W = Volume adsorbat yang terkondensasi pada suhu T dan tekanan Relative PP
cm
3
gr T = Suhu mutlak K
P = Tekanan parsial adsorbat tekanan kondensasi atm P = Tekanan uap jenuh adsorbat tekanan evaporasi atm
W = Volume
total pori mikro yang dapat diakses oleh adsorbat cm
3
gr A = Kemampuan adsrobsi dari alumina aktif
E = Energy adsorpsi KJmol
n = parameter yang bergantung pada jenis adsorbat. Dalam persamaan ini, parameter n pada persamaan Dubinin – Astakhov
ditetapkan memiliki nilai 2 sehingga persamaan Dubinin – Astakhov dinyatakan dalam bentuk :
W = W exp
�– ��
2
� …………………… 2.2 Persamaan 2.2 selanjutnya dapat diubah ke dalam bentuk :
Ln W = LnW - 1E
2
A
2
…………………….. 2.3 Dimana :
A = R.T Ln P P ………………………………. 2.4
Sehingga bentuk persamaan linear model Isoterm adsorpsi DR adalah : Ln W = LnW
- 1E
2
[ R. T Ln P0P ]
2
…. 2.5
2.2.2 Pembuatan Alumina Aktif
Aluminium oksida adalah sebuah senyawa kimia dari aluminium dan oksida, dengan rumus kimia Al2O3. Nama mineralnya adalah alumina, dan dalam
bidang pertambangan, kramik dan teknik material senyawa ini lebih banyak disebut dengan nama alumina
Proses pemurnian bauksit dilakukan dengan metode Bayer dan hasil akhir adalah alumina. Secara alami, aluminium oksida terdapat dalam bentuk kristal
corundum. Batu mulia rubi dan sapphire tersusun atas corundum dengan warna- warna khas yang disebabkan kadar ketidakmurnian dalam struktur corundum.
Aluminium oksida, atau alumina, merupakan komponen utama dalam bauksit bijih aluminium yang utama.
Pabrik alumina terbesar di dunia adalah Alcoa, Alcan, dan Rusal. Perusahaan yang memiliki spesialisasi dalam produksi dari aluminium oksida dan
aluminium hidroksida misalnya adalah Alcan dan Almatis. Bijih bauksit terdiri dari Al2O3, Fe2O3, and SiO2 yang tidak murni. Campuran ini dimurnikan
terlebih dahulu melalui Proses Bayer: Al2O3 + 3H2O + 2NaOH + panas
→ 2NaAlOH4 Fe2O3 tidak larut dalam basa yang dihasilkan, sehingga bisa dipisahkan
melalui penyaringan. SiO2 larut dalam bentuk silikat SiOH62-. Ketika cairan yang dihasilkan didinginkan, terjadi endapan AlOH3, sedangkan silikat masih
larut dalam cairan tersebut. AlOH3 yang dihasilkan kemudian dipanaskan 2AlOH3 + panas
→ Al2O3 + 3H2O Al2O3 yang terbentuk adalah alumina. Pada 1961,perusahaan General
Electric mengembangkan Lucalox, alumina transparan yang digunakan dalam lampu natrium. Pada Agustus 2006, ilmuwan Amerika Serikat yang bekerja untuk
3M berhasil mengembangkan teknik untuk membuat alloy dari aluminium oksida dan unsur-unsur lantanida, untuk memproduksi kaca yang kuat, yang
disebutalumina transparan. Aloi adalah campuran dua atau lebih unsur pada komposisi tetap tertentu yang mana juzuk utamanya adalah logam.
Tahapan pemurnian aluminium bisa dilihat pada gambar 10. Pertama-tama bauksit dicampur dengan larutan kimia seperti kaustik soda. Campuran tersebut
kemudian dipompa ke tabung tekan dan kemudian dilakukan pemanasan. Proses selanjutnya dilakukan penyaringan dan diikuti dengan proses penyemaian untuk
membentuk endapan alumina basah hydrated alumina. Alumina basah kemudian dicuci dan diteruskan dengan proses pengeringan dengan cara memanaskan
sampai suhu 1200
o
C. Hasil akhir adalah partikel-partikel alumina dengan rumus kimianya adalah Al2O3.