dibandingkan dengan wilayah perkotaan sehingga elemen-elemen lanskap tradisional masih dapat ditemukan.
Gambar 1. Kerangka pikir penelitian Elemen pembentuk permukiman tradisional dianggap memiliki eksistensi
jika ditemukan sekurang-kurangnya satu buah elemen dalam satu sampel lokasi. Selain itu elemen pembentuk permukiman dapat berupa elemen fisik dan non
fisik. Elemen fisik adalah elemen yang dapat diketahui dengan jelas secara fisik, baik bentuk maupun ukuran tangible sedangkan elemen non fisik merupakan
elemen pembentuk ruang permukiman yang bersifat intangible seperti kegiatan budaya dan kepercayaan yang berkembang di masyarakat dan mempengaruhi tata
ruang permukiman.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Desain Lanskap
Desain lanskap merupakan perpaduan antara ilmu dan seni dalam menata ruang luar outdoor melalui penataan elemen-elemen lanskap sehingga serasi
dengan lingkungan VanDer Zanden dan Rodie 2008, Booth 1983. Menurut Hannebaum 2002, desain lankap adalah suatu proses yang lengkap dalam
mengkombinasikan teknik seni dan komposisi yang fungsional. Penataan elemen lanskap bertujuan untuk memuaskan keinginan manusia dan menyatukan fitur-
fitur yang terpisah sehingga bernilai estetik dan berkelanjutan Loidl dan Bernard 2003, Fireza 2008.
Desain lanskap dinilai baik apabila mampu mengintegrasikan ekologi dan manusia Fireza 2008. Integrasi manusia berpengaruh pada desain lanskap
sehingga penting untuk memahami sifat dan hubungan timbal balik antara ekologi, teknologi, dan budaya manusia Vander Zanden dan Rodie 2008; Fireza
2008. Menurut VanDer Zanden dan Rodie 2008 dasar teori desain lanskap adalah mengkombinasikan proses penyelesaian masalah yang universal dengan
human landscape dan menguatkan kualitas alam.
Desain akan menghasilkan ruang tiga dimensi sebagai wadah bagi kegiatan manusia. Tatanan ruang merupakan perhatian utama dalam desain. Setiap ruang
memiliki bentuk, ukuran, warna, tekstur, dan kualitas laiinya. Pengorganisasian ruang yang berbeda akan memberikan dampak yang berbeda bagi psikologis
manusia Simonds dan Starke 2006.
Konsepsi mengenai ruang dikembangkan melalui beberapa pendekatan yaitu: 1 pendekatan ekologis; 2 pendekatan ekonomi dan fungsional; dan 3
pendekatan sosial politik. Pendekatan ekologis meninjau ruang sebagai kesatuan ekosistem dengan komponen-komponen yang saling tekait dan berpengaruh
secara mekanis. Ruang dipandang sebagai sistem yang tertutup sehingga model hubungan antar komponen dalam ruang dibuat tanpa mempertimbangkan faktor
eksternal. Pendekatan ekonomi dan fungsional meninjau ruang sebagai wadah fungsional bagi berbagai kegiatan. Proses perkembangan pemanfaatan ruang oleh
manusia didasarkan pada pertimbangan jarak pusat kegiatan ke ruang kegiatan penunjangnya. Pendekatan sosial-politik memandang ruang sebagai sarana
produksi dan akumulasi kekuasaan. Konflik yang terjadi pada ruang didefinisikan sebagai konflik antar kelompok sosial sehingga pengendalian terhadap ruang oleh
suatu kelompok dianggap sangat penting Harvey 1973 dalam Haryadi dan Setiawan 2010.
Desain lanskap ideal diperoleh dengan mengkombinasikan bentuk melalui prinsip pengorganisasian ruang atau prinsip desain.
Prinsip desain adalah dasar terwujudnya suatu rancangan atau ciptaan suatu bentuk agar komponen dan unsur
yang membentuknya dapat saling menyatu. Komponen dan unsur-unsur bentuk mempunyai sifat masing-masing yang mempunyai karakteristik tersendiri. Hal ini
dikarenakan prinsip desain merupakan suatu hukum dalam hubungan atau rencana dari penataan yang menentukan cara bagaimana elemen-elemen harus
dikombinasikan untuk menyempurnakan efek khusus.
Prinsip dasar dalam desain adalah keteraturan dan kesatuan yang dapat memberikan keindahan. Keteraturan ini diperoleh melalui pendekatan tema
rancangan, antara lain keteraturan ruang formal, informal, simetris, atau