Night terrors Pengkajian Kebutuhan Istirahat dan Tidur Diagnosis Keperawatan

 Gangguan ingatan.  Berhalusinasi.  Ketindihan atau sleep paralysis yang ditandai dengan badan sulit digerakkan seperti mengalami lumpuh. Fenomena ini biasanya terjadi ketika kita akan mulai tertidur atau ketika hendak bangun tidur.  Depresi. Perkembangan gejala narkolepsi pada penderita bisa berlangsung cukup singkat selama beberapa minggu atau bisa berlangsung lambat selama beberapa tahun. Obat-obat agripnotik dapat digunakan untuk mengendalikan narkolepsi yaitu sejenis obat yang membuat orang tidak dapat tidur, contohnya obat jenis ampetamin.

5. Night terrors

Night terrors adalah mimpi buruk. Umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau lebih. Setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat dan ketakutan.

6. Mendengkur

9 Mendengkur disebabkan oleh rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut. Amandel yang membengkak dan adenoid dapat menjadi faktor yang dapat menyebabkan mendengkur. Pangkal lidah yang menyumbat saluran napas pada lansia. Otot-otot di bagian belakang mulut mengendur lalu bergetar jika dilewati udara pernapasan.

B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

1. Pengkajian Kebutuhan Istirahat dan Tidur

Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidentifikasi mengenai gangguan kebutuhan istirahat dan tidur meliputi pengkajian mengenai: a. Pola tidur, seperti jam berapa klien masuk kamar untuk tidur, jam berapa biasa bangun tidur, dan keteraturan pola tidur klien. b. Kebiasaan yang dilakukan klien menjelang tidur, seperti membaca buku, buang air kecil, dan lain-lain. c. Gangguan tidur yang sering dialami klien dan cara mengatasinya. d. Kebiasaan tidur siang. e. Lingkungan tidur klien. Bagaimana kondisi lingkungan tidur klien?, apakah kondisinya bising, gelap, atau suhu dingin? f. Peristiwa yang baru dialami klien dalam hidup. Perawat mempelajari apakah peristiwa yang dialami klien, yang menyebabkan klien mengalami gangguan tidur? g. Status emosi dan mental klien. Status emosional dan mental memengaruhi terhadap kemampuan klien untuk istirahat dan tidur. Perawat perlu mengkaji mengenai status emosional dan mental klien, misalnya apakah klien mengalami stress emosional atau ansieta? Juga dikaji sumber stres yang dialami klien. 10 h. Perilaku deprivasi tidur yaitu manifestasi fisik dan perilaku yang timbul sebagai akibat gangguan istirahat tidur, seperti: - Penampilan wajah, misalnya adalah adakah area gelap di sekitar mata, bengkak di kelopak mata, konjungtiva kemerahan, atau mata yang terlihat cekung. - Perilaku yang terkait dengan gangguan istirahat tidur, misalnya apakah klien mudah tersinggung, selalu menguap, kurang konsentrasi, atau terlihat bingung. - Kelelahan, misalnya apakah klien tampak lelah, letih, atau lesu.

2. Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang mungkin ditemukan pada klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur, antara lain: a. Gangguan pola tidur Gangguan pola tidur inin dapat disebabkan karena ansietas yang dialami klien, lingkungan yang tidak kondusif untuk tidur misalnya, lingkungan yang bising, letidakmampuan mengatasi stres yang dialami, dan nyeri akibat penyakit yang diderita klien. b. Perubahan proses pikir Perubahan proses berpikir ini disebabkan oleh terjadinya deprivivasi tidur c. Gangguan harga diri Gangguan harga diri terutama dialami pada klien yang mengalami enuresis d. Risiko cedera Risiko cedera terutama pada klien yang menderita somnambulisme. Pada somnambulisme ini, klien melakukan aktivitas tanpa disadari sehingga berisiko terjadinya kecelakaan, bisa berupa jatuh dari tempat tidur, turun tangga, atau membentur tembok, dan lain-lain.

3. Intervensi Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur