g. Gunakan teknik-teknik pelepasan otot-otot serta meditasi sebelum berusaha untuk tidur
2. Somnambulisme
Somnambulisme merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, menutup pintu, duduk
di tempat tidur, emnabrak kursi, berjalan kaki, dan berbicara. Somnambulisme ini lebih banyak terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa. Seseorang yang mengalami somnabulisme
mempunyai risiko terjadinya cedera. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi somnabulisme yaitu dengan
membimbing anak. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi somnabulisme adalah dengan membuat lingkungan yang nyaman dan aman, serta dapat pula dengan menggunakan
obat seperti Diazepam dan Valium.
3. Enuresis
7
Enuresis adalah kencing yang tidak disengaja mengompol. Terjadi pada anak-anak dan remaja, paling banyak terjadi pada laki-laki. Penyebab secara pasti belum jelas, tetapi ada
beberapa faktor yang dapat menyebabkan enuresis seperti gangguan pada bladder, stres, dan toilet training yang kaku. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah enuresis antara lain:
hindari stres, hindari minum yang banyak sebelum tidur, dan kosongkan kandung kemih berkemih dulu sebelum tidur.
4. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gangguan tidur yang gejala awalnya ditandai dengan rasa kantuk yang tidak tertahankan di siang hari, lalu pada umumnya berlanjut dengan serangan tidur atau tidur
secara tiba-tiba tanpa mengenal waktu dan tempat. Narkolepsi sebenarnya termasuk kelompok gangguan otak jangka panjang. Kondisi ini terbilang langka. Narkolepsi biasanya dimulai pada
usia remaja dan awal usia dua puluhan. Selain kemunculan rasa kantuk di siang hari dan serangan tidur, penderita narkolepsi juga bisa mengalami gejala-gejala seperti ini.
Katapleksi atau melemahnya otot secara tiba-tiba yang dapat ditandai dengan kaki terasa
lemas, kepala lunglai dan rahang turun, penglihatan tidak fokus, serta bicara cadel. Hilangnya kendali otot ini bersifat sementara dan biasanya dipicu oleh emosi tertentu,
seperti akibat terkejut, marah, senang, atau tertawa. Frekuensi waktu terjadinya katapleksi pada penderita narkolepsi berbeda-beda, ada yang bisa mengalaminya beberapa kali
dalam sehari dan ada juga yang hanya satu atau dua kali dalam setahun. Masing-masing kondisi berdurasi waktu beberapa detik sampai beberapa menit.
Sakit kepala.
8
Gangguan ingatan.
Berhalusinasi.
Ketindihan atau sleep paralysis yang ditandai dengan badan sulit digerakkan seperti
mengalami lumpuh. Fenomena ini biasanya terjadi ketika kita akan mulai tertidur atau ketika hendak bangun tidur.
Depresi.
Perkembangan gejala narkolepsi pada penderita bisa berlangsung cukup singkat selama beberapa minggu atau bisa berlangsung lambat selama beberapa tahun. Obat-obat agripnotik
dapat digunakan untuk mengendalikan narkolepsi yaitu sejenis obat yang membuat orang tidak dapat tidur, contohnya obat jenis ampetamin.
5. Night terrors