Regionalisme Arsitektur Melayu pada Kantor DPRD Langkat

(1)

(2)

REGIONALISME ARSITEKTUR MELAYU PADA KANTOR DPRD LANGKAT

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur

Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

OLEH

RAHMA WARDANI SIREGAR 110406017

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

PERNYATAAN

REGIOANALISME ARSITEKTUR MELAYU PADA KANTOR DPRD LANGKAT

SKRIPSI

Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2015 Penulis,


(4)

Judul Skripsi : Regionalisme Arsitektur Melayu Pada Kantor DPRD Langkat

Nama Mahasiswa : Rahma Wardani Siregar Nomor Pokok : 110406017

Departemen : Arsitektur

Menyetujui Dosen Pembimbing

(Dr. Ir. Nelson M. Siahaan, Dipl. T.P., M.Arch.)

Koordinator Skripsi,

(Dr. Ir. Dwira N. Aulia, M.Sc)

Ketua Program Studi,

(Ir. N. Vinky Rahman, MT)


(5)

Telah diuji pada

Tanggal : 08 Juli 2015

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Dr. Ir. Nelson M. Siahaan, Dipl. T.P., M.Arch. Anggota Komisi Penguji : 1. Salmina Wati Ginting, S.T., M.T.


(6)

KATA PENGANTAR

Alhmdulillah puji dan syukur, saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Strata Satu (S1) Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang berperan penting yaitu:

1. Bapak Dr. Ir. Nelson M. Siahaan, Dipl. T.P., M. Arch. selaku Dosen Pembimbing, yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan, dukungan serta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Salmina Wati Ginting, S.T., M.T. dan Bapak Hajar Suwantoro, S.T., M.T. selaku Dosen Penguji, atas saran dan masukan yang diberikan kepada penulis terhadap skripsi ini.

3. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT selaku Ketua Departemen Arsitektur dan Bapak Ir. Rudolf Sitorus, MLA selaku Sekretaris Departemen Arsitektur.

4. Bapak/Ibu staff pengajar Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

5. Orang tua saya yang tercinta Ibu Hj.Siti Eslan Pohan, S.pd dan Bapak Drs. Muin Siregar. Abang dan kakak saya, Nurhasanah Siregar, Amkeb,


(7)

Riyani Siregar SE, dan Suherman Nasution S.H. Terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini.

6. Sahabat spesial saya, yang membantu dalam proses pengerjaan skripsi ini, Risna Nailan Aziz Amd , Rizky anjelina SE, dan Rizky Ramadhan Batubara ST.

Medan, April 2015 Penulis

Rahma Wardani Siregar 110406017


(8)

ABSTRAK

Saat ini di Sumatera Utara banyak bangunan yang menerapkan regionalisme arsitektur. Penerapan regionalisme arsitekur banyak dijumpai pada gedung perkantoran guna menampilkan kembali ciri khas arsitektur lokalnya. Salah satunya adalah kantor DPRD Langkat. Studi terhadap regionalisme arsitektur melayu pada kantor DPRD Langkat untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kantor DPRD Langkat sebagai regionalisme arsitektur melayu. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan ilustrasi deskriptif-interpretatif yaitu dengan melihat secara langsung kantor DPRD Langkat. Hasil analisa menyatakan bahwa kantor DPRD Langkat di pengaruhi oleh tiga arsitektur melayu yaitu, melayu Langkat, melayu Deli, dan melayu Serdang. Faktor-faktor yang mempengaruhi kantor DPRD Langkat sebagai regionalisme arsitektur melayu yaitu, adanya tempelan arsitektur masa lampau pada Kantor DPRD Langkat, menyatunya elemen arsitektur masa lampau pada kantor DPRD Langkat, adanya wujud arsitektur masa lampau yang mentrasformasi ke dalam kantor DPRD Langkat, adanya ekspresi wujud arsitektur masa lampau pada kantor DPRD Langkat.

Kata Kunci : Regionalisme Arsitektur, Melayu, Kantor

ABSTRACT

Currently in North Sumatra many buildings that implement architectural regionalism. Application of architectural regionalism often found in office buildings in order to redisplay the hallmark of the local architecture. One is the Langkat Parliament's office. Studies of regionalism architecture wither on Langkat Parliament's office to determine the factors that influence Langkat Parliament's office as malay architecture regionalism. The method used in this study is a qualitative descriptive-interpretative approach is illustrated by looking directly Langkat Parliament's office. Results of the analysis states that the Parliament's office langkat influenced by three Malay architecture, namely, Malay Langkat, Deli Malay and Malay Serdang. Factors that affect Langkat Parliament's office as regionalism, namely Malay architecture, the architecture of the past patches on langkat Parliament Office, the merging of architectural elements of the past on Parliament's office langkat, the architecture of the past form that transform into langkat Parliament's office, their form of expression architectural past the Langkat Parliament's office.


(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 2

1.3.Tujuan Penelitian ... 2

1.4.Manfaat Penelitian ... 3

1.5.Kerangka Berfikir ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Regionalisme... 5

2.2. Regionalisme Dalam Arsitektur ... 6

2.3. Jenis Regionalisme Dalam Arsitekur ... 7

2.4. Taksonomi Regionalisme Arsitektur ... 10

2.5. Penerapan Regionalisme Dalam Desain Arsitktur ... 11

2.6. Arsitektur Melayu di Sumatera Utara ... 16


(10)

2.8. Arsitektur Melayu Langkat ... 17

2.9. Arsitektur Melayu Deli ... 30

2.10. Arsitektur Melayu Serdang ... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 61

3.1. Jenis Penelitian ... 61

3.2. Variabel Penelitian ... 61

3.3. Metode Pengumpulan Data ... 62

3.4. Kawasan Penelitian ... 63

3.5. Metode Analisa Data ... 65

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 66

4.1. Sejarah Kawasan Penelitian ... 66

4.2. Gambaran Umum Kawasan Penelitian ... 67

4.3. Regionalisme Arsitektur Pada Kantor DPRD Langkat ... 73

4.3.1. Jenis Penerapan Regionalisme Pada Kantir DPRD Langkat ... 73

4.3.2. Taksonomi Regionalisme Pada Kantor DPRD Langkat ... 74

4.4. Elemen Arsitektur Pada Kantor DPRD Langkat ... 76

4.5. Bentuk Kantor DPRD Langkat ... 90

4.6. Komposisi Arsitektur Kantor DPRD Langkat ... 91

BAB V KESIMPULAN ... 96


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Elemen Arsitektur Melayu Langkat, Deli, dan Serdang ... 53 Tabel 3.1. Variabel Penelitian... 61 Tabel 3.2. Metode Pengumpulan Data ... 62 tabel 4.1. Warna Pada Istana Melayu Langkat, Melayu Deli, dan


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Alung ... 7

Gambar 2.2. Sketsa bangunan hotel Lombok Intan Laguna ... 8

Gambar 2.3. Kyoto Confrence Hall ... 9

Gambar 2.4. Chigi ... 9

Gambar 2.5. Bentuk trapezoidal ... 10

Gambar 2.6. Contoh bangunan tempelan elemen AML pada AMK ... 12

Gambar 2.7. Rancangan Awal Mesjid Ganting, Padang ... 13

Gambar 2.8. Mesjid Ganting, Padang (2015) ... 13

Gambar 2.9. Rumah Tradisional Padang (AML) ... 13

Gambar 2.10. Bank Nagara, Padang (AMK) ... 14

Gambar 2.11. Rumah Padang (AML) ... 14

Gambar 2.12. Bank Indonesia Padang (AML) ... 15

Gambar 2.13. Peta Negeri-negeri di Sumatera Timur (1863) ... 16

Gambar 2.14. Arsitektur Melayu ... 17

Gambar 2.15. Istana Darul Aman ... 18

Gambar 2.16. Mesjid Azizi, Tanjung Pura ... 18

Gambar 2.17. Kantor Kerapatan Langkat pada tahun 1933 ... 19

Gambar 2.18. Museum Kabupaten Langkat tahun 2014 ... 19

Gambar 2.19. Istana Darul Aman terkena Banjir pada tahun 1921 ... 20

Gambar 2.20. Istana Darussalam, Tanjung Pura ... 20


(13)

Gambar 2.22. Replika Istana Langkat, Stabat ... 21

Gambar 2.23. Denah Replika Istana Langkat ... 21

Gambar 2.24. Atap Arsitektur Melayu Langkat ... 22

Gambar 2.25. Teban layar Melayu Langkat ... 22

Gambar 2.26. Plafond Arsitektur Melayu Langkat ... 23

Gambar 2.27. Detail ornament Bunga Pecah Lima ... 23

Gambar 2.28. Lebah Bergantung pada Atap ... 23

Gambar 2.29. Detail Lebah Bergantung ... 24

Gambar 2.30. Kolom Arsitektur Melayu Langkat ... 24

Gambar 2.31. Ornamen Pucuk Rebung pada Kolom ... 25

Gambar 2.32. Pintu arsitektur Melayu Langkat ... 25

Gambar 2.33. Detail Ornamen Sebuk Layar ... 26

Gambar 2.34. Jendela Arsitektur Melayu Langkat ... 26

Gambar 2.35. Detail Ornamen Bunga Hutan ... 26

Gambar 2.36. Lantai Arsitektur Melayu Langkat ... 27

Gambar 2.37. Ornamen Pucuk Rebung didinding ... 27

Gambar 2.38. Ornamen Pokok Kolom didinding ... 28

Gambar 2.39. Tangga Utama ... 28

Gambar 2.40. Tangga Samping ... 29

Gambar 2.41. Papan Tebukan ... 29

Gambar 2.42. Detail Kolom pada Papan Tebukan Tangga ... 29

Gambar 2.43. Panca Persada ... 30


(14)

Gambar 2.45. Mesjid Al-Osmani tahun 1854 ... 31

Gambar 2.46. Istana Kota Batu, Labuhan Deli 1870 ... 31

Gambar 2.47. Istana Maimun 1925 ... 32

Gambar 2.48. Kantor Pusat Deli di Medan ... 32

Gambar 2.49. Kantor Kerapatan Deli di Medan ... 33

Gambar 2.50. Derikhan Park (Taman Sri Deli) 1905 ... 33

Gambar 2.51. Istana Puri Kota Maksum ... 34

Gambar 2.52. Istana Tengku Besar Deli ... 34

Gambar 2.53. Istana Maimun 2014 ... 35

Gambar 2.54. Denah Istana Maimun 2014 ... 35

Gambar 2.55. Atap Kuba Istana Deli ... 35

Gambar 2.56. Atap Kuba dan Atap Lima ... 36

Gambar 2.57. Lebah Bergantung ... 36

Gambar 2.58. Lebah Bergantung ... 36

Gambar 2.59. Lebah Bergantung ... 37

Gambar 2.60. Plafond pada Tangga Utama ... 37

Gambar 2.61. Plafond pada Ruang Utama ... 38

Gambar 2.62. Kolom Melayu Deli dipengaruhi Arsitektur Belanda ... 38

Gambar 2.63. Kolom Melayu Deli ... 39

Gambar 2.64. Pintu Samping Istana Deli ... 39

Gambar 2.65. Pintu Dapur Bersih ... 40

Gambar 2.66. Jendela Tingakp Pada Kamar Putri ... 40


(15)

Gambar 2.68. Dinding Papan Istana Deli ... 41

Gambar 2.69. Ornamen Dinding Papan Istana Deli ... 41

Gambar 2.70. Lantai Istana Deli ... 42

Gambar 2.71. Tangga Utama Istana Deli ... 42

Gambar 2.72. Papan Tebukan Pada Tangga Istana Deli ... 43

Gambar 2.73. Papan Tebukan Pada Serambi Istana Deli ... 43

Gambar 2.74. Papan Tebuakan Pada Tangga Istana Deli ... 43

Gambar 2.75. Istana Bogok Sultan Serdang, Rantau Panjang, pantai Labu, Deli Serdang 1728-1896 ... 44

Gambar 2.76. Istana Darul Arif, Kota galuh, Perbaungan (1896-194) ... 44

Gambar 2.77. Gerbang Istan Darul Arif, Kota Galuh, Perbaungan ... 45

Gambar 2.78. Mesjid Raya Sulaimaniyah ... 45

Gambar 2.79. Replika Istana Serdang ... 46

Gambar 2.80. Prespektif Istana Serdang ... 46

Gambar 2.81. Denah Replika Istana Serdang ... 46

Gambar 2.82. Atap Lima Istana Serdang ... 47

Gambar 2.83. Lebah Bergantung ... 47

Gambar 2.84. Tiang Istana Serdang ... 48

Gambar 2.85. Tiang Beton Istana Serdang ... 48

Gambar 2.86. Pintu Istana Serdang ... 49

Gambar 2.87. Jendela Istana Serdang ... 49

Gambar 2.88. Ornamen Pada Dinding ... 50


(16)

Gambar 2.90. Tangga Utama Berorientasi Pada Samping Jalan ... 50

Gambar 2.91. Tangga Berorientasi Pada Depan Jalan ... 51

Gambar 2.92. Papan Tebukan Tangga ... 51

Gambar 2.93. Maligai ... 52

Gambar 3.1. Peta Kabupaten Langkat ... 64

Gambar 3.2. Skematik Jarak Kawasan Penelitian ... 64

Gambar 4.1. Peta Kabupaten Langkat ... 67

Gambar 4.2 Peta Stabat ... 68

Gambar 4.3 Peta Kawasan Eksisting kantor DPRD Langkat ... 69

Gambar 4.4. Master Plan Kantor DPRD Langkat ... 70

Gambar 4.5. Denah kantor DPRD Langkat ... 71

Gambar 4.6. Tampak Depan Kantor DPRD Langkat ... 72

Gambar 4.7. Kantor DPRD Langkat ... 72

Gambar 4.8. Persfektif Kantor DPRD Langkat ... 72

Gambar 4.9. Elemen Atap Kantor DPRD Langkat ... 73

Gambar 4.10. Elemen Pada Kantor DPRD Langkat ... 74

Gambar 4.11. Bentuk denah kantor DPRD Langkat (kiri), bangunan melayu Deli ( kanan)... 75

Gambar 4.12. Elemen yang paling menonjol pada kantor DPRD Langkat .... 75

Gambar 4.13. Bentuk Atap Kantor DPRD Langkat ... 77

Gambar 4.14. Teban Layar Kantor DPRD Langkat ... 78

Gambar 4.15. Motif Teban Layar Kantor DPRD Langkat ... 78 Gambar 4.16. Bentuk pucuk rebung lebah bergantung kantor DPRD Langkat


(17)

... 79

Gambar 4.17. Plafond Pada Kantor DPRD Langkat ... 80

Gambar 4.18. Denah Tiang Pada Tangga Utama Kantor DPRD Langkat .... 81

Gambar 4.19. Tiang pada Kantor DPRD Langkat (kiri), Tiang Pada Istana Deli (kanan) ... 81

Gambar 4.20. Ornamen Pucuk Rebung Kantor DPRD Langkat (kiri), Istana Langkat (kanan) ... 82

Gambar 4.21. Ornamen Kuntum Tak Jadi Pada Tiang ... 82

Gambar 4.22. Tiang PadaCourt YardKantor DPRD Langkat ... 83

Gambar 4.23. Ornamen Pada Dinding Kantor DPRD Langkat ... 84

Gambar 4.24. Pintu Pada Kantor DPRD Langkat ... 85

Gambar 4.25. Jendela Pada Kantor DPRD Langkat ... 85

Gambar 4.26. Lantai Parkit Pada Hall Kantor DPRD Langkat ... 86

Gambar 4.27. Lantai Keramik Pada Tangg Kantor DPRD Langkat ... 86

Gambar 4.28. Lantai Keramik Pada Ruang Fraksi dan kepegawaian ... 87

Gambar 4.29. Orientasi Tangga Kantor DPRD Langkat ... 88

Gambar 4.30. Tangga Utama Kantor DPRD Langkat ... 88

Gambar 4.31. Tangga Belakang Kantor DPRD Langkat ... 89

Gambar 4.32. Papan Tebukan Utama (kiri), bBelakang (kanan) ... 89

Gambar 4.33. Denah Kantor DPRD Langkat ... 90

Gambar 4.34. Denah Zona Kantor DPRD Langkat ... 90

Gambar 4.35. Denah Istana Melayu Deli ... 91 Gambar 4.36. Denah Simetris Istana Kantor DPRD Langkat (kiri), Istana


(18)

Deli (kanan) ... 92 Gambar 4.37. Kesenadaan Atau Irama Pada Tampak Kantor DPRD

Langkat (atas), Istana Melayu Deli (bawah) ... 92 Gambar 4.38. Warna Pada Arsitektur Melayu ... 93 Gambar 4.39. Warna Pada Kantor DPRD Langkat ... 94


(19)

ABSTRAK

Saat ini di Sumatera Utara banyak bangunan yang menerapkan regionalisme arsitektur. Penerapan regionalisme arsitekur banyak dijumpai pada gedung perkantoran guna menampilkan kembali ciri khas arsitektur lokalnya. Salah satunya adalah kantor DPRD Langkat. Studi terhadap regionalisme arsitektur melayu pada kantor DPRD Langkat untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kantor DPRD Langkat sebagai regionalisme arsitektur melayu. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan ilustrasi deskriptif-interpretatif yaitu dengan melihat secara langsung kantor DPRD Langkat. Hasil analisa menyatakan bahwa kantor DPRD Langkat di pengaruhi oleh tiga arsitektur melayu yaitu, melayu Langkat, melayu Deli, dan melayu Serdang. Faktor-faktor yang mempengaruhi kantor DPRD Langkat sebagai regionalisme arsitektur melayu yaitu, adanya tempelan arsitektur masa lampau pada Kantor DPRD Langkat, menyatunya elemen arsitektur masa lampau pada kantor DPRD Langkat, adanya wujud arsitektur masa lampau yang mentrasformasi ke dalam kantor DPRD Langkat, adanya ekspresi wujud arsitektur masa lampau pada kantor DPRD Langkat.

Kata Kunci : Regionalisme Arsitektur, Melayu, Kantor

ABSTRACT

Currently in North Sumatra many buildings that implement architectural regionalism. Application of architectural regionalism often found in office buildings in order to redisplay the hallmark of the local architecture. One is the Langkat Parliament's office. Studies of regionalism architecture wither on Langkat Parliament's office to determine the factors that influence Langkat Parliament's office as malay architecture regionalism. The method used in this study is a qualitative descriptive-interpretative approach is illustrated by looking directly Langkat Parliament's office. Results of the analysis states that the Parliament's office langkat influenced by three Malay architecture, namely, Malay Langkat, Deli Malay and Malay Serdang. Factors that affect Langkat Parliament's office as regionalism, namely Malay architecture, the architecture of the past patches on langkat Parliament Office, the merging of architectural elements of the past on Parliament's office langkat, the architecture of the past form that transform into langkat Parliament's office, their form of expression architectural past the Langkat Parliament's office.


(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Sejarah perkembangan arsitektur Indonesia erat kaitannya dengan sejarah bangsa Indonesia. Perkembangan ini dibagi atas tiga periode besar sejarah budaya di Indonesia yaitu, periode Hindu-budha, periode Islamisasi dan periode Modern. Dalam hubunganya dengan perkembangan arsitektur Indonesia periode ini dapat diurutkan sebagai berikut, arsitektur klasik atau candi, arsitektur peradaban atau kebudayaan islam, arsitektur kolonial, dan arsitektur modern (Musridin, 2014). Dalam periode arsitektur modern munculah regionalisme sebagai upaya melahirkan kembali arsitektur lokal ke dalam arsitektur masa kini (Frampton, 1982).

Sumatera Utara salah satu provinsi multietnis. Salah satunya suku Melayu sebagai penduduk asli. Penyebaran suku Melayu berada di pesisir Timur, terutama di Kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Langkat (BPS kabupaten/kota Sumatera Utara, 2011). Saat ini di Sumatera Utara banyak dijumpai bangunan yang memadukan desain modern dan tradisional. Guna menampilkan kembali identitas atau simbolik (Buchanan, 1983). Kebanyakan bangunan yang dibangun ingin menunjukkan ciri arsitektur kedaerahannya terutama pada bangunan pemerintahan, salah satunya kabupaten Langkat.

Langkat merupakan kabupaten yang memiliki beberapa bangunan regionalisme. Sesuai persyaratan pemerintah daerah Langkat arsitektur bangunan


(21)

meliputi tata ruang dalam, keseimbangan, keserasian, dan keselarasan. Bangunan dengan lingkungannya serta mempertimbangkan adanya keseimbangan antara nilai-nilai tradisional sosial budaya setempat terhadap penerapan berbagai perkembangan arsitektur dan rekayasa (PU, Langkat). Salah satu bangunan regionalisme di kabupaten Langkat adalah Kantor DPRD Langkat yang menerapkan regionalisme arsitektur melayu.

Penerapan regionalisme arsitektur melayu terlihat pada elemen-elemen arsitektur melayu pada bangunan tersebut. Penggunaan elemen-elemen melayu pada kantor DPRD Langkat untuk menampilkan kembali ciri khas melayu Langkat.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, penelitian ini menarik untuk diteliti dengan mengkaji bagaimana kantor DPRD menerapkan regionalisme arsitektur melayu yang berada di kabupaten Langkat yang memiliki ciri khas arsitektur lokal tersendiri..

1.2.Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah kantor DPRD Langkat menerapkan regionalisme arsitektur melayu ?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kantor DPRD Langkat sebagai bangunan regionalisme arsitektur melayu ?

1.3.Tujuan Penelitian


(22)

1. Mengidentifikasi Regionalisme arsitektur melayu pada kantor DPRD Langkat. 2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kantor DPRD Langkat

sebagai regionalisme arsitektur melayu.

1.4.Manfaat Penelitian

1. Bagi akademis, penelitian ini untuk pengembangan ilmu pengetahuan tentang penerapan regionalisme dalam arsitektur pada bangunan.

2. Bagi praktis, memberikan informasi berupa regionalisme arsitektur sehingga diharapkan kepada pemerintah kota dalam perancangan bangunan gedung pemerintahan agar diterapkan regionalisme sebagai upaya menampilkan kembali arsitektur lokalnya.


(23)

1.5.Kerangka Berfikir

LATAR BELAKANG

•Regionalisme dalam arsitektur muncul pada periode arsitektur modern sebagai upaya menampilkan kembali arsitektur lokal ke dalam arsitektur masa kini (Frampton, 1982).

•Salah satu bangunan regionalisme arsitektur pada sumatera utara adalah kantor DPRD Langkat yang menerapka regionalisme arsitektur melayu.

•Penerapan regionalisme tersebut merupakan upaya untuk menampilkan kembali ciri khas arsitektur melayu Langkat

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana kantor DPRD Langkat menerapkan regionalisme arsitektur melayu ? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kantor DPRD Langkat sebagai bangunan

regionaisme arsitektur melayu ?

TUJUAN PENELITIAN 1. Mengidentifikasi regionalisme

arsitektur melayu pada kantor DPRD Langkat.

2. Mendeskripsikan faktor-faktor Yang mempengaruhi kantor DPRD Langkat sebagai

regionalisme arsitektur melayu.

MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi akademis, penelitian ini untuk pengembangan ilmu pengetahuan tentang penerapan regionalisme dalam arsitektur pada bangunan.

2. Bagi praktis, memberikan informasi berupa regionalisme arsitektur sebagai upaya menampilkan kembali arsitektur lokalnya. STUDI LITERATUR METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian Deskriptif Kualitatif Metode Pengumpulan Data Kualitatif (observasi langsung,

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Menjelaskan regionalisme

arsitektur melayu pada kantor DPRD Langkat.

2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kantor DPRD Langkat sebagai regionalisme arsitektur melayu.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSAKA

2.1. Regionalisme

Regionalisme muncul di era sebelum perang dingin sekitar tahun 1947. Sejarah munculnya regionalisme adanya kesadaran regional dan keinginan negara-negara untuk melakukan sesuatu yang terbaik di lingkungan regional mereka. Munculnya regionalisme dapat dilihat dari dua tolak ukur. Pertama, dengan adanya kesadaran regional, identitas bersama, serta adanya rasa saling memiliki di antara negara yang secara geografis berdekatan yang menjadikan negara-negara untuk melakukan kerjasama regional. Kedua, terwujudnya kerjasama yang berujung pada pembentukan institusi regional sebagai wujud dari kerjasama regional (Fawcett dan Hurrel, 2002).

Awalnya regionalisme dilakukan untuk alasan ekonomi sebagai rancangan dan implementasi serangkaian kebijakan khusus antar pemerintah negara-negara di dalam sebuah kawasan. Tujuannya untuk meningkatkan pertukaran barang maupun faktor produksi antar negara anggota, namun pada akhirnya politik juga ikut berbicara. Dalam beberapa kasus integrasi ekonomi regional juga dipicu karena untuk peningkatan keamanan (Ravenhill, 2007).

Menurut Fawcett dan Hurrel (2002) regionalisme merupakan suatu kebijakan negara dalam bentuk kerjasama negara untuk tujuan mengkoordinasikan strategi demi mencapai kepentingan suatu kawasan. Regionalisme bertujuan untuk mempromosikan dan mengupayakan tujuan-tujuan bersama dalam satu isu atau lebih.


(25)

Latar belakang regionalisme lebih bersifat politis, karena pasca perang dunia ke-2, negara-negara di dunia memandang security sebagai salah satu yang sangat penting. Collective security menjamin kemanan mereka. Pada era perang dingin, regionalisme terbentuk akibat adanya dua blok yang saling berseteru yaitu blok barat dan blok timur.

Pada era sesudah perang dingin, muncullah new regionalism atau suatu bentuk regionalisme baru. Fenomena ini disebabkan oleh beberapa empat faktor yaitu, berakhirnya perang dingin yang juga mengakhiri blok-blok pada era tersebut, perubahan yang terjadi dalam aspek perekonomian dunia, berakhirnya paham tentang istilah‘Dunia Ketiga’,demokraisi (Fawcett dan Hurrel, 2002).

2.2. Regionalisme Dalam Arsitektur

Menurut Jenks (1977) regionalisme diperkirakan berkembang sekitar tahun 1960. Timbulnya usaha untuk memperkuat antara arsitektur tradisional dan arsitektur yang baru diakibatkan munculnya gaya arsitektur modern yang biasa disebut international style yang berusaha meninggalkan masa lampaunya dan meninggalkan ciri serta sifat-sifatnya. Salah satu aliran tersebut adalah regionalisme (Dharma, 2006).

Regionalisme merupakan suatu kesadaran untuk membuka kekhasan tradisi dalam merespon terhadap tempat dan iklim, kemudian melahirkan kembali identitas formal dan simbolik ke dalam bentuk kretaif yang baru (Beng, 1994).

Curtis (1985) mengatakan bahwa regionalisme diharapkan dapat menghasilkan bangunan yang bersifat abadi, menyatu antara yang lama dan yang


(26)

Gambar 2.1. Alung


(27)

Gambar 2.2. Sketsa bangunan hotel Lombok Intan Laguna Sumber : Abarchitecs.blogspot.com


(28)

Gambar 2.3. Kyoto Confrence Hall Sumber : Abarchitecs.blogspot.com

Gambar 2.4. Chigi


(29)

• sesuai banyak tidak se • secara

susuna

2.4. Taksonomi Regional Regionalisme bagian, yaitu :

1. Pola Derivatif Meniru atau m fungsi bangunan bar kecendrungan

• Tipologis, men membangun sa • Interpretif atau

membangunny • Konservasi, m menyesuaikann

suai dengan tuntutan bentuk auditorium, bagian ak orang dituntuk ruang lebih besar, sedangka k sejajar baik bagi akustik.

ra struktural dengan adanya bentuk tersbut, susunan letak lantai, melebar ke bawah atau menyem

onalisme Arsitektur

e menurut Budiharjo (1997) dikelompokka

u memelihara bentuk arsitektur tradisi atau ve baru atau modern. Dalam hal ini kita dapt

engelompokkan bangunan vernakular, kemudi un salah satu tipe yang dianggap baik untuk kepe

tau interpretasi, menafsirkan bangunan verna unnya untuk kepentingan baru.

, mempertahankan bangunan lama yang masih kannya dengan kepentingan baru.

Gambar 2.5. Bentuk trapezoidal Sumber : En.wikipedia.org

ian bawah dimana gkan dinding yang

sbut, dapat mengatur yempit ke atas.

pokkan menjadi 2

u vernakular, untuk dapt melihat tiga

udian memilih dan pentingan baru. nakular kemudian


(30)

2. Pola transformatif

Gagasan arsitektur regional yang bersifat transformatif, tidak lagi sekedar meniru bangunan lama. Tetapi berusaha mencari bentuk-bentuk baru, dengan titik tolak ekspresi bangunan lama baik yang visual maupun abstrak.

Gagasan arsitekur yang bersifat visual dapat dilihat dari usaha pengambilan elemen-elemen bangunan lama yang yang dianggap baik, menonjol atau ekspresif untuk di ungkapkan kepada bangunan baru. Pemilihan elemen yang dianggap baik ini disebut eklektik. Kemudian pastiche, atau mencampur-baurkan beberapa elemen bangunan baik modern maupun tradisional, beberapa diantara desain bangunan seperti ini juga dapat menimbulkan kesan ketidakserasian. Sedangkan reinterpretatif, adalah menafsirkan kembali bangunan lokal itu dalam versi baru.

2.5. Penerapan Regionalisme dalam Desain Arsitektur

Menurut Wondoamiseno (1991) penerapan regionalisme dalam desain arsitektur sebagai berikut, yaitu pengkaitan Arsitektur Masa Lampau (AML) dan Arsitektur Masa Kini (AMK) menjadi satu kesatuan adalah :

a. Tempelan elemen AML pada AMK

Satu bangunan yang di rancang sebagai bangunan modern kemudian diberi elemen budaya lokalnya disebut tempelan elemen AML pada AMK. Contohnya kantor Gubernur Padang, Sumatera Barat. Kantor Gubernur dibangun tahun 1968 dengan desain arsitektur modern, kemudian beberapa tahun kemudian ditempel atap gonjong untuk menampilkan kembali ciri khas kedaerahan.


(31)

Rancangan awal kantor Gubernur Padang (bangunan modern), 1968

Gambar 2.6. Contoh bangunan tempelan elemen AML pada AMK Sumber : Couto (2008)

Atap gonjong tradisional Padang

Kantor Gubernur Padang dengan tambahan atap gonjong Menempelkan


(32)

c. Wujud AML m Suatu bangun AMK. Contohn tampak samping

Gamba

Gam

Gam

ML mendominasi AMK

unan mencoba mentransformasikan bentuk-be ontohnya Bank Nagara Padang mentransformasika

ping bentuk badan rumah tradisonal Padang. bar 2.7. Rancangan awal Mesjid Ganting, Pada

Sumber : Couto (2008)

Atap Limas ciri khas mesjid lama kota Padang

Penambahan 2 menara ciri khas mesjid lama kota Padang

ambar 2.8. Mesjid Ganting, Padang (2015) Sumber : Couto (2008)

ambar 2.9. Rumah tradisional Padang (AML) Sumber : Couto (2008)

-bentuk AML ke sikam kemiringan adang


(33)

Gambar 2.10. Bank Nagara, Padang (AMK) Sumber : Couto (2008)

Gambar 2.11. Rumah Padang (AML) Sumber : Couto (2008)


(34)

Gambar 2.12. Bank Indonesia Padang (AMK) Sumber : Couto (2008)


(35)

2.6. Arsitektur Melayu Suku bangsa penyebaran suku mela Utara yaitu Langkat, Kota Pinang. Pada a yang berada di pesisi kesultanan Aru, kesul

2.7. Karakteristik Ar Karakterist tiang-tiang tinggi seki

Gambar 2.13.

elayu di Sumatera Utara

sa Melayu di Sumatera utara berasal dari M elayu di Sumatera Timur yang sekarang dinam kat, Deli, Serdang, Lima Puluh, Asahan, Kuala

awalnya Sumatera Timur memiliki kesultana sisir. Kemudian muncullah kesultanan Deli da sultanan Serdang, kesultanan Langkat, dan kesul

Arsitektur Melayu di Sumatera Utara ristik arsitektur melayu adalah rumah panggun sekitar 2 - 2,5M. Hal ini sesuai dengan iklim 2.13. Peta negeri-negri di Sumatera Timur (1863)

Sumber : Basarshah II (2003)

i Malaka. Terjadi namakan Sumatera ualah, Bilah, Panai, sultanan Aru (Haru) li dari cikal bakal sultanan Asahan.

ung, dan memiliki klim setempat serta


(36)

kebiasaan yang suda pengaruh syariat Isl pemisahan ruang lela rumah melayu domina suluran dan menghinda

2.8. Arsitektur Melayu Leluhur kesult si pintar ukum. Masa Syahdan turun ke Del Tahun 1884 Sultan Musa akibat m Istana di Darul Aman (

sudah turun-temurun (Mudra, 2004). Menurut Islam yang mempengaruhi pada arsitektur lelaki dengan ruang perempuan. Ukiran-ukira

inan menggunakan motif bentuk bunga, daun, hindari motif manusia maupun hewan (Husny, 1976

elayu Langkat

sultanan Langkat adalah Dewa Syahdan denga sa kekuasannya tahun 1500 -1580. Tidak lama ke

eli tua, kemudian pindah ke Guri atau Buluh C 1884 Kesultanan Langkat mengalami kemakmur

t melakukan kontra dengan Belanda. Sultan Musa an (Gambar 2.15).

Gambar 2.14. Arsitektur Melayu Sumber : Omtatok (2012)

nurut Sinar (1993) ur melayu berupa ukiran pada elemen daun, buah, sulur-, 1976).

gan gelar Sibayak a kemudian Dewa uh Cina.

uran pada masa n Musa mendirikan


(37)

Gambar 2.15. Istana Darul Aman Sumber : Tembakaudeli.blogspot.com

Gambar 2.16. Mesjid Azizi, Tanjung Pura Sumber : Tembakaudeli.blogspot.com


(38)

Pada tanggal bergelar Sultan Mahm Aman. Sultan Mahm membangun balai K Kerapatan menjadi use

Gambar 2.

Gambar

al 24 Oktober 1927 Sultan Aziz digantikan Mahmud AbdulAziz Abdul Jalil Rahmadsyah

Mahmud melanjutkan pemerintahan Sultan Kerapatan Langkat (Gambar 2.17), dan se useum Kabupaten Langkat (Gambar 2.18).

r 2.17. Kantor Kerapatan Langkat pada tahun 1933 Sumber : Tembakaudeli.blogspot.com

bar 2.18. Museum Kabupaten Langkat tahun 2014 Sumber : Kualikata (2014)

kan oleh anaknya h di Istana Darul an Aziz dengan n sekarang kantor

un 1933


(39)

Akibat sering membangun Istana ba

Istana Darussa sudah dipengaruhi ol dapat dilihat pada pap

Gambar 2.19. Ist Sum

Gamba Sum

g terkena banjir Sultan Mahmud pindah ke Ta baru yaitu istana Darussalam di Tanjung Pura.

ussalam di bangun oleh arsitek Belanda. Gaya a oleh arsitektur Kolonial Belanda. Pengaruh papan tebukan Istana.

19. Istana Darul Aman terkena Banjir pada tahun 1921 Sumber : Tembakaudeli.blogspot.com

bar 2.20. Istana Darussalam, Tanjung Pura Sumber : Tembakaudeli.blogspot.com

Tanjung Pura dan a.

a arsitektur Istana ruh gaya tersebut hun 1921


(40)

Akibat revol dan di bangunlah repl istana langkat ini diba

Gam Sum Gambar 2.21. P

Sum

Gam

revolusi bangunan Istana Darussalam di hancur replika istana Langkat yang letaknya di kota dibangun tahun 2001. (Juhdi, 2015)

ambar 2.22. Replika istana Langkat, Stabat Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

21. Papan tebukan Istana Darussalam, Tanjung P Sumber : Tembakaudeli.blogspot.com

ambar 2.23. Denah replika Istana Langkat

ncurkan oleh rakyat kota Stabat. Replika


(41)

Bangunan me bertingkat dan mengg terdapat teban layar pada bangunan melay layar tersebut sudah di

Bentuk plafond disebut daun sayap y Ornamen pada daun s

Gambar 2.24. A Sumbe

Gamba Sum

melayu Langkat menggunakan bentuk atap nggunakan bahan atap genteng (Gambar 2.24 ar yang berfungsi sebagai ventilasi atap. Bent elayu Langkat berbentuk bulat dan terbuat da h dipengaruhi oleh arsitektur Belanda (Gambar 2.25

fond melengkung seperti bentuk kuba. Ujung p yang harus ditutupi dengan ornamen agar un sayap ialah bunga pecah lima (gambar 2.27). bar 2.24. Atap arsitektur melayu Langkat Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

bar 2.25. Teban layar melayu Langkat Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

p bubungan lima 2.24). Pada atap entuk teban layar dari beton, teban bar 2.25).

ung-ujung plafond ar tidak kelihatan.


(42)

Terdapat lebah lisplang. Lebah berg memiliki makna sebaga

Gambar 2.26. P Sum

Gambar Sum

Gamba Sum

bah bergantung pada atap. Lebah bergantung ergantung terbuat dari kayu yang diukir. Le

bagai kehidupan makmur.

bar 2.26. Plafond arsitektur melayu Langkat Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

bar 2.27. Detail ornemen bunga pecah lima Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

mbar 2.28. Lebah begantung pada atap Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

g diletakkan pada Lebah bergantung


(43)

Kolom pada ornamen pucuk rebun batangnya kuat namun melayu Langkat rama

Gamba Sum Ga Sum

da arsitektur melayu Langkat berbentuk bul ebung. Pucuk rebung menggambarkan pohon

un ranting dan daunnya merunduk yang bera mah tamah ketika menyambut tamu.

bar 2.30. Kolom arsitektur Melayu Langkat Sumber : Dokumentasi pribadi (2015) Gambar 2.29. Detail lebah begantung Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

bulat dan diberi pohon bambu yang rarti bahwa orang


(44)

Pintu pada m (gambar 2.32). Pada a Langkat. Fungsi tebok pintu ialah serbuk laya

Gamba Sum Gambar 2.31. O

Sum

melayu Langkat berbentuk persegi yang ter da atas pintu dibuat tebok yang diukir dengan or

bok sebagai ventilasi. Ornamen tebok yang di ayar (gambar 2.33).

mbar 2.32. Pintu arsitektur melayu Langkat Sumber : Dokumentasi pribadi (2015) r 2.31. Ornamen pucuk rebung pada kolom Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

terbuat dari kayu n ornamen melayu g digunakan pada


(45)

Jenis jendela seperti bentuk pintu. jendela dibuat tebok jendela ialah bunga hut

Gam Sum

Gambar Sum

la pada melayu Langkat ialah kuari. Bentuk u. Bahan jendela terbuat dari kayu. Sama sepe bok yang berfungsi sebagai ventilasi. Ornam

hutan (gambar 2.35).

ambar 2.33. Detail ornamen sebuk layar Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

bar 2.34. Jendela arsitektur melayu Langkat Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

ntuk jendela sama eperti pintu, diatas namen tebok pada


(46)

Lantai pada r ornamen yang mirip de

Dinding pada banguna Ornamen yang terda rebung dan pokok kol Gam

Gam

da replika istana Langkat ialah keramik. Pada p dengan bintang-bintang (gambar 2.36).

unan melayu Langkat biasanya di beri ornam dapat pada dinding bangunan Istana Langka n pokok kolan.

ambar 2.36. Lantai arsitektur melayu Langkat Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

ambar 2.37. Ornamen pucuk rebung didinding Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

ada lantai diberi

namen atau hiasan. kat adalah pucuk at


(47)

Terdapat 4 bua berlawanan, tangga y Jumlah anak tangga tebukan atau pegangan t

Sum Gam

buah tangga, tangga utama diletakkan dari ara a yang ketiga dan keempat berorientasi lang a pada setiap tangga 22 buah. Pada tangga gan tangga.

Gambar 2.39. Tangga utama Sumber : Dokumentasi pribadi (2015) ambar 2.38. Ornamen pokok kolan di dinding

Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

arah orintasi yang angsung ke jalan. gga terdapat papan


(48)

Gamba Sum

bar 2.42. Detail kolom pada papan tebukan tangg Gambar 2.40. Tangga samping

Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

Gambar 2.41. Papan tebukan Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)


(49)

Arsitektur me panca persada (gamba sebagai tempat menun Sultan. Fungsi yang menikah. Bentuk ata Menurut sejarah kesul Malaka.

2.9. Arsitektur Melayu Tahun 1632 be Pahlawan (raja Deli Labuhan.

Gambar 2.44. Labuha Sum

melayu Langkat memilki ciri khas tersendiri mbar 2.29). Panca persada memilki 2 fungsi

enunggu untuk orang-orang ketika ingin be ng kedua adalah sebagai tempat siraman put atap panca persada dipengaruhi oleh gaya kesultanan Langkat, timbulnya melayu Langka

elayu Deli

1632 berdirilah kesultanan Deli dengan Raja P li I). Pusat pemerintahan kesultanan Deli pe

buhan, pusat pemerintahan kesultanan Deli yan Gambar 2.43. Panca persada

Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

ndiri yaitu memiliki gsi, yang pertama berjumpa dengan putri raja setelah a arsitektur Cina. gkat berawal dari

Panglima Gocah petama berada di


(50)

Pada tahun Alam Shah yang me mendirikan sebuah me

Pada tahun 1858 tiggal di Istana Kota dengan pihak asing y dengan pembukaan pe merenovasi Mesjid Al

Gam Sum

Gambar 2.46. Sum

hun 1824 kesultanan Deli dipimpin oleh Sultan merupakan sultan Deli ke- VII. Tahun 1854 h mesjid yang bernama Mesjid Al Osmani di Labuh

hun 1858 sultan Deli yang ke-VIII, Sultan Mahmud ota Batu di Labuhan Deli. Beliau mulai menj

g yaitu, Belanda, Belgia, Polandia, dan Inggri n perkebunan temabakau di kerajaan Deli. Sulta d Al Osmani.

ambar 2.45. Mesjid Al Osmani tahun 1854 Sumber : Tembakaudeli.blogspot.com

bar 2.46. Istana Kota Batu, Labuhan Deli 1870 Sumber : Tembakaudeli.blogspot.com

an Osman Perkasa 1854 Sultan Osman

abuhan Deli.

hmud Perkasa Alam enjalin kerja sama ggris yang ditandai ultan Mahmud pun


(51)

Sultan Ma’m Sultan Ma’mun Deli m Medan. Sultan Ma’m kesultanan Deli, antar Maimoon tahun 1888.

Pembanguna mendirikan gedung Ma

Sum

Ga Sum

’mun Al Rasyid merupakan sultan Deli yang ke li mengalami kemakmuran dan pusat kerajaan ’mun Al Rasyid mulai membangun sejumlah si ntara lain Kampong Bahari (Labuhan) tahun 1886, hun 1888.

unan simbol-simbol kebesaran Deli dilanj Mahkamah Kerapatan Besar tahun 1903.

Gambar 2.47. Istana Maimun 1925 Sumber : Tembakaudeli.blogspot.com

Gambar 2.48. Kantor pusat Deli di Medan Sumber : Tembakaudeli.blogspot.com

ke-IX. Pada masa n di pindahkan ke h simbol kejayaan hun 1886, Istana Agung


(52)

Tahun 1905 Sri Deli di depan Mesj

Sultan mendi Maimoon adalah seora Pada 12 Nove terletak antara jl. Ama tahun 1906 Sultan m maksum.

Gamba Sum

Gambar Sum

1905 Sultan juga membangun perumahan kelua n Mesjid raya Al Mahsun.

ndirikan Masjid Raya Al Mansun tahun 1906. orang tentara Kolonial Belanda bernama Kapte ovember 1905 Sultan juga mendirikan sebuah i maliun dan jl.puri yang diberi nama istana kota n mendirikan istana untuk Tengku besar Deli

bar 2.49. Kantor kerapatan Deli di Medan Sumber : Tembakaudeli.blogspot.com

bar 2.50. Derikhan Park (taman sri Deli) 1905 Sumber : Tembakaudeli.blogspot.com

luarga dan Taman

1906. Arsitek Istana pten Th.Van Erp.

h istana baru yang kota maksum. Serta eli di sekitar kota 1905


(53)

Gambar 2.51. Istana Puri Kota maksum Sumber : Tembakaudeli.blogspot.com

Gambar 2.52. Istana Tengku Besar Deli Sumber : Tembakaudeli.blogspot.com


(54)

Gamba Sum

G Sum Gam

mbar 2.53. Istana Maimun tahun 2014 Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

Gambar 2.55. Atap kuba Istana Deli Sumber : Dokumentasi pribadi (2015) Gambar 2.54. Denah Istana Maimun 2014


(55)

Bangunan Ista yang digunakan pada l Gam

Sum

G Sum

G Sum

Istana Deli memiliki tiga bentuk lebah bergant da lebah bergantung adalah pucuk rebung.

mbar 2.56. Atap Kuba dan atap Lima Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

Gambar 2.57. Lebah bergantung Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

Gambar 2.58. Lebah bergantung Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)


(56)

Plafond pada istana

warna kuning dan disususn ve

Pada ruang ha warna yang berciri kha tersebut adalah ornam

Sum

Gam Sum

na langkat adalah papan. Pada tangga utama n disususn vertikal. Pada pinggir plafond diberi da

g hall atau ruang utama raja plafond di ukir orna i khas melayu Deli. ornamen yang digunaka namen bunga melur, kaluk pakis, dan kaluk pakis w

Gambar 2.59. Lebah bergantung Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

ambar 2.60. Plafond pada tangga utama Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

ma plafond diberi daun sayap.

ornamen dan diberi kan pada plafond kis wajik.


(57)

Elemen arsit macam kolom yang t beton terletak di depa arsitektur Belanda.

Terdapat kol yang terdiri dari dua tersebut merupakan pe

Gam Sum

Sum

sitektur lainnya pada Istana Deli adalah kolom g terdapat pada serambi Istana Deli. Kolom ya depan bangunan Istana Deli, kolom ini sudh di

kolom yang terbuat dari kayu yang berbentuk dua kolom bulat lalu di letakkan di antara kolom

n perpaduan arsitektur melayu Deli dan Kolonia ambar 2.61. Plafond pada ruang utama

Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

Gambar 2.62. Kolom melayu Deli Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

kolom. Terdapat dua yang terbuat dari sudh dipengaruhi gaya

ntuk bulat. Kolom kolom beton. Kolom


(58)

Pintu pada Ist berfungsi sebagai vent macam. Warna pada Material pintu kayu ja

Sum

Gam Sum

Istana Deli berbentuk persegi. Pada pintu terda ventilasi pintu. Bentuk tebok pintu di Istana D da pintu di Istana Deli yaitu warna kuning, hi u jati.

Gambar 2.63. Kolom melayu Deli Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

ambar 2.64. Pintu samping Istana Deli Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

erdapat tebok yang na Deli bermacam-, hijaubermacam-, dan putih.


(59)

Jenis jendela jenis tingkap digunaka kamar baik raja maupun

G Sum

Gamba Sum

ndela pada melayu Deli ada dua, yaitu tingkap dan unakan pada kamar putri. Jenis kwari diguna

upun keluarga raja lainnya. Pada jendela juga te Gambar 2.65. Pintu dapur bersih

Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

bar 2.66. Jendela tingkap pada kamar putri Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

dan kwari. Jendela unakan pada seluh


(60)

Material dindi Dinding diberi warna ditempel di dinding.

Gambar 2.

Gam Sum

Gambar Sum

dinding pada Istana Deli adalah papan yang di rna kuning. pada dinding ruang utama terdapa

.

bar 2.67. Jendela kwari pada kamar keluarga sult Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

ambar 2.68. Dinding papan Istana Deli Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

bar 2.69. Ornamen Dinding papan Istana Deli Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

disususn vertikal. pat ornamen yang sultan


(61)

Mater ornamen dengan warna

Arah orienta Belanda. material tangga Bentuk dan ornamen p

G

terial lantai Istana Deli adalah marmer. Pada arna biru,merah, hijau.

ntasi tangga utama Istana Deli sudah dipeng angga beton dan marmer. Pada tangga terdapat

n papan tebukan di Istana Deli beragam. Gambar 2.70. Lantai Istana Deli Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

Gambar 2.71. Tangga utaman Istana Deli Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

Pada lantai diberi

ngaruhi arsitektur pat papan tebukan.


(62)

Gambar 2. Sum

Gambar 2.73. Sum

Gambar 2.74. Sum

r 2.72. Papan tebukan pada tangga Istana Deli Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

2.73. Papan tebukan pada serambi Istana Deli Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

2.74. Papan tebukan pada tangga Istana Deli Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

li


(63)

2.10. Arsitektur Mel

Pada tahun 1723, r Tuanku Umar Johan.

Pada masa sul Serdang mengalami ke kota Galuh.

Gambar 2.75. Istana Sum

Gambar 2.76. Istana Sum

elayu Serdang

hun 1723, raja pertama kesultanan Serdang dipim n.

sultan Sulaiman Syariful Alamsyah, sultan Serda i kemakmuran. Tahun 1894 sulta Sulaiman istana stana Bogok sultan Serdang, Rantau Panjang, Pa

Deli Serdang 1728-1896 Sumber : Tembakaudeli.blogspot.com

stana Darul Arif, kota Galuh, Perbaungan (1896-Sumber : Tembakaudeli.blogspot.com

pimpin oleh

rdang ke-V stana Serdang ke , Pantai labu,


(64)

Pada tahun 1901, sul dikenal sebagai Mesji

Istana kesultana 2000 dibangun sebuah r

Gam Sum Gambar 2.77. Ge

Sum

hun 1901, sultan Sulaiman juga mendirikan sebuah e sjid Raya Sulaimaniyah.

tanan Serdang di hancurkan pada masa revolusi buah replika istana Serdang di Sergai.

ambar 2.78. Mesjid raya Sulaimaniyah Sumber : Tembakaudeli.blogspot.com

2.77. Gerbang Istana Darul Arif, kota Galuh, Perbaun Sumber : Tembakaudeli.blogspot.com

buah esjid yang

usi. Pada tahun ungan


(65)

Gam Sum

Gamba Sum

Gam

ambar 2.79. Replika Istana Serdang Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

mbar 2.80. Perspektif Istana Serdang Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)


(66)

Istana Serdang denahnya. Terdapat le

Tiang pada ista berbeda ukuran. Tiang tiangnya terbuat dari be

Gam Sum

G Sum

dang menggunakan bentuk atap Lima yang dap t lebah bergantung pada lisplang atap.

istana Serdang berbentuk persegi. Terdapat dua ang pada serambi terbuat dari kayu, dan pada rua

ri beton.

ambar 2.82. Atap lima Istana Serdang Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

Gambar 2.83. Lebah bergantung Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

dapat terlihat pada

dua tiang yang ruang terbuka


(67)

Bentuk pintu I pintu diberi ventilasi namun terdapat perbed

Ga Sum

Gam Sum

ntu Istana Serdang persegi dan pintu diberi war asiyang berbentuk persegi. Bentuk jendela m

bedaan pada ventilasinya.

Gambar 2.84. Tiang Istana Serdang Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

ambar 2.85. Tiang beton Istana Serdang Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

arna hijau. Diatas menyerupai pintu


(68)

Terdapat orna keliling dinding. Lant

Sum

namen pada dinding Istana Serdang. Ornamen ntai yang digunakan Istana Serdang adalah kera

Gambar 2.86. Pintu Istana Serdang Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

Gambar 2.87. Jendela Istana Serdang Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

en tersebut dibuat eramik biasa.


(69)

Tangga pada I berorientasi pada sam

Gam Sumbe

Gam Sumbe

Gambar 2.90. T Sum

da Istana Serdang memiliki 2 arah orintasi, yait samping jalan dan tangga kedua berorientasi pada

ambar 2.88. Ornamen pada dinding Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

ambar 2.89. Lantai Istana Serdang Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

2.90. Tangga utama berorientasi pada samping j Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

aitu tangga utama pada depan jalan.


(70)

Tangga terbua papan tebukan. Papan t Warna papan tebukan pa bunga-bunga yang di t

Gambar 2. Sum

buat dari beton yang diberi lantai keramik. Pada t an tebukan pada tangga Istana Serdang terbuat da an pada Istana serdang adalah warna kuning. Te di tempel-tempel pada dinding papan tebukan (g bar 2.91. Tangga berorientasi pada depan jalan

Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

Gambar 2.92. Papan tebukan tangga Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

da tangga terdapat at dari besi. . Terdapat motif n (gambar 2.92).


(71)

Pada masa kerajaan, put khusus. Tempat terse tidur para putri raja ya (gambar 2.93).

Tabel 2.1 akan mengg Langkat, melayu Deli

Sum

n, putri-putri raja di di lindungi dan di tempatkan di rsebut diberi nama maligai. Maligai merupakan ka

yang ditempatkan pada menara atau puncak ba

ggambarkan secara singkat elemen-elemen arsi eli, dan melayu Serdang.

Gambar 2.93. Maligai

Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

kan ditempat yang kan kamar tempat k bangunan Istana.


(72)

No.

1

Elemen Arsitektur

Atap

Bentuk

Teban layar

Lebah bergantung

Tabel 2.1. Elemen Arsitektur Melayu La

Arsitektur Melayu Langkat Lima

Pucuk rebung

u Langkat, Deli, dan Serdang

Arsitektur Melayu Deli Kombinasi kuba dan lima

Tidak ada

Pucuk rebung

Arsitektur Melayu Serdang Lima

Tidak ada


(73)

2. Plafond plafond


(74)

3.

Daun sayap

Tiang

D

Ornamen

Tiang Bulat dari beton

Detail ornamen Pucuk Rebung

Tiang

Tidak ada

ang bulat dari kayu dengan kombinasi beton

Tiang beton

Tidak ada

Tiang persegi dari kayu


(75)

4. Pintu Bentuk

Pe

Tebok

Persegi dari kayu bewarna cokela

Ornamen julun kacang

Persegi

Persegi

Ornamen bunga melur

Persegi


(76)

5.

6.

Jendela

Bentuk

Tebok

Lantai Jenis material

Persegi

Ornamen bunga hutan

Keramik

Persegi

Marmer

Persegi


(77)

7.

8

Dinding

Material

Dindi

Ornamen

Dindi

Tangga

inding bata dengan Ornamen pokok koloan

inding bata dengan Ornamen pucuk rebung

Dindi

Tangga Utama

Dinding papan

inding papan dengan ornamen bunga

Tangga Utama

Dinding bata


(78)

Papan tebukan


(79)

9.

10.

11.

12.

Panca persada

Maligai

-Tidak ada

Tampak Istana Langkat

Denah Istana Langkat

Tidak ada

Tampak Istana Deli

Denah Istana Deli

Tidak ada

Tampak Istana Serdang


(80)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian yang menunjang penggunaan metode kualitatif dengan pendekatan ilustrasi deskriptif-interpretatif ( Silaen S. dan Widiyono (2013 ).

3.2. Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini dilakukan dengan 2 cara. cara yang pertama dengan penerapan teori berdasarkan tinjauan pustaka. Cara yang kedua dengan mencermati objek penelitian secara visual. Adapun variabel dalam penelitian ini sebagai berikut :

Variabel Sub variabel Metode

Jenis penerapan

regionalsime arsitektur

 Concrete regionalism  Abstract regionalism

Observasi langsung (pengambilan gambar), sketsa ulang tampak bangunan DPRD Langkat kemudian menyesuaikan dengan kajian pustaka Taksonomi

regionalisme arsitektur

 Pola Derivatif  Pola Transformatif

Observasi langsung (pengambilan gambar), sketsa ulang denah bangunan DPRD Langkat kemudian menyesuaikan dengan kajian pustaka Elemen arsitektur

kantor DPRD Langkat

Atap :

 Bentuk bubungan atap  Teban layar

 Lebah bergantung  Plafond

Dinding :  Jendela

Observasi langsung (pengambilan gambar), sketsa denah dan tampak kantor DPRD Langkat kemudian menyesuaikan dengan kajian pustaka Tabel 3.1 Variabel penelitian


(81)

 Pintu Tiang Lantai Tangga

 Papan tebukan Wujud arsitektur pada

kantor DPRD Langkat

 Bentuk bangunan Observasi langsung (pengambilan gambar), sketsa ulang denah dan tampak bangunan DPRD Langkat kemudian menyesuaikan dengan kajian pustaka

Ekspresi wujud arsitektur pada Kantor DPRD Langkat

 Komposisi arsitektur  Warna

Observasi langsung (pengambilan gambar), sketsa ulang denah dan tampak bangunan DPRD Langkat kemudian menyesuaikan dengan kajian pustaka.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan metode kualitatif. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri ada 2 bagian yaitu data primer dan data sekunder. Tabel 3.2 memperlihatkan metode pengumpulan data pada penelitian ini.

Jenis Data Data Metode Pengumpulan Data

Data Primer

Gambaran umum bentuk kantor DPRD.

Elemen- elemen kantor DPRD beserta detail Arsitekturnya.

Observasi langsung (pengambilan gambar) Kantor DPRD Langkat. Sktesa atau gambar ulang

site plan kantor DPRD Langkat.

Sktesa atau gambar ulang denah, tampak kantor DPRD Langkat.

Gambaran umum bentuk Observasi langsung Tabel 3.2 Metode pengumpulan data


(82)

Istana melayu Langkat, Istana melayu Deli, dan Istana melayu Serdang. Elemen- elemen Istana

melayu Langkat, Istana melayu Deli, dan Istana melayu Serdang.

(pengambilan gambar) bangunan Istana melayu Langkat, Istana melayu Deli, dan Istana melayu Serdang. Sketsa atau gambar ulang

denah dan tampak bangunan Istana melayu Langkat, Istana melayu Deli, dan Istana melayu Serdang.

Data Sekunder

Tinjauan pustaka tentang Regionalisme.

Mencari dan memilih tinjauan pustaka tentang regionalisme secara umum dari jurnal dan artikel.

Tinjauan pustaka tentang regionalisme dalam arsitektur

Mencari dan memilih tinjauan pustaka tentang regionalisme dalam arsitektur dari buku, jurnal, dokumen, dan artikel. Tinjauan pustaka tentang

arsitektur bangunan melayu Langkat, melayu Deli, dan melayu Serdang.

Mencari dan memilih tinjauan pustaka tentang arsitektur bangunan melayu Langkat, melayu Deli, dan melayu Serdang dari buku, dokumen, dan artikel.

Rancangan Peraturan daerah kabupaten Langkat tentang bangunan gedung.

Mendapatkan arsip langsung tentang peraturan daerah dari pihak karya cipta di kantor PU Langkat.

3.4. Kawasan Penelitian

Kantor DPRD Langkat terletak di jalan T. Amir Hamzah No.2 Stabat, kabupaten Langkat. Bangunan eksisiting yang berada di kawasan kantor tersebut didominasi oleh gedung-gedung pemerintahan seperti, kantor bupati Langkat, kantor dinas pekerjaan umum, badan perencanaan dan pengembangan daerah, dan alun-alun Kota Stabat.


(83)

Gambar 3.1 Peta kabupaten Langkat Sumber : Peta-langkat-dan-sejarah-langkat.html

Gambar 3.2. Skematik jarak kawasan penelitian Sumber : Diolah dari google maps

39.4 KM 426 KM

133 KM Stabat (Jl. T.amir hamzah no.2)

Medan Kabupaten

karo

Aceh Selat


(84)

3.5. Metode Analisa Data

Metode yang digunakan untuk menganalisa data berupa deskripsi mengenai data yang diperoleh. Adapun tahapan analisa untuk menemukan hal apa yang mempengaruhi kantor DPRD Langkat sebagai regionalisme arsitektur melayu yaitu sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data-data tentang regionalisme arsitektur berupa jurnal, dokumen, buku. Setelah itu memilih teori yang sesuai dalam penelitian. 2. Mengumpulkan data-data tentang arsitektur melayu yaitu melayu Langkat,

melayu Deli, melayu Serdang. Data ditemukan pada buku dan observasi langsung dengan wawancara kepada ketua adat dan pengambilan gambar. Kemudian melakukan sketsa atau penggambaran ulang Istana melayu Langkat, Deli, dan Serdang berupa denah dan tampak.

3. Melakukan survei lapangan dengan pengambilan gambar arsitektur kantor DPRD Langkat. Gambar yang diambil berupa elemen-elemen bangunan, eksterior, dan interior. Kemudian melakukan sketsa atau penggambaran ulang bangunan DPRD Langkat berupa denah dan tampak.

4. Setelah semua data berhasil dikumpulkan, maka dilakukan pengelompokkan data untuk dianalisa

5. Menganalisa data yang di dapat pada hasil observasi langsung yang disesuaikan dengan kajian pustaka yang telah dikumpulkan.

6. Pada akhir analisis akan disusun kesimpulan bagaimana kantor DPRD Langkat menerapkan regionalisme arsitektur melayu dan faktor apa saja yang mempengaruhinya sebagai regionalisme arsitektur melayu.


(85)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Sejarah Kawasan Penelitian

Pada masa pemerintahan Belanda, kabupaten Langkat masih berstatus kesultanan (kerajaan) dengan pimpinan pemerintah oleh Morry Agesten dan berkedudukan di Binjai. Pemerintahan kesultanan di Langkat dibagi atas tiga kepala Luhak yaitu :

1. Luhak Langkat Hulu, yang berekedudukan di Binjai yang terdiri atas beberapa wilayah yaitu, kejuruan Selesai, Kejuruan Bahorok, Kejeruan Sei Bingai, Distrik Kwala, dan Distrik Salapian.

2. Luhak Langkat Hilir, yang berkedudukan di Tanjung Pura yang terdiri atas beberapa wilayah yaitu, Kejuruan Stabat, Kejuruan Bingai, Kejuruan Secanggang, Distrik Padang Tualang, Distrik Cempa, Distrik Pantai Cermin.

3. Luhak Teluk Haru, yang berkedudukan di Pangkalan Berandan yang terdiri atas beberapa wilayah yaitu, Kejeruan Besitang meliputi Langkat Tamiang dan Salahaji, Distrik Pulau Kampai, Distrik Sei Lepan.

Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia, Kabupaten Langkat tetap dengan status keresidenan atau kepala pemerintahan dijabat oleh Tengku Amir Hamzah. Pada tahun 1947-1949, terjadi agresi militer Belanda I, dan II, dan Kabupaten Langkat terbagi dua, yaitu Pemerintahan Negara Sumatera Timur (NST) yang berkedudukan di Binjai dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedudukan di Pangkalan Berandan. Berdasarkan PP No.7 tahun 1965


(86)

Gambar 4.1 Peta Kapubaten Langkat Sumber : www.Langkatkab.go.id


(87)

Gambar 4.2. Peta Stabat

Sumber : Dioalah dari peta kabupaten Langkat Kecamatan Secanggang

Deli Serdang

Binjai Kecamatan


(88)

Kantor BPKD

Tugu T. Amir Hamzah Kantor BAPPEDA

Taman pendopo stabat

Kantor Bupati Langkat Kantor DPRD Langkat


(89)

Gambar 4.4. Master plan kantor DPRD Langkat Keterangan

Tempat parkir Gedung DPRD

Musholla Lapangan voly

Pos jaga

U


(90)

(91)

Ga Sum

Gambar Gambar

Sum

Gambar 4.7. Kantor DPRD Langkat Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

bar 4.8. Perspektif Kantor DPRD Langkat bar 4.6. Tampak Depan Kantor DPRD Langkat

Sumber : Diolah dari survei lapangan at


(92)

4.3. Regionalisme Ar 4.3.1. Jenis Penerapan

Elemen-elem tiga bagian yaitu bag tersebut terdiri atas ata pada kantor DPRD La

Hal tersebut beberapa elemen, ya (gambar 4.9).

Selain atap, p elemen seperti pintu, juga merupakan elem Melayu.

Gambar Sum

Arsitektur Pada Kantor DPRD Langkat apan Regionalisme Pada Kantor DPRD Langk

emen arsitektur pada kantor DPRD Langkat bagian kepala, bangian badan dan bagian kaki s atap, dinding, dan lantai. Secara keseluruhan e

Langkat mengadopsi arsitektur Melayu Langka but terlihat pada atap pada bangunan DPRD Lan yaitu bubungan atap, teban layar, dan leba

p, pada dinding kantor DPRD Langkat juga te u, jendela, dan tiang. Elemen lainnya seperti la lemen kantor DPRD Langkat yang terdapat

B T L

bar 4.9. Elemen atap Kantor DPRD Langkat Sumber : Diolah dari survei lapangan

angkat

at terdiri dari atas aki. Ketiga bagian n elemen arsitektur

kat.

angkat terdiri atas lebah bergantung

terdapat beberapa i lantai dan tangga pat pada arsitektur

Bubungan Teban layar Lebah bergantung


(93)

Menurut Oz bangunan DPRD Lan terlihat karena eleme kembali pada bangun lebih cenderung mena semua elemen melayu yang tidak ditampilka tebok pintu, dan daun sa

4.3.2. Taksonomi Re Dari aspek bangunan Istana Mela kantor DPRD Langka melayu Deli. Bentuk sebagai kantor DPRD Gamba

Sum Kolom

Dinding Tangga

Ozkan (1985) berdasarkan jenis regionali angkat menerapkan jenis concrete regionalism men arsitektur melayu (arsitektur masa lampa

unan DPRD Langkat. Elemen pada bangunan enampilkan elemen arsitektur melayu Langka ayu Langkat terdapat pada bangunan DPRD L pilkan pada bangunan DPRD Langkat adalah

un sayap.

Regionalisme Pada Kantor DPRD Langkat k taksonomi, kantor DPRD Langkat cend Melayu Deli. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk

kat lebih cenderung cenderung meniru bentuk ba uk tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan

D Langkat.

bar 4.10. Elemen pada kantor DPRD Langkat Sumber : Diolah dari survei lapngan

alisme arsitektur, onalism. Hal tersebut pau) di tampilkan an DPRD Langkat gkat, namun tidak Langkat. Elemen lah tebok jendela,

at

enderung meniru ntuk yang dimiliki uk bangunan Istana dan fungsi bagunan

at

Pintu Jendela Lantai


(94)

Titik tolak Langkat adalah bangun DPRD Langkat terdap menonjol atau ekspr bergantung, dan bentuk t

Gambar 4.12. Elem Sum Gambar 4.11. B

k ekspresi bangunan yang digunakan pada gunan melayu Langkat. Secara visual dapat dil dapat elemen bangunan melayu Langkat yang di kspresif. Elemen tersebut adalah atap, teba

ntuk tiang bulat yang terlihat pada kantor tersebut

Teb Ata Leb Tia

lemen yang paling menonjol pada kantor DPRD Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

4.11. Bentuk denah kantor DPRD Langkat (kiri), ba melayu Deli ( kanan)

Sumber : Diolah dari survei lapngan

da kantor DPRD dilihat pada kantor g di anggap paling ban layar, lebah sebut. eban layar tap ebah bergantung Tiang RD Langkat , bangunan


(95)

Menurut Budiharjo (1997) berdasarkan taksonomi regionalisme arsitektur, kantor DPRD Langkat termasuk ke dalam pola transformstif. Hal tersebut dapat dilihat bahwa bangunan DPRD Langkat tidak hanya sekedar meniru bentuk bangunan masa lampau (Istana Melayu Deli), tetapi menyesesuaikannya dengan fungsi dan kebutuhan ruang. Secara visual kantor DPRD Langkat juga menggunakan titik tolak ekspresi bangunan masa lampau (Istana Melayu Langkat).

4.4. Elemen Arsitektur Pada Kantor DPRD Langkat 1. Atap

Atap Kantor DPRD menggunakan bentuk bubungan kombinasi yaitu, bubungan panjang berjungkit dan bubungan lima bertingkat. Bubungan lima bertingkat digunakan pada ruang fraksi dan kepegawaian yang merupakan ciri khas atap melayu yaitu melayu Langkat, Deli, dan Serdang. Berdasarkan kajian pustaka, bentuk bubungan panjang berjungkit yang digunakan pada ruang sidang paripurna tidak menunjukkan ciri khas arsitektur melayu.

Hal tersebut dapat di katakan bahwa atap dengan bubungan lima bertingkat merupakan salah satu kesatuan elemen arsitektur masa lampau yang menyatu pada kantor DPRD Langkat (arsitektur masa kini).


(96)

Bagian-bagian a lebah bergantung, dan pl

 Teban layar Ventila teban layar ha bangunan mel kantor DPRD sebagai ventil tersebut hanya guna menampi Berdasa Langkat merupa yang ada pada

Gamba

n atap pada kantor DPRD Langkat terdiri dari te an plafond.

ntilasi pada atap disebut teban layar. Pada ar hanya dimiliki oleh bangunan melayu Langka

elayu Langkat berbentuk bulat, sedangkan te D Langkat berbentuk segitiga. Teban layar y ntilasi atap, namun pada kantor DPRD Lang ya tempelan kertas yang di ukir bermotif bung

pilkan kembali arsitektur ciri khas kedaerahan. asarkan hasil analisa di atas, teban layar pada erupakn salah satu tempelan elemen arsitektur da kantor DPRD Langkat (arsitektur masa kini) mbar 4.13. Bentuk Atap Kantor DPRD Langkat

Sumber : Dokumentasi pribadi (2015) Bubungan panjang b

Bubungan lima ber

i teban layar,

arsitektur melayu gkat. Teban pada n teban layar pada r yang seharusnya ngkat teban layar bunga. Hal tersebut

an.

pada kantor DPRD ktur masa lampau

ni). kat g berjungkit ertingkat 1 2 3


(97)

 Lebah Bergant Salah sa melayu Langk lisplang yang bergantung pa bergantung te kuning. Warna arsiektur mela

Gamba

Gambar

 gantung

h satu onamen khas melayu adalah lebah berga gkat, Deli, dan Serdang. Lebah bergantung di ng maknanya sebagai kemakmuran. Bentuk pada kantor DPRD Langkat adalah pucuk tersebut terbuat dari kayu yang diukir denga arna kuning merupakan salah satu ciri khas

elayu memiliki lebah bergantung yang beror mbar 4.14. Teban layar kantor DPRD Langkat

Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

bar 4.15. Motif teban layar kantor DPRD Langka Sumber : Diolah dari survei lapngan

ergantung baik itu di tempatkan pada uk ornamen lebah uk rebung. Lebah ngan diberi warna khas melayu. Setiap erornamen pucuk kat


(98)

rebung, namun bentuk ornam masing kawasa

Bentuk DPRD Langk Deli, maupun m

Berdasa elemen AML bentuk yang di

 Plafond

Plafond digunakan ada warna putih da plafond yang Gambar 4.16. Bent

mun bentuk setiap lebah bergantungnya berb namen tersebut dipengaruhi oleh kawasan mel

asan.

ntuk pucuk rebung pada lebah bergantung yang gkat tidak terdapat pada arsitektur melayu L upun melayu Serdang.

asarkan uaraian diatas, lebah bergantung merupa L yang menyatu pada kantor DPRD Langkat digunakan tidak sesuai dengan arsitektur melay

ond pada kantor DPRD Langkat datar. adalah asbes dengan ukuran 1m x1m. Plafond h dan pada plafond tidak terdapat daun saya ng datar dengan material asbes pada kantor

entuk pucuk rebung lebah bergantung kantor D Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

berbeda. Perbedaan elayu di

masing-g ada pada kantor u Langkat, melayu

rupakan salah satu kat (AMK), namun

elayu.

r. Material yang ond tersebut diberi sayap. Penggunaan or DPRD Langkat or DPRD Langkat


(99)

meniru bangun bangunan Istan Replika bangun

Berdasa meruapakan sa menyatu pada k

2. Tiang Kantor DPRD pada kantor DPD Lan dua buah tiang dalam kantor DPRD Langk digunakan kantor DP namun ornamen yan Langkat. Material tiang

G

ngunan Istana Serdang. Hal tersebut juga stana Melayu Serdang bukan lagi bangunan asl ngunan.

asarkan uarian diatas plafond pada kantor DPR n salah satu elemen AML (Istana Melayu

da kantor DPRD Langkat (AMK).

D Langkat menggunakan tiang berbentuk bul angkat 4m dan diletakkan sesuai grid banguna am satu struktur yang dibuat pada tangga utam ngkat (gambar 4.17). Sistem struktur tiang

DPRD Langkat mengikuti sistem struktur pa yang ditempel pada tiang tersebut mengikut

iang pada kantor DPRD Langkat terbuat dari be Gambar 4.17. Plafond pada kantor DPRD Lan

Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

uga terjadi karena asli, namun hanya

PRD Langkat juga u Serdang) yang

bulat. Tinggi tiang unannya. Terdapat utama atau entrace ng tersebut yang pada Istana Deli, ikuti tiang Istana

beton. angkat )


(100)

Pada kantor ornamennya sama sepe adalah pucuk rebung, DPRD Langkat denga

Gambar 4.18. D Sum

Gambar 4.19.Tiang pada Sum

or DPRD Langkat juga terdapat tiang yan seperti Istana Langkat. Ornamen yang diguna g, namun adanya perbedaan bentuk pucuk rebun gan Istana melayu Langkat.

Denah tiang pada tangga utama kantor DPRD L Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

ada kantor DPRD Langkat (kiri), tiang pada ista Sumber : Dokumentasi pribadi (2015)

yang bentuk dan unakan pada tiang ebung pada kantor D Langkat


(1)

94 Elemen arsitektur Warna pada

Istana Melayu Langkat Warna pada Istana Melayu Deli Warna pada Istana Melayu Serdang Atap

Lebah bergantung

Teban layar

Plafond

Tiang

Ornamen tiang

Dinding

Ornamen dinding

Jendela

Tebok jendela

Pintu

Tebok pintu

Papan tebukan

Hijau Kuning Putih Putih Putih Hijau, kuning, merah Kuning merah, hijau Kuning, hijau Cokelat Kuning Cokelat Kuning Hijau, putih Hitam Kuning -Merah, cokelat, kuning, hijau Kuning, hijau, cokelat, biru -Kuning, putih, hijau Merah, kuning, hijau Kuning, putih Putih Kuning, putih, biru, hijau Putih Putih, biru, cokelat, kuning Hijau Abu-abu -Kuning Kuning, hijau -Putih -Hijau Hijau Hijau -Kuning dan Melayu Serdang

Gambar 4.39. Warna pada kantor DPRD Langkat Sumber : Diolah dari survei langsung


(2)

(3)

96 KESIMPULAN

Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa kantor DPRD Langkat menerapkan regionalisme arsitektur melayu yang dipengaruhi oleh tiga arsitektur melayu, yaitu melayu Langkat, melayu Deli, dan melayu Serdang. Hal tersebut dapat dilihat pada bubungan atap kantor DPRD Langkat dipengruhi oleh ketiga arsitektur melayu, teban layar dipengaruhi oleh arsitektur melayu Langkat, lebah bergantung dipengaruhi oleh ketiga arsitektu melayu, plafond dipengaruhi oleh arsitektur melayu Serdang, tiang dipengaruhi oleh arsitektur melayu Langkat dan melayu Deli, lantai dipengaruhi oleh arsitektur melayu Serdang, tangga dipengaruhi oleh ketiga arsitektur melayu.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kantor DPRD Langkat sebagai regionalisme arsitektur melayu adalah pertama tempelan elemen arsitektur masa lampau pada arsitektur masa kini yang terdapat pada penempelan teban layar pada atap, tetapi ornamen teban layar pada kantor DPRD Langkat bukan ciri khas melayu Langkat. Kedua elemen arsitektur masa lampau yang menyatu di dalam arsitektur masa kini yang terdapat pada penggunaan atap lima bertingkat, tiang dengan ornamen pucuk rebung, tangga, dan penggunaan lebah bergantung pada kantor DPRD Langkat. Ketiga wujud arsitektur masa lampau mendominasi arsitektur masa kini yang dapat dilihat pada bentuk bangunan DPRD Langkat mencoba mentransformasikan bentuk bangunan melayu Deli dengan menyesesuaikannya fungsi dan kebutuhannya. Keempat ekspresi Wujud arsitektur


(4)

masa lampau menyatu di dalam arsitektur masa kini yang terjadi pada komposisi arsitektur bangunan DPRD Langkat mengikuti komposisi arsitektur bangunan melayu Deli serta dipengaruhi oleh pengulangan warna yang digunakan.


(5)

98 Basarshah, Lukman. 2007. Motif dan Ornamen Melayu. Medan: Yayasan

Kesultanan Serdang.

Basarshah, Lukman. 2003. Melayu Sumtera Timur. Medan: Yayasan Kesultanan Serdang.

Beng, Tan Hock. 1994. Tropical Architecture and Interiors : Tradition-Based design of Indonesia-Malaysia-Singapore-Thailand.

Budiharjo, Eko (Ed). 1997. Kepekaan Sosio-Kultural Arsitek. dalam Perkembangan Arsitektur dan Pendidikan Arsitektur di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Curtis, William. 1985. Regionalism in Architecture, in Regionalism in Architecture, editor Robert Powel. Singapore: Concept Media.

Couto, Nasbahary. 2008. Masalah Regionalisme dalam Desain Arsitektur. Padang.

Dharma, Agus. 2006.Aplikasi Regionalisme dalam Desain Arsitektur.

Frampton, Kenneth. 1994. Modern Architecture a Critical History. London: Thames and Hudson.

Fawcett,Louise, and Andrew Hurrel. 2002. Regionalism in World Politics. Oxford University Press.

Jenks, Charles. 1977. The Language of Post Modern Architecture. New york: Rizzoli.


(6)

Mudra, Mahyudin. 2004. Rumah Melayu Memangku Adat Menjemput Zaman. Yogyakarta: Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu dan Adicita Karya Nusa.

Musridin, Ijing. 2014.Sejarah Perkembangan Arsitektur Nusantara.

Ozkan, Suha. 1985. Regionalism within Modernism. In Regionalism in Architecture, Editor Robert Powel. Singapore: Concept Media.

Rapoport, Amos. 1969.House Form and Culture. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Ravenhill, John. 2007. Global Political Economy. Second Edition. Oxford University Press.

Silaen S. Dan Widiyono. 2013.Metode Penelitian Sosial Untuk Penulisan Skripsi dan tesis. Jakarta : IN MEDIA

Wondoamiseno, R.A. 1991. Regionalisme Dalam Arsitektur Indonesia : Sebuah Harapan. Yogyakarta: Yayasan Rupadatu.

Zuhdi, Sulaiman. 2014. Langkat Dalam Kilatan Selintas Jejak Sejarah dan Peradaban.Kabupaten Langkat: arsip.

BPS Langkat, Kabupaten Langkat Peta-langkat-dan-sejarah-langkat.html www.Langkatkab.go.id