20
Gambar 2 Lokasi penelitian di Kepulauan Wakatobi. Sumber:
http:pssdal.bakosurtanal.go.id
3.2 Bahan dan Alat 3.2.1 Ekstraksi
Ekstraksi  adalah  suatu  teknik  untuk  memisahkan  dan  mengisolasi  suatu senyawa  dari  suatu  larutan  campuran  atau  padatan.  Ekstraksi  padatan  dapat
dilakukan  untuk  mengambil  produk  alami  dari  jaringan  makhluk  hidup,  dengan perendaman  jaringan  di  dalam  suatu  pelarut  yang  memiliki  kesamaan  tingkat
polaritas dengan senyawa yang diinginkan. Bahan dan alat yang digunakan untuk ekstraksi  adalah  sampel  spons  W-19-08  dan  W-36-08  yang  tersimpan  di  dalam
pendingin beku -20
o
C selama 16 bulan, pelarut alkohol teknis 96, erlenmeyer, corong  Buchner,  rotary  evaporator,  freeze  dryer,  kertas  saring  Whatman  no  41,
timbangan digital OHAUS Adventurer 0,0001 g, dan tabung sampel.
3.2.2 Uji Sitotoksik in vitro
Uji sitotoksik bertujuan untuk mengetahui potensi bioaktif yang terkandung dalam  ekstrak  spons  W-19-08  dan  W-36-08  dengan  menggunakan  metode  MTT
yang  merupakan  kependekan  dari  pereaksi  3-[4,5-dimetilthiazol-2yl]-2,5-difenil tetrazolium  bromida  sesuai  Zachary  2003.  Bahan  dan  alat  yang  digunakan
1
Legenda: Stasiun 1
Stasiun 2 Stasiun 3
Stasiun 4
1
2 3
4
21
dalam  uji  ini  antara  lain  microplate  96-well,  mikropipet,  inkubator  CO
2
,  vial, biosafety  cabinet  Level  2  FASTER,  tabung  reaksi,  erlenmeyer,  t-flask  25  cm
3
, mikroskop inverted OLYMPUS, dan mikroplate spektrofotometr reader DYNEX.
3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Pengambilan Sampel
Tahapan pengambilan sampel: 1.
Sampel  dengan  berat  50  -  550  gram  diambil  dengan  melakukan  penyelaman pada kedalaman 3 – 10 m.
2. Beberapa  bagian  jaringan  spons  tersebut  diambil  atau  dipotong  dengan
menggunakan scalpel dan pinset, lalu dimasukkan kedalam plastik, kemudian dibawa ke permukaan air secara perlahan.
3. Sampel  tersebut  kemudian  langsung  dibersihkan,  dipotong  kecil  dan
dimaserasi  dengan  menggunakan  pelarut  alkohol  teknis  dalam  wadah  plastik tahan pelarut organik dan disimpan di dalam kotak pendingin.
4. Spons didokumentasikan di habitatnya dan di atas permukaan air.
Identifikasi  awal  sampel  dilakukan  dengan  membandingkan  foto  tiap spesies dengan pustaka yang telah ada Colin  Arneson 1995.
3.3.2 Ekstraksi Spons
Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi modifikasi Satari 1994,1995 in Triyulianti 2009 dengan sedikit modifikasi dengan tahapan sebagai berikut:
1. Spons yang telah disimpan dalam freezer ditimbang sebanyak 200 gram untuk
kemudian  dipotong  menjadi  beberapa  bagian  kecil  dan  ditempatkan  pada erlenmeyer 250 ml.
2. Ke  dalam  erlenmeyer  tersebut  ditambahkan  larutan  etanol  teknis  hingga
sampel terendam sepenuhnya dalam larutan lalu diaduk hingga etanol meresap ke dalam sampel.
3. Erlenmeyer  ditutup  dengan  plastik  dan  simpan  selama  24  jam  pada  suhu
kamar, lakukan kembali kegiatan tersebut hingga larutan bening.