10 kelompok perusahaan ini sering dilupakan, kerena terdapat anggapan bahwa tidak
berproduksi secara fisik Ahyari, 1990: 3.
B. Pengendalian Proses Produksi
Sebelum membahas tentang pengendalian proses produksi, terlebih dahulu akan dijelaskan tentang pengertian pengendalian yaitu kegiatan pemeriksaan dan
pengendalian atas kegiatan yang telah dan sedang dilakukan agar kegiatan-kegiatan tersebut dapat sesuai dengan apa yang diharapkan dan direncanakan.
Sebelum melaksanakan pengendalian terhadap proses produksi, perusahaan harus terlebih dahulu mengetahui jenis produksi perusahaannya yang kemudian
disesuaikan dengan jenis pengendaliannya. Jenis produksi menurut arus proses produksi terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Perusahaan dengan proses terus-menerus continuous yang menghasilkan produk-produk standar merupakan perusahaan yang memiliki proses produksi
dengan pola atau urutan yang pasti dan tidak berubah-ubah dalam pekerjan dengan standar yang sama, dimana variasi produk adalah relatif kecil bila
dibandingkan dengan jumlah produk yang dihasilkan. 2. Perusahaan dengan proses produksi terputus-putus intermittend
Perusahaan yang bekerja berdasarkan pesanan khusus merupakan perusahaan dimana proses produksinya dengan menggunakan beberapa pola atau urutan
tertentu dalam melaksanakan proses produksinya, sehingga dihasilkan variasi dalam produksinya dengan standar yang berbeda bergantung dari spesifikasi
11 masing-masing produk yang dihasilkan Reksohadiprojo dan Sudarmo, 1997 :
233. Pada beberapa perusahaan proses produksi akan lebih banyak menentukan
kualitas produk akhir, artinya dalam perusahaan semacam ini akan lebih baik apabila pelaksanaan pengendalian kualitas produk dan jasa yang dihasilkan dilaksanakan
melalui pengendalian kualitas proses yang berlandsung dalam perusahan tersebut. Pengawasan proses produksi dapat didefinisikan aktivitas-aktivitas
pengerjaan atau pengelolaan agar waktu penyelesaian yang telah ditetapkan terlebih dahulu dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Mengenai tugas pengawasan proses
produksinya dapat terperinci jika memenuhi fungsi sebagai berikut Handoko, 1999 : 246
1. Routing Menentukan dan mengatur jalannya proses produksi untuk produksi-produksi
tertentu dengan pengerjaan kegiatan yang logis, sistematis dan ekonomis, melalui urutan-urutan dimana bahan-bahan dipersiapkan untuk proses menjadi barang
jadi. 2. Loading
Loading merupakan penentuan dan pengaturan muatan pekerjaan pada masing- masing pusat pekerjaan, sehingga dapat ditentukan berapa lama waktu yang
digunakan pada setiap operasi tanpa adanya penundaan atau keterlambatan waktu yang diperlukan juga merupakan dasar penentukan Scheduling.
12 3. Scheduling
Merupakan pengkoordinasian tentang waktu dalam kegiatan produksi, sehingga dapat diadakan pengalokasian bahan baku dan merupakan bahan pembantu serta
perlengkapan pada bagian pengolahan dalam pabrik pada waktu yang telah ditetapkan.
4. Dispatching Merupakan pelaksanaan dari semua rencana dan pengaturan dalam bidang routing
dan scheduling. Sebagian basar kegiatan dispatching adalah penyampaian perintah kepada bagian pengolahan yang dilakukan sesuai skedul dan urutan
pekerjaan yang telah ditentukan, serta meneliti tersedianya bahan-bahan sebelum perintah order dibuat. Kegiatan diSpatching memberikan keterangan mengenai :
a. Pergerakan bahan-bahan yang harus dilakukan ketempat pengolahan yang ditentukan.
b. Pengerjaan mesin yang harus dilakukan untuk setiap kegiatan operasi. c. Pencatatan waktu kapan dimulai dan kapan diselesaikannya tiap kegiatan
operasi. d. Penyelenggaraan pekerjaan sesuai dengan routing dan dispatching.
5. Follow Up Kegiatan ini merupakan fungsi penelitian dan pengecekan terhadap semua aspek
yang mempengaruhi kelancaran proses produksi, manajemen perusahaan harus mengetahui jenis proses produksi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan, untuk
menerapkan jenis pengawasan tersebut sesuai dengan jenis proses produksi yang dijalankan perusahaan.
13 Beberapa jenis pengendalian yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan proses
produksi antara lain : 1. Pengendalian remedial, yaitu pemeriksaan yang dilakukan setelah terjadi
penyimpangan. Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada produk akhir. 2. Pengendalian preventif, yaitu pengendalian yang dilakukan sebelum terjadinya
kesalahan atau penyimpangan pemeriksaan ini dimulai dari : a. Pengendalian bahan mentah, terutama pada saat penerimaan
b. Pengecekan pada mesin sebelum memulai proses c. Pengendalian pada pekerja saat melakukan tugasnya
3. Pengendalian pada proses produksi yang berdasarkan pesanan. Pemeriksaan dilakukan setiap waktu atau setiap terjadi kesalahan menurut standar tertentu.
4. Pengendalian proses produksi continuous, yaitu pengendalian yang dapat dilakukan dengna teknik statistik, sampling dan sebagainya. Penentuan standarnya
cukup dilakukan sekali.
C. Pengertian Kualitas