a b
Gambar 5 a Rumput laut coklat yang belum diekstrkasi dan b limbah rumput laut hasil ekstraksi yang telah dikeringkan.
4.2 Kadar Selulosa
Selulosa adalah karbohidrat paling melimpah di alam, namun pemanfaatannya belum optimum. Selulosa terdiri atas monomer glukosa yang
dihubungkan dengan ik atan β-1,4-glikosida, sehingga dapat menghidrolisis ikatan
glikosida menjadi glukosa, yang kemudian dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti produksi bioetanol Kamara et al. 2006. Limbah hasil ekstraksi
alginat pada penelitian ini yang digunakan sebagai media hidrolisis enzim mengandung crude selulosa sebesar 30,26 ± 0,02 dari limbah ekstraksi alginat.
Kadar crude selulosa yang digunakan pada penelitian ini lebih tinggi dibandingkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari 2010, yaitu pada rumput
laut coklat jenis Sargassum sp yang telah dibuat menjadi tepung memiliki kadar selulosa sebesar 15,80 ± 0,79. Subaryono 2009 menyatakan bahwa dinding sel
rumput laut coklat tidak hanya terdiri dari selulosa namun juga terdapat komponen-komponen seperti alginat dengan jumlah yang cukup besar yaitu
33,93 dari Sargassum sp kering, sedangkan Roswiem 1991 menyatakan bahwa komposisi kimia Sargassum sp memiliki kadar air sebesar 11,71, kadar
abu sebesar 34,57, kadar protein sebesar 5,53, kadar lemak sebesar 0,74 dan kadar karbohidrat sebesar 19,06.
4.3 Kultur Trichoderma viride
Inkubasi T. viride dilakukan selama 7 hari. Pertumbuhan T. viride ditentukan dengan pengamatan secara penampakan fisik setiap 24 jam. Kultivasi
T. viride dilakukan selama 7 hari, karena mengacu pada hasil penelitian Arnata 2009 yang menyatakan bahwa waktu tercapainya aktifitas maksimum T. viride
untuk menghasilkan enzim selulase adalah 7 hari setelah diinkubasi dan memiliki aktivitas enzim selulase CMCase sebesar 5,05 ± 0,42 IUmL. Enari 1983
menyatakan bahwa pengukuran aktivitas enzim selulase dimaksudkan untuk mengetahui kerja endo-glukanase dan glukanohidrolase. Kedua enzim ini
merupakan bagian dari enzim selulase yang dapat menghidrolisis selulosa yang telah direnggangkan dengan asam posfat dan selulase yang telah disubsitusi
seperti CMC Carboksil Metil Celulase. Irawadi 1991 menyatakan bahwa CMC adalah turunan selulosa dapat larut yang digunakan sebagai substrat bagi enzim
endoglukanase. Enzim yang dapat menghidrolisis CMC ini sering disebut CMCase.
Trichoderma viride merupakan salah satu mikroorganisme yang digunakan untuk mendapatkan enzim selulase Winarno 2010. Enzim selulase
digunakan dalam proses hidrolisis dimana proses hidrolisis ini memiliki kelebihan pada tingkat efektivitas dan efisiensi proses, yaitu tanpa proses netralisasi
dibandingkan dengan hidrolisis asam, sehingga pada tahap hidrolisis ini akan memanfaatkan aktivitas enzim selulase yang dihasilkan oleh kapang T. viride
yang memiliki aktivitas tinggi sehingga dapat diperoleh randemen gula yang cukup baik Kamara 2006. Adapun karakter fisik dari T. viride dapat dilihat pada
Gambar 6.
Hari ke 1 Hari ke 2
Hari ke 3 Hari ke 4
Hari ke 5 Hari ke 6
Hari ke 7
Gambar 6 Karakter fisik Trichoderma viride selama 7 hari.
Kondisi pertumbuhan T. viride dapat dilihat pada Gambar 6. Pada hari pertama spora mengalami germinasi membentuk miselium berwarna putih.
Pembentukan miselium semakin cepat sampai hari ketiga dan mulai terjadi perubahan warna menjadi agak kehijauan. Hari keenam sampai hari ketujuh
terjadi perubahan dari warna putih menjadi warna hijau yang semakin jelas. T.viride adalah kapang yang berwarna hijau terang karena terbentuknya bola-bola
konidia yang melekat satu sama lain. Hal ini sesuai dengan Fardiaz 1989 yang menyatakan bahwa ciri-ciri spesifik kapang T. viride adalah mempunyai miselium
septat, memiliki koniofora bercabang banyak, septat, dan ujung percabangannya merupakan sterigma, membentuk konidia bulat atau oval, berwarna hijau terang,
dan berbentuk bola-bola berlendir.
4.4 Kultur Saccharomyces cereviceae