Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara. Saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan, seni dan teknologi telah berkembang demikian pesatnya. Seluruh umat manusia di belahan bumi manapun, termasuk masyarakat Indonesia sedikit banyaknya telah menikmati buah karya ilmu pengetahuan dan teknologi . 1 Perkembangan teknologi dan informasi pada saat ini tidak dipungkiri merupakan buah dari berpikir manusia. Manusia yang diberi akal, budi, dan karsa menciptakan perubahan-perubahan terhadap pengetahuan yang ada dan mengimplementasikannya untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Namun kenyataannya tidak semua orang memanfaatkan atau menggunakan bahkan tidak mengetahui kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki. Jadi hanya orang-orang tertentu yang memiliki kemampuan berpikir kreatif dan professional yang dapat mengembangkan proses pemikiran kreatifnya untuk menghasilkan 1 Yeni Rachmawati, Srategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010, Cet. I, h. 2. sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak seperti perkembangan teknologi dan informasi yang dapat memecahkan permasalahan yang ada. Hal ini sesuai firman Allah dalam surah ar- Ra’d ayat 11:             Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Q.S. Ar Ra’d: 11 Jadi kemampuan berpikir kreatif manusia juga didorong keinginan untuk hidup yang lebih baik dan sejahtera di tengah kondisi lingkungan yang semakin terbatas. Sumber daya alam yang semakin berkurang, jumlah penduduk yang semakin bertambah dan kompleksitas masalah sosial merupakan tantangan untuk lebih kreatif menyiasatinya. Pada dasarnya ilmu pengetahuan, seni dan teknologi akan terus berkembang sejalan dengan perkembangan manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat majunya sebuah peradaban. Dengan potensi yang diberikan Tuhan, manusia terus mengembangkan diri dan membangun peradabannya. Melalui ilmu pengetahuan manusia dapat memperbaiki kekurangannya dan menciptakan hal-hal yang baru yang berdaya guna dalam kehidupan masyarakat. Tanpa dibarengi dengan rasa keingintahuan yang tinggi, keinginan utuk selalu maju dan meningkatkan diri, jiwa pencari pengetahuan yang besar serta ide original yang tiba-tiba muncul yang semata-mata pemberian dari Tuhan, manusia tidak akan mencapai perkembangan sepesat ini. 2 Dalam proses hidup, manusia selalu berpikir dan senantiasa belajar pada berbagai hal meski sekecil apapun. Dari proses berpikir dan belajar tersebut, manusia berusaha memunculkan sesuatu yang baru. Sesuatu yang muncul dalam pikiran itu dapat berupa konsep, ide, maupun kreativitas. Oleh karena itu, di 2 Ibid., h. 4. dalam pikiran manusia, terdapat proses menerima pesan atau memori, kemudian proses pengolahan yang nantinya mampu menghasilkan berbagai konsep maupun gagasan cemerlang. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu pengusasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam belajar, yang terpenting adalah proses bukan hasil yang diperolehnya. Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar belajar itu mendapatkan hasil baik . 3 Belajar dan mengajar merupakan dua aktivitas yang berlangsung secara bersamaan dan memiliki fokus yang dipahami bersama. Sebagai suatu aktivitas yang terencana, belajar memiliki tujuan yang bersifat permanen, yakni terjadinya perubahan pada anak didik. Ciri-ciri perubahan dalam pengertian belajar meliputi: 1. Perubahan intensional dalam arti perubahan yang terjadi karena intensitas pengalaman, praktik, atau latihan yang dilakukan secara sengaja atau dengan kata lain perubahan yang terjadi dalam perkembangan kepribadian seseorang bukan terjadi secara kebetulan, tetapi merupakan hasil belajar. 2. Perubahan yang terjadi bersifat kontinyu dan fungsional, yaitu suatu proses yang selalu berkembang sesuai pembelajaran yang didapat. 3. Perubahan belajar menuju arah positif, dalam arti sesuai dengan yang diharapkan normatif atau kriteria keberhasilan criteria of succes baik dipandang dari segi siswa, guru, maupun lingkungan sosial. 4. Perubahan yang efektif, dalam arti membawa pengaruh makna tertentu bagi siswa – setidaknya sampai batas waktu tertentu, baik demi alasan 3 Oemar Hamlik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Askara, 2001, Cet. I, h. 27. penyesuaian diri maupun dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya. 4 Perubahan perilaku pada siswa dalam konteks pengajaran jelas merupakan produk dan usaha guru melalui kegiatan mengajar. Hal ini dapat dipahami karena mengajar merupakan suatu aktivitas khusus yang dilakukan guru untuk menolong dan membimbing anak didik memperoleh perubahan dan pengembangan skill keterampilan, attitude sikap, appreciation penghargaan dan knowledge pengetahuan. Sebagaimana dalam pasal Bab II pasal 3 UU Rl no. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dijelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 5 Pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan perkembangan dan pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa bergantung pada bagaimana bangsa tersebut mengenali, menghargai dan memanfaatkan sumber daya manusia dalam hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada masyarakat terutama peserta didik. Pendidikan “merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan bangsa dan merupakan kegiatan belajar yang berlangsung secara terus menerus. Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia membina kepribadiannya sesuai dengan nilai- nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.” 6 4 Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, Bandung: Teraju, 2004, Cet. I, h. 123. 5 Alisuf Subri, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, Cet. I, h. 94-95. 6 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada: 2008, h.1. Kita mengetahui bahwa pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Dimanapun di dunia ini terdapat masyarakat, dan di sana pula terdapat pendidikan. Meskipun pendidikan merupakan suatu gejala yang umum dalam setiap kehidupan masyarakat, namun perbedan filsafat dan pandangan hidup yang dianut oleh masing-masing bangsa atau masyarakat menyebabkan adanya perbedaan penyelenggaraan termasuk perbedaan sistem pendidikan tersebut. 7 “ Pendidikan islam bertujuan untuk membentuk kepribadian sebagai khalifah Allah swt atau sekurang-kurangnya mempersiapkan ke jalan yang mengacu kepada tujuan akhir. Tujuan utama khalifah Allah adalah beriman kepada Allah dan tunduk serta patuh secara total kepadanya ”. 8 Kreativitas dan bakat pada diri anak perlu dipupuk dan dikembangkan. Karena dengan kreativitas dan bakat yang dimilikinya itu mereka dapat menjadi pribadi-pribadi yang kreatif. Sebagai pribadi yang kreatif ,kelak mereka bukan saja dapat meningkatkan kualitas pribadinya,tetapi juga dapat meningkatkan kualitas kehidupan bangsa dan negara. Sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan disegala bidang, yang memerlukan jenis-jenis keahlian dan keterampilan serta dapat meningkatkan kreativitas, produktivitas, mutu, dan efisiensi kerja. Perilaku kreatif adalah hasil pemikiran kreatif. Karena itu sistem pendidikan hendaknya dapat merangsang pemikiran, sikap, dan perilaku kreatif – produktif, di samping pemikiran logis dan penalaran. Namun dalam kenyataannya masih sedikit sekolah yang menyelenggarakan upaya pengembangan kreativitas dan bakat anak. 7 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung : Rosdakarya, 2007, h. 35. 8 Abdurrahman Saleh Abdullah, Educational Theory: Qur’anic Outlook, Mekkah: Umm al-Qura University, 1982, h. 119. Dari latar belakang tersebut peneliti mengadakan penelitian tentang pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VIII SMP Nusantara Plus dengan judul “ Upaya Guru PAI dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat ”.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Peran guru PAI sebagai motivasi dalam meningkat kedisiplinan siswa di SMP Nusantara Plus Ciputat

0 19 93

Upaya guru PAI dalam mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

48 349 84

Upaya Guru PAI Dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

0 3 91

Kreativitas Guru PAI Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

Kreativitas Guru PAI Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 11

Kreativitas Guru PAI Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 38

Kreativitas Guru PAI Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 18

Kreativitas Guru PAI Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

1 1 26

Kreativitas Guru PAI Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

Kreativitas Guru PAI Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2