,- per ekor dan 300 ekor DOD jantan dengan harga lebih murah
yaitu Rp. 3.500,- Penerimaan usaha penetasan itik berasal dari penjualan anak itik, sedangkan biaya variabel yaitu biaya pembelian bibit, pakan dan vitamin,
listrik serta peralatan. Untuk biaya tetap dari biaya pembuatan kandang dan pembelian mesin tetas. Biaya tenaga kerja tidak diperhitungkan karena seluruh
peternak menggunakan tenaga kerja sendiri dalam menjalankan usahanya. Pada satu periode penetasan pada skala 1000 butir telur yang ditetaskan, penerimaan
yang diperoleh sebesar Rp. 3.000.000,- dan biaya variabel rata-rata Rp. 2.070.000,- dan biaya tetap sebesar Rp. 4.000.000 maka peternak masih
belum kembali modal yaitu minus Rp. 3.070.000,-
Tabel 26 Pendapatan Usaha Penetasan Itik skala 1000 butir telur
No Uraian
Penerimaan Rp
Biaya Rp Pendapatan
Rp Variabel
Tetap 1
1 periode penetasan 3.000.000
2.070.000 4.000.000
-3.070.000 2
1 tahun 12 kali penetasan
36.000.000 24.540.000
4.000.000 7.460.000
Satu periode penetasan dalam waktu satu bulan, maka dalam satu tahun dapat dilakukan sampai 12 kali penetasan, karena selama telur dipindah ke balai
penetasan, dapat dimasukkan kembali telur yang baru ke mesin tetas. Pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun atau 12 kali penetasan yaitu
sebesar Rp. 7.460.000,-
b. Usaha Pembesaran Ternak Itik