Budidaya tambak Sistem budidaya tambak udang intensif

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Budidaya tambak

Budidaya tambak merupakan kegiatan pemeliharaan untuk memperbanyak reproduksi, menumbuhkan serta meningkatkan mutu biota akuatik di dalam suatu kolam, dan agar dapat diperoleh suatu hasil yang optimal maka perlu disiapkan suatu kondisi tertentu yang sesuai bagi komoditas yang akan dipelihara Effendi 2009. Dahuri et al. 1997 menyatakan bahwa agar budidaya perairan dapat berkelanjutan dan optimal, maka pemilihan lokasi harus dilakukan secara benar dan menurut pada kaidah- kaidah ekologis dan ekonomi.

2.2 Sistem budidaya tambak udang intensif

Sistem budidaya udang yang diterapkan di Indonesia ada beberapa tingkatan yaitu tradisional, semi intensif dan sistem intensif. Perbedaan yang menonjol dari ketiga tingkatan tersebut adalah pada segi pengaturan lingkungan hidup, jenis pakan, padat tebar, modal dan luas lahan, serta pengendalian hasil. Budidaya sistem intensif umumnya dikembangkan pada daerah non-pasang surut, tambak dapat diairi, dikeringkan dan dipersiapkan secara lengkap sebelum masa penebaran benih, dan sistem tambak ini banyak dikembangkan pada lokasi yang jauh dari laut, dimana daerahnya bersalinitas rendah. Sistem ini umum dikembangkan pada daerah Asia dan di Eropa yang sedang mencoba untuk meningkatkan produktivitas. Sistem intensif mempunyai petakan yang lebih kecil antara 0,2 - 0,5 ha, menggunakan kincir, penggantian air dilakukan 3 - 4 hari sekali, dan untuk memudahkan, pengelolaan air dan pengawasan ditangani tenaga ahli dan didukung teknik yang canggih mulai awal penanaman, pemeliharaan sampai pasca panen. Padat tebar benur udang vannamei secara intensif dapat lebih tinggi dari padat tebar udang windu, yakni 70 ekor m 2 Midlen dan Redding 2000; Jory dan Cabrera 2003; Amri dan Kanna 2008 Usaha peningkatan produksi udang vannamei dapat dilakukan melalui pemberian pakan yang tepat baik secara kualitas maupun secara kuantitas, yang merupakan syarat untuk mendukung pertumbuhan udang Tahe 2008. Pakan buatan berkualitas tinggi dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisional dari spesies yang dibudidayakan, dimana pemberian pakan secara menyeluruh ada dibawah pengawasan manusia. Budidaya udang intensif dilakukan dengan teknik yang canggih dan memerlukan input biaya yang besar, sebagai imbangan dari input tinggi, maka dapat dicapai volume produksi yang sangat tinggi pula Chamberlain 1991; Effendi 1998; Midlen dan Redding 2000; Jory dan Cabrera 2003; Amri dan Kanna 2008.

2.3 Udang vannamei